2019-02-24

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Ilustrasi
Kalimantan - Kelakuan cewek zaman now bikin geleng-geleng kepala. Mereka mengobral kesucian yang seharusnya dijaga sebelum menikah.

Bagi sebagian cewek zaman now, status perawan seolah tidak ada lagi artinya. Mereka siap melepasnya kapan saja kepada pria yang dicintai.

Buktinya, seorang pelajar perempuan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Mawar (nama samaran) rela melepaskan keperawannya kepada pria yang baru seminggu dikenelanya.

Pria yang merenggut perawan Mawar berinisial RH (18), siswa kelas XII sebuah SMK swasta di Penajam Paser Utara.

Warga Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara itu diketahui telah tiga kali menggenjot Mawar (17).

Kejadian bermula ketika korban mengikuti kegiatan perkemahan pramuka di Kecamatan Babulu pada Sabtu (23/2/2019) lalu.

Korban yang dalam perjalanan membeli makanan mengendarai motor, mampir ke rumah pelaku, di Desa Babulu Darat, Kecamatan Babulu yang tak jauh dari lokasi perkemahan.

Keduanya pun berganti kendaraan. Keduanya jalan bersama menggunakan mobil berkeliling mencari makanan. Bahkan sempat mampir untuk nongkrong di Pantai Sipakario, Kelurahan Nipahnipah, Kecamatan Penajam.

Karena sudah larut malam, pelaku mengajak korban singgah di rumah temannya di Jalan Aji Gondres, RT 01, Desa Sesulu, Kecamatan Waru. Di sanalah, peristiwa itu terjadi sekitar 23.00 Wita.

“Tidak ada unsur paksaan karena pelaku dan korban berbuat hingga tiga kali,” kata Kapolres PPU AKBP Sabil Umar melalui Kasat Reskrim Polres PPU Iptu Iswanto saat ditemui di ruangnya, kemarin.

Pembina pramuka yang curiga dengan korban karena pulang dini hari lantas menginterogasinya. Korban pun mengaku telah jalan dan berhubungan intim dengan RH.

Pembina pramuka lantas menyampaikan hal itu kepada orang tua korban. Orangtua korban yang tidak terima, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres PPU pada Minggu (24/2) dini hari, pukul 03.00 Wita.

Unit Jatanras Polres PPU lantas meringkus pelaku di dekat pondok sarang burung di Jalan Nelayan, RT 04, Desa Sesulu, Kecamatan Waru.

“Pelaku saat ini sudah diamankan di Mapolres PPU guna penyelidikan lebih lanjut,” ujar Iswanto.

Barang bukti yang diamankan adalah hasil visum yang memperlihatkan luka sobek pada organ intim korban. Kemudian pakaian korban dan tersangka saat kejadian.

“Kalau pengakuan korban, dia belum pernah berhubungan intim. Tapi pengakuan tersangka sudah, bahwa korban sudah enggak perawan lagi,” tutur pria dengan pangkat balok dua di pundaknya itu.

Sementara itu, RH mengaku sudah menjalin asmara dengan korban selama seminggu.
Perkenalannya dimulai melalui WhatsApp (WA). Nomor pelaku disebar melalui fitur broadcast yang ada di WA ke nomor korban.

“Dia (korban) yang menghubungi duluan. Kami kenalan dan akhirnya jadian,” akunya.

RH mengaku baru pertama kali berhubungan intim. Ia bernafsu setelah dipeluk korban saat berada di rumah temannya. Dia lantas melancarkan aksinya, tanpa sepengetahuan pemilik rumah.

RH mengatakan siap bertanggung jawab dengan menikahi korban. Namun, orangtua korban tidak terima dan melaporkannya ke Polres PPU.

RH dijerat pasal tindak pidana persetubuhan anak di bawah umur, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara.(*)

SUARA gamelan sayup-sayup terdengar di kejauhan. Warga desa berbondong-bondong langsung mendatanginya untuk menonton. Pentas ketoprak di lapangan kampung itu merupakan bagian dari kampanye yang dilakukan PKI.

Lantaran bagian dari kampanye, dialog para pemain dalam ketoprak itu banyak berisi slogan-slogan komunis. Para pemain ketoprak biasanya sudah ahli dalam menyisipkan slogan partai tanpa mengganggu isi cerita. Teknik ini sangat efektif dalam mempopulerkan slogan karena bisa lama diingat dan disukai warga desa.

“Orang-orang desa banyak berdatangan karena pada umumnya kekurangan hiburan. Sejauh itu, belum ada partai politik lain di Yogyakarta yang memiliki ide kampanye seperti PKI,” tulis Selo Soemardjan dalam Perubahan Sosial di Yogyakarta.

Selain menggelar kesenian tradisional, PKI juga berkampanye dengan cara melakukan kunjungan langsung terhadap calon pemilih atau anjang sana. Untuk mencegah kejenuhan calon pemilih gara-gara dikunjungi kader yang itu-itu saja, PKI di Gunung Kidul membuat sistem rolling. Tiap kader mengunjungi tempat yang berbeda dalam satu periode. Cara ini cukup efektif karena pemilih yang rumahnya sering dikunjungi biasanya pakewuh kalau tidak memberikan suara.

Partai politik selain PKI biasanya membatasi diri pada ceramah tentang masalah yang sedang hangat, program partai, dan pemasangan poster partai. Ceramah biasanya dilakukan di tempat terbuka, semisal Stadion Kridosono. Partai yang tidak punya cukup anggaran kampanye, seringkali menarik pemimpin formal, informal, atau tokoh masyarakat berpengaruh sebagai kader untuk menjaring suara. Ikatan kekeluargaan bahkan menjadi jalan terbaik untuk melakukan pendekatan di desa.

Selain kampanye dari partai politik, sosialisasi mengenai pentingnya mengikuti pemilu, tugas konstituante, dan peran partai politik, juga dilakukan Kementerian Penerangan yang bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri. Tugas ini cukup sulit dilakukan mengingat angka buta huruf sangat tinggi. Di Yogyakarta, misalnya, angka buta huruf mencapai 60%.

“Penduduk perkotaan biasanya mempunyai hubungan yang lebih erat dengan partai politik. Mereka lebih terdidik serta lebih paham dibanding penduduk di pedesaan,” tulis Selo Soemardjan.

Di masa kampanye untuk Pemilu 1955 itu, persaingan antarpartai sangat terlihat, terutama partai dengan sasaran massa yang sama semisal NU dan Masyumi –NU memisahkan diri dari Masyumi pada 1952. Kedua partai berbasis agama ini bersaing untuk menarik dukungan para santri.

Masyumi juga sempat bersitegang dengan Sukarno pada 1953. Kala itu, terjadi polemik antara Presiden Sukarno  dan pemimpin Masyumi Isa Ansyari. Sukarno menginginkan negara kebangsaan daripada negara Islam. Sementara, Isa Ansyari menganggap sikap Sukarno sebagai pengingkaran hak-hak demokratis orang Islam.

Sementara, PKI dan PNI bersaing untuk mendapatkan dukungan kaum abangan. Pejabat abangan dan elite sosial cenderung mendukung PNI karena identik dengan nasionalisme. PNI sangat membanggakan kedekatannya dengan Sukarno dan menggunakannya sebagai bahan kampanye. Mereka juga mengklaim punya peran besar dalam menentang kolonialisme. Dengan taktik kampanye ini, PNI cukup berhasil. Di Jakarta, para pegawai negeri sipil, kecuali pegawai Kementerian Agama, lebih banyak yang memilih PNI.

Alhasil, PNI mendapat suara terbanyak dalam pemilu 29 September 1955 yang diikuti 118 peserta dengan 36 partai politik, 34 organisasi kemasyarakatan, dan 48 perorangan. PNI tercatat memperoleh 22,3% suara. Meski jumlah suara yang didapat PNI lebih banyak dari Masyumi dengan 20,9%,  keduanya mendapat 57 kursi di DPR.

Sementara NU mendapat 45 kursi dengan perolehan suara 18,4%. PKI mendapat 39 kursi dengan perolehan 16,4% suara. "PKI, PNI, NU merupakan partai-partai besar di Jawa Timur dan Tengah. Sedangkan Masyumi kuat di semua provinsi, kecuali Jawa Timur dan Tengah," tulis William Liddle dalam Partisipasi dan Partai Politik. Tingginya suara Masyumi di berbagai provinsi sudah dibuktikan pada pada pemilu percobaan di daerah. Tahun 1951 di Yogya, misalnya, Masyumi memenangkan 15 dari 40 kursi DPRD DIY. Selo Soemardjan menyebut, kemenangan Masyumi lantaran kuatnya Muhammadiyah di Yogyakarta.
| Historia

Jakarta - Ketua Umun Partai NasDem Surya Paloh memberikan pengarahan internal kepada calon legislatif 2019 kabupaten Bungo dan Tebo di hotel Semagi, Kabupaten Muara Bungo, Jambi, Sabtu (2/3). Di hadapan caleg, dia membeberkan bahwa fokus pemenangan Pilpres Jokowi-Ma'ruf lebih penting dibanding Caleg 2019.

"Kita bertekad untuk itu. Jadi kalau masih ada partai politik yang menyatakan 'yang kita pentingkan itu adalah calon legislatifnya, calon presidennya nomor dua, nah kita berbeda, kita katakan di NasDem justru calon presidennya lebih penting daripada calon legislatifnya di partai ini," katanya dalam sambutannya.

