2020-03-22

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Jubir Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG) melakukan live konferensi pers di Banda Aceh, Sabtu (28/3/2020)
Banda Aceh - Jubir Covid-19, Saifullah Abdulgani atau yang akrab SAG, menyampaikan, Pemerintah Aceh saat ini terus melakukan berbagai upaya untuk pencegahan dan penanganan virus Corona atau Covid-19 di Aceh.

Tidak menafikan, Pemerintah Aceh juga sudah menyiapkan tanah untuk kuburan massal jenazah warga yang positif Covid-19.

"Satu hal mungkin tidak menyenangkan, tapi saya ingin menyampaikannya, bahwa Pemerintah Aceh sedang menyiapkan tanah untuk kuburan massal virus Corona," kata SAG dalam live konferensi pers, Sabtu (28/3/2020).

Menurut SAG, hal tersebut perlu dipersiapkan karena berdasarkan pengalaman, 160 negara dan pengalaman di Indonesia, angka kematian terus meningkat.

"Berdasarkan pengalaman tersebut kita persiapkan segala sesuatunya, kita persiapkan ruangannya, peralataannya, SDM-nya.

Tentu saja kita tidak bisa menafikan kalau takdir menentukan harus ada yang barangkali dipanggil oleh Allah walaupun sudah diobati, kita juga harus menyiapkan tempat (pemakaman)," kata SAG.

Menurut SAG, Sekda Aceh, dr Taqwallah sudah melihat lokasinya.

"Semoga bisa dalam waktu dekat kita bisa memiliki tempat untuk memakamkan jenazah korban Covid," jelasnya.

Namun begitu, SAG atas nama Jubir Covid-19, berharap pasien yang positif di Aceh tidak akan bertambah lagi.

Banda Aceh - Tak sanggup menanggung malu, Ros (37) warga di Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh nekat membuang bayinya di dalam tong sampah. Oleh polisi, wanita yang diketahui berstatus janda itu ditangkap Sabtu (28/3/2020).

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto, SH melalui Kapolsek Baiturrahman AKP Irwan, S.Sos, M.Si mengatakan, penangkapan pelaku bermula dari penemuan bayi yang baru lahir di hamparan tempat pembuangan sampah pinggiran taman Krueng Daroy Gampong Seutui, Kota Banda Aceh, Sabtu pagi sekira pukul 06.30 WIB.

"Bayi tersebut saat baru lahir diletakkan oleh pelaku Ros di lokasi dan sekitar jam 06.00 WIB. Kemudian, Ros mendengar tangisan bayi dan melaporkan kepada tetangganya bahwa ia menemukan bayi," kata Irwan.

Kemudian, lanjut Irwan, bayi perempuan tersebut dibawa ke rumah Geuchik Seutui, Amiruddin.

"Geuchik melaporkan kepada Kanit Reskrim Polsek Baiturrahman perihal kejadian tersebut. Bayi mungil tersebut lalu dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak untuk dilakukan tindakan medis," katanya.

Polisi lalu melakukan penyelidikan dan belakangan pelaku yang membuang bayi itu mengarah kepada Ros.

"Setelah penyelidikan petugas berhasil menciduk pelaku pembuang bayi yakni ibunya sendiri," katanya.

Selain Ros, kata dia, polisi juga menangkap pria berinisial NZ warga Peukanbada, Aceh Besar.

“Hasil penyelidikan Unit Reskrim, bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelap antara Ros yang berstatus janda dengan NZ yang masih memiliki istiri. NZ merupakan Cleaning Service di Kantor Geuchik Kampung Baro, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh,” jelas Irwan.

Saat ini pelaku Ros dan bayi tersebut dirawat di RSIA Banda Aceh untuk rawatan medis dibawah pengawasan Kepolisian dan NZ diamankan di Polsek Baiturrahman untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. | metropolis.id

StatusAceh - Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyatakan ada 31 orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 di Aceh. Kini, mereka semua menyebar di kecamatan kota Serambi Mekkah tersebut.

"Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Banda Aceh ada 31 ODP. Mereka baru pulang dari luar daerah dan luar negeri. Mereka juga sempat berinteraksi dengan PDP (pasien dalam pengawasan)," ujar Aminullah di Banda Aceh, seperti diberitakan Antara, Sabtu (28/3).

Ia menerangkan, ke-31 ODP yang tersebar di seluruh kecamatan tersebut, di antaranya Syiah Kuala 8 orang, Kuta Alam 3 orang, Baiturrahman 4 orang, Meuraxa 2 orang, Banda Raya 4 orang, Ule Kareeng 2 orang, Lueng Bata 3 orang, Jaya Baru 2 orang, dan Kuta Raja 3 orang.

Sedangkan pasien dalam pengawasan di 'Kota Serambi Mekkah', yang terletak pada bagian ujung utara Pulau Sumatera itu hingga kini berjumlah 4 orang.

Dengan hal itu, Aminullah meminta masyarakat setempat untuk terus menahan diri agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah.

"Mohon untuk mematuhi imbauan. Kami minta warga juga terus menerapkan physical distancing. Jika berkomunikasi dengan yang lainnya, jangan ada yang ambil risiko, hindari kontak langsung dengan ODP," tuturnya.

Pemerintah Aceh pun meminta masyarakat tidak panik, namun meningkatkan kewaspadaan seiring dengan bertambahnya kasus positif Covid-19 di provinsi itu menjadi empat orang berstatus PDP yang dirawat di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.

"Kami tentu saja sangat berharap kepada masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada," kata Juru Bicara Covid-19 Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani.

Ia menyebut data orang dalam pemantauan di Aceh bertambah menjadi 329 orang dari sebelumnya 266 orang dan tersebar di sejumlah kabupaten/kota di provinsi Aceh.

Ia meminta warga yang baru kembali dari daerah terjangkit, untuk disiplin melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Jika selama isolasi mengalami gejala demam, batuk, flu, bahkan sesak napas, katanya, diminta segera memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Jangan sembunyikan saudara kita yang baru pulang dari daerah penularan, karena bukan hanya berisiko bagi lingkungan sekitar, tapi juga berisiko bagi orang yang kita sayangi di rumah kita sendiri," katanya. | Merdeka.com

Lhoksukon - Anggota DPRK Aceh Utara Zubir.HT dan H. Jirwani melaksanakan donor darah sebagai bentuk mendukung upaya kerja Medis ketika kekurangan pasokan stok darah dari para pendonor.

"Saat ini secara nasional pendonor darah berkurang hingga 70 sampai 90% disetiap daerah, tak terkecuali di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, walau kami memahami bahwa penderita Covid 19 hanya menyerang sistem pernafasan dan tidak membutuhkan tranfusi darah, akan tetapi masih banyak pasien atau penderita penyakit lainnya yang setiap saat membutuhkan tranfusi darah dan ini akan sangat berdampak," kata Zubir.HT, Sabtu (28/3/2020).

Menurutnya, Palang Merah Indonesia (PMI) saat ini kekurangan pasokan stok darah dari para pendonor. Jumlah pendonor minim karena pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan social distancing untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).

Zubir menghimbau kepada masyarakat di tengah bencana wabah Ini agar secara sukarela dapat mengunjungi UTD di daerah masing masing untuk mendonorkan darahnya supaya pasokan dan stok darah tidak kekurangan. Masyarakat secara mandiri yang secara fisik sehat dan tidak mempunyai riwayat perjalanan dari luar daerah bisa berdonor, dan di UTD tentunya akan diperiksa secara terperinci sebelum melaksanakan donor.

"Saya meminta kepada masyarakat untuk bersedia kembali melakukan donor darah di kantor PMI atau UTD kabupaten kota di seluruh Aceh. Saya meyakini jika UTD dan PMI telah memberlakukan protokol kesehatan yang sudah sesuai dengan himbauan social distancing, kita bisa mengurangi beban semuanya dengan berkontribusi dalam bentuk Apapun termasuk mendonorkan darah," himbaunya.[]

Ilustrasi
Lhoksukon - Keluarga EY (43), pasien dalam pengawasan (PDP) Corona Covid-19 yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Kota Madya Banda Aceh pada Rabu (25/03/2020), dikabarkan sempat memandikan jenazah yang bersangkutan sebelum dimakamkan di pemakaman desa setempat, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara.

Otoritas terkait telah mengambil sikap untuk mengawasi gerakan setiap orang yang pernah melawat ke rumah duka pada hari kedatangan jenazah hingga prosesi pemakaman berlangsung.

