|
Asisten III Sekretariat Daerah Aceh, Syahrul SE, M.Si yang mewakili gubernur menyaksikan prosesi pelantikan pengurus daerah Asosiasi Tenaga Teknik Ahli dan Terampil Indonesia (Asttatindo) di Sultan Selim, Banda Aceh, Kamis 28 Januari 2016. |
Banda Aceh – Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, mengharapkan masyarakat Aceh harus mempunyai sertifikasi Asean agar mampu bersaing di tingkat Asean. Hal tersebut untuk menyongsong perberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Hal tersebut dikatakan Gubernur Zaini dalam sambutan yang dibacakan Asisten III Setda Aceh, Syahrul Badruddin SE, M.Si saat Deklarasi dan Pengukuhan Pengurus DPD Asttatindo Provinsi Aceh, periode 2016-2021, di aula Sultan Selim II, Kamis (28/01).
Gubernur memandang, Asttatindo punya peran penting dalam pembangunan di Aceh. Yaitu melatih dan menghadirkan tenaga ahli dan terampil serta bersertifikasi dalam bidang kontruksi. Dengan adanya sertifikat tersebut, peluang insinyur dan arsitek Indonesia, khususnya Aceh akan lebih terbuka untuk bersaing di Negara-negara Asean. “Kita butuh kesiapan SDM yang handal,” ujar Syahrul.
Aktivitas pembangunan di Aceh saat ini pun, kata Syahrul cukup tinggi. Sebagai asosiasi yang melatih tenaga ahli di bidang kontruksi, Asttatindo diharapkan bisa melatih masyarakat Aceh sehingga mempunyai sertifikasi yang bahkan diakui hingga di tingkat Asean. “Akan sangat bermanfaat jika proyek-proyek di Aceh dikerjakan oleh putra-putri Aceh yang memiliki keahlian dan ketrampilan di bidang kontruksi,” kata Syahrul.
Pemerintah Aceh, membuka diri kepada asosiasi-asosiasi yang mau bekerjasama membina anak muda. Apalagi, saat ini pemerintah sedang menggalakkan aktivitas di Balai Latihan Kerja untuk melatih para remaja agar memiliki keahlian, khususnya pada bidang konstruksi. Keberadaan Asttatindo diharapkan dapat memperkuat program tersebut, sehingga banyak pekerja terampil dan Aceh tak perlu lagi mendatangkan pekerja dari luar.
“Kita berharap pengurus yang dilantik ini bisa bekerja maksimal sehingga upaya peningkatkan pekerja kontruksi Aceh jadi tambah baik,” ujar Syahrul.
Iskandar Mahmud, Ketua DPD Asttatindo menyampaikan, keberadaan asosiasi yang kini ia pimpin itu sudah terlihat manfaatnya. Hingga kini, bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), Asttatindo sudah mengeluarkan lebih dari 700 sertifikat keahlian kepada para pemuda dan pemudi di Provinsi Aceh. “Ke depan, kita akan melakukan kerjasama antar asosiasi agar bisa melakukan pelatihan dengan tenaga ahli di tingkat Asean,” kata Iskandar usai dilantik.
Indonesia, kata Iskandar, memang masih kekurangan tenaga ahli yang bersertifikasi. Hanya ada 290 orang tenaga ahli yang bersertifikat Asean. Sementara yang memegang sertifikat arsitek Asean hanya 53 orang. Cukup sedikit jika dibandingkan dengan Singapura, yang luas wilayahnya hanya sebesar Jakarta. Singapura tercatat punya tenaga ahli bersertifikasi Asean sebanyak 218 orang.
“Kelemahan kita di sisi bahasa. Banyak modul dengan bahasa inggris,” kata Iskandar menjelaskan salah satu alasan kurangnya tenaga ahli bersertifikasi Asean di Indonesia. Ia menambahkan, dengan memperbanyak pelatihan, Aceh juga bisa mengambil peran bekerja di bidang konstruksi hingga ke Negara-negara Asean.