Paloh juga ingin para calon wakil rakyat NasDem bisa menang di parlemen. Namun, pilihan utama tetap di pemenangan Pilpres Jokowi-Ma'ruf.

"Kita ingin caleg-caleg kita juga terpilih, itu jelas. Tapi kalau memang disuruh pilih lagi mana yang lebih penting calegnya ada calon presiden? calon presidennya," jelasnya.

Alasannya, kata dia, sistem yang digunakan Indonesia adalah presidensial. Maka dari itu, seluruh persoalan kehidupan kebangsaan sangat bertumpu pada kebijakan dan keputusan yang diambil oleh seorang kepala negara dan kepala pemerintahan yakni presiden.

Menurut Paloh, ketika negara dan bangsa masih memerlukan upaya-upaya untuk melakukan restorasi, penguatan dalam seluruh aspek kehidupan kebangsaan diperlukan pemerintahan yang sejalan. Segala aspek tersebut juga bagian manifestasi, komitmen dan visi-misi perjuangan NasDem.

"Maka kita amat memerlukan kepala pemerintahan yang sejalan, yang berupaya kita upayakan tawaran kita untuk diterima dan akhirnya menjadi policy kebijakan dari pemerintahan dan kita percaya orang yang tepat untuk melaksanakan itu adalah Joko Widodo," ujarnya.

"Ini alasannya kenapa kita lebih mementingkan terpilihnya kembali Joko Widodo dibandingkan dengan eskalasi kenaikan kursi daripada calon - calon anggota legislatif kita," sambungnya.

Paloh tidak peduli jika partainya dianggap aneh lantaran tak fokus menangkan caleg. Dia percaya dengan niat baiknya bahwa berpolitik sejalan dengan dakwah kebangsaan. Artinya NasDem mengutamakan kepentingan bangsa dibanding ego partai.

"Memang terasa sedikit aneh, ini baru lucu katanya, ini partai ini naif, sedikit aneh, atau ada bodoh-bodohnya? Nah enggak, kita bilang kan terlepas dari penilaian apapun juga," ujar Paloh.

"Maka selaras dengan pikiran-pikiran itu, kepentingan bangsa ini bagi Nasdem itu lebih penting dari kepentingan Nasdem itu sendiri," pungkasnya. | Merdeka.com

Ilustrasi
StatusAceh.Net - Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Komando Daerah Militer I / Bukit Barisan (Kodam I BB) membongkar peredaran gelap narkoba di wilayah Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel).

Sebanyak 50 ribu butir ekstasi dan tersangka yakni So, He, Hen, DD, An dan seorang oknum anggota TNI Serda SM diamankan.

"Barang bukti narkoba 10 bungkus ekstasi, setelah dilakukan penghitungan total barang bukti kurang lebih 50.000 butir," ungkap Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal (Irjen) Arman Depari dalam keterangannya, Jumat (1/3) malam.

Arman mengatakan penangkapan berawal dari penyelidikan atas informasi yang diperoleh tim gabungan, terkait informasi pengiriman ekstasi dari Medan, Sumatera Utara (Sumut), menuju Lubuklinggau lewat jalur darat.

Tim menangkap tiga tersangka, dan mengamankan empat kantong narkoba jenis ekstasi di Jalan Lintas Sumatera, Lubuklinggau, Sumsel.

"Dari keterangan para tersangka, dikembangkan ke Sumut," kata Arman.

Arman menambahkan di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumut, tim menangkap tersangka DD.

"Dari keterangan DD, ia diperintah seorang yang diduga oknum anggota TNI atas nama Serda SM," kata Arman.

Dia menjelaskan, tim BNN kemudian berkoordinasi dengan Dandim 0204 Deli Serdang, Subdenpom I/1-3 Lubuk Pakam, Subdenpom I/1-1 Tebing Tinggi tinggi dan unit intelijen dan berhasil mengamankan Serda SM.

Menurut dia, Serda SM bersama DD dibawa tim gabungan BNN dan Puspom TNI AD ke peternakan sapi desa Sukaraja, Kecamatan Pejagahan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut.

"Tim berhasil menemukan enam bungkus narkoba (ekstasi) yang ditanam di kandang sapi milik warga," ungkap jenderal bintang dua itu.

"Selanjutnya tim membawa para tersangka ke BNN, sedangkan oknum TNI diserahkan kepada Pom TNI untuk dilakukan proses penyidikan selanjutnya," tambah mantan Kapolda Kepulauan Riau (Kepri), ini.

Tim juga menyita satu unit kendaraan roda empat, sejumlah telepon seluler dan kartu identitas tersangka. (jpnn)

Lhokseumawe - Pengurus Ikatan Mahasiswa Minang (IMAMI) Lhokseumawe periode 2019/2020 resmi dilantik, Sabtu (2/3/2019) di Aula Kantor Walikota setempat.

Pembina IMAMI Lhokseumawe, Riyandhi Praza, S.P.,M.Si kepada media ini mengatakan  IMAMI merupakan wadah persatuan Mahasiswa Minang yang sedang menjalankan pendidikan di wilyah Kota Lhokseumawe-Aceh Utara.

Pada Ksempatan itu, Riyandhi melantik Teguh Dzikri Setiawan sebagai ketua IMAMI yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Malikussaleh.

"Penting regenerasi dalam sebuah lembaga, ini menandakan bahwa lembaga itu sehat. Pengurus ke depan harus mampu berbuat lebih baik dari pengurus ke sebelumnya, harus ada peningkatan kedepan," katanya.

Menurutnya, Kerja kepengurusan ke depan harus dapat diukur, jangan asal buat rencana kerja saja. Menjadi Pengurus bukan untuk gagah-gagahan tapi untuk bekerja dengan baik dan ikhlas.

"Kita harap ketua umum yang sudah dilantik ini bisa bekerja dengan baik dan ikhlas,"harapnya.

Sementara Ketua Umum IMAMI 2019/2020 Teguh Dzikri Setiawan mengharapkan dukungan dan kerjasama yang baik dari setiap pengurus.

"Saya optimis dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik jika semua elemen yang ada di kepengurusan dan juga para anggota yang saat ini jumlahnya lebih dari 350 orang dapat berkoordinasi dengan baik,"ungkapnya.

Kegiatan pelantikan tersebut dihadiri oleh perwakilan Keluarga Besar Ikatan Keluarga Minang (IKAMI) Lhokseumawe, Ketua atau perwakilan dari organisasi paguyuban daerah lain yang ada di Aceh Utara dan Lhokseumawe.(Rill)

Lhokseumawe - Petugas satuan polisi Pamong Praja dan Willayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) Lhokseumawe mengamankan dua wanita tak berjilbab dan berpakaian ketat di sebuah kafe di Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe pada Kamis (28/2/2019) dini hari. Satu di antaranya bahkan mengaku sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK).

Keduanya wanita diamankan berinisial LZ (19) yang mengaku berprofesi sebagai PSK, dan DN (23) yang mengaku berstatus janda dua anak. Keduanya warga salah satu kecamatan di Lhokseumawe.

Keduanya diamankan petugas sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, setelah Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman alias Haji Uma melakukan pengintaian di sebuah kafe yang dicurigai sebagai tempat transaksi PSK.

“Warga mengaku sudah resah dengan aksi para wanita yang diduga menjajakan dirinya ini,” ujar Haji Uma kepada Serambinews.com, Sabtu (2/3/2019).

Saat ia melakukan pengintaian pada tengah malam itu, ternyata ditemukan masih ada wanita di kafe tersebut, dengan kondisi tanpa jilbab berkumpul bersama dengan sejumlah pria.

“Selain itu, di pinggir jalan depan kafe tersebut juga ada pria dalam mobil yang kami curigai hendak bertransaksi seperti informasi yang disampaikan warga,” ujar Haji Uma.

Informasi tersebut kemudian disampaikan kepada anggota Satpol PP dan WH Lhokseumawe yang sedang piket malam itu.

Setelah mendapat perintah dari Kasatpol PP dan WH Irsyadi, lalu petugas langsung bergerak ke lokasi.

Sesampai di lokasi, wanita tak berjilbab yang duduk bersama sejumlah pria langsung kabur. Namun, petugas berhasil mengamankan dua wanita lainnya.

Pada Jumat (1/3/2019), Haji Uma mendatangi Kantor Satpol PP dan WH Lhokseumawe, untuk melihat proses penyelidikan yang dilakukan penyidik terhadap dua wanita tersebut.

“Saya datang ke kantor itu juga untuk menasihati sekaligus untuk memperoleh informasi dari dua wanita tersebut. Salah satunya mengakui dirinya menjadi PSK. Sedangkan satu lagi berkelit, tapi berdasarkan chatingan di handphone-nya juga mengarah ke perbuatan tersebut,” ujar Haji Uma.(*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Dua Wanita Diamankan Setelah Haji Uma Intai Kafe di Lhokseumawe, Satu Wanita Mengaku PSK

Ilustrasi
StatusAceh.Net - Seorang kepala desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, ditetapkan polisi menjadi tersangka karena diduga menggunakan dana desa untuk membeli mobil pribadi.

Kasat Reskrim Polres OKU Ajun Komisaris Alex Adrian yang dihubungi Antara, mengatakan tersangka ZU (41) diduga kuat berdasarkan alat bukti yang didapatkan telah menggunakan dana desa sebanyak Rp 359 juta untuk keperluan pribadi.

"Penyelewengan ini terjadi pada dana desa tahun 2017," kata Alex Adrian, Kamis (28/2/2019) lalu.