Langkah lainnya memastikan keluarga dan orang-orang yang melakukan kontak untuk melakukan karantina mandiri sementara waktu atau selama 14 hari terhitung sejak pasien dimakamkan, di bawah pengawasan ketat otoritas yang berwenang. Sebelumnya, dinas kesehatan setempat telah melakukan disinfeksi atau penyemprotan cairan disinfektan ke rumah keluarga dan tetangga pasien Corona Covid-19 yang meninggal dunia ini.

"Setelah kejadian itu, kita langsung isolasi tempat tersebut. Sudah kita jalankan sesusi standart operating procedure (SOP) Kemenkes. Keluar masuk dipantau, tahu kita," jawab Humas merangkap Juru bicara satuan tugas Covid-19 untuk Kabupaten Aceh Utara, Andre Prayuda, kepada Liputan6.com, Sabtu siang (28/03/2020).

Andre mengatakan keluarga EY meyakini yang bersangkutan meninggal dengan gejala penyakit biasa sehingga jenazah pasien tetap dimandikan layaknya orang meninggal pada umumnya. Hingga saat ini pihaknya juga belum mendapat hasil dari uji spesimen apakah pasien berstatus PDP tersebut positif terinfeksi virus atau tidak.

"Ada kesalahan sedikit, kesalahan pemahaman antara pihak keluarga dan RSUD dr. Zainoel Abidin. Jadi, mayat itu dipulangkan ke kita, sedang informasi ke pihak keluarga pasien, kita bilang seperti simpang siur. Pihak keluarga bersikeras bahwa pasien tidak sakit itu. Jadi, kita serba salah. Kalau keterangan sepotong-sepotong kita tidak bisa berprediksi lebih lanjut," jelas Andre.

Menurut Koordinator Posko Covid-19 Aceh, dr. Edrin, EY mengalami gejala medis yang dikenal dengan nama sepsis atau septicaemia, merujuk pada kondisi kehadiran banyak bakteri di dalam darah pasien. Untuk memastikan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan swab tenggorokan dan hidung yang selama ini digunakan untuk menentukan diagnosis Covid-19.

"Pertama, kan, diagnosa pasien itu, kan, pasien, apa, pasien umum biasa, tiba-tiba, pas dia bilang dia dari Malaysia barulah masuklah diagnosa, bawaan anamnesnya satu tambah lagi karena dia dari Malaysia, kan. Setelah itu, kan, langsung ke isolasi," terang Edrin, kemarin.

,
Banda Aceh – Komando Distrik Militer (Kodim) 0101/BS melakukan penyemprotan cairan disinfektan di sejumlah ruas-ruas jalan protokol di Kota Banda Aceh, Jum’at (27/03/2020).

Penyemprotan dilakukan menggunakan kendaraan truk modifikasi yang dipinjamkan dari satuan Peralatan Kodam Iskandar Muda (Paldam IM) lengkap dengan supir dan operatornya.

Komandan Kodim 0101/BS Kolonel Inf Hasandi Lubis, S.I.P mengatakan, bahwa kegiatan tersebut dilakukan untuk mensterilkan sejumlah ruas-ruas jalan protokol yang sering di lintasi masyarakat Kota Banda Aceh dan sekitarnya dari penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).

“Ini juga merupakan wujud konsistensi kita agar wilayah kita terhindar dari wabah yang mulai meresahkan masyarakat itu,” ujar Dandim.

Dandim menambahkan, untuk penanganan masalah Covid-19 ini juga dibutuhkan sinergitas dan dukungan dari semua pihak agar dapat berjalan dengan maksimal dan menyeluruh.

“Tidak hanya pemerintah saja yang bergerak. Namun, masyarakat juga perlu ada partisipasi dan dukungannya,” imbuh Dandim.

Adapun rute keberangkatan dalam kegiatan tersebut yaitu dari Simpang Jam – Simpang Pendopo Gubernur – Simpang Kodim 0101/BS – Mesjid Raya – Jalan Moh. Jam – Pasar Aceh – Jembatan Pante Pirak – Simpang Lima – Simpang Jambo Tape dan berujung di Depan Mesjid Oman.

Sementara itu, untuk rute kembali yaitu dari depan Mesjid Oman – Rumah Sakit Zainal Abidin - Simpang Jambo Tape – Simpang Lima – Jembatan Pante Pirak dan finish di halaman Makodim 0101/BS.

BANDA ACEH - Pembagian Alat Pelindung Diri (APD) kepada petugas medis yang menangani pasien Covid-19 diharapan harus merata, terlebih kepada mareka yang bekerja di Rumah Sakit (RS) yang sudah ditetapkan sebagai RS rujukan oleh Pemerintah Aceh.

Belakangan, banyak laporan pekerja medis yang diterima oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Sulaiman,SE, mereka para petugas medis, terutama yang bertugas di RSUZA banyak membeli APD  secara mandiri untuk keselamatan mereka. Demikian pengakuan politisi Partai Aceh kepada wartawan, Sabtu 28 Maret 2020 melalui siaran pers.

"Ada informasi saya terima, mareka (petugas medis) masih ada yang tidak dapat APD, ini kan tidak fair,  mareka  dituntut bekerja maksimal, tetapi mereka tidak kita kebutuhan medis, apalagi ini penyakit yang daya sebarnya begitu cepat," katanya.

Oleh sebab itu, Anggota DPR Aceh dari Fraksi Partai Aceh meminta kesiapan ke Pemerintah Aceh, khususnya Dinas Kesehatan dan Dirut RSUZA agar lebih ditingkatkan lagi. Apalagi jumlah Orang Dalam Pemantauan  di Provinsi Aceh semakin meningkat, katanya.

Tak sekedar APD, insentif kepada dokter, perawat dan petugas lainnya yang terlibat dalam penangan Covid-19 di Aceh harus diperjelas oleh pihak eksekutif, sehingga semangat tim dalam bekerja akan terpacu.

Kemudian, Kepada direktur setiap Rumah Sakit (RS) yang telah ditetapkan sebagai RS Rujukan penanganan Covid-19 harus  serius memerhatikan para bawahannya. Artinya, kata Sulaiman lagi, jangan setelah nanti para awak medis bekerja dalam merawat pasien tersebut (Corona-red) berimbas kepada pribadi mareka.

"Seperti diberikan media massa, seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal dalam perawatan di Respiratory Intensif Care Unit (RICU) Rumah Sakit Zainoel Abidin pada Senin, 23 Maret 2020 yang lalu sudah dinyatakan positif Covid-19," kata Sulaiman menambahkan.

Itu sebabnya, mantan Ketua DPRK Aceh Besar ini berharap para direktur RS yang menangani Covid-19 untuk segara menindaklanjuti. Terlebih kepada RSUZA Banda Aceh yang merupakan RS rujukan utama. Berikut juga, sosialisasi terhadap pencegahan Covid-19 kepda masyarakat baik perkotaan maupun pedalaman harus maksimal.

“Nampakkan kepada semua masyarakat kita serius menangani Covid-19, sehingga kedepan masyarakat tidak menyalahkan kita yang ada dalam pemerintah. Begitu juga sebaliknya, kalau kita tidak serius, jangan salahkan masyarakat ketika yang terkena Covid-19 mereka berobat dengan cara mereka sendiri, apakah ke dukun atau pun mereka akan mencari ‘orang pintar’ untuk bakar kemenyan, akibat mereka tidak mengetahuinya,” Sambungnya Sulaiman.

Kepada masyarakat Aceh juga ia berharap jangan menganggap remen soal penyakit Corona Virus, kepada seluruh masyarakat Aceh ia menghimbau agar mengindahkan semua intruksi pemerintah.

“Pemerintah juga tidak tinggal diam untuk memikirkan kompensasi kepada masyarakat yang berimbas akibat Covid-19,” tutupnya.

Jakarta - Pimpinan Komite I DPD RI, H Fachrul Razi MIP, mendesak penegak hukum agar membasmi habis para mafia proyek yang diduga terlibat dalam monopoli tender proyek di Aceh. Desas desus mengenai mafia proyek di Aceh sudah beredar luas di Pusat.

"Sebagai orang Aceh, terus terang saya malu karena Aceh masih berada di bawah garis kemiskinan. Padahal Pemerintah Pusat setiap tahun mengucurkan belasan triliun untuk membangun Aceh pasca konflik dan tsunami," kata Fachrul Razi kepada media.

