2016-08-21

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Ilustrasi
Bireuen - Kepala  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bireuen, Farhan Husein, menjadi korban pemukulan sejumlah pemuda di kawasan jalan depan sebuah percetakan, Pulo Kiton, Kota Juang, Bireuen, Sabtu (27/8/2016) sekira pukul 18.20 WIB. Belum diketahui secara jelas penyebab pemukulan mantan Kabag Humas dan Protokoler Pemkab Bireuen tersebut.

Menurut Farhan Husein kepada GoAceh, sebelum kejadian, Ia mau mengambil baju di percetakan tersebut. Tiba-tiba datang seseorang dan rekannya yang lain langsung menghujani pukulan ke arahnya. “Saat itu saya ingin mengambil baju, secara tiba-tiba datang mereka dan langsung memukul,” katanya singkat.

Pantuan GoAceh di ruang IGD RSUD dr. Fauziah Bireuen, Farhan Husein langsung ditangani tim medis dan dikawal anggota Polsek Kota Juang serta sejumlah rekan korban.

Sementara menurut sejumlah tim medis rumah sakit, korban mengalami pembengkakan di kepala, dan luka tergores dibagian leher kiri serta memar di pelipisi mata.

Pascaditangani tim medis rumah sakit, korban Farhan Husein bersama rekannya langsung membuat laporan ke Mapolres Bireuen terkait kasus pemukulan atas dirinya.***

Sumber: goaceh.co

Ilustrasi
Makassar - Personel Kepolisian Resor Kota Besar Makassar menggagalkan penyelundupan ganja seberat 4 kilogram. Barang tersebut tiba di Makassar melalui perusahaan jasa pengiriman barang. "Ganja itu berasal dari Aceh," kata Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar Rusdi Hartono, Sabtu sore, 27 Agustus 2016.
Polisi menangkap tiga mahasiswa yang diduga sebagai pemakai dan bandar ganja itu. Mereka adalah Andi Oddang, 22 tahun, Andi Rian Kurniawan (22), dan Anugrah (21). 

Rusdi mengatakan penangkapan tersangka dan barang bukti itu merupakan hasil pengembangan dari informasi yang dikirim Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI. Menurut dia, beberapa hari lalu Bareskrim menyampaikan bahwa ada paket ganja yang telah dikirim ke Makassar dari Aceh. "Informasi itu langsung direspons untuk diselidiki," ujarnya. 

Kepala Unit Reserse Mobile Pokrestabes Makassar Ajun Komisaris Edy Sabhara menyatakan pihaknya berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan pengiriman barang setelah mendengar adanya paket yang masuk ke Makassar. "Kami pastikan alamat tujuan barang itu agar sekaligus dapat menangkap pemiliknya," katanya.

Barang tersebut dikirim ke alamat Perumahan Manggala Permai, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Makassar. Alamat itu merupakan tempat tinggal Anugrah. 

Ganja tersebut dikemas dalam kardus susu formula. Untuk menghilangkan bau ganja, turut disertakan beberapa bungkus kopi. 

Salah seorang tersangka, Oddang, mengatakan ia melakukan transaksi pembelian ganja dari Aceh melalui pesan BlackBerry Messenger. Pengiriman kali ini merupakan yang kedua kali. "Sebelumnya sudah ada kiriman 1 kilogram ganja," ucapnya. 

Ketiga tersangka memiliki peran masing-masing dalam proses pengiriman barang itu. Oddang bertugas melakukan transaksi pembelian, Rian bertindak sebagai penerima barang, dan alamat rumah Anugrah dijadikan tujuan pengiriman barang. "Ganja tersebut dibeli seharga Rp 4 juta per kilogram," tutur Oddang.

Rencananya, ganja itu akan dipasarkan di Makassar dan beberapa daerah lain. Edy Sabhara mengatakan pihaknya masih mendalami pengedar ganja lain yang masuk jaringan ketiga tersangka.(tempo.co)

Kapolres Meranti resmi dicopot pasca bentrok berdarah yang menewaskan warga dan polisi.(dok.Sindonews)
Riau - AKBP Asep Iskandar dicopot dari jabatnnya sebagai Kapolres Meranti. Pergantian pucuk pimpinan ini dilatar belakangi insiden bentrokan di Mapolres Meranti dua hari lalu.

"Iya dia (AKBP Asep Iskandar) sudah kita copot dari jabatanya," kata Kapolda Riau Brigjen Suprianto kepada, Sabtu (27/8/2016).

Kapolda menilai, AKBP Iskandar belum maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin di Mapolres Meranti.

Untuk meneruskan tugas pucuk pimpinan di Mapolres Meranti, Polda Riau sudah mempersiapkan penggantinya.

"Pengantinya adalah AKBP Barliansyah yang selama ini menjabat sebagai Kasat PJR Direktorat Lantas Polda Riau," ucap Kapolda.

Selain itu saat ini Mabes Polri dan Propam Polda Riau juga melakukan pemeriksaan terhadap Kasat Rekrim Polres Meranti dan 14 anak buahnya.

Pemeriksaan itu terkait dugaan kesalahan prosedur dalam penangkapan tersangka pembunuh polisi Apri Adi yang tewas saat ditangkap. (Sindo)

Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan MM menabuh rapai Pase bersama parq peserta usai membuka Aceh International Rapa’I Festival 2016 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Jumat malam 26 Agustus 2016.  Event budaya pertama kali digelar ini mendatangkan musisi dan penyanyi dari dalam dan luar negeri yang berkolaborasi dengan musisi dan penyayi lokal Aceh. Humas Aceh/Heri Juanda
Banda Aceh – Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki ragam seni dan budaya yang sangat kaya. Selama ratusan tahun seni dan budaya terus berkembang dalam kehidupan masyarakat di daerah berjuluk Serambi Mekah ini. Meski perang dan konflik pernah melanda Aceh, tapi aktivitas seni tidak pernah padam.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Aceh, Drs Dermawan MM, saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, pada pembukaan Aceh International Rapa’i Festival yang dipusatkan di Taman Ratu Syafiatuddin, Jum’at (26/8/2016) malam.

"Para seniman dan budayawan Aceh kerap menjadikan isu sosial sebagai tema dalam karya-karya mereka. Karena itu jangan heran jika di Aceh banyak tarian dan nyanyian yang menggambarkan tentang perang dan kehidupan sehari-hari,” ungkap Dermawan.

Sebagaimana diketahui, tarian dan nyanyian Aceh biasanya dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional. Salah satu alat musik khas Aceh adalah Rapa’i, sejenis perkusi yang berkembang sejak masuknya Islam ke daerah berjuluk Serambi Mekah ini pada abad ke-9.

Disebut rapa’i, sebab alat musik gendang ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Rapa’i. Sejak saat itu, Rapa’i menjadi identitas dan bagian yang tak terpisahkan dari budaya di Aceh.

Seiring perjalanan waktu dan dinamika yang terjadi di Aceh, seni Rapa’i mengalami banyak perkembangan dan model, antara lain, ada yang disebut Rapa’i Pase, Rapa’i Aneuk, Rapa’i Daboih, Rapa’i Geleng, Rapa’i Grimpheng dan sebagainya.

"Sebagai bagian dari identitas Aceh, kami berkeinginan untuk mendekatkan masyarakat dunia kepada alat musik ini. Karena itu mulai malam ini hingga empat hari ke depan, akan di selenggarakan Aceh International Rapa’i Festival yang diikuti sejumlah seniman perkusi ternama di tingkat nasional dan internasional. Kami berharap festival ini tidak hanya mampu menghibur masyarakat, tapi dapat pula mendorong kita untuk semakin mencintai seni budaya bangsa," ujar Dermawan.

Dalam kesempatan tersebut Dermawan juga mengungkapkan, bahwa sebagai daerah yang menjalankan Syariat Islam, Aceh ingin memperkenalkan diri sebagai 'World’s Best Halal Cultural Destination' kepada dunia internasional.

"Kami juga akan mensosialisasikan branding wisata Aceh dengan tagline 'The Light of Aceh' atau 'Cahaya Aceh'. Branding ini menjadi refleksi bagi Aceh dalam memperkenalkan Islam sebagai agama yang Rahmatan lil ‘alamiin. Untuk menjadikan Aceh sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia, maka peran seniman, pelaku usaha wisata, dan seluruh elemen masyarakat sangatlah dibutuhkan,” kata Dermawan.

Sekda berharap, dengan diselenggarakannya Festival ini, maka target peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Aceh dari tahun ke tahun terus bertambah. “Dengan penyelenggaraan Festival rapa’i internasional ini, kita tentu saja berharap dapat membuktikan kepada dunia betapa indahnya Islam, betapa syahdunya musik tradisional Aceh, dan betapa bangganya rakyat Aceh dengan perdamaian yang telah bersemi di daerah ini.”

Pemerintah Aceh sangat Berkomitmen Kembangkan Kesenian

Dalam kesempatan tersebut, Dermawan juga menegaskan, bahwa Pemerintah Aceh sangat berkomitmen dalam melaksanakan pembangunan berkesenian, yang meliputi upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatannya. Untuk itu, Pemerintah Aceh tentu saja sangat  mengharapkan dukungan dari semua pihak.

“Untuk itu, kami menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dan seluruh panitia. Teristimewa kepada para pelaku seni, khususnya para pemain rapa’i yang datang dari berbagai wilayah di Aceh, saya ucapkan terimakasih.”