ZU diketahui merupakan Kepala Desa Ulak Lebar. Ia menyelewengkan dana desa tahap pertama tahun 2017 yang berjumlah total Rp 481 juta.

Setelah dana tersebut cair dan masuk ke rekening kas desa, ZU langsung mengalihkan ke rekening pribadinya. Ia beralasan agar mudah diambil saat ada kegiatan serta keperluan mendadak.

Berdasarkan penelusuran kepolisian diketahui total dana yang dikucurkan pemerintah pusat sebenarnya Rp 801 juta dalam dua tahap.

Pada tahap pertama ternyata sudah bermasalah, karena tidak digunakan sebagaimana mestinya.

Setelah mendapat laporan warga, polisi langsung melakukan pengusutan. Rupanya, dana itu dipakai untuk membeli satu unit mobil Toyota Avanza, berlibur dan berobat istrinya.

"Beli mobil Rp 150 juta, jalan-jalan, sama berobat istrinya. Jadi totalnya sekitar Rp 359 juta yang dipakai untuk kepentingan pribadi kades," kata Alex.

Hanya sekitar Rp 20 juta yang dipakai untuk pembangunan jembatan. Pekerjaan ini juga dilakukan untuk memudahkan kendaraan si kades masuk ke kediamannya. Sebab, jalan yang selama ini dilalui sudah rusak parah.

Atas perbuatannya, kades tersebut kini ditahan di Polres OKU. Sedangkan sisa dana Rp 96 juta yang ada di rekening diblokir untuk kepentingan penyidikan. | Suara.com

StatusAceh.net - Nama Calon anggota legislatif (Caleg) Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Fransisca Santa Clause menjadi viral di media sosial. Keunikan nama Fransisca yang maju Caleg lewat partai bernapaskan Islam itu, menjadi perhatian netizen.

Fransisca maju sebagai caleg PKS untuk DPRD Sleman, DI Yogyakarta. Fransisca bertarung di Dapil Sleman dan Mlati.

Fransisca mengakui jika namanya menjadi viral usai akun medsos pk_sejahtera mengunggah poster pen-calegan-nya. Unggahan itu kemudian menjadi perhatian dan memancing komentar netizen.

Fransisca menyebut nama yang tertera memang merupakan nama aslinya. Nama itu merupakan pemberian orang tua.

Berdasarkan cerita dari orang tuanya, nama Fransisca Santa Clause ini dipilih berdasarkan usulan dari keluarga. Kebetulan, keluarga Fransisca memiliki latar belakang agama yang berbeda.

"Nama yang memberi orang tua saya. Kalau kata orang tua saya karena saya lahirnya akhir bulan November. Kemudian ada yang usul dari keluarga agar dinamai Fransisca Santa Clause," kata Fransisca.

Alumni Fakultas Pertanian UGM ini mengaku tak mempermasalahkan namanya yang menjadi viral. Selain viral di medsos, nama Fransisca pun kerap mendapatkan pertanyaan dari teman maupun kenalannya.

Fransisca mengaku awalnya sempat terbebani dengan nama yang disandang. Namun seiring waktu berjalan, Fransisca pun menganggap pertanyaan itu hal yang biasa.

"Beban awalnya dulu. Ya waktu mulai paham, awal sekolah. Banyak yang bertanya. Tapi sekarang sudah saya anggap biasa saja, kan yang penting imannya," tutup perempuan berusia 32 tahun ini. | Merdeka.com

Ilustrasi pencopatan APK
Banda Aceh - Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Kota Banda Aceh mencopot Alat Peraga Kampanye (APK) yang dipasang di lokasi terlarang. Rata-rata setiap hari mereka mencopot 200 APK.

Komisioner Panwaslih Banda Aceh, Muhammad Yusuf Alqardawi mengatakan, APK yang dicopot itu rata-rata dipasang di jalan protokol, tempat umum, fasilitas pemerintah dan sejumlah lokasi yang dilarang berdasarkan undang-undang kepemilikan.

"Yang paling banyak kita ambil di jalan protokol dan jalur dua, seperti dipasang di tiang listrik atau fasilitas umum lainnya," kata Muhammad Yusuf Alqardawi, Jumat (1/3) di Banda Aceh.

Ada ribuan tumpukan APK masih disimpan di depan kantor Panwaslih Aceh Jalan Tandi Nomor 9 Gampong Ateuk Munjeng, Kota Banda Aceh. APK itu belum bisa dimusnahkan hingga setelah pemilu selesai dihelat.

Tumpukan APK depan kantor Panwaslih rata-rata milik Calon Lagislatif (Caleg) berbagai tingkatan, calon presiden dan juga calon senator. APK yang disita Panwaslih Banda Aceh beragam ukuran, dari baliho, stiker, spandok maupun banner.

"Penertiban dilakukan oleh Satpol PP atas rekomendasi Panwaslih, diambil APK bila dipasang di tempat terlarang, setiap hari ada 200 APK kita amankan," tukasnya.

Yusuf Alqardawi mengaku, caleg maupun partai politik dipersilakan memperkenalkan dirinya. Akan tetapi harus diperhatikan, agar tidak memasang di tempat umum, termasuk tidak memasang di pohon.

Sebelum ditertibkan, sebutnya, pihaknya sudah penah diperingati kepada pihak bersangkutan untuk membuka sendiri setiap APK dipasang tempat zona terlarang.

"Karena tidak dibongkar sendiri, kita ambil. Kalau kita yang amankan, tidak bisa diambil lagi," jelasnya. | Merdeka.com

Lhokseumawe – Menteri Agraria Tata Ruang dan Kepala Badan Pertanahan Nasional, Dr Sofyan A Djalil SH MA MALD, Jumat (01/3/2019) mengisi kuliah umum di depan ribuan mahasiswa Universitas Malikussaleh bertempat di gedung Gor ACC Cunda, Lhokseumawe.

Rektor Universitas Malikussaleh, Dr Herman Fithra, dalam kata sambutannya mengingatkan bahwa kuliah umum bukan agenda politik. Dia meminta mahasiswa untuk tidak mudah percaya dengan hoaks yang beredar.

“Saya tegaskan, ini murni kuliah umum, bukan politik. Mahasiswa saya jangan mudah percaya dengan hoaks yang beredar yang menyebutkan macam-macam yang tidak benar,” kata Herman di depan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil.

Di hadapan Mahasiswa yang memenuhi Gedung ACC, Herman mengatakan Sofyan Djalil selama ini sudah banyak membantu Unimal sehingga seperti sekarang.

Herman juga mengatakan sebagian besar mahasiswa berasal dari kalangan kurang mampu. “Hanya 10 persen mahasiswa yang membayar uang kuliah di atas Rp3 juta,” ungkap Herman.

Menurut Rektor, jumlah mahasiswa Unimal saat ini mencapai 18 ribu. Dia mengharapkan Sofyan Djalil membantu pengalihan aset di Komplek Perumahan bekas PT Arun dan pembangunan rumah sakit di Kampus Reuleut yang kini mangkrak.

“Sofyan Djalil berjanji membantu pengalihan aset tersebut agar menjadi bagian dari Kampus Unimal,” jelasnya.

Sofyan Djalil: Kartu Kuliah adalah Ekspansi dari Bidikmisi


Sementara, Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, mengatakan Kartu Kuliah yang akan digulirkan Pemerintah merupakan kelanjutan dari beasiswa bidikmisi yang selama ini sudah berjalan.

“Semua anak muda Indonesia harus mendapatkan pendidikan tinggi,” kata Sofyan Djalil

Sofyan mengingatkan, meski sebagian besar mahasiswa Unimal berasal dari kalangan kurang mampu, dia berharap mahasiswa tidak bertahan dengan situasi tersebut.

“Saya prihatin banyak keluarga sekarang mengaku miskin agar mendapatkan bantuan keluarga harapan,” katanya.

Di bagian lain, Sofyan Djalil mengatakan kemajuan teknologi di satu pihak membantu manusia dalam berbagai bidang. Tapi di sisi lain, kemampuan intelektual dan spiritual yang lemah membuat banyak manusia menjadi korban teknologi, termasuk dalam menelan hoaks sebagai kebenaran. “Gunakanlah korteks dalam menyerap berbagai informasi,” katanya.

Kuliah umum dihadiri lebih dari seribu mahasiswa, padahal Gedung ACC hanya mampu menampung sekitar 400 mahasiswa. Banyak mahasiswa tidak kebagian tempat duduk, terpaksa bersila di lantai dan berada di halaman Gedung ACC Unimal.

Rektor Unimal, Herman Fithra, mengundang mahasiswa untuk mengikuti kuliah umum dan berdiskusi dengan Menteri Sofyan Djalil.[Rill]

Lhokseumawe – Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Dr. Herman Fithra melantik lima pejabat baru di Unimal, Kamis (28/02/2019).

Upacara pelantikan dan serah terima jabatan para Pembantu Rektor dan Ketua Program Studi Magister Teknik Energi Terbarukan Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh masa jabatan 2019-2022 tersebut turut dihadiri para dekan, pembantu dekan, para kepala biro, dan pimpinan lembaga lainnya di Unimal.

Pelantikan dan serah terima jabatan tersebut berdasarkan Keputusan Rektor Unimal Nomor: 931/UN45/KP/2019.

Kelima pejabat yang dilantik, yaitu Jullimursyida, S.E, Ak, M.M, Ph.D, sebagai Pembantu Rektor Bidang Akademik periode 209-2022. Jullimursyida menggantikan Dr. Muhammad, S.T, M.Sc.