"MEA sudah di depan mata. Aceh sudah mengirimkan tenaga ahli untuk mengikuti pelatihan sertifikasi Asean atas undangan Gapeksindo. Semoga utusan Aceh bisa lulus, sehingga kita punya tenaga ahli di tingkat asean,” kata Iskandar.
Pengukuhan Pengurus DPD Asttatindo Provinsi Aceh, dilantik oleh I Nyoman Suparto Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asttatindo. Pelantikan pengurus periode 2016-2021 ini dimulai dengan penyematan helm secara simbolis oleh I Nyoman dan juga pembacaan sumpah bakti serta penyerahan bendera pataka Asttakindo oleh ketua DPP kepada ketua DPD terpilih.
Dalam sambutannya, I Nyoman menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya dan subur, tapi hasilnya dikeruk pihak luar. MEA, katanya menguntungkan Negara lain. “Kita punya Negara besar, kaya dan subur. Pihak luar akan berbondong-bondong dating kemari, mereka tahu kelemahan kita. Karena itu, mari persiapkan diri untuk menyongsong MEA. Jangan lagi lahan kita diambil orang,” katanya.
Ir. Suwardi, ketua LPJK Provinsi Aceh menyebutkan, pelantikan pengurus daerah Asttatindo merupakan awal yang baik dalam pembentukan kader untuk mendidik dan membina tenaga ahli dan terampil di Aceh. “Jadi para pekerja nantinya bisa lebih professional, mandiri dan tangguh,” katanya. “Sebuah langkah maju yang dilakukan Asttatindo hari ini,” lanjutnya lagi.
Latih Tenaga Honor dan Kontrak
Menanggapi banyaknya tenaga honor dan kontrak di provinsi Aceh, Ir Suwardi menyarakan untuk dibuat kerjasama antara LPJK dan pemerintah untuk memerikan pelatihan pengukuran kepada mereka, yang menerti atau punya latar teknis . “Kita buat program, mari bekerjasama membangun Aceh,” katanya
Saat ini, kata Suwardi, pemerintah dan para kontraktor sangat membutuhkan tenaga ahli yang paham pengukuran. “Untuk tenaga honor dan kontrak, kami akan membuat peltihan pengukuran bagi mereka. Karena itu memang kebutuhan saat ini,” kaya Suwardi.
Menanggapi hal itu, Asisten III Setda Aceh, Syahrul Badruddin SE, M.Si, mengatakan menyambut baik usulan tersebut. “Usul yang sangat bagus. Kita akan bicara dengan dinas teknis terkait,” ujarnya. (humasaceh)
Mereka yang dilantik menjadi pengurus DPD Asttatindo Provinsi Aceh
I. Dewan Pengawas : 1. Drs. Ibrahim Saleh, M.Si
2. Ir. Kasai M. Ali
3. H. Muntasir Hamid SH,MH
4. Abdul Wahed Unoe
5. Ir. Rajali Chik
II. Dewan Pengurus Harian
Ketua : H. Iskandar Mahmud, SH
1. Ketua Membidangi Arsitekur dan Sipil : M. Iqbal, ST
2. Ketua Membidangi Mekanikal dan Elektrikal : Ismet Tanjung, ST, MT
3. Ketua Membidangi Tata Lingkingan dan
Manajemen Pelaksanaan : Bukhari Badak , SE.Ak
Sekretaris Umum : ZUlfikar Sawang, SH
Sekretaris I : Safwan Nurdin, SE, M.Si
III. Tim Verifikasi dan Validasi Awal
1. Penanggung Jawab : Dicky Arya
2. Banding : Samsul Rizal
3. Ketua TVVA Daerah : Dedet S
Verifikator : 1. Saifan Nur, ST
2. Syauki Kasai
Validator : 1. Syawaludin
2. Rika Fitri
Admin SIKI : 1. Izmi Restia Faradila
2. Cut Yulia Fonna