2020-05-17

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Lhoksukon - Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Cut Meutia menyalurkan paket lebaran bantuan sumbangan dari Bank Negara Indonesia (BNI) Lhokseumawe untuk empat kecamatan di Aceh Utara.

Sekretaris PUSPA, Nurliani kepada media ini, Sabtu (23/5/2020) mengatakan paket tersebut disalurkan untuk beberapa gampong di empat kecamatan di Aceh Utara yang terdampak Covid-19, Yakni Kecamatan Pirak Timu, Tanah Jambo Aye, Lhoksukon dan Dewantara.



BACA: Forum PUSPA Aceh Utara Khitan Tiga Anak Bakhtiar

"Terimakasih yang tak terhingga kepada seluruh donatur yang telah berpartisipasi untuk membantu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu," katanya.

Menurutnya, kegiatan sosial yang dilakukan PUSPA tidak hanya di bulan ramadhan, tetapi akan berlanjut sampai kapanpun, tujuannya tidak lain untuk membantu masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah dan juga kaum dhuafa.

"Kami berharap kepada dunia usaha tetap selalu mendukung kegiatan sosial PUSPA. Tujuannya tidak lain untuk membantu kaum-kaum yang lemah," tutur Nurliani yang didampingi Susi Yuliana.


Sementara Ketua PUSPA Cut Meutia Aceh Utara suryani SE MSM menyebutkan Forum PUSPA telah melakukan berbagai gerakan sosial untuk membantu masyarakat, selain menyalurkan sembako, pihaknya juga membantu anak-anak disabilitas dengan menggandeng semua pihak dan Stakeholder yang ada di Indonesia khususnya Aceh.

"Paket lebaran ini donaturnya BNI Lhokseumawe. Untuk penyalurannya juga melibatkan Forum Anak Pase Aceh Utara yang dibagikan kepada tukang ojek dan penyandang disabilitas di Aceh Utara. Kami mengucapkan terima kasih kapada donatur atas kepercayaannya untuk penyaluran paket sembako melalui Forum PUSPA, semoga hubungan kerja sama antara dunia usaha dengan PUSPA dapat terjalin dengan baik untuk pembangunan kesejahteraan perempuan dan anak," imbuhnya.[]

Jakarta - Ikatan Mahasiswa Pascasarjana (IMPAS) Aceh - Jakarta, menyerahkan batuan Sembako dan Peralatan kebersihan kepada korban Banjir Bandang di Aceh Tengah, (15/5) melalui Posko Darurat Desa.

Koordinator Posko Bencana Banjir IMPAS, Badruddin mengatakan. "Sesaat setelah mendapatkan kabar dari media, tentang musibah bencana banjir di Takengon dan Bener Meriah, kami dari IMPAS tergerak hati dan segera berembuk dengan teman-teman yang lainnya dan berinisiatif membantu meringankan beban korban bencana banjir.

"Hasil dari sumbangan, setidaknya, terdapat 20 Karung Beras, 42 Kg Gula Pasir, 42 Papan Telur Ayam, 96 Kg minyak Goreng, dan Puluhan Alat-alat kebersihan. Yang kemudian, dibagi-bagikan secara terpisah dimasing-masing Posko Darurat Desa."ujar Bendahara Posko Bencana Banjir IMPAS, Muhammad Rusydi. DR

Koordinator Lapangan, Sahabul Adri menyebutkan, penyerahan bantuan dari IMPAS banyak dibantu oleh Adik-adik Aliansi Kerja Ummat (AKU) yang terdiri dari belasan lembaga Relawan.

"Meskipun dalam hujan yang sangat lebat. Alhamdulillah sejak belanja kebutuhan masa panik hingga pengangkutan, kita di bantu oleh para relawan. Oleh sebab itu sangat terbantu dan mampu menjangkau Posko Desa, tambah Abul

Kepala Desa Paya Tumpi Baru menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada IMPAS yang datang dari jakarta dan perduli dengan keadaan korban banjir di Aceh Tengah.

"Saya di depan para masyarakat yang menjadi korban bencana ini mengucapkan ribuan terima kasih kepada Mahasiswa Pascasarjana yang tergabung dalam IMPAS, terlebih jauh-jauh dari jakarta dan mau perduli terhadap kami di sini" ucap Kepala Desa Paya Tumpi Baru

Secara terpisah. Ketua Umum IMPAS, Yunidar. Z.A. Menyampaikan apresiasi kepada relawan Impas di Gayo dan keluarga Impas yang telah bergerak berempati melakukan solidaritas, berpartipasi bergotongroyong meringankan sedikit beban korban banjir di Aceh Tengah. Kita berharap  dalam penanganan bencana bajir bandang Pemerintah Aceh melakukan perencanaan yang baik karena kerusakan alam hutan di Aceh sangat parah.