Tapi sayang beribu sayang, harapan ingin mensejahterakan rakyat Aceh justru tidak tercapai meski sudah 15 tahun pasca damai. Keberadaan mafia proyek yang memonopoli proyek di ULP Aceh dianggap menjadi salah satu kendala pemerataan ekonomi. Fachrul Razi juga meminta dinas-dinas tidak bermain dengan “mafia proyek”, karena menurutnya Aceh butuh kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.

"Kenapa hari ini Aceh masih miskin, saya rasa salah satu sebabnya karena banyaknya mafia proyek di Aceh, dan itu bukan rahasia lagi, yang mengatur semua pemenangan tender proyek seperti desas-desus yang selama ini beredar. Karena itu kita minta penegak hukum membasmi mafia proyek tersebut agar ada pemerataan ekonomi di Aceh," katanya.

Menurut Senator Fachrul Razi, penegakan hukum bisa mencegah mafia-mafia tersebut berhenti memonopoli pemenangan proyek. Dengan begitu, ujarnya, tidak ada lagi perputaran uang hanya dikalangan satu kelompok saja.

"Bayangkan jika hanya satu kelompok saja yang bermain proyek, maka yang lain gigit jari, proses peredaran uang terhambat, sehingga masyarakat susah terus karena uang APBA dan Otsus tidak beredar di masyarakat," ungkapnya.

Fachrul Razi juga menolak pernyataan yang mengatakan bahwa yang menikmati Dana Otsus  selalu dituduhkan kepada mantan kombatan GAM dan korban konflik, sementara mereka masih hidup dibawah garis kemiskinan sementara mafia proyek masih terus menikmati hasil atas perjuangan mereka,” kecamnya.

"Karena itu, sekali lagi kami minta kepada penegak hukum di Aceh, khususnya kepolisian dan Kejaksaan, jangan takut, basmi semua mafia proyek tersebut walaupun mereka orang dekat dengan Plt Gubernur Aceh," tegasnya.

Senator DPD RI asal Aceh ini juga meminta kepada masyarakat sipil
dan media untuk mengawasi proyek dan penggunaan anggaran di Aceh. “Kami sudah komunikasikan dengan KPK RI untuk mengawasi masalah ini, dan Aceh masih dalam pantauan ketat KPK RI,” tutupnya.

Warga melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah pandemi COVID-19 menggunakan dana desa di kawasan Desa Blang Ara Keudee, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Jumat (27/3/2020). (FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkab Nagan Raya)
Suka Makmue - Masyarakat di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, kini mulai menggunakan dana desa untuk mencegah pandemi virus corona (COVID-19) untuk melakukan penyemprotan disinfektan ke sejumlah rumah warga.

"Penggunaan dana desa untuk menanggulangi pandemi COVID-19 ini sangat bermanfaat bagi masyarakat," kata Kepala Desa Blang Ara Keudee, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Muhammad Atah, di Suka Makmue, Ibu Kota Kabupaten Nagan Raya, Jumat.

Ada pun lokasi penyemprotan disinfektan itu dilakukan ke sejumlah rumah dan tempat ibadah, jalan umum, rumah warga, serta sarana publik lainnya di desa.

Sedangkan dasar hukum penyemprotan disinfektan untuk mencegah COVID-19 menggunakan dana desa ini, kata dia, sesuai dengan Instruksi Bupati Nagan Raya HM Jamin Idham, yang memerintahkan aparat desa untuk menggunakan dana desa.

Hal itu dilakukan untuk memaksimalkan penanganan pandemi COVID-19 di masa tanggap darurat bencana di Kabupaten Nagan Raya.

"Penyemprotan disinfektan ini tidak cukup dilakukan sekali, namun akan kita lakukan selama beberapa kali untuk mengantisipasi virus mematikan ini," katanya.

Selain itu, aparat desa setempat juga terus memantau masyarakat yang kembali dari luar kota, dan mengimbau masyarakat agar melakukan karantina mandiri selama 14 hari ke depan.

"Jika ada masyarakat yang diketahui baru kembali dari luar daerah/luar negeri yang mengalami gangguan kesehatan, maka akan kita kepada petugas terkait agar dijemput serta diperiksa suhu tubuhnya," demikian Muhammad Atah. | Antara

Tim Satgas Pangan Polda Aceh bersama Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait, melakukan sidak di sejumlah pasar di Kota Banda Aceh untuk mengantisipasi kelangkaan sembako dalam menghadapi COVID-19, pada Senin (23/3/2020). (Foto/Ist)
Banda Aceh - Surat Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, terkait permintaan penambahan kuota gula untuk Aceh yang dikirimkan pada 24 Maret 2020, telah mendapat respon dari Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Agus Suparmanto, Kamis (26/3/2020).

Respon Mendag tersebut, disampaikan Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan RI, Susi Herawaty kepada Plt Kadis Perindag Aceh Muslem Yacob AS, melalui sambungan telefon siang tadi.

“Alhamdulillah Kementerian Perdagangan RI melalui Dir Bapokting sudah merespon surat Plt Gubernur Aceh terkait permintaan tambahan kuota gula untuk Aceh. Kemendag akan mengirim secepatnya gula untuk Aceh sebesar 20 ton tahap awal,” jelasnya.

Meski pada tahap awal gula yang dikirim untuk Aceh hanya 20 ton, menurut Muslem Yacob, Plt Gubernur Aceh memberi apresiasi kepada Kemendag yang telah merespon secara cepat sebagai bantuan awal terkait kelangkaan gula di Aceh.

“Pak Plt Gubernur Aceh memberikan apresiasi kepada Kemendag yang telah merespon dengan cepat atas surat Pak Plt Gubernur yang dikirim beberapa hari lalu. Tahap selanjutnya segera akan dilakukan langkah strategis lainnya sebagai antisipasi kelangkaan gula di Aceh,” ujarnya.

Karena itu, Muslem Yacob mengimbau kepada para pedagang untuk tidak menaikkan harga gula secara tidak wajar.

“Pedagang di pasaran harus menjual dengan harga yang wajar, patut dan layak. Tidak melebih-lebihkan. Dalam kondisi musibah COVID-19, marilah kita bersama mendukung Pemerintah Aceh dalam rangka menstabilkan harga pangan,” kata Muslem.

Dalam surat bernomor 551/5365 yang ditandatangani langsung Nova Iriansyah, pada Selasa 24 Maret 2020 kemarin, disampaikan perihal mendesaknya tambahan kuota gula untuk Aceh.

Kelangkaan tersebut mengakibatkan harga-harga gula yang terus menanjak, pada 26 Maret 2020. Harga gula di Pasar Peunayong meningkat mencapai Rp22.000 per kilogram. | Waspadaaceh.com

Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Jakarta - Jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) bertambah menjadi 893 orang pada Kamis (26/3). Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 78 orang, dengan jumlah yang sembuh 35 orang.

kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan persnya, di gedung BNPB, Jakarta, Kamis (26/3).

Ia juga menyebut ada penambahan kasus kematian akibat Covid-19 dari hari sebelumnya.

"Kasus kematian penambahan 20 kasus, totalnya 78," ujar Yurianto.

Selain itu, Yuri menyebut ada penambahan empat pasien yang sembuh per hari ini.

"Secara akumulasi 4 penambahan kasus yang sembuh, jumlah kasus sembuh 35 orang," tandasnya.

Pada Rabu (25/3), jumlah pasien Covid-19 mencapai 790 kasus positif, 58 meninggal, 31 sembuh. | CNN

Penduduk di Kampung Aceh sekitar tahun 1900. (Foto: Tagar/Dok Fahzian Aldevan)
STATUSACEH.Net - Hari ini, 147 tahun lalu, kolonial Belanda mengeluarkan maklumat perang dengan Kerajaan Aceh. Perang selama 30 tahun lebih ini berlangsung dalam beberapa tahap dengan pimpinan yang berbeda.

Perang antara Aceh dengan Belanda dimulai pada 26 Maret 1873. Perang ditandai dengan pelepasan tembakan meriam oleh Belanda ke daratan Aceh. Saat itu, pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Kohler.

Sedangkan pasukan Aceh dipimpin Panglima Polim dan Sultan Alaudin Mahmud Syah. Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Kohler saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira.

Banda Aceh - Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah menetapkan status tanggap darurat skala provinsi untuk menangani pandemi Corona. Status darurat tersebut berlaku selama 71 hari sejak 20 Maret hingga 29 Mei mendatang.

"Seiring berjalan waktu dan meningkatnya eskalasi prevalensi pandemik, baik berupa jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di Aceh, sehingga penetapan status siaga darurat bencana non-alam penyebaran Covid-19 yang ditetapkan pada 17 Maret 2020 perlu ditingkatkan menjadi status tanggap darurat," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto dalam keterangannya, Kamis (26/3/2020).