Selanjutnya Dr. Mukhlis S.H, M.H dilantik sebagai Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan. Dosen dan pengamat hukum tersebut menggantikan Dr. Hendra Raza, S.E, M.Si, Ak, C.A.

Selanjutnya Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan dijabat Dr. Baidhawi S.P, M.P, menggantikan Dr. Anwar S.T, M.T, M.Ag yang sudah mendapatkan posisi baru sebagai Kepala Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah Kota Lhokseumawe.

Kursi Pembantu Rektor IV Bidang Kerjasama kini dijabat Dr. M. Nazaruddin S.S, M.Si, menggantikan Jullimursyida.

Dalam kesempatan itu, Herman Fithra juga melantik Dr. Adi Setiawan, S.T, M.T sebagai Ketua Program Studi Magister Teknik Energi Terbarukan Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

Herman Fithra mengingatkan pelantikan dan sertijab tersebut merupakan acara yang sakral dan monumental di bawah kepemimpinannya untuk mengembangkan Universitas Malikussaleh sebagai universitas yang unggul.

Ia juga mengingatkan pejabat yang baru terutama para pembantu rektor agar bekerja dengan ikhlas, dan jadikan amanah (jabatan) sebagai ibadah.

“Kepada para pembantu rektor yang telah dilantik, saya tidak mau ada bisik-bisik, ada fitnah, ada hoaks,” tegas Herman.

Dia mengingatkan, pembantu rektor yang dipilih mencerminkan rektornya sehingga ketika ada kesalahan, Rektor yang harus bertanggung jawab.

Rektor juga mengingatkan kepada semua citivitas akademika agar tidak membangun kelompok atau berpolitik praktis. “Jika ingin kritik Rektor, maka langsung saja jumpa saya atau menghubungi langsung sebab handphone saya aktif 24 jam,” kata Herman.

Selanjutnya, Herman Fithra mengatakan akan melakukan evaluasi kinerja pembantu rektor setiap tahun, dan itu akan ada pakta integritasnya. Ia turut mengingatkan agar gaji para honorer di Unimal bisa diberikan pada tanggal 1 setiap bulan.

“Saya tegaskan, tanggal satu atau paling lama tanggal lima itu gaji sudah di bayarkan bagi pejabat lingkungan Unimal dan honorer,” tegas Dr. Herman Fithra.[Rill]

 Ketua YARA, Safaruddin bersama korban salah tangkap, Syarifuddin menunjukkan foto bagian tubuhnya yang terluka akibat peristiwa salah tangkap, Kamis (28/2). (Penanegeri/Hera)
Banda Aceh – Syarifuddin (33), warga asal Matangkuli berdomisili di Lhoksukon, Aceh Utara berprofesi sebagai PNS atau tepatnya seorang guru di salah satu sekolah dasar (SD) di Aceh Utara menjadi korban salah tangkap yang diduga dilakukan oleh pihak Sat Resnarkoba Polres Aceh Utara.

Ia pun membuat laporan ke Bid Propam Polda Aceh Kamis (28/2) siang tadi, dengan didampingi pihak Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA). Syarifuddin mengaku, ia ditangkap di kawasan di SPBU Lhoksukon, Aceh Utara, Kamis (21/2) lalu.

Peristiwa salah tangkap ini pun sempat direkam warga sekitar menggunakan kamera handphone dan tersebar di sejumlah media sosial Facebook.

Syarifuddin mengaku hal itu berawal saat ia hendak menemui salah satu rekannya yang pernah meminjam uang dengan menggadaikan sebuah motor. Uang itu pun berencana dikembalikan kepada korban dan motor yang digadaikan akan diambil kembali.

“Teman saya gadaikan motornya Rp 900 ribu dan malam itu akan dikembalikan uangnya motornya akan diambil kembali. Saat nunggu uang, tiba-tiba datang sejumlah orang yang mengaku polisi, salah satunya pakai sebo dan langsung menangkap saya,” ujarnya.

Syarifuddin yang kaget atas perlakuan itu pun berusaha meronta dan melawan. Ia sempat mempertanyakan atas dasar apa penangkapan itu dilakukan. Ia pun sempat diseret dan langsung diangkut oleh oknum tersebut ke dalam sebuah minibus warna hitam.

“Sempat ada tembakan peringatan ke udara, saya diseret, dimasukkan ke mobil tapi sempat keluar lagi. Lalu diangkut lagi lalu saya langsung menuju ke lokasi orang ramai dan duduk disitu. Warga bertanya kenapa, saya bilang tidak tahu,” ungkapnya.

Sejumlah petugas itu pun kemudian berangkat pergi meninggalkan lokasi dengan mobil yang digunakan. Pasca kejadian tersebut, ia bersama keluarga mendatangi Polsek setempat yang kemudian berlanjut ke Polres Aceh Utara untuk mempertanyakan kejadian itu.

Di Mapolres Aceh Utara, Syarifuddin diarahkan untuk bertemu dengan Kasat Resnarkoba Polres Aceh Utara, AKP Ildani Ilyas. Kasat Resnarkoba pun meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Pihaknya mengaku berencana menangkap seorang DPO penjual sabu dan motor curian.

“Mereka minta maaf dan mengaku hal itu adalah sebuah kesalahan (salah tangkap), bahkan saat saya minta tunjukkan petugas yang menangkap itu, beliau sempat hadirkan satu orang. Permintaan maaf juga dilakukan beberapa hari kemarin dengan berkunjung ke rumah,” jelasnya.

“Saya sempat minta mereka untuk keluarkan surat pernyataan yang menunjukkan saya tidak bersalah, tetapi katanya mereka tidak berhak untuk mengeluarkan surat yang saya maksud,” timpal Syarifuddin.

Merasa malu dan trauma dengan apa yang dialaminya, akhirnya Syarifuddin pun meminta bantuan hukum ke pihak YARA dengan membuat laporan ke Mapolda Aceh.

Ketua YARA, Safaruddin saat mendampingi korban mengatakan, pihaknya telah membuat laporan ke Bid Propam Polda Aceh atas insiden yang dialami Syarifuddin, siang tadi. Laporan itu pun sudah diterima petugas dan dikatakan akan segera diproses.

“Korban trauma, apalagi ada sejumlah bekas luka ringan dan lecet yang dialami karena diseret seperti luka di bagian kaki, punggung, lutut serta celana yang robek dan baju yang dikenakan saat itu hilang,” kata Safar.

Diharapkan, Polda Aceh dapat langsung memproses laporan yang telah dibuat. Mereka pun menyesali atas apa yang telah terjadi. Pasalnya, menurut Safar, hal seperti ini terjadi bukan hanya satu kali.

“Kita ketahui di Aceh ada beberapa kali, di Aceh Utara juga sebelumnya pernah dan berujung damai. Kita harapkan hal yang begini tidak terjadi lagi dan penegakan hukum di Aceh bisa dilakukan dengan benar,” ungkap Safaruddin.

Laporan yang dilakukan pun bertujuan agar peristiwa salah tangkap ini tak terjadi lagi. Kepolisian diharapkan dapat melakukan penindakan hukum secara profesional.

“Agar jadi efek jera bagi petugas dan bisa menjadi polisi yang profesional,” tambahnya. | penanegeri.com

Aceh Utara - Jenazah Rusdiana Ibrahim (38), warga Aceh asal Lancang Barat, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara yang meninggal dunia di Malaysia akhirnya tiba di kediaman keluarga dan dikebumikan Kamis (28/2/2019).

Jenazah tiba di Bandara Kuala Namu pada pada Rabu (27/2) sekitar pukul 15.00 wib dan selanjutnya dipulangkan ke Aceh Utara via perjalanan darat dan tiba dikediaman sekitar pukul tengah malam kemarin.

Informasi tibanya jenazah Rusdiana Ibrahim ini disampaikan oleh anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman alias Haji Uma yang turut hadir dikediaman keluarga dan turut mengantarkan jenazah untuk dikebumikan pada Kamis (28/2) pagi.

Haji Uma bersyukur akhirnya jenazah Rusdiana yang sempat mengalami koma selama tiga hari hingga akhirnya meninggal dunia di sebuah rumah sakit di daerah Johor, Malaysia sempat mengalami kendala pemulangan oleh sebab tidak cukupnya biaya.

Jumlah biaya pemulangan jenazah sebesar 17 juta rupiah dan dari hasil rembuk keluarga dan masyarakat dikediaman keluarga akhirnya terkumpul dana sebesar 4.1 juta. Kekurangan biaya akhirnya dibantu Haji Uma.

“Alhamdulillah, akhirnya jenazah tiba dan telah dikebumikan di kampung halaman. Terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu pengurusan bagi pemulangan, terutama Abu Saba dari Group KANA di Malaysia dan pihak lain termasuk masyarakat yang telah ikut membantu secara materil”, ujar Haji Uma.

Menurut Haji Uma, dirinya menerima laporan dari anak kandung almarhum bahwa ibunya mengalami kondisi kritis dan masuk rumah sakit di Johor, Malaysia dan meminta bantuan dirinya untuk penanganan dan proses pemulangannya ke Aceh.

Menerima informasi tersebut, lantas Haji Uma berkomunikasi dengan Abu Saba dari Group Kesatuan Aneuk Nanggroe Aceh (KANA) di Malaysia untuk membantu fasilitasi penanganan dan upaya pemulangan ke Aceh.