Ketua Dewan Pertimbangan IMPAS, Muntasir Ramli, mengucapkan terima kasih kepada Keluarga Besar IMPAS, yang telah berinisiatif "meuripei" atau berpartisipasi dalam meringankan beban saudara-saudara kita di Aceh Tengah, yang sedang tertimpa musibah banjir bandang.

Semoga bantuan tersebut bermanfaat, dan seluruh korban banjir agar tabah, sabar dalam menghadapi cobaan berat."tutup Muntasir.

Selama pandemi corona, lapas di Semarang dan Aceh menutup kunjungan Lebaran. (CNN Indonesia/Reinardo)
STATUSACEH - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IA Semarang tidak membuka layanan kunjungan keluarga pada Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah di tengah masa pandemi virus corona (Covid-19).

Langkah ini diambil untuk mencegah penularan penyebaran Covid-19 di lingkungan lapas Semarang. Meski melarang kunjungan, pihak lapas Semarang tetap melayani penitipan barang bawaan yang akan diberikan kepada warga binaan pada 23-26 Mei 2020.

"Idul Fitri tahun ini kondisinya beda karena masih dalam masa pandemi Covid-19. Jadi kegiatan kunjungan keluarga atau merayakan Lebaran dengan warga binaan kita tiadakan atau kita tutup. Meski begitu, kita tetap melayani penitipan barang dari kerabat atau keluarga yang akan diberikan kepada warga binaan," ujar Kepala Lapas Klas IA Semarang Dadi Mulyadi di kantornya, Jumat (22/5).

Dadi berharap keluarga warga binaan dapat memaklumi keputusan penutupan kunjungan saat Lebaran. Di lingkungan internal, pihak lapas selalu meminta warga binaan untuk menjalankan protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak serta selalu mencuci tangan.

"Mohon bisa dimaklumi, karena demi kesehatan semua. Di dalam lapas, para warga binaan juga kami minta melakukan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid," tambah Dadi.

Untuk mengatasi rasa kangen kepada keluarga, pihak lapas menyediakan sarana telepon dan video call sehingga komunikasi warga binaan dengan keluarganya tetap berjalan.

Selain Semarang, lapas maupun rumah tahanan negara di Aceh juga tidak menyediakan layanan kunjungan keluarga atau kerabat terhadap narapidana maupun tahanan pada Hari Raya Idul Fitri.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh, Meurah Budiman, mengatakan hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di kalangan narapidana.

"Seluruh lapas dan rutan di Aceh sudah diinstruksikan tidak membuka layanan kunjungan keluarga atau kerabat narapidana maupun tahanan saat lebaran nanti guna mencegah penyebaran Covid-19," kata dia di Banda Aceh, Jumat, dikutip Antara.

Instruksi itu, kata dia, berdasarkan surat edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM perihal kegiatan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah di tengah pandemi Covid-19.

"Kami meminta semua lapas, rutan, maupun lapas anak melaksanakan instruksi tersebut. Jangan sampai ada melakukan diskriminasi kunjungan, sehingga ada lapas, rutan, atau lapas anak yang memperbolehkan kunjungan," kata dia.

Jika ada yang melakukan diskriminasi kunjungan, maka berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban, baik secara wilayah maupun nasional.

"Kunjungan narapidana maupun tahanan hanya diperbolehkan secara virtual atau video konferensi yang disiapkan masing-masing lapas, rutan, maupun lapas anak," kata dia.

Kepala LP Lhoknga di Aceh Besar, Yusrizal, mengatakan, mereka menyediakan layanan panggilan video jika ada keluarga yang ingin berkomunikasi narapidana maupun tahanan saat lebaran Idul Fitri.

"Sedangkan untuk makanan, bisa dititipkan kepada petugas. Sebelum diserahkan kepada narapidana maupun tahanan, wadah makanan tersebut harus melalui protokol kesehatan pencegahan Covid-19," kata dia. (Antara)

,
Banda Aceh – Sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), Personil Koramil 14/Baiturrahman membagikan ratusan masker kepada jama’ah Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Jum’at (22/05/2020).