 “Selamat Datang kepada semua peserta dan pengunjung yang telah hadir pada malam ini. Mudah-mudahan kegiatan budaya ini mendorong kita semakin mencintai budaya daerah sebagai bagian dari keberagaman Indonesia,” pungkas Dermawan.

Sebelumnya, sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan ini, Menteri Parwisata Republik Indonesia, Arief Yahya, telah meluncurkan secara resmi Aceh International Rapa’i Festival 2016 ini, pada 4 Agustus lalu di Jakarta.

Sekda Tabuh Rapa'i

Suasana sempat riuh sesaat sebelum Sekda Aceh membacakan sambutan tertulis Gubernur Aceh. Mendapatkan persembahan Rapa'i kolosal yang sangat memukau dari seratusan penabuh Rapa'i, yang terdiri atas gabungan sejumlah komunitas Rapa'i Aceh dan berkolaborasi dengan penyanyi Joel Pase, yang membawakan lagu Pasang Jabet, Sekda Aceh langsung naik ke atas panggung di dampingi Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh untuk memberikan apresiasi kepada para penampil.

Usai membacakan sambutan dan membuka secara resmi Aceh International Rapa'i Festival, Dermawan kembali membuat kejutan. Seperti masih takjub dengan penampilan kolosal para penabuh rapa'i, Sekda langsung menuju ke kelompok penabuh Rapa'i Pasee dan mulai mengikuti irama tabuhan kelompok tersebut. Tidak ingin menyinyiakan momen langka tersebut, sejumlah jurnalis langsung merangsek ke panggung untuk mengabadikan saat Sekda menabuh Rapa'i Pasee.

Aceh Internastional Rapa’i Festival, Sarana Promosi dan Melindungi Tradisi
Sementara itu, Reza Fahlevi, selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia Aceh Internasional Rapa’i Festival ini menyebutkan, bahwa ada empat hal yang menjadi tujuan dari digelarnya perhelatan akbar ini, yaitu bertujuan untuk melindungi nilai-nilai tradisi.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan Rapa'i ke dunia internasional karena alat musik ini memiliki berbagai jenis. Kegiatan ini juga sebagai media untuk meningkatkan kapasitas antar pelaku budaya.

“Dalam acara ini juga akan digelar choaching klinik serta kolaborasi. Ini tentunya akan menambah pengalaman dan kemampuan para peserta. Dan yang terpenting tent saja, event ini merupakan media yang sangat tepat untuk mempromosikan Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal di Indonesia dan dunia ,” tambah Reza.

Reza juga menambahkan, Aceh Intternasional Rapa’i Festival juga akan dilaksanakan di Taman Budaya dan Museum Tsunami. Sejumlah artis lokal dan internasiona juga akan mengisi even yang akan berlangsung selama empat hari itu.

“Sejumlah artis lokal nasional dan mancanegara akan mengisi rangkaian kegiatan Aceh Internasional Rapa’i Festival ini, diantaranya Rafly, Tompi, Gilang Ramadhan, Daod Debu, Steve Thornton. Selain itu akan ada penampilan dari grup asal Thailand, Malaysia, Iran, China, dan Jepang,” tambah Reza.

Sedangkan dari tingkat nasional, akan ada enampilan dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Makassar dan Surabaya. Sementara untuk peserta lokal, hampir seluruh kabupaten/kota akan menunjukkan kebolehannya di panggung utama PKA, Taman Budaya dan Museum Tsunami.
Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan MM (tengah) memukul rapai pada pembukaan Aceh International Rapa’I Festival 2016 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Jumat malam 26 Agustus 2016.  Event budaya pertama kali digelar ini mendatangkan musisi dan penyanyi dari dalam dan luar negeri yang berkolaborasi dengan musisi dan penyayi lokal Aceh. Humas Aceh/Heri Juanda

Aceh Luar Biasa

“Aceh Luar Biasa.” Itulah kalimat pertama yang diucapkan Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Raseno Arya, sesaat setelah tiba diatas panggung untuk menyampaikan sambutan.

“Ini adalah event yang sangat luar biasa. Malam ini kita menyaksikan Rapa'i. Kita baru saja menyaksikan penampilan pembuka yang luar biasa tadi. Masukan saya kepada Pemerintah Aceh, kita harus membuat event ini lebih besar lagi tahun depan. Saran saya, untuk tahun 2017 kita selenggarakan di Jakarta agar gaungnya lebih terasa.”

Arya menambahkan, untuk mencapai target 12 juta kunjungan Wisatawan Mancanegara dan 260 juta perjalanan Wisatawan Nusantara, maka event-event budaya seperti Aceh Internasional Rapa’i Festival ini perlu diperbanyak

“Tahun 2017 event ini sebaiknya dibuat di Jakarta. Tolong sampaikan kalender event 2017 ke ke kami (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif-red) agar kita agendakan tahun depan, dan biayanya tentu saja kami yang akan menanggung,” ujar Arya.

Dalam sambutannya, Arya juga menyebutkan bahwa dirinya sempat kesulitan untuk membeli tiket ke Aceh. ha ini menurutnya telah membuktikan, bahwa saat ini Aceh telah dilirik oleh wisatawan.

“Tak hanya pertunjukan seni dan budaya, potensi pariwisata Aceh juga beragam. Wisata Bahari Aceh sangat luar biasa, kulinernya juga luar biasa. Kalau di Jakarta itu yang terkenal Mie Aceh dan Ayam Tagkap,” tambah Arya.

Pembukaan Aceh Internasional Rapa’i Festival ditandai dengan penambuhan Rapa’i oleh perwakilan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Aceh, yang dirangkai dengan pertunjukan seni dari grup Palito Nyalo asal Sumatra Barat dan grup Long Yao asal Thailand. Ribun masyarakat yang hadir tak henti memberikan tepuk tangan meriah sebagai apresiasi atas pertunjukan pada malam pembuka ini.

Besok (Sabtu 27/8) acara akan dimulai pukul 16:30 Wib yang diisi dengan pertunjukan dari grup asal Malaysia, China dan Grup Palito Nyalo asal Sumbar, di Taman Budaya. Malam hari, di Panggung Utama PKA akan tampil dua jenis rapa'i Aceh serta penampilan Gilang Ramadhan, Rafli, penampilan grup dari Aceh Tamiang dan Sumatera Utara. (Rill)

Pasangan bakal calon gubernur dan Wakil gubernur Aceh, Tarmizi A Karim-Zaini Djalil bersama Sekretaris Bappilu DPP NasDem, Willy Aditya, Korwil DPP PPP Wilayah Sumbagut, Hasan Husairi dan Ketua DPP PKPI Aceh, Indra Azmi serta pendukungnya mengangkat tangan pada acara konferensi pers penetapan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh periode 2017-2022, di Kantor DPW Partai NasDem Aceh, Selasa (9/8). SERAMBI/BUDI FATRIA
Banda Aceh - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, akhirnya memutuskan sikap politik mereka untuk Pilkada Aceh 2017.

Setelah lama tak bersikap dan di saat partai nasional (parnas) lainnya sudah menentukan pilihan mereka, barulah Golkar menentukan sikap mereka untuk pesta demokrasi Aceh tahun depan.

Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) DPP Golkar, Andi Sinulingga kepada Serambinews.com, Sabtu (27/8/2016) menyebutkan, bahwa pada Jumat (26/8/2016) DPP Golkar telah memutuskan untuk mendukung pasangan Tarmizi Karim-Zaini Djalil untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh pada pilkada mendatang.

Andi juga mengirimkan siaran persnya melalui pesan singkat kepada Serambinews.com. Berikut isi pesan tersebut;

Jumat sore tanggal 26 Agustus tim pilkada DPP Partai Golkar memutuskan untuk mengusung pak Tarmizi sebagai calon Gubernur Aceh Periode 2017-2022.

Rapat Tim Pilkada dipimpin Nurdin Halid sebagai ketua Tim, Nusron Wahid dan Andi Sinulingga sebagai Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Aceh-Sumut.

Keputusan didasari oleh beberapa hal, Pertama, Tim berpandangan bahwa track record Tarmizi cukup baik di pemerintahan, kompetensi, integritas dan leadershipnya cukup baik dan teruji. Yang kedua, Tim melihat trend elektabilitas Tarmizi yang dari waktu ke waktu semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya popularitas Tarmizi Karim  di Aceh.

Semoga apa yang sudah diputuskan ini menjadi sesuatu yang terbaik bagi masyarakat Aceh, dan Pak Tarmizi Karim bisa menjadi harapan baru bagi derasnya harapan publik untuk mendorong perubahan yg lebih baik di Provinsi Aceh. (Serambinews.com)

Sebelum dana Otsus habis berpikirlah dan bagaimana mengisinya?

StatusAceh.Net - Ini butuh kecerdasan untuk mengisinya, butuh sikap inovatif dan kreatif untuk menggali potensi yang ada dari pemimpin daerah bersama pemerintah pusat, mengantikan sumber dana Otsus.

Sekali lagi, kata SBY, gunakan sebaik-sebaiknya, jangan korupsi!  SBY yakin, pasti ketemu sumber-sumber pendanaan lain. "Jika ekonomi tubuh dan bergerak, pasti ada pemasukan untuk daerah. Dengan otonomi luas yang dimiliki Aceh, mestinya Pemerintah Aceh tidak boleh lagi bergantung penuh pada pemerintah pusat," kata SBY.