Namun setelah mengalami koma selama tiga hari, akhirnya Rusdiana Ibrahim meninggal dunia di rumah sakit di Johor Malaysia.

Setelah Rusdiana meninggal dunia, pihak keluarga selanjutnya menemui Haji Uma dan memohon bantuan bagi pemulangan karena tidak cukupnya biaya yang hanya terkumpul 4.1 juta dari hasil urun rembuk dengan masyarakat.

Prihatin akan kondisi yang ada, Haji Uma selanjutnya membantu kekurangan biaya serta meminta Abu Saba mengurus pemulangan jenazah.

Haji Uma yang turut hadir dikediaman keluarga almrhumah serta ikut dalam proses pemakaman meminta ikut memberikan nasihat untuk keluarga supaya Tenang dan Tabah mendoakan Almarhum. Disela itu, isak tangis keluarga pun pecah hingga anak dan Suami almarhumah Merangkul Haji Uma. (Rakyat Aceh)

Banda Aceh - Rina Maharami, seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Arraniry, Banda Aceh, yang meninggal sebelum wisuda, ternyata pintar berbahasa Jepang.

Mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah, itu dikenal cukup baik di lingkungan tempat tinggalnya. Di sela menjadi mahasiswi, ia jadi guru mengaji bagi anak-anak di Desa Cut Rumpun, Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar.

Ayah Rina Maharami, Bukhari (59 tahun), mengatakan bahwa kebiasaan Rina selama kuliah giat mengikuti kursus Bahasa Jepang. Dia fokus mempelajarinya. Bahkan, ia sudah fasih berbahasa Jepang.

“Dia pintar bahasa Jepang. Bahasa Jepang-nya seperti kita bahasa Aceh, lancar sekali,” kata Bukhari saat ditemui di rumahnya di Desa Cut Rumpun, Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Kamis, 28 Februari 2019.

Semasa kuliah, kata kuli bangunan itu, Rina sempat meminta untuk bekerja di salah satu sekolah sebagai pengajar Bahasa Jepang. Namun, Bukhari tidak mengizinkannya karena khawatir kuliah Rina terbengkalai.

Anak pasangan dari Bukhari dan Nurbayati itu juga dikenal sebagai siswa berprestasi. Sejak sekolah dasar, ia sudah memiliki prestasi yang membanggakan.

Ketua Prodi Pendidikan Kimia pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Muzakir, mengatakan bahwa Rina mahasiswi yang sosoknya sederhana serta cerdas. Ia juga menguasai Bahasa Jepang dengan baik, bahkan lulus dengan predikat istimewa dengan indeks prestasi kumulatif 3.51.

Sebelum meninggal dunia, Rina sudah menyelesaikan seluruh syarat untuk wisuda. Namun sebelum yudisium, Rina wafat, sehingga ia tidak sempat mengikuti yudisium dan wisuda.

Rina menjalani sidang skripsi pada 24 Januari 2019. Ia juga tercatat tiga kali gagal mengikuti sidang skripsi karena sakit. Namun setelahnya, pada 5 Februari, ia meninggal dunia setelah terserang penyakit tifus stadium akhir hingga gangguan saraf.

Saat upacara wisuda UIN Arraniry, ayahnya yang mewakili Rina untuk mengambil ijazah sang anak. Video pengambilan itu sempat viral di media sosial. | Vivanews

Jakarta - Pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 hanya akan menerapkan metode Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Pendaftaran UTBK SBMPTN 2019 gelombang I dibuka pada Jumat (1/3) pukul 10.00 WIB sampai 24 Maret melalui link http://pendaftaran-utbk.ltmpt.ac.id/.

Masih dengan kelompok ujian Saintek dan Soshum. UTBK yang diselenggarakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Kemenristekdikti ini akan dilaksanakan dalam dua gelombang.

Pendaftaran gelombang I dijadwalkan pada 1 sampai 24 Maret 2019. Sementara gelombang II pada 25 Maret sampai 1 April 2019.

Selain itu, pelaksanaan UTBK digelar selama 10 kali dalam 20 sesi, dengan materi tes potensi skolastik untuk mengukur kemampuan kognitif, dan tes kompetensi akademik.

Gelombang pertama UTBK akan dilaksanakan pada 13 April, 14 April, 27 April, 28 April, dan 4 Mei 2019. Sedangkan gelombang kedua digelar pada 11 Mei, 12 Mei, 18 Mei, 25 Mei, dan 26 Mei 2019.  

Untuk persyaratannya sendiri, antara lain adalah sebagai berikut:
1). Siswa SMA/MA/SMK Kelas 12 pada 2019 atau peserta didik Paket C tahun 2019.
2) Lulusan SMA/MA/SMK/Sederajat tahun 2017 dan 2018 atau lulusan Paket C tahun 2017 dan 2018.
3) Membayar biaya UTBK sebesar Rp200.000 dibayarkan melalui bank Mandiri, BTN, dan BNI. 

Apakah kamu sudah siap untuk mengikuti UTBK SBMPTN 2019? klik disini

,
Lhokseumawe - Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa Kolonel Inf Purmanto menghimbau kepada seluruh prajurit TNI Korem 011/Lilawangsa dan jajarannya agar terus saling mengingatkan terhadap rekan-rekannya agar menjahui Narkoba dan Obat-obatan telarang.

Begitu juga perkembangan situasi serta waspadai bahwa jaringan peredaran gelap Narkoba saat ini sudah menjadi ancaman serius dan masih ada di sekitar kita.

Hal itu disampaikan Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Purmanto melalui Plh (Kapenrem) 011/Lilawangsa Kapten Chk Dedy Noviandi pada acara sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyuluhan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) bagi personel Korem 011/Lilawangsa dan Satuan Dinas Jawatan (Satdisjan), di Gedung Ahmad Yani Korem 011/Lilawangsa, Jalan Iskandar Muda, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Provinsi Acerh, Kamis (27/2).

"Danrem menghimbau, selain diri kita sendiri, tidak ada salahnya kita terus berupaya menginggatkan kepada masyarakat maupun orang-orang terdekat kita. Narkoba atau di kenal dengan Narkotika Psikotropika dan Zak Aktif Lainnya (NAZPA),telah lama menjadi musuh manusia yang paling berbahaya sebagai zat atau bahan yang bersifat  adikatif mampu menjerat jutaan orang untuk mengkonsumsinya”, ujarnya.

Sementara itu, Danrem mengungkapkan melalui kegiatan sosialisasi P4GN merupakan upaya preventif dan antisipatif guna melindungi anggota militer dan PNS serta untuk mewujudkan lingkungan jajaran Korem 011/Lilawangsa dan masyarakatnya memiliki daya tangkal dan memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

“prajurit TNI yang bertugas sebagai Babinsa di jajaran Korem 011/Lilawangsa, untuk melindungi dan memberikan pengertian kepada masyarakat khususnya para remaja maupun semua pihak tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Berikan penjelasan secara tekun, sabar, melalui komunikasi dan sosialisasi yang efektif sejak dini baik di lingkungan pendidikan dan lingkungan tempat tinggal yang sangat dominan dalam membentuk karakter anak-anak untuk menolak dan menjahui narkoba”, harapnya.

Kegiatan P4GN diakhiri dengan pemeriksaan Tes Urin sebanyak 50 orang personel TNI, pelaksanaan Tes Urin tidak ditemukan (Negatif) tanda-tanda pengguna, dan turut disaksikan antara lain, Pasi Intel Korem 011/LW Kapten Arm Edi Ginting, Plh Kapenrem 011/LW Kapten Chk Deddy Noviandi, personel Provos dan Staf Intel Korem 011/LW.(Laung)

StatusAceh.Net - Saiful Cage, mantan komandan operasi Gerakan Aceh Merdeka daerah III Wilayah Linge (Aceh Tengah dan Bener Meriah), mengaku ikut mengelola tanah di lahan Prabowo yang terbentang di Kabupaten Bener Meriah.

Ia mengelola lahan sebanyak 1,5 hektare, tepatnya di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah. Saiful juga sempat menikmati hasil penjualan kayu pinus dari lahan yang dikelolanya.

Ia juga membantah bahwa eks GAM di sana tidak ada yang mengelola lahan milik Prabowo di bawah PT Tusam Hutani Lestari. Khususnya mantan kombatan yang berada di Pintu Rime Gayo.

"Tanah itu kami juga kelola. Semua kombatan yang ada di Pintu Rime Gayo itu semua punya lahan di situ," kata Saiful saat ditemui di Sekber pemenangan Prabowo-Sandi di Banda Aceh, Rabu, 27 Februari 2019.

Terakhir, ia mengelola lahan itu saat beroperasinya PT Kertas Kraft Aceh (KKA) yang sudah berhenti beroperasi sejak 2007 lalu. Dulu pihaknya menebang pohon pinus di area lahan PT THL tanpa izin dan tidak ada yang melarang, dan dikhususkan bagi masyarakat setempat.

Sehingga saat ini lahan 1,5 hektare yang digarapnya terbengkalai, karena tidak ada modal untuk menanam tanaman lain. Tanaman yang hidup di wilayah itu selain pinus, kata dia, bagus ditanami serei.

"Tidak sanggup kita garap lagi kalau tidak ada modal. Kalau ada misalnya yang kasih modal apakah Pak Prabowo atau Jokowi ya silakan, siapa pun itu," ujarnya.

Di samping itu, ia ikut mengomentari 11 mantan kombatan GAM yang melaporkan Sandiaga Uno dan Dahnil Anzar ke polisi pada Selasa kemarin, 26 Februari 2019. Karena mereka merasa dituduh telah mengelola lahan Prabowo. Kata Saiful, mereka hanya mencari panggung.