Kegiatan tersebut yang dipimpin langsung oleh Komandan Koramil 14/Baiturrahman Kapten Chb Ridwan itu merupakan hasil kerjasama antara pihak Koramil dengan pihak Badan Kemakmuran Mesjid (BKM) Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Danramil 14/Baiturrahman Kapten Chb Ridwan mengatakan, bahwa mekanisme pembagian masker tersebut dilakukan saat para jama’ah yang akan melaksanakan sholat Jum’at.

“Masker kita berikan kepada jama’ah yang mau sholat, karena kita ketahui mungkin ada dari mereka yang lupa membawa masker saat hendak sholat,” ujar nya.

Selain kegiatan pembagian masker ini, tambahnya, pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya-upaya dalam mencegah penyebaran Covid-19 salah satunya seperti memberikan himbauan-himbauan dan patroli wilayah.

“Saya yakin dengan adanya kegiatan seperti ini, kasus Covid-19 dapat cepat teratasi,” pungkas Danramil.

JAKARTA - Berita terbongkarnya data Warga Negara Indonesia kembali heboh di jagat dunia maya. Kini sebanyak 2,3 juta data warga Indonesia dijual di pasar gelap dan ditawarkan di kalangan forum hacker.

Hal ini diungkapkan oleh akun twitter @underthebreach pada Kamis malam 21 Mei 2020. Akun twitter ini merupakan konsultan keamanan siber asal Israel yang sebelumnya juga mengungkap bocornya data pengguna e-commerce Tokopedia.

Dalam foto yang diunggah akun tersebut, mengungkapkan bahwa peretas mengunggah data WNI karena masih jarang ada di forum hacker.

"Saya memutuskan untuk berbagi dengan Anda tentang 2,3 juta data kewarganegaraan dan pemilu Indonesia. Karena saya pikir data warga Indonesia sepertinya jarang di forum ini (ketika saya mencoba mencari) Ini memberikan nama, alamat, ID (NIK, NKK) dll," begitu bunyi tulisan dalam foto yang diunggah akun @underthebreach?.

Peretas mengungkapkan data ini sangat berguna bagi mereka yang ingin meregistrasikan nomor telepon menggunakan ID yang dijual. Peretas juga mengatakan, data tersebut berformat PDF dan peretas mengklaim masih memiliki data 200 juta warga Indonesia lainnya yang dicuri dari database Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan segera dibagikan.

"Saya mendapat lebih dari 200 juta data kewarganegaraan Indonesia. Bahwa saya akan segera berbagi," ujarnya

Namun terkait dengan hal ini, Komisiomer KPU belum ada yang menanggapi. Vivanews mencoba mengklarifikasi kepada Ketua KPU Arief Budiman, namun pesan Whatsapp yang terkirim hanya dibaca dan dijawab "Sorry Saya sedang meeting," tulis Arief. | Vivanews

Masyarakat melihat daftar penerima bantuan sosial yang diumumkan melalui baliho raksasa yang dipajang di Kantor Datok Penghulu Payakulbi, Aceh Tamiang,
KUALASIMPANG – Seorang datok penghulu (kepala desa) di Aceh Tamiang, memajang nama-nama penerima bantuan sosial dampak Covid-19 di baliho berukuran besar.

Baliho raksana ini dipajang di dinding kantor Datok Penghulu Payakulbi, Kecamatan Karangbaru, sehingga cukup menarik perhatian.

Seratusan nama keluarga penerima manfaat, tertulis rapi disertai alamat dan nomor Pemuktahiran Basis Data Terpadu (PBDT).

Masing-masing kepala keluarga penerima manfaat, dikelompokkan sesuai jenis bantuan yang diterima.

Misalnya program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan non tunai (BPNT), dan BLT yang bersumber dari dana desa.

Camat Karangbaru, Iman Suhery ketika dikonfirmasi menjelaskan, baliho berukuran 4x10 meter itu inisiatif Datok Penghulu Payakulbi, Azis Abdullah.

Dia pun mengapresiasi kebijakan Azis yang dinilainya telah menciptakan transparansi.

Dalam menyalurkan seluruh jenis bantuan sosial untuk masyarakat yang perekonomiannya terdampak Covid-19.

“Beliau bilang memang untuk transparansi, makanya dipajang dalam ukuran besar. Ini sangat layak ditiru kampung lain di Karangbaru,” kata Bayu, sapaan Iman.