Karena itu, pemimpin Aceh ke depan memiliki tanggungjawab besar dan berat, sebab (negara) sudah diberikan semua. Jangan lagi ada persepsi: wah, Jakarta belum ikhlas dan semua berpulang pada Jakarta, padahal semua sudah diberikan. Banyak sekali peluang dan ruang bagi Aceh untuk mengatur dirinya sendiri.

Tapi, investasi memang masih minus di Aceh? "Saya melihatnya begini, soal keamanan sudah Ok lah, sudah sepuluh tahun lebih. Aceh relatif aman, kalau sekali-lagi ada letupan, itu biasa daerah lain juga ada," kata SBY.

Menurut SBY, kalau masalah keamanan sudah stabil, pertanyaannya adalah bagaimana sikap pemimpin di Aceh dan kebijakan daerah terhadap investor? Apakah welcome, silahkan berinvestasi di Aceh? "Katakan, inilah kemudahan yang kami berikan, ini jaminannya."

Menurut SBY, kalau itu klop pasti menarik dan investasi akandatang ke Aceh. Jadi perlu ada political will dari gubernur, para bupati dan walikota. "Ingat! kalau politik belum stabil, investor juga mikir-mikir. Karena itu insptropeksi diri dan evaluasi," tegas SBY.

SBY pernah memberi koreksi saat masih menjadi presiden. "Ingat! lapangan pekerjaan belum banyak. Jangan sampai, setelah konflik tergoda lagi untuk membuat kegiatan yang aneh-aneh atau naik gunung."

Karena itulah, tugas gubernur, para bupati dan walikota untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin, agar rakyat tidak tergoda untuk berbuat yang tidak baik dan aneh-aneh tadi. Caranya banyak, bisa perkebunan, pertanian, industri menengah dan kecil. Ini penting, agar godaan seperti dulu tidak kembali.

Adil dalam konteks ini adalah apakah alokasi dana yang besar dari pemerintah pusat dan nasional sudah digunakan dengan baik oleh gubernur, para bupati dan walikota? Artinya, para pemimpin yang ada di Aceh saat ini bisa memastikan, apakah alokasi dana yang besar itu, sudah digunakan dengan baik dan tepat sasaran? Sebab, ketika dana Otusus itu berakhir, tidak ada penyesalan di kemudian hari. Karena dana Otsus itu sendiri ada batas akhirnya.

Kalau memang tantanganya soal lapangan pekerjaan, kata SBY, maka ciptakan lapangan pekerjaan. "Saya tidak tahu, kalau  presiden saat ini berakhir, apakah presiden mendatang akan meneruskan kebijakan ini? Katakanlah tidak ada lagi dana Otsus, tapi masih bisa dialokasikan melalui APBN. Kuncinya adalah, selama ada dana Otsus gunakan dengan baik, jangan ada korupsi, jangan salah sasaran dan untuk yang tidak-tidak!"***
 
Sumber: modusaceh.co

Para kandidat gubernur/wakil gubernur Aceh pada acara FGD PDIP, Sabtu (27/8/206)
Banda Aceh - Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aceh menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Kepemimpinan Aceh Masa Depan dan Tantangannya" di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Sabtu (27/8/2016).

Kegiatan tersebut menghadirkan pemateri dari pasangan bakal calon gubernur Aceh periode 2017-2022.

Saat ini sudah tampak hadir Irwandi Yusuf bersama pasangannya, Nova Iriansyah.

Ada juga Tarmizi A Karim bersama Zaini Djalil, dan Abdullah Puteh hadir tanpa didampingi wakilnya. Sedangkan Zakaria Saman hanya diwakilinya T Alaidinsyah. Keempat kandidat ini duduk pada satu deretan di atas panggung.

Sementara pasangan kandidat gubernur Aceh yang tidak hadir adalah Muzakir Manaf-TA Khalid dan dr Zaini Abdullah-Nasaruddin. "Kami dapat konfirmasi Pak Muzakir Manaf bisa hadir, mungkin dalam perjalanan," kata Ketua Panitia, T Sulaiman Badai.(serambinews.com)

TNI saat menunjukan barang bukti sabu yang diamankan dari pengedar.(Banda/Okezone)
Riau - Bataliyon Infanteri 132/Bima Sakti Kabupaten Kampar, Riau mengamankan seorang pengedar narkoba. Dari tersangka bernama bernama Syafri berhasil diamankan belasan paket sabu siap edar.

Tersangka di bekuk tidak jauh dari Markas Bataliyon Infrantri 132/Bima Sakti di Desa Salo Timur, Bangkinang, Kampar.

"Untuk memberantas narkoba, TNI siap bekerja. Karena peredaran narkoba di wilayah kita sudah sangat  meresahkan," ucap Komadan Korem 031 Wira Bima, Brigjen TNI Nurendi Sabtu (27/8/2016).

Dari tangan Syafri, aparat TNI menyita barang bukti barang bukti 15 paket sabu dan ada sabu yang masih berbentuk bongkahan yang beratnya 50 gram.

Penangkapan Syafri berawal saat anggota TNI menerima laporan dari warga kalau Syafri membawa narkoba dari arah Pekanbaru menujuk Kampar. Kemudian anggota TNI melakukan pengintaian pada 26 Agustus 2016 sekitar pukul 12.00 WIB.

Kemudian aparat menyetop tersangka yang sedang melintas di daerah Salo. Ketika bertemu dengan anggota TNI,Syafri terlihat gugup. Kemudian dia kabur sambil menggeber sepeda motornya.

Melihat hal itu, aparat TNI melakukan pengejaran terhadap tersangka. Setelah terjadi kejar-kejaran, tersangka terlihat sembunyi di sebuah bengkel sepeda motor.

Setelah memint izin oleh komandannya, aparat TNI kemudian melakukan penggeledahan terhadap Syafri. Didapatkan barang bukti 15 paket sabu seberat 50 gram dalam jok motor tersangka.

Kemudian tersangka dibawa ke Markas Bataliyon Infrantri 132/Bima Sakti. Setelah melakukan pemeriksaan, Komandan Yonif 132/ Bima Sakti, Letkol Inf Nurul Yakin kemudian memberitahukan penangkapan itu ke Komandan Korem 031 Wira Bima Pekanbaru.

Setelah itu, aparat TNI berkordinasi dengan Polres Kampar. "Tersangka kemudian diserahkan ke anggota Polres Kampar untuk penyelidikan lebih lanjut," pungkasnya.(Sindo)

Rokan Hulu - Bersempena dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61, Satuan Lalu lintas (Satlantas) Polres Rohul provinsi Riau gelar pemilihan Duta Lalu Lintas (Lalin). Gelaran yang dihelat di taman Kota Pasir Pengaraian itu diikuti oleh peserta dari perwakilan SMA sederajat di 16 kecamatan se-Kabupaten Rokan Hulu, Jumat (26/8/2016) malam.

Dalam pemilihan duta Lalin Polres Rohul itu juga dihadiri langsung Kapolres Rohul, AKBP Yusup Rahmanto, SIK. MH beserta Ketua Bhayangkari, para Kabag, Kasat, Kapolsek dan ratusan anggota Polres Rohul dan undangan lainnya.

Dari hasil pemilihan yang dilakukan oleh dewan juri, terpilihlah pasangan duta Lalu Lintas Galing dari SMAN 2 Rambah Hilir dan Nikmatul Putri Edi dari SMKN 1 Rambah mengalahkan peserta dari perwakilan masing-masing kecamatan.

Menurut ketua Panitia pemilihan duta lantas, AKP Amru Hutauruk, SH mengatakan Sebelum dilaksanakan Pemilihan Duta Lalu Lintas Polres Rokan Hulu terlebih dahulu digelar Pawai Helm dan Senam Lantas Masal dengan diikuti ratusan peserta dari berbagai sekolah dan rombongan lainnya dengan mengendarai mobil hias dan sepeda motor roda dua dengan pengawalan Satuan Polantas Polres Rohul.

 Giat dilaksanakan diambil start dari Taman Kota  Kelurahan Pasir Pengaraian melintasi  Jalan Tuanku Tambusai berputar dibundaran ratik togak dan kembali di tempat acara awal. Acara tambah meriah dengan penampilan Polisi Cilik (Pocil) Polres Rohul dengan tarian “goyang dumang”.

Nantinya kedua finalis Duta Lantas Polres Rohul terpilih, lanjut AKP Amru Hutauruk akan dibekali pemahaman tentang Undang undang lalu lintas No 22 Tahun 2009 untuk menghadapi pemilihan duta lantas tingkat Polda Riau yang akan mulai dilaksanakan pada 6 September 2016 mendatang.

Selanjutnya, Juara I Pemilihan Duta Lalu Lintas Polres Rohul akan dikirim ke Polda Riau untuk mewakili Polres Rohul ke tingkat provinsi yang akan dilaksanakan pada tanggal 6 September 2016 nanti. Kami berharap Duta Lalu Lintas dari Polres Rohul ini bisa menunjukkan serta menjadi yang terbaik,”pungkas AKP Amru Hutauruk.

Sementara itu, Kanit Regiden Satlantas Polres Rohul, IPDA Kaliman Siregar, SH menjelaskan  Pemilihan duta lantas 2016, merupakan salah satu upaya untuk menggaet masyarakat dalam menyukseskan kampanye kesadaran berkendara.