Menurutnya, pertimbangan meningkatkan status menjadi tanggap darurat provinsi itu karena penyebaran Corona terus meningkat di Tanah Rencong. Selain itu, penetapan status darurat tersebut merujuk pada Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Berdasarkan surat gubernur tersebut pada 20 Maret lalu itu disebutkan, penetapan status tanggap darurat mencakup pencegahan penyebaran COVID-19, percepatan penanganan COVID-19, dan kesiapan serta kemampuan dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons terhadap COVID-19.

Iswanto menjelaskan, dalam surat itu disebutkan penetapan status tanggap darurat skala provinsi COVID-19 di Aceh akan berlangsung selama 71 hari, sejak 20 Maret 2020 sampai 29 Mei 2020. Status ini dapat diperpendek atau diperpanjang sesuai dengan pelaksanaan penanganan darurat bencana non-alam.

Menurutnya, pemerintah Aceh terus berupaya maksimal dalam percepatan penanggulangan penyebaran COVID-19. Selain itu, pemerintah Aceh berharap semua kabupaten/kota turut melakukan hal yang sama dengan menerapkan langkah-langkah penanggulangan.

"Insya Allah ini menjadi pedoman bagi kabupaten kota untuk mengambil langkah-langkah terukur dalam penanggulangan virus Corona di Aceh," ungkap Iswanto. |  Detik.com

Ilustrasi penanganan pasien virus corona. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Banda Aceh - Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) pada Senin (23/3), terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19).

"Yang meninggal asal Lhokseumawe positif corona," ujar Direktur RSUZA Banda Aceh, Azharuddin saat dikonfirmasi, Kamis (26/3).

PDP yang meninggal tersebut diketahui memiliki riwayat perjalanan dinas luar dari Bogor dan Surabaya.

Pasien tersebut pertama kali dirawat di Rumah Sakit Arun Lhokseumawe pada (17/3). Kemudian ia dirujuk ke RSUZA dengan status PDP pada Jumat (20/3). Baru dirawat tiga hari, kondisi pasien semakin memburuk. Pasien berinisial AA itu kemudian meninggal dunia.

Pasien awalnya mengalami batuk, pilek dan demam seusai pulang dinas luar. Saat diperiksa, pasien diduga mengalami gejala terinfeksi Covid-19. Hingga akhirnya dinyatakan positif usai meninggal dunia.

Seluruh tenaga kesehatan, baik yang di RS Arun Lhokseumawe dan RSUZA yang menangani pasien tersebut, untuk sementara waktu di karantina.

"Tenaga Kesehatan yang khusus menangani pasien itu kita karantina," ujar Azharuddin.
Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen


Ini jadi kasus pertama pasien positif corona di Aceh yang meninggal. Sementara, satu pasien berstatus PDP yang meninggal semalam, hasil swab-nya belum keluar.

Juru Bicara Tim Gugus Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani menyebut PDP tersebut meninggal dalam perawatan di Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUZA Banda Aceh.

"Benar, ada seorang PDP inisial EY (43), laki-laki, dari Kabupaten Aceh Utara, meninggal dunia," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (26/3).

Update saat ini untuk di Aceh, orang dalam pemantauan (ODP) terus meningkat di Aceh. Kini sudah mencapai 216 orang, PDP enam orang dan positif corona satu orang. | CNN

Ibunda Presiden Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo meninggal di Solo, Jateng. (Foto: Istimewa)
Jakarta - Presiden Indonesia, Joko Widodo berduka, lantaran ibunda Sujiatmi Notomiharjo (77) meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah (Jateng). Almarhumah meninggal dunia Rabu (25/3/2020) pukul 16.45 WIB.

Berita duka ini disampaikan Wakil Menteri Desa, Pembangungan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi melalui pesan tertulis. Tak hanya itu, dia mengajak masyarakat Indonesia mendoakan almarhumah.

"Innalillahi wa inna illaihi rojiun, Eyang Notomiharjo, ibunda Bapak Presiden wafat di Solo pukul 16.45 WIB tadi, mohon doanya semoga almarhumah khusnuol khotimah," ujar Budi Arie.

Hingga berita ini diturunkan iNews.id masih coba menghubungi sejumlah pihak untuk mencari informasi lebih banyak terkait kabar duka tersebut.

Seperti diketahui Presiden Jokowi beberapa waktu terakhir terus memimpin koordinasi penanganan virus corona di Indonesia. Presiden Jokowi dan istrinya Iriana sempat menjalani tes deteksi virus corona dan hasilnya dinyatakan negatif. | Inews

Kasus positif virus Corona di Indonesia terus bertambah. Hingga hari ini sebanyak 790 orang telah terinfeksi virus tersebut. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Kasus positif terinfeksi virus Corona di Indonesia terus bertambah. Hingga Rabu (25/3/2020) pukul 12.00 WIB, penderita positif Corona mencapai 790 orang dan 58 orang meninggal dunia.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan Virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto dalam Konferensi Pers di Graha BNPB, Jakarta (25/3/2020).

“Ada penambahan kasus positif konfirmasi positif kasus ini adalah kasus yang kita dapatkan dari pemeriksaan PCR bukan rapid test sebanyak 105 kasus,” ungkap Yuri.

Dia mengatakan ada koreksi mengenai jumlah penderita Corona kemarin, yakni seharusnya 685 bukan 686 orang. “Karena ternyata ada satu pasien tercatat di rumah sakit dengan nama yang hampir mirip sudah kita konfirmasi ke daerah. Sehingga jumlahnya adalah 685 ditambah sekarang 105 sehingga total kasus kita adalah 790 kasus,” tutur Yuri.

Yuri menginformasikan, pasien sembuh bertambah satu orang sehingga menjadi 31 orang. “Sementara angka kematian setelah kita lakukan verifikasi ulang ada data yang double dan sudah kita perbaiki sehingga datanya adalah 55 pada hari kemarin. Hari ini ada penambahan tiga sehingga jumlahnya menjadi 58 orang meninggal,” tuturnya.

Dengan demikian, kata dia, total jumlah kasus positif adalah 790 orang. "Kemudian jumlah kasus yang sudah sembuh dan dinyatakan oleh pulang dari rumah sakit dan lepas perawatan ada 31 orang. Kasus meninggal ada 58 orang,” tutur Yuri. | Sindonews

Ilustrasi
Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu jaringan Aceh-Medan. Total ada 32 bungkus atau sekitar 32 Kg narkoba jenis sabu yang disita BNN dari 5 pelaku.

Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan pengungkapan peredaran sabu itu berawal dari informasi masyarakat terkait adanya penyelundupan sabu dari Tanjung Balai ke Medan. Kemudian tim gabungan antara BNN dan Bea Cukai Aceh dan Sumatera Utara menangkap 3 orang tersangka.

"Telah dilakukan penangkapan terhadap tiga tersangka atas nama Samsul, Asan dan Yani di Jalan Lintas Sumatera Tanah Datar, Asahan Sumut karena sesuai informasi yang diterima bahwa akan ada penyelundupan narkoba dari Tanjung Balai ke Medan," kata Arman dalam keterangan, Selasa (23/3/2020).

Arman menjelaskan tim BNN menyita 20 bungkus narkoba jenis sabu dari ketiga orang itu. Sabu tersebut disembunyikan di dalam mobil yang kemudikan Samsul.

"Ketika Samsul melintas dengan menggunakan mobil dilakukan penggeledahan oleh team BNN di dalam mobil ditemukan 20 bungkus (kurang lebih 20 kg) narkoba jenis sabu," ujarnya.

Kemudian, Arman mengatakan BNN dan Bea Cukai pada Selasa (24/3) ke Ulee Rubek Barat, Aceh Utara. BNN menangkap 2 orang atas nama Mahyudi dan Syahril karena kepemilikan narkoba.

"Di Ulee Rubek Barat, Aceh Utara dengan barang bukti 12 bungkus (kurang lebih 12 kg) narkoba jenis sabu yang di sembunyikan dengan cara di tanam di pekarangan di belakang rumah. Setelah dilakukan penggalian ditemukan drum minyak berwarna biru yang berisi 12 bungkus narkoba," kata Arman.