Di sisi lain, Bayu menilai pemasangan baliho ini sangat membantu masyarakat, dalam mencari informasi penyaluran bantuan sosial.

“Masyarakat otomatis bisa langsung mengecek, apakah dia menerima atau tidak. Ini sangat membantu,” ujarnya.

Kecamatan Karangbaru merupakan daerah pertama di Aceh Tamiang yang menyalurkan BLT bersumber dari dana desa.

Pada tahap awal, penyaluran ini dilakukan pada empat kampung dari total 31 kampung, yakni Kebun Medangara, Payakulbi, Medangara, dan Bundar.

Masing-masing keluarga penerima manfaat, menerima bantuan untuk dua bulan sekaligus, yakni April dan Mei dengan total Rp 1,2 juta.

Untuk penyaluran tahap tiga, ditargetkan selesai bulan depan. (*)

Sumber: Serambinews.com

Jakarta - Sebuah kabar menghebohkan baru saja tersiar, seorang wanita cantik bernama Sarah Salsabila menyatakan melelang keperawanannya, Aksi gila dilakukannya untuk menggalang dana pejuang Virus Corona atau COVID-19.

Sarah membuat lelang dengan start harga Rp2 miliar. "Bismillah LELANG KEPERAWANAN," tulis Sarah di Instagramnya Rabu 20 Mei 2020.

Menurutnya keputusan ini sangat berat, tapi terpaksa ditempuh dengan menggalang dana.

"Keputusan yang cukup berat dalam hidupku,mungkin sebagian dari kalian teman temanku memahami ini. Tapi aku sudah memutuskan dengan bulat untuk mengalang dana, semoga kalian bisa ambil positivenya. start 2000.000.000," tulisnya.

Dan jika ada yang berminat nantinya uang hasil lelang keperawanan itu 100 persen disumbangkan Sarah untuk pejuang COVID-19.

“Seluruh dana akan disumbangkan dan didonasikan 100 persen kepada pejuang COVID-19 dan yang terkena dampak," kata dia. | Viva

Petugas medis di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, tempat isolasi pasien Covid-19. (Foto: Antara)
Banda Aceh - Pasien positif corona atau Covid-19 di Provinsi Aceh dalam beberapa hari terakhir tidak bertambah. Namun, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh menilai Pemerintah Aceh perlu melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat secara massal untuk memastikan wilayah itu betul-betul terbebas dari penyebaran virus corona.

Ketua IDI Aceh dr Safrizal Rahman merekomendasikan kepada pemerintah untuk menggelar rapid test atau tes cepat dan tes swab. Semakin banyak warga yang diperiksa, semakin akurat menjelaskan kondisi penyebaran virus corona di Aceh.

"Kalau semakin banyak kita periksa tidak ada kasusnya, kita boleh mengatakan alhamdulillah Aceh aman," kata Safrizal di Banda Aceh, Rabu (20/5/2020).

Dia menjelaskan, ketika suatu daerah melaporkan tidak ada penambahan kasus positif virus corona yang dirawat di rumah sakit,bukan berarti tidak ada kasus Covid-19 di daerah itu. Orang yang terinfeksi bisa saja tidak mengalami sakit atau tidak bergejala (OTG).

Menurut dia, kemungkinan memang di Aceh tidak ada penambahan pasien Covid-19 khuss yang memiliki gejala dan harus mendapat perawatan di rumah sakit. Namun, pemerintah tidak mengetahui ada warga yang positif corona, namun tidak bergejala.

"Jadi mestinya harus tetap dilakukan pemeriksaan massal, apapun lah metodenya. Walaupun kasus yang sakit di rumah sakit terlihat kosong, jangan kita anggap masalahnya selesai. Itu dua hal berbeda," ujarnya.

Menurut dia, Aceh saat ini sangat memungkinkan menggelar pemeriksaan massal dengan dua metode, yakni tes cepat dan menguji sampel swab tenggorokan setiap warga di laboratorium real time polymerase chain reaction (RT PCR). Apalagi, Provinsi Aceh telah memiliki dua laboratorium RT PCR, milik Balai Litbangkes Aceh di Siron, Aceh Besar, dan laboratorium milik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

"Pemeriksaan swab juga bisa dilakukan yang lebih massal, seperti ke tempat-tempat keramaian. Petugas mengambil swab warga untuk diperiksa. Memang butuh biaya. Pemerintah dalam hal ini harus fokus untuk pembiayaan mengatasi Covid-19," ujarnya.