Duta lantas yang terpilih, memiliki tugas untuk membantu kepolisian memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas serta lebih terpokus pada kalangan remaja atau usia produktif.

“Keberadaan Duta lantas diharapkan mampu menggerakkan masyarakat menjadi pelopor keselamatan lalu lintas. Karena duta lalu lintas ini, perpanjangan tangan kepolisian lalu lintas,” tandas IPDA Kaliman Siregar.‎**Alfian**

Kepala Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Drs H Ibrahim Latif MM
Langsa - Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Kota Langsa, Drs H Ibrahim Latif MM, Jumat (26/8/2016) ditonjok oleh seorang mantan anggota DPRK Aceh Timur berinisial Jal, warga Gampong Karang Anyar, Kecamatan Langsa Baro.

Kepada Serambinews.com Jumat (26/8/2016) Ibrahim Latif, menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat dirinya menjadi khatib jumat di Masjid Baburrahmah Gampong Karang Anyar.

Menurutnya, usai shalat Jumat itu, ia tidak langsung pulang, dan menyempatkan diri duduk dengan tokoh masyarakat termasuk keuchik setempat.

"Saat itu ada teman saya yang sakit terkena strok, dia harus duduk di kursi roda saat shalat Jumat. Saya menyempatkan diri duduk ngobrol dengannya termasuk ada beberapa tokoh masyarakat dan keuchik di dalam masjid," ujarnya.

Tiba-tiba, kata Ibrahim Latif, datang Jal langsung menonjok mukanya sambil mengeluarkan kata-kata ancaman jangan pernah datang lagi ke masjid tersebut.

"Terakhir kau injak kaki di masjid ini, kau kurang ajar, mempermalukan Karang Anyar, kau fitnah Karang Anyar di koran," sebut Ibarahim Latif menirukan kata-kata Jal.

"Terus dia menonjok muka saya, kemudian dileraikan orang, dan dia terus memaki maki saya sambil mengucapkan kata ancaman jangan kau injak di masjid ini. Ini yang terakhir," ujarnya.

Selanjutnya Jal sempat berdebat dengan Ibrahim Latif, dan akhirnya Jal dibawa oleh warga lainnya keluar dari masjid agar tidak terjadi keributan lanjutan.

Nampaknya menurut Ibrahim Latif, Jal telah merencanakan untuk memuluknya. Bahkan Ibrahim Latif mengaku tidak mengenalnya. Terkait dengan kasus itu, dirinya telah melaporkan kepada Wali Kota Langsa.

Jika masalah ini tidak ada upaya diselesaikan secara damai dan pelaku Jal meminta maaf padanya, maka Ibrahim Latif akan menempuh jalur hukum dan melaporknya ke Polisi. Karena yang bersangkutan mengancam kita tidak boleh menginjak ke Masjid Karang Anyar.

"Saya sebagai Kadis Syariat Islam tugasnya adalah masuk masjid keluar masjid. Bagaimana bisa seseorang melarang kita masuk masjid. Kan ini ancaman yang sangat luar biasa," sebutnya. (serambinews)

Mahasiswi korban prostitusi di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (26/8/2016).
Surabaya - Dua mahasiswi menjadi korban praktik prostitusi di Surabaya.

Keduanya ditawarkan oleh teman kosnya sendiri melalui akun media sosial Facebook.

Dua mahasiswi dari sebuah kampus swasta itu diamankan saat berduaan bersama pria di kamar sebuah hotel di Surabaya, Kamis (25/8/2016) kemarin.

Polisi juga mengamankan barang bukti uang Rp 400.000, bukti uang muka di rekening BCA, dan bukti pembayaran kamar hotel.

Dua mahasiswi itu ditawarkan oleh seorang mucikari, NA (28), melalui jejaring media sosial Facebook dengan harga masing-masing Rp 1,5 juta.

"Pembagiannya, 1 juta untuk korban, 500.000 untuk mucikari," kata Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djafar,  Jumat (26/8/2016).

Saat menggerebek aksi prostitusi di hotel tersebut, tim dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes Surabaya tidak hanya mengamankan dua korban dan mucikarinya, melainkan juga sopir yang mengantar dua korban ke hotel.

Kata Lily, kedua korban dan mucikari adalah tetangga kos di Jalan Kedung Anyar Surabaya.

"Korban mengaku membutuhkan biaya hidup dan kuliah, lalu menerima tawaran mucikari untuk dijual kepada pria hidung belang," jelas Lily.(kompas)

Priharsa Nugraha (Foto: Ari Saputra)
Jakarta - Salah satu poin dalam revisi Undang-undang Pilkada yang telah disahkan dalam sidang paripurna DPR menyebutkan bahwa mantan narapidana diwajibkan mengumumkan pada masyarakat tentang status yang pernah disandangnya itu. KPK menilai sebaiknya seorang kepala daerah terpilih nantinya haruslah seseorang yang memiliki rekam jejak yang bersih.

"Yang jelas KPK berharap yang dipilih itu yang track recordnya bersih, kemudian berkomitmen dalam memajukan daerahnya dan juga memberantas korupsi," ucap Kabag Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2016).

Meski demikian, KPK mengembalikan hal tersebut kepada publik. Pemilihan kepala daerah memang berpulang kembali ke masyarakat yang nantinya akan memilih siapa yang akan memimpin mereka.

"Tergantung masyarakat yang memilih," kata Priharsa.

KPK menilai proses pemilihan kepala daerah merupakan momentum penting dan harus bebas dari politik uang. Oleh sebab itu, KPK pun berharap kepala daerah yang terpilih kelak haruslah memiliki profil yang bersih dan benar-benar berkontribusi untuk kepentingan publik.

"Harus dipastikan itu bebas dari politik uang dan bebas dari transaksi-transaksi yang bertentangan dengan aturan. Harapannya juga adalah profil, orang yang dipilih dan mencalonkan diri itu dipaparkan sejelas mungkin, sehingga masyarakat nanti bisa memilih yang benar-benar mereka yakini bakal berkontribusi atau dapat memimpin daerah," kata Priharsa.

Kembali ke persoalan tentang eks narapidana yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah, KPK juga mengingatkan agar publik melihat profil yang bersangkutan apakah hak politiknya dicabut atau tidak. Memang seringkali KPK meminta majelis hakim untuk memberikan hukuman tambahan bagi para kepala daerah yang terbelit tindak pidana korupsi untuk dicabut hak politiknya.

"Selama yang bersangkutan tidak dihukum untuk dipilih (dicabut) hak politiknya, ya bisa saja. Tergantung nanti siapa yang memilihnya," kata Priharsa.(detik.com)

Datsun Riser Expedition 2 dimulai dari Aceh (Rayfull Mudassir/Okezone)
StatusAceh.Net - Mempelajari tradisi budaya masyarakat Aceh, PT Nissan Motor Indonesia (NII) melalui Datsun Indonesia, menggelar ekspedisi jalajah Aceh bertajuk ‘Datsun Risers Expedition (DRE) 2’. Seri pertama dimulai dari ujung barat Indonesia, Banda Aceh.

Kepala Pemasaran Datsun Indonesia Christian Gandawinata menjelaskan, DRE 2 seri pertama akan berlangsung selama dua hari, terhitung mulai hari ini hingga Sabtu 27 Agustus 2016. Selain itu, pada Minggu 28 Agustus juga akan digelar pasar rakyat.

“Kami juga mendukung destinasi halal yang ada di Aceh. Selain melihat kultur budaya yang ada. Para risers juga akan lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat dan bertemu pahlawan-pahlawan daerah lokal yang menginspirasi,” kata Christian, di diler Datsun Banda Aceh, Jumat (26/8/2016).

DRE 2 akan melakukan ekspedisi di Aceh menggunakan empat mobil Datsun GO+ Panca. Pesertanya terdiri dari 12 risers yang mendaftar di situs resmi DRE. Kegiatan ini juga untuk menguji ketangguhan Datsun GO+ Panca di segala medan.

Ekspedisi ini diawali dari diler Nissan-Datsun Banda Aceh lalu mengunjungi Museum Aceh, Makam Iskandar Muda, Museum Tsunami, Goa Tujuh, Masjid Beuracan, lalu berlanjut ke Gampong Meunasah Peukan. Di hari kedua, para risers akan diajak berpetualang ke Gampong Dayah Tanoh lalu menikmati kopi khas Aceh.

Selain Sumatera, DRE 2 juga akan digelar di pulau lain di Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa, dan berakhir pada Maret 2017.(Okz)

Tersangka Aay, (40), warga Gampong Keulile, Kecamatan Nibong, diamankan ke Mapolres Aceh Utara karena memiliki tiga paket sabu. [tribratanewspolresacehutara].
Lhoksukon - Satuan Narkoba Polres Aceh Utara meringkus seorang pria berinisial AY, (40), di Gampong Keulile, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara. AY diringkus atas dugaan kepemilikan tiga paket sabu."AY ditangkap di desanya sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (25/8/2016) kemarin oleh Satuan Narkoba," kata Kapolres Aceh Utara, AKBP Wawan Setiawan kepada wartawan, Jumat (26/8/2016).

Wawan mengatakan, AY diringkus pada pukul 16.00 WIB atau dua jam berselang setelah penangkapan MM, (38), warga Gampong Blang Nibong, Kecamatan Samudera, kabupaten setempat atas kepemilikan 145 paket ganja kering siap edar.