Dari keterangan pelaku, Arman menyebut sabu itu diselundupkan dari Malaysia melalui jalur tikus pantai timur Sumatera. sabu itu akan diedarkan di wilayah Aceh. Sumut dan Jakarta. | detik.com

Getty Images
India has seen a sharp increase in coronavirus cases in recent days
StatusAceh.Net - Seluruh penduduk India mulai menjalani karantina wilayah atau lockdown selama tiga pekan penuh, di tengah lonjakan kasus virus corona di negara itu.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan kepada penduduk India yang berjumlah sebanyak 1,3 miliar jiwa, bahwa satu-satunya cara menyelamatkan mereka dari virus corona adalah untuk tidak bepergian.

"Akan ada larangan total untuk keluar dari rumah Anda," kata Modi dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa (24/03).

"Seluruh negeri akan lockdown, lockdown total," ujarnya kemudian.

Dia mengimbau agar orang-orang tidak panik - tetapi orang banyak dengan cepat menyerbu toko-toko di ibu kota, Delhi, dan kota-kota lain, sebelum peraturan berlaku.

Belum jelas apakah nantinya warga boleh ke luar rumah untuk sekadar membeli makanan dan kebutuhan pokok lainnya, setelah aturan itu diterapkan.

Karantina wilayah ini ditempuh setelah terjadi peningkatan tajam kasus COVID-19 dalam beberapa hari terakhir.

Tercatat ada 519 kasus yang dikonfirmasi di seluruh India dan 10 kematian.

India - yang memiliki populasi 1,3 miliar - bergabung dengan daftar negara yang memberlakukan kebijakan lockdown.

Adapun di seluruh dunia, terdapat lebih dari 400 ribu kasus positif, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat.

Korban meninggal mencapai lebih dari 18.000 ribu orang.

Jakarta - Wakil Presiden RI, Prof. KH. Ma'ruf Amin, kembali meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa seputar jenazah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) yang meninggal dunia. Permintaan itu disampaikan Ma'ruf saat berkunjung ke Kantor Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin, 23 Maret 2020.

"Ke depan saya minta MUI dan ormas Islam keluarkan fatwa kalau terjadi kesulitan mengurusi jenazah penderita korona," kata Wapres yang pernah memimpin MUI ini saat memerikan keterangan pers usai kunjungan ke BNPB itu.

Ma'ruf mengatakan, permintaan itu disampaikan jika terjadi kondisi di beberapa rumah sakit yang petugas medisnya kurang atau sesuatu yang tidak memungkinkan terjadi. "Kemungkinan untuk tidak memandikan. Meminta MUI dan ormas untuk itu," ujar mantan Rais Aam PBNU ini.

Fatwa yang dikeluarkan MUI terkait salat tidak berjamaah, Ma'ruf mengaku juga atas permintaannya. Ma'ruf juga meminta MUI mengeluarkan fatwa terkait syarat melaksanakan ibadah petugas medis yang menangani pasien Virus Corona (Covid-19).

Fatwa tersebut, menurut dia, diperlukan untuk memberikan kepastian bagi para tenaga medis. Misalnya, tentang bagaimana aturan berwudu bagi umat Islam yang mengenakan baju pelindung diri penanganan pasien corona.

"Ketika para petugas medis menggunakan alat pelindung diri sehingga pakainnya tidak boleh dibuka sampai 8 jam, kemungkinan dia tidak bisa wudu tayamum, saya mohon ada fatwa," ujar Ma'ruf.

Pada kesempatan itu dia juga menyampaikan mengenai pentingnya peran tenaga medis dalam penanganan pasien corona. Selama ini, mereka bekerja maksimal dalam merawat pasien tersebut.

"Ini menjadi penting sehingga para petugas tenang walaupun ini sudah terjadi. Jadi harus ada fatwanya," katanya.

Sebelumnya, MUI telah mengeluarkan fatwa seputar salat di rumah. Salat itu termasuk salat Jumat yang digantikan dengan salat Zuhur. (ARM/Red)

Aceh Besar – Puluhan personil TNI dan Polri yang terdiri dari personil Koramil 21/Blang Bintang, Lanud SIM dan Polsek Blang Bintang melaksanakan patroli gabungan di Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar, Selasa (24/03/2020).

kegiatan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya mengantisipasi dan pencegahan terhadap merebaknya penyebaran Corona Virus Disease atau sering disebut juga dengan Covid-19.

Pelaksanaan patroli gabungan tersebut, berkeliling keluar masuk hingga ke pelosok perkampungan dengan mengendarai kendaraan roda empat dan roda dua sambil menghimbau dan mensosialisaikan virus yang sedang mewabah luas itu.

Dalam himbauannya personil gabungan itu mengajak kepada masyarakat agar bekerja sama untuk sama-sama mengantisipasi mencegah penyebaran Covid -19 dengan mengurangi aktifitas di luar rumah yang tidak perlu.

Selain itu masyarakat diminta jangan panik dan tetap tenang dalam menghadapi Covid-19 ini. Apabila ada indikasi terjangkit Covid-19 agar segera hubungi konfirmasi petugas kesehatan terdekat sehingga mendapat informasi yang jelas dan jangan mudah percaya informasi yang tidak jelas sumbernya.

StatusAceh.Net - Seorang mahasiswa pascasarjana asal Aceh, Mahmud (34) terjebak di Kuala Lumpur, Malaysia karena ada kebijakan lockdown akibat virus corona. Sampai Selasa (24/3), dia sudah 16 hari terisolasi di sana.

Keberadaan dosen Politeknik Aceh di Kuala Lumpur itu hendak konsultasi tesis dengan dosen pembimbingnya di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Sekaligus ada riset yang harus diselesaikan di laboratorium kampus tersebut.

Mahmud berangkat dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar 8 hari sebelum lockdown, tepatnya Minggu, 8 Maret 2020. Rencana awal dia akan kembali ke Aceh pada 15 Maret 2020.

Namun situasi berkata lain. Kerajaan Malaysia mengambil langkah ekstrem menangkal COVID-19 yang menjadi pandemi global. Malaysia menetapkan lockdown. Semua warga diminta untuk menetap di rumah, dilarang berkumpul dan physical distancing (menjaga jarak fisik) diberlakukan.

Semua transportasi publik lumpuh. Kuala Lumpur International Airport-Malaysia ditutup. Siapapun tidak boleh ada yang masuk dan keluar dari Malaysia. Semua harus menetap di rumah masing-masing sejak 17 Maret 2020.

"Bulan April kemungkinan bisa pulang," kata Mahmud melalui pesan WhatsApp, Senin (23/3).

Kendari demikian, Mahmud mengaku sedikit beruntung status sebagai mahasiswa berada di Malaysia selama lockdown. Setiap harinya untuk berangkat ke kampus dari apartemennya, menggunakan kendaraan khusus yang disediakan kampus UKM tersebut.

Mahasiswa kembali diantar ke apartemen pada pukul 17.00 waktu Malaysia dan ini berlangsung setiap hari selama lockdown.

Sampai di kampus, kata Mahmud, seluruh mahasiswa, dosen dan civitas akademika diperiksa suhu tubuh. Bila ada suhu di atas 38 derajat tidak diperkenankan masuk ke kampus.

Selama di kampus, seluruh mahasiswa yang sedang belajar ada bantuan makan siang dari Kementerian Pendidikan Malaysia. Sehingga Mahmud mengaku tidak kesulitan mendapatkan makanan.

"Waktu berada di kampus dibatasi sampai pukul 5 sore (waktu Malaysia)," ungkap Mahmud.

Selama lockdown, kebutuhan makanan di Malaysia tetap tersedia. Mini market, tempat pembelanjaan makanan pokok tetap buka. Yang tidak diperbolehkan, hanya berkumpul dan kontak fisik. Seluruh cafe dan tempat keramaian lainnya sudah tutup selama lockdown.

Tetapi bila hendak membeli kebutuhan makanan, kata Mahmud diperbolehkan keluar dan membeli di toko kebutuhan makanan pokok. Yang kesulitan, tidak ada transportasi publik untuk bepergian.

"Grab juga susah kita dapat, tapi makanan mudah kami dapat," jelasnya.

Terjebak lockdown, Mahmud kini lebih fokus menyelesaikan riset dan tesisnya di kampus UKM, Malaysia. Rencananya dia baru kembali ke Serambi Makah setelah kebijakan lockdown dicabut oleh Kerajaan Malaysia. | Merdeka.com

Banda Aceh - Sumatera Utara (Sumut) menyetop pasokan gula ke Aceh, bahkan di gudang Bulog Aceh tidak tersedia stok gula. Gula di Aceh mulai langka?