"Yang sudah diambil (lahan) rekan-rekan GAM jangan dipermasalahkan. Dia kan (Joni Suryawan, yang melaporkan Sandiaga dan Dahnil) seorang caleg, ya urus diri sendiri saja, jangan yang lain-lain dulu," katanya.

Saiful juga siap jika diminta untuk menunjukkan lahan yang digarapnya dan eks kombatan GAM lainnya di atas lahan milik Prabowo.

"Kami siap tunjukkan lahan yang kami garap. Kalau perlu kita cek ke lapangan sekarang," tegasnya. | Vivanews

LHOKSUKON – Pria berinisial HN (37), warga Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, terpaksa mendekam di balik jeruji besi setelah ketahuan mencuri kambing milik warga.

Sebelum diamankan polisi, pelaku lebih dulu ditangkap dan dihajar oleh massa akibat nekat mencuri dua ekor kambing milik Mawardi (38), warga Gampong Grong-grong, Kecamatan Lhoksukon.

“Tersangka kita amankan Selasa kemarin (26/2/2019),” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Ian Rizkian Milyardin melalui Kapolsek Lhoksukon Iptu Yussyah Riyandi, Rabu (27/2/2019).

Kata dia, aksi pencurian itu dilakukan oleh tersangka pada Jumat lalu (22/2/2019), di areal perkebunan kelapa sawit dekat perbatasan antara Gampong Teupin Keubeu dengan Gampong Grong-grong.

“Saat itu pemilik melepas kambingnya di kebun. Saat hendak diambil sekitar pukul 17.00 WIB, korban tidak menemukan kambing miliknya,” kata Yussyah.

Tanpa sengaja, kata dia, pada hari Selasa kemarin (26/2/2019) korban melihat kedua ekor kambing miliknya di rumah Nasrul, warga Gampong Buket Mee, Kecamatan Lhoksukon.

Saat korban menanyakan dari mana mendapatkan kedua ekor kambing tersebut, Nasrul mengatakannya dari pelaku.

“Kemarin pelaku datang ke desa korban dan diamankan warga. Ketika diinterogasi oleh masyarakat, dia mengakuinya,” kata Yussyah.

Warga yang geram kemudian sempat menghajarnya hingga mengalami luka di bagian kening.

“Saat anggota kita menjemputnya, pelaku sudah diamankan di rumah geuchik. Sekarang pelaku beserta barang bukti dua ekor kambing telah kita amankan di Mapolsek,” kata Yussyah.(TRB)

StatusAceh.Net - "Apa kalian orang Islam dan Arab?," tanya tentara Israel di pos jaga menuju pintu masuk kompleks al-Aqsa.

“Kami orang Islam asal Indonesia, ada masalah?," aku balik bertanya.

Empat orang tentara Israel bersenjata laras panjang lengkap itu serasa puas interogasi singkat sambil menertawakan sebelum memperbolehkan kami sekeluarga masuk ke gerbang al-Aqsa.

Para tentara ini ditempatkan di pos penjagaan yang ada di setiap pintu masuk kompleks al-Aqsa.

Al-Aqsa merupakan kompleks tanah dan bangunan seluas 14 hektare di bawah administrasi otoritas wakaf Pemerintah Yordania yang terdiri atas Masjid Kubah Batu (Qubbah As-Sakhrah), Masjid al-Qibli (al-Aqsa), Mushalla al-Marwani, Kubah al-Miraj, Kubah as-Sislisah, Kubah An-Nabi, tempat wudhu al-Kas dan bangunan lainnya. Yang paling utama, tentunya dua nama di awal.

Sedangkan yang dinamakan pintu masuk gerbang al-Aqsa adalah lapisan kedua dari gerbang kota lama Yerusalem sepanjang empat kilometer dengan tinggi sekitar dua belas meter.
Pada awalnya, terdapat sebelas gerbang masuk ke kota ini, namun sekarang yang terbuka hanya tujuh yaitu Jaffa gate, Damascus gate, St. Stephen’s Gate, Dung gate, New gate, Zion Gate, dan Herod’s Gate.

Kami memasuki awal dari pintu gerbang Herodes.

Dua gerbang lainnya yang merupakan pintu yang langsung menuju Masjid al-Aqsa yaitu Golden gate dan Hulda gate ditutup dan diblokir saat kami ziarah di tahun 2017.
Tak kurang dari sepuluh meter melangkah, muncul lagi pertanyaan, kali ini dengan senyum penuh rasa ingin tahu yang apa adanya.

“Anda dari mana?,” begitu pertanyaan Ahmad, bocah Palestina yang kutemui setelah pintu masuk di kompleks Masjid al-Aqsa. "Dari Indonesia," jawabku.

Pertanyaan ini terlontar dari seorang bocah Palestina yang berumur sekitar 10 tahun, sedang bermain bersama enam bocah lainnya di sekitar kompleks al-Aqsa.
Mereka nampak ingin tahu kok ada orang yang wajahnya asing dan asal Indonesia pula, negeri nun jauh di sana, yang datang ke tanah mereka.

Mereka lebih ingin tahu lagi untuk bisa ngobrol dengan ketiga anakku. Nampak mereka ingin berkomunikasi dan tertawa lepas melihat ketiga anakku yang tidak lepas dari bundanya.

“Udah main sana, kenalan sama teman baru kalian,” ku bujuk ketiga anakku untuk kenalan dan bermain dengan mereka.

Duduk di antara pohon zaitun dan pinus yang rindang, kami melihat anak-anak bermain dengan setengah kikuk dan setengah senang, meski saling tidak mengerti bahasa di antara mereka.

Haru biru menyelimuti perasaan kami meihat riangnya mereka bermain lepas di tengah belenggu penjajah yang merebut kemerdekaan mereka. 

Sigli - Warga yang tinggal di kawasan Pantai Pasi Rawa, Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh, panik. Mereka mendengar dentuman keras yang datang dari arah laut pada Selasa siang, 26 Februari 2019.

Warga berhamburan ke jalan begitu mendengar dentuman sebanyak tiga kali. Sebagian dari mereka sampai berlarian karena ketakutan.

" Sebagian ada kira itu pertanda terjadi bencana. Tadi siang (kemarin) itu sempat membuat saya merinding," ujar salah satu warga, Sabirin, 23 tahun, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 27 Februari 2019.

Menurut Sabirin, sebagian besar warga masih trauma dengan pengalaman dilanda tsunami besar. Sehingga mereka berusaha menyelamatkan diri saat ada dentuman.

" Ada yang ke pantai lihat kondisi air laut," kata Sabirin.

Dikira Bencana

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie, Saiful, membenarkan peristiwa tersebut. Tetapi, dia membantah dentuman yang muncul merupakan pertanda terjadinya bencana.

" Tidak ada itu (bencana). Ada informasi bahwa ada latihan pesawat tempur dari Riau," kata Saiful.

Dikabarkan sebanyak 4 unit pesawat jet tempur F16 yang berbasis di Pangkalan Udara TNI AU Rusmin Nurjamin, Pekanbaru, Riau, tengah berpatroli di kawasan udara Aceh. Patroli dijalankan hingga 2 Maret.

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Rusmin Nurjamin, Kolonel Pnb Hendri Arief Herianto, mengimbau masyarakat tidak panik. Sebab, dentuman yang muncul bukan pertanda bencana, melainkan berasal dari jet tempur F16.

Sumber: Liputan6.com

Ilustrasi
Takengon - Seorang pemilik pesantren di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, berinisial AD, ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerkosaan terhadap santrinya sendiri, AS (15), Senin (25/2/2019).

Kasatreskrim Polres Bener Meriah, Iptu Wijaya Yudi Stira Putra mengatakan, AD ditetapkan sebagai tersangka kasus asusila tersebut setelah menjalani pemeriksaan sebagai saksi selama lebih kurang delapan jam di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bener Meriah.

"Benar, kami telah menahan terlapor atasa nama AD, setelah yang bersangkutan memenuhi panggilan sebagai saksi. Delapan jam kita periksa, terlapor sempat memberi keterangan yang berbelit-belit, sehingga meyakinkan kita untuk mengubah status dari saksi menjadi tersangka," kata Yudi kepada Kompas.com, Rabu (27/2/2019).

Yudi mengatakan, berdasarkan pengakuan korban, peristiwa itu terjadi pada Desember 2018, sekitar Pukul 14.30 WIB.

Sekitar pukul 10.00 WIB, korban yang berada di asrama pesantren dipanggil ke rumah AD yang merupakan pimpinan pesantren.

Tersangka menyampaikan informasi terkait undangan pelantikan santri nasional di Banda Aceh. Korban diperintahkan untuk mengganti pakaian guna persiapan berangkat ke lokasi acara.

"Tanpa menujukkan undangan resmi, tersangka mengajak dan membawa korban tanpa di dampingi ustazah dalam satu mobil, yakni jenis Avanza warna putih milik tersangka," jelas Yudi.

Dalam perjalanan, tersangka membuka video tak senonoh dan memerintahkan korban untuk menyaksikan.

"Korban dipaksa untuk menonton video tersebut, meskipun sudah ditolak oleh korban," sebut Yudi.

Dengan rasa takut korban menuruti kemauan pelaku hingga sampai di Kampung Arul Cincin, Dusun Enang-Enang, korban dibawa paksa ke dalam sebuah rumah kosong sekitar pukul 14.30,WIB.