Di tangan AY, lanjut Wawan, polisi mengamankan sabu sebanyak tiga paket dengan berat keseluruhan 1,37 gram. Atas kepemilikan barang haram itu, AY saat ini berada di Mapolres Aceh Utara untuk penyelidikan lebih lanjut.(goaceh.co)

Banda Aceh - Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah melalui Dinas Sosial Aceh meyalurkan bantuan masa panik berupa lauk pauk dan sandang pangan kepada para korban banjir di Kabupaten Aceh Jaya dan Nagan Raya.

Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri mengatakan pihaknya sudah menyalurkan bantuan sandang pangan kepada para korban di sembilan kecamatan yang terkena dampak banjir di Aceh Jaya, Kamis malam (25/8).

Sedangkan bantuan untuk korban banjir di Kabupaten Nagan Raya menurut Alhudri akan disalurkan pada Jumat (26/8) dengan kerjasama Dinas Sosial kabupaten setempat. “Sementara untuk Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Selatan kita  sedang konfirmasi dengan bupati terkait,” kata Alhudri dari lokasi banjir di Aceh Jaya.

“Pak Gubernur Zaini menitipkan salam hangat kepada masyarakat yang terkena dampak banjir, dan berharap para korban agar senantiasa sabar dan bertawakkal dalam menghadapi musibah alam ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro Humas Setda Aceh, Frans Dellian mengatakan kondisi cuaca saat ini yang masih berpotensi mengakibatkan banjir. Oleh arena itu, Gubernur Zaini sudah memerintahkan instansi terkait dari Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) untuk tetap siaga menghadapi bencana tersebut.

Untuk mempercepat proses bantuan, Gubernur Aceh menurut Frans telah memerintahkan Kepala Dinas Sosial Aceh untuk memanfaatkan gudang buffer stock milik Pemerintah Aceh yang tersebar di beberapa kabupaten seluruh Aceh melalui Dinas Sosial kabupaten setempat.

“Semua pihak harus siaga menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, jangan sampai ada masyarakat yang kesulitan pangan dan terjejas kesehatannya akibat banjir,” kata Gubernur seperti yang dituturkan oleh Frans.

Gubernur Zaini kata Frans Dellian turut memerintahkan pihak terkait untuk segera memperbaiki infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan yang rusak akibat banjir.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat, sedikitnya 8.506 jiwa dari 9 kecamatan di Kabupaten Aceh Jaya mengungsi akibat hujan deras yang mengakibatkan banjir di wilayah mereka. Sedangkan di Aceh Barat, banjir melanda 24 desa di 4 kecamatan.

Dinas Sosial Aceh berserta Dinas Sosial kabupaten terkait telah membantu proses evakuasi warga, menyerahkan bantuan masa panik sandang pangan dan mendirikan dapur umum kepada para pengungsi. (Rill)

Banda Aceh – Pemerintah Aceh dan Badan Ekonomi Kreatif (Be Kraf) menandatanganiMoU   atau   Nota   Kesepahaman   tentang   Pelaksanaan Pengembangan Program   Ekonomi   Kreatif   Untuk   Mendukung Pembangunan di Aceh pada  acara Focus Group Discussion  Ekonomi Perumusan Kerjasama Quadro Helik di Hotel Hermes, Jumat (26/8).

“Hari   ini   kita   pantas   bergembira,   karena   Pemerintah   pusat   telah menyatakan  komitmennya   untuk   mendukung   pengembangan   usaha ekonomi kreatif di Aceh sebagaimana tertuang dalam kesepakatan antara Pemerintah   Aceh   dan   Kepala   Badan   Ekonomi   Kreatif   Republik Indonesia yang ditandatangani hari ini,” kata Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah   dalam   sambutannya   yang   dibacakan   Staf   Gubernur   Aceh
Bidang Keistimewaan dan Sumber Daya Manusia, Ir Helvizar. 

Helvizar mengatakan, Ekonomi kreatif merupakan bidang usaha yang banyak   berkembang   di   masyarakat   sebagai   sumber   ekonomi  berbasis kepada sumber daya manusia. 

Sektor tersebut kata Helvizar perlu mendapat perhatian, karena selain meningkatakn pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja juga   sarat   dengan   nilai  seni   dan   budaya.   Khusus   untuk Aceh, sektor

ekonomi   kreatif   juga   menujukkan   perkembangan   yang   sangat  menggembirakan. “Sudah   banyak   karya   kreatif   masyarakat   Aceh   yang   masuk   pasar nasional, seperti batik tenun, aneka motif bordir, mukena, dompet, tas dan sebagainya,” kata Helvizar,  Berbagai jenis kerajinan tangan lanjutnya juga sangat banyak di Aceh seperti kerajinan rotan, anyaman tikar, berbagai karya dari batok kelapa dan   lainnya.   

Tidak   ketinggalan   aneka   kuliner,   seperti   Mie   Aceh, keumamah,   asam   keu   eung,   timpan,   kuekarah,   bolu   eungkot   dan sebagainya.

Dalam bidang seni, karya seni dari Aceh sudah banyak yang mendunia, seperti tari saman yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO, selain itu ada Tari seudati, tari ranub lampuan, Rampai Geleng, didong dan berbagai seni lainnya yang banyak mengundang decak kagum dunia “Perlu upaya untuk pengembangan dan penigkatan agar karya kreatif masyarakat   Aceh   semakin   Maju,   FGD   ini   kita   harap   mampu merumuskan   langkah   pengembangan   untuk   meningkatkan   usaha ekonomi kreatif di Aceh,” ujar Helvizar.

Sementara   itu,   Wakil   Kepada   Badan   Ekonomi   Kreatif,   Ricky   Joseph Pesik   menyampaikan   bahwa   Badan   Ekonomi   kreatif   merupakan lembaga   baru   yang   dibentuk   oleh   Pemerintah   dengan   tiga   sasaran strategis yaitu, meningkatkan domestik Bruto, jumlah tenaga kerja dan nilai ekspor ekonomi kreatif.

“Salah   satu   tahapan   dalam   mengupayakan   kerjasama   pengembangan ekonomi kreatif daerah dilakukan melalui tiga C, connect, collaborate, commerce,   atau   keterhubungan,   kolaborasi   dan   komersialisasi   semua pemangku kepentingan mulai dari tingkat lokal hingga nasional,” kata Ricky.

Untuk   itu   kata   Ricky,  penyelenggaraan   FGD   yang   melibatkan   unsur Quadro   Helix   Ekonomi   Kreatif   seperti   akademisi,   sektor   bisnis   atau pelaku   usaha,   sektor   komunitas   dan   pemerintah   setempat   perlu dilakukan. 

“Secara   umum,  FGD   Quadro   Helix   ini   bertujuan   untuk   memberikan wawasan dan persamaan persepsi mengenai ekosistem ekonomi kreatif, memetakan potensi dan tantangan perkembangan ekonomi kreatif,” ujar Ricky.

Secara khusus lanjut Ricky, FGD Quadro Helix yang dilaksanakan di Aceh   untuk   mengidentifikasi   kebutuhan,   tantangan,   potensi   dan memetakan potensi dan tantangan dalam perkembangan ekonomi kreatif di Aceh. Kemudian, memetakan masing-masing pemangku kepentingan dan   memposisikan   diri   dalam   berbagai   peran   untuk   pengembangan ekonomi   kreatif,   melakukan   perencanaan   kerjasama   sebagai   tindak lanjut Nota Kesepahaman yang  sudah ditandatangan, partisipasi antar pelaku ekonomi kreatif serta untuk menghasilkan berbagai rekomendasi untuk aktifitas ekonomi kreatif di Aceh dengan melibatkan seluruh unsur Quadro Helix yang dapat segera di implementasikan dengan hasil yang nyata dan terukur.(Rill)

Ilustrasi
StatusAceh.Net - Dua mahasiswi Indonesia dibebaskan aparat Turki pada Kamis (25/8) waktu setempat setelah ditahan selama dua pekan lantaran dituding terkait dengan Fethullah Gulen, sosok yang disebut pemerintah Turki mendalangi kudeta pada Juli lalu.

Kedua mahasiswi itu bernama Dwi Puspita Ari Wijayanti dan Yumelda Ulan Afrilian. Mereka telah diserahkan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada pejabat konsuler Kedutaan Besar RI yang datang ke kota Bursa.

"Mereka dalam keadaan sehat meski tampak kelelahan. Keduanya sudah sempat berbicara langsung dengan orang tua masing-masing melalui telepon,” kata Duta Besar RI di Ankara, Wardana.

Menurut Wardana, kedua mahasiswi itu ditangkap pada 11 Agustus lalu di sebuah rumah yang dikelola oleh yayasan asal Turki bernama Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association atau PASIAD.

Oleh pemerintah Turki, yayasan tersebut dituding sebagai salah satu organisasi bentukan pengikut Fethullah Gulen.

“Awalnya kedua mahasiswi bukan target aparat keamanan, namun karena berada dalam satu rumah dengan beberapa orang yang menjadi target keduanya ikut ditangkap,” kata Wardana.

Dalam proses penahanan, baru diketahui kedua mahasiswi itu tidak terkait dengan Fethullah Gulen. Hanya saja, mereka menerima beasiswa dari Yayasan PASIAD.