"Setelah kita periksa di gudang Bulog Aceh, kita tidak menemukan stok gula, yang ada stok beras. Untuk saat ini beras masih mencukupi untuk enam bulan ke depan," Kata Plt Kadisperindag Aceh, Muslem Yacob dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (24/3/2020).

Menurutnya, kelangkaan gula pasir di pasaran disebabkan adanya kebijakan dari Sumatera Utara. Kebijakan tersebut yaitu larangan pengeluaran gula dari wilayah Sumut untuk sementara waktu selama masa pencegahan Covid-19.

"Terkait gula, ini yang agak sedikit mengkhawatirkan karena biasanya pedagang membeli dari Medan. Namun untuk saat ini ada kebijakan yang tidak mengizinkan keluarnya gula dari Sumut. Tapi ada gula yang diperuntukkan untuk Aceh, melalui pengusaha Aceh, sudah tidak ada problem, stoknya masih mencukupi," jelasnya.

Tim Satgas Pangan Polda Aceh bersama Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait sudah melakukan sidak di sejumlah pasar di Kota Banda Aceh, pada Senin, (23/3) kemarin. Sidak tersebut untuk memastikan ketersedian stok sembako selama merebaknya wabah Covid-19.

Muslem menjelaskan, Disperindag Aceh telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk mengatasi kelangkaan gula di Tanah Rencong. Di antaranya berkoordinasi dengan para pengusaha gula agar suplai gula yang sudah dibeli di Medan secepatnya dapat dibawa ke Aceh.

"Hari Kamis nanti juga akan datang lagi gula sebanyak delapan kontainer," sebutnya.

Selain itu, Disperindag juga akan memastikan jatah kuota gula untuk Aceh dari Kementrian Perdagangan, dan menyurati Kemendag untuk dapat izin impor dari pengusaha-pengusaha Aceh.

Menurut Muslem, langkah selanjutnya yaitu pihaknya berkoordinasi dengan Bulog. Berdasarkan informasi, ada kuota dari Kemendag sebanyak 29.000 ton gula untuk seluruh Indonesia.

"Kita sudah mengkoordinasikan ke Kemendag jatah untuk Aceh dari 29.000 ton itu kita dapat berapa. Kisarannya, sekitar 1.200 ton. Nah kalau 1.200 ton kan juga belum mencukupi, karena kebutuhan gula untuk Aceh antara 3.500 sampai 4.000 ton untuk satu bulan, terkait izin impor jika izin ini bisa diberikan, kita berharap permasalahan gula sudah bisa tertanggulangi untuk Aceh," bebernya.

"Saya yakin pemerintah juga tidak akan tinggal diam, contohnya Jakarta ketika ada masalah, pemerintah langsung mengatasi dari Palembang. Intinya, terkait dengan permasalahan gula saya minta masyarakat jangan khawatir. Saya pastikan negara hadir untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan mendroping dari provinsi lain untuk daerah yang benar-benar kekurangan gula," sebutnya. | detik.com

Polisi memasang police line di lokasi ditemukan mayat di kebun kelapa sawit Desa Krueng Lingka Kecamatan Langkahan Aceh Utara, Senin (23/3/2020). Foto Dok Polsek Langkahan - For Serambinews.com
Lhoksukon - Seorang pria ditemukan sudah tewas di sebuah kebun kelapa sawit kawasan Desa Krueng Lingka Kecamatan Langkahan Aceh Utara pada Senin (23/3/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.

Diperkirakan korban meninggal empat atau tiga hari yang lalu di lokasi tersebut. Pasalnya kondisi tubuh korban sudah membengkak dan sudah menimbulkan bau tak sedap. Korban meninggal dalam kondisi telentang.

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, pria yang ditemukan tersebut bernama Abdul Manan (60) warga Desa Hagu Selatan Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe.

Mayat Abdul Manan ditemukan warga di kawasan Dusun Tanjong Meuluweuk Desa Krueng Lingka Kecamatan Langkahan.

Korban ditemukan warga yang melintasi kawasan tersebut. Pasalnya ketika sampai di kawasan itu warga mencium bau tak sedap, lalu mencoba menelusurinya. Tak lama kemudian warga mendapati mayat pria tersebut dalam kondisi telentang.

“Warga yang temukan tadi, kemungkinan dia meninggal di kebunnya sendiri. Karena dia memiliki kebun di kawasan Langkahan, tapi untuk penyebabnya kami belum tahu. Biar polisi nanti yang menyelidikinya,” ujar Usman warga Langkahan kepada Serambinews.com.

Sumber: Serambinews.com

Lhoksukon - Tim satgas Covid-19 PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) bekerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lhokseumawe melakukan penyemprotan Disinfectant ke Masjid Bujang Salim Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Senin (23/03/2020).
 
Areal masjid yang di semprot di antaranya tempat wudu, ruang shalat, tempat imam masjid, mimbar khotbah dan teras masjid. Selain masjid Bujang Salim
penyemprotan itu juga dilakukan di meunasah , kantor polsek, koramil dan sejumlah tempat publik lainnya.

Manajer Humas PT PIM Nasrun mengatakan, pada 17 Maret 2020 lalu PT PIM telah ditunjuk oleh kementrian BUMN sebagai koordinator penanggulangan wabah corona covid-19 untuk daerah Aceh.

"Sebagai langkah awal kami terjun langsung ke tempat sarana ibadah dan kantor pemerintahan kecamatan dewantara," katanya.

Nasrun berharap agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan,hindari berkumpul ditempat keramaian,tidak berkumpul disatu tempat lebih dari sepuluh orang seperti di caffe-caffe, tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan yang mendesak serta selalu mencuci tangan jika telah melakukan aktifitasnya.

"Yang utama adalah selalu berdoa kepada Allah SWT agar kita semua terhindar dari wabah corona covid 19 ini," himbaunya.

Nasrun menambahkan, sebagai tanggung jawab sosial PT PIM kepada masyarakat lingkungan perusahaan, PIM akan melakukan penyemprotan disinfektan kepada masjid dan meunasah yang ada di sekitar perusahaan dan berusaha memberikan edukasi atau penyuluhan kepada masyarakat tentang wabah corona covid 19 melalui penyebaran brosur,pemasangan spanduk dan sebagainya.

"di perusahaan sendiri, karyawan dan tamu juga dilakukan pengecekan kesehatan dan sterilisasi masuk dan keluar pabrik," tambahnya. []

LHOKSUKON – Polres Aceh Utara melalui Satuan Sabhara mengerahkan satu unit mobil water canon berisikan 2000 liter cairan desinfektan yang disemprotkan di jalanan Mako Polres Aceh Utara hingga ke Kota Lhoksukon, Senin (23/3/2020).

Penyemprotan disinfektan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona. Sembari menyemprotkan disinfektan, Polisi juga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dengan menggunakan pengeras suara.

Dalam imbauannya, Polisi mengajak masyarakat menerapkan social distancing (menjauhi segala bentuk perkumpulan, menjaga jarak antar manusia, menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang).

“Ini tujuan untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) di Kota Lhoksukon. Kegiatan ini akan terus kami lakukan di sepanjang jalanan sampai semuanya betul-betul terkena cairan disenfektan,”ungkap Kapolres Aceh Utara AKBP Tri Hadiyanto melalui Kasat Sabhara AKP Hendra Gunawan Tanjung.

Ia menambahkan pihaknya menargetkan penyemprotan disinfektan hingga 10 ribu liter secara bertahap. Ia berharap dengan kegiatan itu, virus corona tidak sampai di wilayah Kota Lhoksukon.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak sering mengusap muka dengan tangan. Terus jaga kebersihan, dan apabila mengalami gejala badan kurang sehat dapat memeriksa kesehatan,” tuturnya. | Naufal

Ilustrasi
LHOKSUKON - Pandemi virus corona yang merebak sejak beberapa bulan lalu berdampak pada kelangkaan stok Masker di sejumlah toko dan apotek di Kota Lhoksukon.

"Hasil pantauan kita sejak 2 minggu lalu stok masker yang diperjual belikan di toko dan apotek yang ada di Kota Lhoksukon sudah habis," ungkap Kapolres Aceh Utara AKBP Tri Hadiyanto melalui Kapolsek Lhoksukon Iptu Yussyah Riyandi. Senin (23/3/2020).

Ia mengatakan, Kekosongan masker yang ada di toko-toko apotik wilayah Kecamatan lhoksukon di sebabkan tidak adanya stok masker dari distributor medan serta harga masker yang di jual sangat tinggi dari harga biasanya sehingga para penjual obat di apotik yang ada di wilayah Lhoksukon tidak lagi memesan masker.