Di dalam rumah kosong tersebut, tersangka memberikan air mineral dalam kemasan kepada korban untuk diminum dan setelah korban meneguknya, korban langsung tak sadarkan diri. Saat itu lah tersangka melakukan tindakan pemerkosaan terhadap korban

Yudi mengatakan, penetapan tersangka terhadap AD diperkuat dengan bukti visum yang dilakukan kepada korban.

"Selanjutnya terhadap tersangka, telah diamankan dan dititipkan sementara di Rumah Tahanan Negara Polres Bener Meriah guna dilakukan penyidikan lebih lanjut," ujar Yudi.

Pelaku dijerat dengan Pasal 81 Ayat 1, 2, dan 3 juncto Pasal 76 huruf d UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman kurungan penjara maksimal 20 Tahun. | Kompas.com

Sabang - Tidak ada individu yang mampu membangun Sabang sendirian. Oleh karena itu, Sabang harus dibangun dengan semangat kebersamaan, sinergi dan kolaborasi semua pemangku kebijakan terkait.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, saat menyampaikan materi pada seminar Pengembangan Kawasan Sabang, yang dipusatkan di Aula Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) Selasa (27/2/2019).

"Pembangunan dan pengembangan sebuah kawasan pengusahaan hanya dapat dilakukan secara bersama-sama. Tidak ada Superman yang bisa membangun Sabang seorang diri. Membangun Sabang harus dilakukan dengan kolaborasi dan sinergisitas semua pemangku kebijakan terkait, dan mendapatkan dukungan masyarakat," ujar Nova.

Sebagai Ketua Dewan Kawasan Sabang (DKS) Nova juga berkomitmen mendukung BPKS selaku lembaga yang diberi amanat sebagai badan pengusahaan kawasan.

"Saya akan mendukung sebesar-besarnya BPKS, waktu kita tidak banyak jangan lagi bekerja sia-sia. Untuk itu, saya imbau agar BPKS terus berkreasi dan berinovasi karena Sabang  tidak bisa dikelola secara biasa. Sudah saatnya BPKS membuka dan menjalin kerjasama dengan lembaga, institusi bahkan negara-negara maju seperti Singapura," imbuh Nova.

"Dengan payung hukum yang telah ada saat ini, BPKS harus terus dijalankan. Mulai saat ini kita akan segera mengidentifikasi apa saja qanun, Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri yang paling signifikan dan prioritas yang harus dirumuskan untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan BPKS," sambung Plt Gubernur.

Dalam kesempatan tersebut, Nova juga menyinggung minimnya dana yang dikelola oleh BPKS.

"Menggerakkan BPKS dengan anggaran Rp 220 miliar itu jauh dari cukup. K depan, Pemerintah Aceh, Ketua DKS bersama anggota DKS akan mengupayakan anggaran di tahun 2020, juga melihat peraturan perundang-undangan yang masih belum ada dan melihat dan melengkapi man power  yang masih belum ada. Oleh karena itu, semua pihak harus berlapang dada jika harus ada penambahan kekuatan di BPKS terkait ahli pariwisata, ahli pelabuhan bahkan ahli IT."

Selain itu, Nova juga berpesan agar BPKS selalu memperkuat research and development untuk menyamakan persepsi dan mengetahui sektor-sektor unggulan yang harus dipacu pembangunan dan pengembangannya. 

"Sabang adalah kepingan surga yang jatuh ke bumi. Kita semua memiliki tugas berat untuk membangun kepingan surga ini agar dapat berimbas positif bagi kehidupan masyarakat," kata Nova

Instruksi Nova untuk BPKS
 
Dalam kesempatan tersebut, Nova Iriansyah selaku Plt Gubernur Aceh dan Ketua Dewan Kawasan Sabang mengimbau semua pihak untuk selalu melaksanakan langkah-langkah dan strategi untuk menindaklanjuti hasil Sail Sabang 2017 yang telah dicanangkan Teluk Sabang sebagai pintu gerbang destinasi wisata Internasional 'Sabang Intenasional Marine Tourist Hub Port.

Selanjutnya, melakukan koordinasi dan sinergisitas program percepatan pengembangan Kawasan Sabang bersama SKPA terkait, Pemerintah Kota Sabang, Pemerintah Aceh Besar, mendorong berbagai pemikiran dan kebijakan agar pelabuhan Sabang dapat hidup dan aktif dengan aktivitas dan industri jasa kepelabuhanan.

Keempat, Mencari operator pelabuhan yang representatif yang mampu mengoperasionalkan Pelabuhan Sabang sebagai Pelabuhan Hub Internasional lengkap dengan terminal cruise maupun multiporpose lainnya.

"Saya berjanji akan segera bertemu dengan Presiden dan Menteri terkait untuk mendorong Pemerintah Pusat menjadikan pembangunan Kawasan Sabang terutama teluk Sabang sebagai Proyek Strategis Nasional. Untuk itu, BPKS harus mempersiapkan segala dokumen pendukung," imbuh Nova. 

Pada poin selanjutnya, Nova juga berpesan agar BPKS segera menindaklanjuti temuan BPK, khususnya mengenai optimalisasi pendapatan BPKS melalui BLU dengan segera merampungkan Rencana Bisnis Strategis BPKS.

Nova juga berpesan agar BPKS melakukan sinkronisasi perencanaan kawasan Sabang dengan Rencana Kerja Aceh dan Rencana Kerja Pemerintah dan hubungan kawasan Sabang dengan kawasan strategis di aceh (KEK lhokseumawe dan KIA ladong)

Sedangkan terkait IMT-GT, Plt Gubernur mengimbau agar pemangku kebijakan terkait untuk terus menggali potensi hubungan Kawasan Sabang dengan Kawasan Regional Saphula (Sabang Phuket Langkawi) dan pengembangan koneksitas dengan kepulauan Andaman Nikobar.

"Saya berharap acara ini menghasilkan kebijakan dan langkah-langkah aksi untuk Percepatan Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang sesuai dengan kewenangan yang telah diamanatkan oleh undang undang atau peraturan lainnya sehingga nantinya Kawasan Sabang sebagai lokomotif ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat benar-benar diwujudkan," pungkas Nova. (Rill)

Banda Aceh - Kuasa hukum S (31), tersangka penyebar video calon wakil presiden Ma'ruf Amin berkostum sinterklas, asal Kabupaten Aceh Utara menyebutkan masa penahanannya habis dan harus dikeluarkan dari jeruji besi.

Hal tersebut disampaikan oleh Kuasa Hukumnya kepada media ini, Selasa, (26/02/2019), Kasibun Daulay, SH., MH yang didampingi Armia, SH., MH, Nourman Hidayat, SH dan Muzakir, SH. “Tersangka Video Ucapan Natal Ma'ruf Amin masa penahanannya sudah habis sehingga harus segera dibebaskan,” katanya.

Tersangka S dijerat Pasal 28 Ayat 2 UU ITE karena diduga ikut menyebarkan video ucapan natal Ma'ruf Amin tersebut masa penahanannya berakhir pada tanggal 25 Februari 2019.

“Tersangka S, warga Nisam itu telah ditahan selama 20 hari sejak tanggal 28 Desember 2018, kemudian ditambah masa perpanjangan selama 40 hari ”ungkapnya


Lanjutnya, tersangka bersikap sangat kooperatif dan sudah menjalani berbagai pemeriksaan, sehingga tidak ada lagi urgensi untuk menahan tersangka.

Apalagi sekarang per tanggal 25 Februari 2019, masa penahananannya telah habis. Jadi pihaknya mendorong agar pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Aceh agar segera mengeluarkan tersangka dari tahanan.

"Pembebasan tersangka dari tahanan kerena habisnya masa penahanan dan tidak dilakukan perpanjangan, adalah mutlak harus dilakukan demi hukum, sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Permen Kehakiman Nomor 04 Tahun 1983. Hal ini juga mengingat upaya paksa berupa penahanan sangat berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, sehingga pelaksanaannya tidak boleh sekali-kali menyimpang dengan ketentuan hukum yang berlaku", tegas Armia.(TM)

Banda Aceh - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menyerahkan bantuan masa panik dan bantuan material untuk 3 kepala keluarga korban kebakaran, di Gampong Tapak Gajak Kecamatan Suka Karya, Senin (26/2/2019).

Tiba di Pelabuhan Balohan tepat pukul 11.00 Wib, Plt Gubernur disambut oleh Wakil Wali Kota Sabang Suradji Yunus. Selanjutnya, bersama rombongan Plt Gubernur Aceh langsung menuju ke Gampong Tapak Gajah untuk menyerahkan bantuan.

Sebagaimana diketahui, pada musibah yang terjadi pada tanggal 21 Februari lalu, sebanyak 2 unit rumah hangus dilalap si jago merah. Musibah tersebut mengakibatkan 3 KK harus mengungsi ke rumah famili karena rumah mereka tidak dapat ditinggali lagi.

Para korban yang masih memiliki ikatan keluarga itu adalah Sumadi Wongso, yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai kontrak dan hanya tinggal berdua dengan anaknya.

Selanjutnya, Marlin. Wanita paruh baya yang sehari-hari menghidupi keluarga dengan berdagang bubur itu, selama ini tinggal berempat dengan seorang anak dan dua orang cucu berdagang bubur. Korban terakhir adalah Sukma Putri Anggraini. Saat ini, para korban kebakaran menumpang di rumah famili.