Belajar dari kasus tersebut, KBRI Ankara mengimbau mahasiswa dan pelajar Indonesia untuk menghindari kontak dengan figur-figur yang terafiliasi dengan Fethulah Gullen dan segera keluar dari fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan ulama tersebut.

Wardana mengatakan sebanyak 35 pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa dari Yayasan PASIAD ditampung di kediaman Duta Besar RI Ankara. Selain alasan keamanan, para WNI ditampung karena mereka sudah tidak lagi menerima uang beasiswa dari Yayasan PASIAD.

Di Indonesia, Kedutaan Besar Turki di Jakarta mengumumkan bahwa PASIAD terkait dengan Fethullah Gulen dan meminta sembilan sekolah yang tersebar di Indonesia ditutup karena bekerja sama dengan PASIAD..(BBC)

Aceh Barat - Sedikitnya 13 pondok wisata bersama 25 unit meja santai di lokasi wisata Pantai Jilbab, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh, porak-poranda akibat dihempas gelombang laut. Sejak dua hari terakhir, lokasi wisata di Desa Palak Kerambil digerus gelombang pasang dan terjadi abrasi besar-besaran.

Salah seorang pedagang kantin di lokasi itu, Geldy Aditra Gunawan mengatakan, air laut terus mengerus tanah hingga mencapai 80 meter lebih ke arah daratan. Bukan saja tanah digerus ombak, akan tetapi, 13 pondok bersama 25 unit meja tamu bersantai yang didirikan di tepi pantai oleh para pedagang porak poranda dihempas gelombang.

"Ombak besar ini terjadi mulai Rabu (24/8), pagi. Bencana saat ini lebih parah bila dibandingkan dengan peristiwa abrasi lima tahun lalu, dan biasanya kejadian ini berlangsung selama sepuluh hari," kata Mukhlis pedagang lainnya.

Ia menceritakan, abrasi pantai yang terjadi lima tahun lalu tergolong parah. Banyak pondok-pondok wisata waktu itu hancur dihempas ombak, namun anak-anak masih tetap bisa bermain bola di tepi pantai. "Sekarang lokasi bermain tersebut sudah menjadi lautan, bahkan belasan rumah warga termasuk kantin-kantin milik pedagang di tempat wisata ini terancam diterjang gelombang," tuturnya.

Ia menambahkan, semakin meluasnya abrasi air laut membuat para pedagang di lokasi pantai wisata khawatir. Jarak tempat usaha (kantin) dengan air laut sudah sangat dekat.

Kemudian, kata Mukhlis, sejak kemarin para pedagang di lokasi wisata sibuk menyusun ban bekas bersama karung berisi kerikil sebagai upaya antisipasi meluasnya abrasi akibat terjangan ombak besar. "Rata-rata para pedagang sejak kemarin tidak berjualan. Lagipula kami sudah pada sakit pinggang akibat bekerja susun karung berisi pasir untuk menghambat abrasi dari terjangan ombak," katanya.

Selain melakukan antisipasi, para pedagang juga sibuk mengurus dan menyelamatkan barang-barang dagangannya."Mereka rata-rata tidak berani berjualan karena gelombang pasang terus menerjang tempat usaha. Jadi, bila tidak segera ditangani dipastikan kantin-kantin bersama rumah warga akan terkena dampak abrasi," katanya.

Sumber : Antara

Seorang warga merapikan tanaman jagung yang dirusak oleh gajah liar di Desa Bunin, Kecamatan Serba Jadi, Aceh Timur, Aceh, Jumat (5/8).  (ANTARA/Syifa Yulinnas)
Aceh Timur - Aksi tidur di atas pohon rela dilakukan seorang petani asal Ranto Peureulak, Aceh Timur, selama bertahun-tahun demi menjaga lahan pertaniannya. Sabarudin Hutagalung mengatakan, sudah terbiasa harus tidur di atas pohon sejak tahun 2005 hingga saat ini.

Dia melakukannya agar sewaktu-waktu bisa menghalau gajah yang beberapa kali masuk ke area pertaniannya. Petani tersebut mengatakan sudah melakukan berbagai cara untuk mengusir gajah dari areal pertanian, mulai penggunaan petasan hingga karbit. Namun gajah-gajah kata dia selalu kembali.

Oleh karena itu dia akhirnya berinisiatif tidur di atas pohon setinggi enam meter dengan membuat semacam tenda kecil di atas pohon tersebut. Tenda itu hanya muat untuk satu orang. Hampir setiap malam, gajah menyambangi lahan pertanian dan dikhawatirkan merusak tanaman.

Sabarudin, Jumat, 26 Agustus 2016 mengatakan, tak hanya tanaman lahan pertaniannya yang bisa dirusak oleh gajah. Masalah yang sama juga dialami petani-petani setempat.

Namun pemerintah daerah belum pernah memberikan perhatian atas kondisi yang sudah terjadi selama bertahun-tahun itu. Masalah warga petani dengan gajah ini diharapkan bisa segera diatasi.(Viva)

Ilustrasi
Lhoksukon - Warga menangkap seorang pemuda yang mengaku polisi berpangkat brigadir kepala ketika berkunjung ke rumah pacarnya Desa Alue Papeun, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Pemuda itu sudah beberapa pekan terakhir kerap datang ke rumah seorang perempuan di desa itu.

"Dia kerap datang ke tempat (desa) kami, katanya sudah melamar seorang gadis, tetapi kami (perangkat desa) tidak mengetahuinya. Dan aksi ini sudah sering terjadi, tetapi warga segan melarangnya karena mengaku sebagai anggota polisi," kata Kepala Desa Alue Papeun, Usman Kaoy, Jumat (26/8).

Karena curiga, warga melakukan penggerebekan dan menginterograsi pemuda yang berinisial Saf (21 tahun). Ketika diinterogasi warga, dia tetap mengaku sebagai anggota polisi berpangkat brigadir polisi kepala (bripka).

Dalam pengakuannya, Saf bertugas di Polda Aceh. Saat ini, dirinya sedang ditugaskan di Kecamatan Langkahan untuk mengontrol percetakan sawah baru. Ketika warga meminta Kartu Tanda Anggota (KTA), ia memperlihatkan selembar KTA atas nama Bripka Zulfadli, tapi fotonya seperti sudah diedit.

Tak bisa dibodohi, warga meminta kepada pemuda tersebut untuk menunjukkan senjatanya. Lagi-lagi, Saf berkelit tak bisa menunjukkannya, karena memang tidak ada. Lalu warga melaporkan hal tersebut ke kantor Polsek Tanah Jambo Aye.

Setibanya di kantor polisi, yang bersangkutan baru mengakui bahwa dirinya bukan seorang anggota Polri. Dia mengaku anggota polisi untuk sekadar bergaya saja.

Kapolsek Tanah Jambo Aye, AKP Teguh Yano Budi mengatakan, pemuda itu sudah diamankan di Polsek untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Kasus ini masih kita dalami, karena kabarnya ada beberapa orang yang tersangkut utang piutang dangan dia (Saf). Kita mengimbau kepada warga, kalau ada yang merasa dirugikan atas pengakuannya sebagai anggota Polri, kita berharap untuk melaporkannya ke Polsek," katanya.

Teguh menyebutkan, dari hasil penggeledahan petugas, di dalam dompet pria itu ditemukan selembar KTA anggot Polri atas nama Zulfadli. Selanjutnya, petugas melakukan penggeledahan ke rumah kos Saf, yang berada di kawasan Kota Panton Labu. Dalam rumah itu, polisi menemukan satu baju dinas, Pakaian Dinas Harian (PDH) atas nama Zulfadli juga.

Sumber : Antara

Banda Aceh -- Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah menyebutkan, upaya Pemerintah Aceh melalui kementerian luar negeri Indonesia melobi pembebasan mahasiswi asal Aceh yang ditahan pihak keamanan Turki telah membawa hasil. Kamis (25/08), pada sore hari mahasiswi berinisial YU yang ditangkap bersama satu orang lainnya asal Demak tersebut telah dibebaskan dan saat ini yang bersangkutan ditempatkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara Turki.

"Alhamdulillah mahasiswi tersebut sudah aman, kemarin sudah dibebaskan dan saat ini berada di Wisma Indonesia Ankara (KBRI). Kita sedang berdiskusi dengan KBRI di sana, apa  (YU) bisa kita pulangkan ke Aceh dulu," ujar gubernur melalui Kepala Biro Humas Setda Aceh, Frans Dellian. 

Frans menyebutkan, Pemerintah Indonesia sedang mengkaji berbagai kemungkinan terkait pendidikan YU. Jika memang memungkinkan, YU tetap akan melanjutkan pendidikan di Turki atau opsi pulang melanjutkan sekolah di Indonesia. 

"Kita terus intens berkoordinasi dengan KBRI di sana," ujar Frans. "Yang pasti Alhamdulillah kondisi yang bersangkutan sehat dan dia di sana (Turki) murni sebagai mahasiswi tanpa terkait dengan organisasi apa pun,"

Seperti diketahui bahwa dua Mahasiswi Indonesia asal Demak dan Aceh ditangkap kepolisian Turki karena posisi yang bersangkutan berada di rumah yayasan milik Fathullah Gulen di Kota Bursa saat digerebek. Setelah ditahan pihak keamanan sejak 11 Agustus lalu, kedua mahasiswi tersebut telah dibebaskan dan saat ini ditampung pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara. (Rill)

Banda Aceh – Komunitas Aceh Peduli ASI menyampaikan dukungan terhadap Peraturan Gubernur Aceh Nomor 49 tahun 2016 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif yang mengatur tentang cuti hamil selama 20 hari dan cuti melahirkan selama enam bulan bagi Pegawai Negeri Sipil dan tenaga kontrak, dan lainya yang bekerja di jajaran Pemerintah Aceh. 