Namun, dari hasil koordinasi yang pihaknya lakukan, Stok masker di Puskesmas Lhoksukon masih tersedia puluhan kotak.

Meski demikian, Kapolsek mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi kondisi ini, dirinya meminta masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan setiap selesai melakukan aktifitas serta disiplin dan mengikuti arahan pemerintah dalam mencegah penyebaran corona yakni social distancing yaitu pembatasan interaksi sosial (jaga jarak). Beberapa

"Saat ini pihak Polsek Lhoksukon gencar melakukan sosialisasi Social distancing pada masyarakat di antaranya seperti menjaga jarak, tak berdekatan satu sama lain, dan larangan berkumpul," ujarnya.

Selain itu, Polsek Lhoksukon juga intens menyebarluaskan maklumat Kapolri dalam hal penanganan virus Corona.

"Maklumat Kapolri juga sudah disebarluaskan pada masyarakat dalam bentuk selebaran serta pemasangan banner di tempat Keramaian," pungkas Kapolsek Lhoksukon. | Nouval

Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif (kiri) dan Juru Bicara Pemerintah Aceh Saifullah Abdulgani (kanan) saat jumpa pers di Banda Aceh, Senin (23/3/2020). (ANTARA/Khalis)
Banda Aceh - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona (COVID-19) yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh meninggal dunia.

"Seorang pasien dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) mengembus nafas terakhir dalam perawatan di RSUD Zainoel Abidin," kata Juru Bicara Pemerintah Aceh Saifullah Abdul Gani di Banda Aceh, Senin.

Ia menyebutkan warga dari Lhokseumawe yang berstatus PDP COVID-19 memiliki riwayat perjalanan ke transmisi lokal COVID-19 yakni Surabaya dan Bogor.

"Pasien ini belum bisa disimpulkan positif COVID-19, statusnya masih PDP," katanya.

Ia menambahkan pasien tersebut dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin pada Jumat (20/3) lalu. Petugas medis langsung menangani warga tersebut sesuai dengan standar operasional prosedur penanganan pasien COVID-19.

"Pasien ini dirawat di RICU dan dilakukan pemeriksaan termasuk swab (sampel lendir) yang langsung dikirim ke Jakarta (Balitbangkes). Hasil pemeriksaan (negatif atau positif COVID-19) belum kami terima dari Jakarta," katanya. | Antara

Sport - Perasaan hati yang hancur begitu sangat dirasakan pembalap legendaris MotoGP, Valentino Rossi melihat terpuruknya Italia menghadapi keganasan virus corona COVID-19. Juara dunia 7 kali tersebut tak berdaya melihat negaranya dihantam bencana dengan korban 4.825 kehilangan nyawa.

Bahkan Rossi pun coba menggambarkan apa yang terjadi di negaranya saat ini seperti telah menjadi sebuah "zona perang".

Kesedihan penggawa andalan tim Yamaha Monster Energy itu seakan pecah kala mengingat ia  memiliki begitu banyak rekan dan sahabat yang berada dalam ancaman keganasan virus asal Wuhan, China itu.

Batalnya gelaran pembuka MotoGP musim ini pun menjadikan Rossi turut telah menawarkan dukungannya kepada mereka yang sangat terpengaruh.

Baca juga: Merinding, Kisah Mencekam Istri Kapten PSG Lolos dari Virus Corona

“Di sini, di Tavullia situasinya sulit, sayangnya banyak orang sakit di sini dan juga di Pesaro. Kita semua harus bertahan, menunggu momen ini berlalu,” ungkap Rossi kepada Sky Sport Italia.

“Kami bersorak untuk orang-orang Bergamo dan Brescia. Saya telah melihat gambar yang sangat buruk, sepertinya zona perang. Aku punya banyak teman di sana dan saat ini aku yang menyemangati mereka, padahal biasanya aku yang selalu didukung mereka," jelasnya.

Rossi tidak akan terburu-buru membuat keputusan apakah akan melanjutkan balap tahun depan setelah awal musim tertunda kali ini.

 “Itu sulit (pembatalan balapan pembukaan musim di Qatar), karena kami mengerti bahwa kami tidak akan berlari hanya pada hari Minggu sebelum meninggalkan Qatar,” ujar Rossi.

“Ini telah mengacaukan rencanaku, kita harus mengerti kapan kita akan bisa bertanding. Hal-hal ini tampaknya akan berlangsung lama, dimana telah dibatalkan juga ajang Piala Eropa di sepakbola,” kata Rossi.

“Adapun pilihan saya, saya berharap untuk memutuskan apakah akan melanjutkan setelah bagian pertama musim ini, tetapi sekarang semuanya tergelincir. Saya ingin beberapa balapan untuk memahami betapa kompetitifnya saya, itu penting," tegas Rossi. | Sindonews

6 Dokter Indonesia menjadi korban pandemi virus corona COVID-19 (Foto: Twitter @PBIDI)
Jakarta - Sejumlah dokter yang menjadi garda terdepan dalam penanganan virus corona di Indonesia dikabarkan meninggal dunia. PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis 6 dokter yang menjadi korban pandemi COVID-19.

Berikut daftar keenam dokter yang meninggal dunia dikutip dari akun Twitter @PBIDI, Minggu (22/3/2020):
  1. dr Hadio Ali SpS, IDI Cabang Jakarta Selatan 
  2. dr Djoko Judodjoko, SpB, IDI Cabang Kota Bogor 
  3. dr Laurentius P, SpKJ, IDI Cabang Jakarta Timur 
  4. dr Adi Mirsaputra SpTHT, IDI Cabang Kota Bekasi 
  5. dr Ucok Martin SpP, IDI Cabang Medan 
  6. dr Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat
Dirangkum detikcom, berikut ini beberapa kisah di balik pengorbanan para dokter Indonesia yang meninggal dalam pandemi COVID-19.

1. Dokter RS Bogor Medical Center (BMC)

Salah satu dokter yang bertugas di Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC), Jawa Barat, Djoko Judodjoko, meninggal dunia. Djoko meninggal diduga akibat terinfeksi virus Corona (COVID-19) karena memang menangani pasien virus Corona.

Adik ipar Djoko, Pandu Riono, membenarkan kabar meninggalnya Djoko. Pandu mengatakan Djoko merupakan pasien suspect Corona. Djoko meninggal pada Sabtu (21/3) pukul 11.15 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.

"dr Djoko sudah... sudah dimakamkan kemarin sore di (TPU) Karet Bivak. Meninggalnya siang, dikuburkan sore," kata Pandu saat dihubungi, Minggu (22/3/2020).

2. Dokter dari Dinkes Kabupaten Bandung Barat

Seorang dokter dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang juga bagian dari Satgas Penanggulangan Covid-19 KBB meninggal, pada Kamis (19/3/2020) pagi di rumahnya, di Komplek Nusa Hijau, Kota Cimahi.

Saat dikonfirmasi, Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan dokter tersebut bernama dr Toni Daniel Silitonga, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes KBB.

"Iya betul almarhum atas nama dr. Toni, ASN KBB yang juga bagian Satgas Penanggulangan Covid-19, tapi tidak langsung bersentuhan dengan pasien. Tugasnya hanya melakukan pemantauan dan edukasi pada masyarakat," ujar Hengky kepada detikcom, Jumat (20/3/2020).

3. Dokter berusia 34 tahun

Selebriti Raditya Dika mengungkap cerita salah seorang dokter yang meninggal terkait pandemi COVID-19. Dokter tersebut adalah rekan seangkatan semasa SMA dan tengah bertugas saat diduga tertular virus corona dari pasiennya.

"Jam 4 pagi tadi salah satu teman seangkatan saya di SMU 70 dulu telah meninggal dunia karena COVID 19. Umurnya masih 34 tahun, orangnya baik dan pintar. Kebetulan teman saya adalah seorang dokter dan terpapar saat bertugas," tulis Raditya. | Detik.com

,
Aceh Besar – Komandan Koramil 18/Ingin Jaya Kapten Inf Sumastono melakukan penyemprotan cairan disinfektan bersama Tim Gugus Tugas Penanganan Wabah Corona Virus Diseases (Covid-19), berlokasi di Mesjid Jamik Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (21/03/2020).

Danramil 18/Ingin Jaya Kapten Inf Sumastono menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan menangkal laju penyebaran wabah Covid 19 di wilayah Kabupaten Aceh Besar khususnya di Kecamatan Ingin Jaya.

“Ini salah satu upaya kita bersama unsur Forkopincam Ingin Jaya agar penyebaran Covid-19 ini tidak masuk ke wilayah kita,” ujarnya.