Saat berdialog dengan para korban, Nova menghimbau agar para korban tetap tabah, sabar dan kembali memulai hari dengan semangat serta memanfaatkan bantuan yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

"Semoga bapak dan ibu tetap tabah, sabar dan semangat. Bantuan yang disalurkan hari ini adalah bantuan masa panik kedua dan bantuan material," ujar Nova.
Setidaknya ada 28 item bantuan yang disalurkan oleh Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh yang terdiri atas bantuan sandang, pangan dan bantuan rumah.

"Semoga bantuannya bermanfaat dan rumahnya bisa segera dibangun kembali. Jika ke depan rumahnya sudah selesai saya imbau agar bapak dan ibu berhati-hati agar kejadian serupa tidak berulang," sambung Nova.

Usai memberikan bantuan, Plt Gubernur Aceh dan rombongan langsung menuju ke Aula Kantor Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) untuk menyampaikan materi pada seminar Pengembangan Kawasan Sabang. | Rill

Banda Aceh - Polda Aceh akan menelusuri siapa orang yang telah merekam dan menyebarkan video mesum sepasang remaja di lantai dua atap Masjid Jamik Saree, Kabupaten Aceh Besar.

Wakapolda Aceh, Brigjen Pol Supriyanto Tarah mengatakan, video tersebut terkait bidang informasi teknologi (IT), pihaknya melibatkan tim siber Ditreskrimsus Polda Aceh untuk mendalami perekam dan penyebar video tersebut.

"Kalau memang memenuhi unsur UU ITE, pasti kita akan dikenakan UU ITE," ujar Supriyanto di Mapolda Aceh, Banda Aceh, Selasa (26/2/2019).

Selain itu, polisi juga akan mengecek keaslian video saat sepasang remaja tersebut berbuat mesum. Nanti, kalau sudah ada hasil dari proses penelusuran tersebut, polisi tentu akan mengambil langkah selanjutnya.

Video mesum berdurasi dua menit itu beredar luas dan membuat heboh media sosial. Ketika itu, warga diduga merekam saat memergoki remaja ketika sedang bercinta di loteng masjid.

"Kita masih proses menyelidiki dan akan kita dalami yang merekam dan menyebarkan video itu," ujar dia.

Sementara itu sepasang remaja tersebut saat ini dititipkan di Unit PPA Polda Aceh. Sebab kedua remaja ini masih berusia di bawah umur, sehingga penyelidikannya harus dilakukan tim khusus dan pendamping. | Inews

Banda Aceh - Pasangan suami istri (Pasutri) pemilik warung nasi pecel meregang nyawa dibunuh karyawannya berinisial IS (21). Korban bernama Muhammad Nasir (50) dan istrinya Roslinda (45) dibunuh di rumahnya sekaligus tempat usaha di Jalan T Iskandar, So Ilie, Desa Lamreh, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh.

Peristiwa berdarah itu terjadi Selasa (26/2) dini hari. Pelaku masuk ke kamar korban dengan cara mencongkel pintu secara paksa. Setelah berada dalam kamar, pelaku langsung berhadapan dengan kedua korban dan langsung membunuh secara membabi-buta.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto mengatakan, pertama kali pelaku membunuh Muhammad Nasir dengan cara membacok di dada. Korban sempat melakukan perlawanan dengan cara bergumul, hingga akhirnya korban terkena bacok di dada dengan parang dan pisau yang dibawa pelaku.

"Lalu melihat ada istrinya, pelaku kembali membunuh Roslinda dengan parang dan pisau," kata Trisno, di Mapolresta Banda Aceh.

Dia melanjutkan, menantu korban, Dani mendengar ada keributan di kamar mertuanya. Dia langsung menuju kamar korban dan melihat kedua mertuanya sudah tergeletak bersimbah darah.

Muhammad Nasir ditemukan dalam kondisi telungkup dan Roslinda tergeletak di lantai.

"Dani sempat merebut parang dari tangan pelaku, pelaku sempat bilang, bukan saya bang, terus pelaku melarikan diri," kata dia.

Menantu korban langsung mencari pertolongan dari tetangga. Lalu kedua korban dibawa ke rumah sakit. Namun dalam perjalanan nyawa kedua korban tak bisa diselamatkan.

Menurut Trisno, setelah mendapatkan laporan ada pembunuhan Satreskrim beserta Polsek Ulee Kareng langsung bergerak dan melakukan pengejaran. Tak membutuhkan waktu lama, petugas meringkus pelaku di depan Bengkel Promotor Jalan T Nyak Makam, Gampong Doy, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh.

"Dia hendak melarikan diri ke gampongnya di Jeunip. Kita hanya butuh waktu 30 menit setelah dilaporkan kita tangkap pelaku," tukasnya.

Adapun motif pembunuhan karena pelaku sakit hati sering dimarahi sama korban. Sehingga ia nekat melakukan perbuatan pembunuhan berencana ini.

"Ini sudah direncanakan, pelaku sudah merencanakan pembunuhan. Motifnya karena sakit hati," kata Trisno.

Pelaku diancam dengan pasal 340 Jo pasal 338 KHUP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup. Menurut Trisno, perbuatan pelaku memenuhi unsur berencana, karena ditemukan alat bukti yang sudah disiapkan untuk membunuh korban.

Sementara itu, pelaku berinisial IS mengaku membunuh korban karena selalu dimarahi. Rencananya yang hendak dibunuh hanya Muhammad Nasir. Selama ini saat hendak diminta uang selalu tak diberikan, alasannya setelah cat rumah selesai.

"Karena selalu marahi saya. Waktu minta uang selalu dibilang siap cat rumah, karena saya minta pulang dan enggak dikasih pulang," pungkasnya. | Merdeka.com

Foto: acehtrend.com
Banda Aceh - Pasangan suami istri (pasutri), M. Nasir dan Roslinda, yang tewas usai dibacok dalam kamar warung pecal lele milik mereka di Lamteh, Ulee Kareng, Banda Aceh, Selasa, 26 Februari 2019 dinihari, dibunuh karyawan korban sendiri. Tersangka berinisial IS (21) asal Kabupaten Bireuen.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto, mengatakan, tersangka IS ditangkap anggotanya tidak lama setelah kejadian. IS sempat lari ke belakang Hermes Hotel yang berjarak lebih kurang 2 km dari lokasi kejadian. Usai penangkapan, tersangka bersama barang bukti parang dan rencong langsung diboyong ke Mapolresta untuk pemeriksaan lanjutan dan ditahan.

Kronologi kejadiannya, kata Kapolresta, tersangka dengan korban tinggal dalam satu tempat yakni di warung pecal lele milik korban. Tersangka merupakan karyawan warung pecal milik kedua korban.

Pada Selasa, 26 Februari 2019, sekira pukul 03.30 WIB itu, tersangka masuk ke dalam kamar korban dengan mencongkel pintu. Tersangka IS dan korban M. Nasir sempat bergumul beberapa saat baru kemudian tersangka membacok korban dengan parang.

Setelah itu, tersangka kembali menusuk korban kedua yakni Roslinda (istri M. Nasir) dengan sebilah rencong yang ada dalam kamar itu. Menurut pengakuan tersangka, parang dan rencong yang digunakan itu sudah ada dalam kamar.

"Atas perbuatannya, tersangka IS dapat dikenakan Pasal 340 jo 338 KUHP tentang pembunuhan berencana," kata Kapolresta dalam jumpa pers di Indoor Mapolresta setempat, Selasa, 26 Februari 2019, siang.

Sementara IS dalam keterangannya mengatakan, ia nekat membacok majikannya karena kesal tidak memberinya uang biaya pulang kampung. Beberapa kali tersangka memintanya, korban (M. Nasir) selalu mengatakan sabar dulu.

"Setiap kali saya minta uang untuk pulang kampung, selalu saja dibilang sabar dulu, pada malam itu saya kembali memintanya tapi saya malah dimarahi dan dimaki -maki," kata tersanga IS kepada wartawan di Mapolresta.  (*)

Sumber: Portalsatu.com

Ilustrasi
Aceh Tamiang - Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Polda Aceh menangkap 6 pelaku peredaran sabu di Aceh. Satu pelaku ditembak mati karena mencoba kabur.

Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan para pelaku ditangkap pada Minggu (24/2). Keenam pelaku tersebut yakni Junaidi alias Toni sebagai pemilik narkoba, Safitri sebagai pengendali Syarifudin, Ateng, Daud dan Alfinda.

"Toni berusaha untuk melarikan diri di daerah Gampong Gendamg, Manyak Payed sehingga oleh petugas dilakukan tindakan tegas terukur menggunakan senjata api untuk melumpuhkan dan mengenai tubuh Toni. Upaya pertolongan pun dilakukan namun tersangka meninggal saat perjalanan ke rumah sakit," kata Arman dalam keterangannya kepada detikcom, Senin (25/2/2019)

Arman menjelaskan penangkapan itu berawal dari informasi soal adanya penyelundupan narkoba jenis sabu dari Malaysia melalui Aceh Tamiang. Sabu tersebut diselundupkan dengan menggunakan kapal melalui jalur laut dan sungai kecil.

"Berdasarkan informasi tersebut BNN bekerja sama dengan Polres Langsa melakukan penyelidikan dan berhasil menemukan pelaku dan barang bukti 10 bungkus narkoba jenis sabu di daerah Tamiang, Aceh," sebut Arman.

Para pelaku dan seluruh barang bukti dibawa ke Polres Langsa, Aceh untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Kasus tersebut masih dikembangkan. | Detik.com
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.