Hal tersebut disampaikan Ketua Komunitas Peduli ASI, dr. Aslinar, Sp. A dalam pertemuannya dengan Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah di Pendopo Gubernur, Kamis (25/8).  dr. Aslinar yang datang bersama sejumlah pengurus komunitas tersebut sangat mengapresiasi langkah yang di ambil oleh Gubernur Aceh untuk menerbitkan Pergub Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. 

“Dengan Pergub tersebut, tidak ada alasan lagi bagi para ibu untuk tidak memberikan ASI Eksklusif dengan alasan pekerjaan karena sudah diberikan cuti selama enam bulan setelah melahirkan,” kata dr. Aslinar yang berprofesi sebagai dokter spesialis anak.

dr. Aslinar juga menyampaikan bahwa saat ini cakupan ASI Ekslusif di Aceh hanya 30 persen. Untuk itu ia sangat berharap agar para ibu mendapat edukasi yang cukup tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif sehingga dapat mendorong mereka untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi.

dr. Aslinar berharap dengan lahirnya Pergub tersebut, seluruh Rumah Sakit di Aceh menerapkan program 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, baik itu dengan mengeluarkan kebijakan tentang pemberian ASI, penyuluhan kepada ibu hamil, rawat gabung ibu dan bayi dan sebagainya. 

“Kita harap dengan adanya Pergub ini akan membangkitkan semangat para ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi,” ujar dr. Aslinar

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif membenarkan bahwa tingkat pemberian ASI Eksklusif saat ini masih rendah. 

Menurutnya, ada banyak faktor yang menjadi penyebab kegagalan pemberian ASI Eksklusif seperti kurangnya sosialisasi, minimnya fasilitas atau sarana, pelatihan dan sebagainya. “faktor yang paling sering adalah alasan bekerja,” kata dr. Hanif. 

dr. Hanif mengatakan, akan melakukan berbagai langkah seperti sosialisasi dan promosi kesehatan tentang ASI di seluruh Rumah Sakit maupun instansi kesehatan lainya agar program ASI Eksklusif dapat terlaksana sesuai dengan harapan. Gubernur Aceh dr, H. Zaini Abdullah sangat berterima kasih atas dukungan yang disampaikan oleh Komunitas Aceh Peduli ASI. Sebagai daerah yang menerapkan Syariat Islam kata Zaini, sudah seharusnya Aceh menjalankan tuntutan agama agar setiap ibu menyusui dan memberi ASI. 

“Bagi saya tidak ada alasan apapun, kita harus buat perubahan. Kalau kita ingin generasi yang sehat, generasi yang lebih baik di masa yang akan datang, kita harus mulai dari sejak mereka lahir,” kata Zaini. 

Untuk itu, Zaini Abdullah meminta agar Dinas Kesehatan atau Komunitas yang peduli terhadap pemberian ASI Eksklusif melakukan sosialisasi melalui seminar, pertemuan dan berbagai langkah lainya agar para ibu termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif. 

“Kalau perlu, bentuk tim dan turun kelapangan, buat program rutin sehingga semuanya bisa terealisasikan,” tegas Zaini.(Rill)

Banda Aceh - Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah mengingatkan para Aparatur Sipil Negara dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk bersikap netral dan bebas dari pengaruh pihak manapun termasuk partai politik.

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Aceh dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Asisten III Bidang Adminstrasi Umum Setda Aceh, Syahrul Badruddin saat mengukuhkan 29 anggota Dewan Pengurus Korpi Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Aceh, periode 2015 - 2020 di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Banda Aceh, Kamis (25/8).

“Kehadiran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara semakin menegaskan bahwa salah satu asas penyelenggaraan kebijakan dan manajemen Aparatur Sipil Negara adalah asas netralitas,” kata Gubernur.

Berdasarkan undang-undang tersebut, Gubernur mengajak para PNS untuk fokus dalam menjalankan tugas sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa, tanpa intervensi dari pihak manapun.

Gubernur menegaskan netralitas anggota korpri semakin mendesak mengingat situasi Aceh yang tak lama lagi akan menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah.

“Netralitas yang dimaksud di sini, antara lain, tidak terlibat dalam kegiatan kampanye mendukung salah satu kandidat; tidak membuat keputusan atau tindakan yang menguntungkan salah satu kandidat; dan tidak pula mengadakan kegiatan yang mengarah pada keberpihakan terhadap salah satu kandidat,” ujar Gubernur dalam sambutan tertulisnya.

Gubernur menambahkan sebagai aparatur negara yang menjunjung tinggi profesionalisme, jujur, dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan, afiliasi terhadap pihak tertentu dikhawatirkan berpotensi mempengaruhi kinerja dan sikap profesional itu.

“Saya sendiri memahami bahwa saudara-saudari tentu memiliki hak politik dan berhak untuk berpartisipasi dalam penguatan demokrasi di daerah kita. Namun dalam kapasitas sebagai Aparatur Sipil Negara di bawah naungan KORPRI, saudara-saudari wajib bersikap netral,” ungkap Gubernur.

Atas dasar itu, Gubernur meminta para pengurus yang baru dilantik untuk senantiasa mengingatkan anggotanya untuk mematuhi etika dan aturan yang telah ditetapkan, selain menjalankan dua tugas penting lainnya, yaitu memberi perlindungan hukum serta membantu meningkatkan kesejahteraan anggota.

“Saya ingatkan lagi, bahwa keberadaan KORPRI merupakan aset penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sumber daya itu harus dikelola dan dipersatukan dalam wadah resmi sehingga terberdayakan untuk selanjutnya mereka dapat mengaktualisasikan diri dalam koridor yang ada,” pungkas Gubernur.

Acara pengukuhan pengurus tersebut dihadiri oleh para anggota Korpri Aceh, sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) serta perwakilan dari Dewan Pengurus Korpri Nasional, Yuliana Setiawati.(Rill)

Banda Aceh -- Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Aceh, Hj. Niazah A. Hamid, meminta DWP untuk membuat program yang sifatnya mendorong keberanian perempuan Aceh agar lebih berani tampil di ruang publik.

"Penting menjadi perhatian kita, sebab masih banyak perempuan Aceh yang kurang percaya diri untuk berkompetisi secara terbuka," ujar Niazah saat membuka Rapat Konsolidasi Dharma Wanita Persatuan (DWP) Aceh, di Anjong Mon Mata Komplek Pendapa Gubernur Aceh, Kamis (25/08).

Selain itu, Niazah yang juga istri gubernur Aceh tersebut, menyebutkan tingkat kekerasan perempuan di Aceh masih cukup tinggi. DWP, sebagai organisasi perempuan terbesar di Indonesia harus berperan untuk langkah perlindungan bagi perempuan di Aceh. DWP, katanya, bukan sekedar wadah silaturrahmi bagi istri aparatur sipil negara, lebih dari itu, DWP harus terlibat aktif memperkuat program-program kesejahteraan keluarga dan perempuan Aceh.

Niazah menyebutkan, selain mempererat persaudaraan antar keluarga aparatur sipil negara, anggota DWP juga harus terlibat dalam memberikan perlindungan dan pemberdayaan untuk memajukan perempuan di daerah dalam rangka mendukung kelancaran tugas-tugas pembangunan yang dijalankan Pemerintah Aceh.

Ketua DWP Pusat, Wien Ritola Tasmaya, menyebutkan rapat konsolidasi merupakan moment penting untuk saling berbagi informasi sekaligus untuk pengembangan kualitas dan kapasitas dalam menjalankan peran sebagai pelaku ekonomi dalam keluarga. DWP Provinsi Aceh, kata Wien, merupakan salah satu organisasi yang sangat serius, tertib dan disiplin yang punya penilaian sangat bagus di tingkat nasional.

"Semangat membangun DWP Aceh sangat besar. DWP Aceh menjadi salah satu inspirasi bagi kita di pusat," ujar Wien.

Organisasi Dharma Wanita, kata Wien merupakan bagian dari masyarakat yang harus punya kualitas yang bagus untuk mendukung kerja birokrat di Aceh. Sebagai istri dari aparatur negara, anggota DWP harus kontribusi pada pembangunan bangsa. "Mari sama-sama terlibat membangun keluarga yang sejahtera, lingkungan kita, serta bangsa dan negara," ujarnya.

Sementara itu, Samsiarni Darmawan, Ketua DWP Provinsi Aceh meminta agar seluruh anggota membekali diri dengan beragam pengetahuan agar dalam penyusunan program kerja DWP, hasilnya bisa lebih maksimal. "Melalui rapat konsolidasi yang diisi dengan seminar ini mari kita sama-sama membekali diri," ujarnya.