Dikatakan, penyemprotan cairan disinfektan melibatkan Personil Koramil 18/Ingin Jaya beserta Personil Polsek Ingin Jaya, Dinas Syariat Islam Aceh Besar, Muspika Ingin Jaya dan Pengurus Masjid Jamik Lambaro.

“Kegiatan diawali dengan membersihkan debu baik yang ada pada lantai dan mimbar masjid, selanjutnya menyemprotkan cairan disinfektan pada benda yang sering disentuh dan digunakan jamaah masjid.” tutur Danramil.

Pada kesempatan tersebut Danramil juga menghimbau kepada masyarakat supaya tetap memperhatikan faktor kebersihan mulai dari diri sendiri hingga lingkungan tempat tinggal.

“Masyarakat juga jangan panik dalam menghadapi pencegahan penyebaran virus corona ini, yang harus kita lakukan ialah dengan cara menjaga kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat,” pungkasnya.

BEKASI - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, wilayahnya kini masuk zona merah dalam penyebaran virus Corona atau Covid-19. Ini dikarenakan jumlah penyebaran hampir menyerupai wilayah DKI Jakarta. Untuk itu, masyarakat Bekasi diminta lebih waspada.

"Penyebaran Covid-19 mulai mengkhawatirkan. Kota Bekasi saat ini masuk zona merah dengan tingkat penyebarannya yang sangat rawan," kata Rahmat usai menyiapkan tempat test massal di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Minggu (22/3/2020).

Berdasarkan data dari laman Kota Bekasi Tanggap Covid-19, Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 81 orang dengan rincian, 56 orang proses pemantauan dan 25 orang selesai pemantauan.

Sedangkan, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 52 orang. Adapun rinciannya 45 orang masih dirawat dan 7 orang pulang dan sehat. Sementara, kasus positif Covid-19 sebanyak 9 orang yang saat ini masih dirawat. Data ini masuk hingga Sabtu (21/3) malam dari berbagai laporan rumah sakit di Kota Bekasi.

Menurut Rahmat, Pemkot Bekasi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan test massal di Stadion Patriot Chandrabaga mulai pekan ini.

Untuk itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru dengan meminta seluruh perkantoran atau apapun yang berada di Kota Bekasi sementara waktu selama sepekan ke depan tidak ada aktivitas guna menekan penularan Covid -19. | Sindonews

Ilustrasi
Aceh Tamiang - Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melarang Kepala Desa (Kades) sejumlah 100 orang yang baru kembali studi banding ke Bandung, Jawa Barat tidak beraktivitas sementara waktu. Permintaan ini untuk menangkal bila ada di antara mereka terpapar Covid-19.

Kendati mereka sudah menjalani pemeriksaan kesehatannya saat tiba di desa masing-masing. Pihak Puskesmas setempat juga sudah memeriksa kesehatan semua kades itu. Namun ada baiknya dalam upaya pencegahan mereka diminta mengisolasi diri di rumah terlebih dahulu.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Aceh Tamiang, Aguslina Devita, mengatakan 100 kepala desa itu sudah diperiksa kesehatannya, saat tiba di desa masing-masing. Pihak Puskesmas setempat sudah diturunkan untuk memeriksa mereka.

"Saat tiba di sini (Aceh Tamiang) langsung diperiksa oleh petugas Puskesmas yang datang langsung ke rumah masing-masing kepala desa. Itu semua sudah ditanganin, jadi sudah diimbau untuk tidak beraktifitas di luar rumah dulu," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Aceh Tamiang, Aguslina Devita, Sabtu (21/3).

Selain itu Kades itu sementara waktu tidak berinteraksi dengan warga desa masing-masing. Sekarang mereka dalam pantauan pihak terkait semenjak kembali dari Bandung selama 14 hari.

"Tetap dipantau, karena tidak ada gejala apa-apa jadi belum ditetapkan sebagai ODP," ujarnya.

Desliana menjelaskan, 100 kepala desa itu berangkat pada tanggal 15 Maret lalu. Padahal, surat edaran bupati setempat untuk semua ASN tidak keluar daerah dikeluarkan pada 12 Maret. Namun, para kepala desa ini tetap ngotot ingin mengikuti studi banding.

"Sebelum surat itu keluar, mereka sudah beli tiket duluan. Bahkan ada yang sudah berada di Bandara, jadi kita tidak mungkin mencegahnya lagi," ujarnya.

Para kepala desa ini berangkat ke Bandung secara bertahap. Mulai dari tanggal 12 hingga 15 Maret. Mereka baru tiba di Aceh Tamiang, pada Kamis malam 19 Maret 2020.

"Begitu sampai mereka langsung diperiksa kesehatannya," ucapnya.

Katanya, Pemkab Aceh Tamiang sudah menunda Kades dari empat kecamatan lainnya yang hendak berangkat ke Bandung.

Sementara itu Direktur Rumah Sakit Umum Zainail Abidin (RSUZA), Banda Aceh, dr Azharuddin menjelaskan, hingga sekarang Aceh belum menemukan adanya yang positif corona.

Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan pengawasan dan melengkapi fasilitas ruang isolasi. Selama ini hanya ada enam ruang isolasi, untuk menghindari lonjakan pasien, telah menambah 12 kamar dan ruang isolasi lengkap dengan fasilitasnya.

Azharuddin, mengatakan pembangunan fasilitas itu, mengingat ruang isolasi yang dimiliki RSUZA hanya enam ruang, sementara pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat ada enam orang. Tapi, empat di antaranya sudah dipulangkan karena negatif virus corona.

"Karena itu, tidak ada acara lain, kita tetap melakukan penambahan bed dan ruang isolasi untuk mengantisipasi adanya lonjakan pasien," kata Azharuddin.

Pihaknya juga sudah berkordinasi dengan petugas kesehatan yang ada di kabupaten/kota, untuk tetap merawat pasien dengan gejala mirip terinfeksi corona di rumah sakit setempat. Sehingga, tidak langsung dirujuk ke RSUZA, sebelum pasien tersebut masuk dalam kategori suspect.

Menurutnya, untuk menghindari penumpukan pasien dengan gejala mirip seperti terinfeksi corona. Sejauh ini, kata dia, rumah sakit di daerah tetap melakukan komunikasi dengan pihaknya, tentang tata cara menangani pasien.

Jika pasien tersebut sudah tahap suspect corona, kata dia, pihaknya akan mengeluarkan surat rujukan dibawa ke RSUZA, untuk penanganan lebih lanjut. | Merdeka.com

Krueng Geukuh - Ribuan warga Keudee Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara, Aceh Utara gelar malam Munajah dan membaca doa tolak Bala sekaligus pawai obor dengan berkeliling kampung sambil melafazkan dzikir.

Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menyambut
malam Isra Miraj 1441 dan berdoa agar terhindar dari penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Kegiatan itu diawali setelah shalat magrib berjamaah di meunasah setempat yang dipimpin imam Gampong, Teungku Hermadi H. Ilyas. Kemudian dilanjutkan dengan Sholat Isya berjamaah (Qunut Nazilah).

Kemudian berkeliling dengan pawai obor yang diawali dengan mengumandangkan azan, kemudian dilanjutkan berkeliling setiap jalan dan lorong sambil melafazkan zikir dan membaca waqulja.

Imam Gampong Keude Krueng Geukueh Teungku Hermadi H. Ilyas mengatakan, Sabtu (21/3/2020)kegiatan ini untuk menyambut malam Isra Miraj 1441 Hijriyah yang  jatuh pada tanggal 22 Maret 2020, selain itu juga membaca waqulja agar terhindar dari penyakit yang sekarang melanda bumi ini.

“Semoga Allah Swt menjauhkan kita dari segala musibah dan terhindar dari segala penyakit,” katanya.

Disebutkan, warga berkeliling seraya berzikir dengan memanjatkan doa agar dijauhkan dari segala musibah dan penyakit seperti virus corona.

“Pada malam ini kita juga mengadakan kanduri yang dihadiri seluruh masyarakat Gampong Keude Krueng Geukueh, baik wanita dan laki-laki,” ungkapnya.

Teungku Hermadi menambahkan, kegiatan itu juga merupakan acara tahunan untuk memperingati Isra Miraj dan sekaligus merangkap dengan doa bersama untuk menolak segala bencana dan penyakit yang menimpa manusia.

“Semoga Allah memelihara dan melindungi kita semua dari segala bahaya atau penyakit seperti sekarang ini virus corona,” pungkasnya.
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.