Samsiarni menyebutkan organisasi DWP harus mendorong perempuan agar mandiri secara ekonomi dan punya pengetahuan luas. Istri Sekda Aceh Drs. Dermawan ini, menambahkan sebanyak 220 anggota DWP dari seluruh Kabupaten dan Kota se Aceh mengikuti rapat konsolidasi untuk memonitoring dan evaluasi sejauhmana kegiatan DWP baik yang dibuat pada tingkat pusat hingga provinsi diterapkan di tiap kabupaten dan kota. (Rill)

Ilustrasi
Banda Aceh – Menanggapi kekhawatiran para aktivis lingkungan terkait permintaan Pemerintah Aceh kepada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) merivisi sebagian zona inti menjadi zona pemanfaatan untuk pengembangan potensi panas bumi yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL), Kepala Dinas Kehutanan Aceh, Ir Husaini Syamaun, MM meminta para aktivis lingkungan agar tidak khawatir dan melihat kepentingan lingkungan secara menyeluruh.

Husaini menjelaskan, Pemerintah Aceh meminta Kementrian LHK untuk mengevaluasi sejauh mana fungsi zona inti tersebut benar – benar sebagai lokasi dimana satwa langka berada. Kalau ternyata hasil evaluasi daerah tersebut kurang cocok sebagai zona inti, maka lebih baik direvisi atau digeser ketempat yang memang banyak satwa sehingga panas bumi dapat di manfaatkan.

“Usulan revisi adalah untuk di evaluasi, barangkali akan lebih menguntungkan kedepan baik untuk kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati didalamnya maupun untuk kepentingan umat manusia di planet bumi ini,” kata Husaini menjawab kekhawatiran para aktivis lingkungan, Kamis (25/8).

Pemanfaatan panas bumi kata Husaini merupakan program strategis nasional yang ramah lingkungan atau energi hijau.

“Barangkali setelah dievaluasi ternyata lebih tepat atau lebih Besar manfaatnya bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Husaini.

Dalam hal ini lanjutnya, Pemerintah Aceh juga harus menyikapi kebijakan pemerintah pusat.
“Kalau ternyata hasil evaluasi daerah tersebut benar-benar zona inti dan terdapat banyak satwa langka, sudah pasti ditolak oleh Kementrian LHK, toh kewenangannya ada pada Mentri, karena ini kawasan hutan konservasi,” ujar Husaini.

Husaini mengatakan, sebelum mempersiapkan surat yang ditujukan kepada Kementrian LHK, Pemerintah Aceh sudah terlebih dahulu berkoordinasi dengan Kepala Balai Besar Taman Nasional.

Menurutnya, LSM yang bergerak dibidang satwa atau para aktivis lingkungan tidak boleh hanya melihat kepentingan satwa saja, tapi harus melihat kepentingan secara menyeluruh. “Kalau benar zona inti yang akan dievaluasi kurang bermanfaat bagi satwa dan justru ditempat lain lebih tepat, sedangkan panas bumi dapat dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan listik, bukankan akan lebih ramah lingkungan?,’’.

Jika  energi panas bumi dapat dikembangkan di kawasan tersebut, Pemerintah Aceh kata Husaini, tidak perlu lagi mengejar-ngejar penebang kayu untuk kayu bakar penyulingan sere wangi karena sudah ada energi listrik panas bumi.

“Energi Hijau ini sangat membantu planet Bumi melalui pengurangan emisi gas rumah kaca, menghambat kenaikan suhu rata secara global, pada akhirnya juga melestarikan hutan untuk kepentingan manusia termasuk satwa langka,” Pungkas Husaini.(Rill)

Berada di sini menentramkan jiwa. Susunan batu alam di pinggiran sungai mirip candi-candi kuno, semakin memanjakan mata.


TAK ADA yang membantah, Aceh memiliki banyak tempat wisata. Sebut saja, misalnya, Sabang yang terkenal dengan spot diving-nya, juga “kecantikan” Pulau Banyak di Aceh Singkil. Masyhur hingga ke mancanegara.

Pidie juga punya lokasi wisata yang tak boleh dianggap biasa. Ya, itulah Lingkok Kuwing. Lokasi yang jaraknya sekitar 28 kilometer dari Kota Sigli itu mirip Grand Canyon di Benua Amerika, bagian utara Arizona. Taman nasional pertama di Amerika itu masuk dalam daftar tujuh keajaiban dunia versi CNN.
 
Grand Canyon dalam bahasa Indonesia disebut Ngarai Besar. Merupakan tebing terjal yang dibentuk oleh Sungai Colorado dengan panjang 446 kilometer dan lebar antara enam sampai 29 kilometer.

Jika berniat menikmati keindahan Grand Canyon, tidak perlu jauh-jauh ke Amerika. Lingkok Kuwing bisa menjadi penggantinya. Walau tak terlalu lebar seperti Grand Canyon, Lingkok Kuwing dapat menjadi alternatif untuk berwisata.

Lingkok Kuwing adalah kawasan aliran sungai dikelilingi sisi-sisi batuan yang khas. Pepohonan rimbun nan hijau di atas bebatuan membuat panorama alam semakin asri.

Lingkok Kuwing sudah ada sejak lama, bahkan mungkin ratusan tahun yang lalu. Namanya Uruek Meuh.

Penamaan ini, menurut pemuda Gampông Pulo Hagu, Joi, Padang Tiji, Pidie merujuk pada isi sungai tersebut yang mengandung biji emas.
 
“Namun, karena sering terjadi banjir, sudah tidak ada lagi (biji emas),” katanya.

Selain Uruek Meuh, masyarakat setempat juga sering menyebutnya Angkop Kuwing. Angkop dalam bahasa Indonesia disebut ‘rawa’, sedangkan Kuwing  berarti ‘bengkok’, juga merujuk pada patahan sungai tersebut.

Tempat ini mulai tercium wisatawan sekitar 2014 lalu. Namun, pengunjungnya masih sangat sedikit. “Sebelumnya biasanya hanya anak Pramuka, anak Mapala yang datang,” kata Joi.

Memasuki 2015, wisatawan yang datang meningkat. Namanya juga mulai beralih menjadi Lingkok Kuwing. Semakin hari, grafik pengunjung Lingkok Kuwing semakin bertambah. “Waktu liburan yang ramai ke sini.”

Menurut penuturan Joi, perubahan nama itu terjadi saat mulai ramai didatangi wisatawan. Dia juga tidak tahu alasan pendatang menyebutnya Lingkok Kuwing. “Tidak tahu kenapa anak sekarang menyebutnya Lingkok Kuwing. Kalau kami menyebutnya Angkop Kuwing.”
 
Berada di tempat-tempat seperti ini dapat menentramkan jiwa. Susunan batu alam di pinggiran sungai yang menjulang hingga setinggi sekitar dua meter, membuat tempat ini begitu indah. Bebatuan itu mirip candi-candi kuno.

Selain bebatuan unik di antara belahan sungai, di lokasi itu juga terdapat air terjun yang bisa dimanfaatkan sebagai terapi alami. Air terjun ini bersumber dari pegunungan Seulawah.

Ferdian, penikmat wisata alami, menyebutkan tempat ini dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang menyuka wisata. “Khususnya yang suka wisata alam.”

Menurutnya, tempat wisata alami seperti ini sangat jarang di Aceh. Harus dijaga dan dirawat dengan baik agar tidak dirusak oleh tangan-tangan jahil.

Ia juga mengajak wisatawan lainnya untuk sama-sama menjaga tempat yang masih alami ini.
 
“Itu harus dilarang, supaya tidak dicoret-coret batunya,” kata Ferdian kepada salah seorang pemandu sambil menunjuk ke arah batu yang telah dicoret-coret.

Lingkok Kuwing terletak di Gampông Pulo Hagu, Padang Tiji, Pidie, tujuh kilometer dari pasar Padang Tiji atau sekitar 28 kilometer dari Kota Sigli.

Meski tidak terlalu jauh, untuk menuju ke objek wisata Lingkok Kuwing tidaklah mudah. Jalanan dengan bebatuan besar khas pegunungan, naik turun bukit, sedikit menguras tenaga.

Untuk menuju ke sana, dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor. Itu pun jika tidak hujan. Sebab, jika hujan, jalanan licin sehingga sulit dilalui dengan sepeda motor.

Untuk itu, demi memudahkan akses wisatawan, masyarakat setempat sudah membuka jalur baru dengan ukuran yang lebar sehingga mudah dilalui sepeda motor.

Warga Gampông Pulo Hagu juga sepakat menetapkan beberapa peraturan. Peraturan ini dibuat untuk menjaga kelestarian tempat wisata, juga keamanan bagi warga
setempat.

“Karena kalau terjadi sesuatu, pasti kami yang akan bertanggung jawab,” kata Joi, pemuda setempat yang menjadi pemandu kami.

Salah satunya, wisatawan yang ingin ke sini harus melapor ke pemuda gampông. Setiap pengunjung juga dikutip biaya sebesar Rp5000 per orang, tentunya selain upah pemandu sebesar Rp150.000 untuk sekali jalan. “Sebenarnya ini untuk kas gampông.”
 
 
Selain wisata Lingkok Kuwing, di Kecamatan Padang Tiji, juga terdapat wisata Waduk Rajui. Waduk Rajui terletak di Gampông Rajui. Proyek multiyears ini menghabiskan anggaran sebesar Rp73 miliar lebih dari APBN 2011. Proyek ini selesai dikerjakan sejak 2013 lalu.

Selain sebagai tempat wisata, waduk ini juga berfungsi sebagai penampungan air untuk petani setempat jika musim kemarau tiba.(Sumber: viva)
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.