Dari pemeriksaan itu, pemerintah bisa mengetahui kondisi penyebaran virus corona di Aceh. Jika hasilnya memang menunjukkan tidak banyak yang positif Covid-19, maka kondisi di Aceh bisa disebut aman.

"Tinggal kita batasi orang masuk, kita awasi orang masuk, udah selesai kita," katanya. | Inews

Karawang - Forum Demokrasi Warga (FDW) merupakan wadah dan sarana komunikasi untuk berdialog secara online (Dialon) dengan menggunakan fasilitas Zoom yang membahas isu-isu penting dan hangat yang sedang trending di masyarakat saat ini. Kegiatan ini diprakarsai oleh kolaborasi dua lembaga yaitu PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) dan Polhumed Center Indonesia, yang diikuti oleh 54 peserta se Nusantara dari Sabang sampai Merauke, pada hari Selasa (19/5/2020), pukul 21.00 – 23.15 WIB.

Sebagai pembicara atau narasumber dalam acara ini adalah Wilson Lalengke, S. Pd., M.Sc., M.A. selaku Ketua Umum PPWI; Fachrul Razi selaku Pimpinan Komite 1 DPD RI (Bang Fachrul - red); dan Dolfie Rompas selaku Konsultan dan Praktisi Hukum. Adapun topik yang diangkat pada kesempatan ini terkait 'Perspektif Jurnalisme Warga terhadap Pandemi Covid-19' yang terjadi saat ini.

Dalam kesempatan ini Wilson Lalengke yang ditunjuk sebagai moderator menyampaikan sambutannya bahwa acara ini diinisiasi oleh Bang Fachrul dan kemudian disambut baik dengan tujuan untuk berbagi pikiran, saran, usulan dan perasaan yang muncul dari masyarakat kalangan bawah.

"Sebenarnya sejak dunia ini ada, saya meyakini, bahwa segala sesuatunya itu dibentuk oleh informasi," ujar Wilson mengawali pembicaraannya.

Begitu juga dengan wabah Virus Corona yang saat ini sedang kita alami, dari awal kemunculannya sudah terjadi pemberitaan yang menakutkan. Virus Corona itu seperti monster maka persepsi masyarakat terhadap Virus Corona itu adalah sesuatu yang menakutkan dan mengancam jiwa.

"Beda halnya jika dari awal Virus Corona digambarkan sebagai sahabat, maka kita akan bisa hidup berdamai dan berdampingan dengan Virus Corona," jelas Wilson.

Baik buruknya suatu kejadian itu tergantung informasi yang disampaikan. Peran Jurnalisme Warga semestinya berperan dalam menyampaikan informasi terkait peristiwa yang terjadi di sekitar kita. "Peran Jurnalisme Warga adalah sebuah sistem yang dikembangkan agar warga biasa mendapatkan akses untuk mengendalikan bias-bias informasi yang terjadi di masyarakat. Untuk itu Jurnalis Warga harus meningkatkan kemampuan menulis, memberitakan dan mengolah informasi serta menggali informasi se komprehensif mungkin, sehingga apa yang diberitakan oleh seorang Jurnalis Warga adalah benar-benar sesuai dengan kondisi dan fakta disekitarnya," papar Wilson.

Ia juga menambahkan bahwa Covid-19 merupakan produk informasi, apabila kita ingin menyelesaikan Covid-19 sesegera mungkin maka kita perlu membentuk kembali informasi tentang Covid-19 itu sebagai sesuatu yang tidak menakutkan dan berbahaya seperti yang digembar-gemborkan saat ini.

Pembicara selanjutnya, Dolfie Rompas, S.Sos, SH, MH, selaku Konsultan dan Praktisi Hukum, menyampaikan perspektif hukum tentang isu Covid-19. Menurutnya di dalam bahasa hukum tidak ada Covid-19, karena di dalam Undang-Undang tidak tercantum satu katapun yang berhubungan dengan Covid-19, sehingga dari perspektif hukum Covid-19 ini disebut wabah atau penyakit menular.

Wabah Covid-19 ini diatur dalam UU No. 6 Tahun 1962, UU No.4 Tahun 1985 dan UU No. 6 Tahun 2016 mengatur tentang wabah dan penyakit menular. Sedangkan UU No. 6 Tahun 1962, Pasal 2, menyebutkan tentang wabah dimana wabah merupakan penjalaran suatu wabah penyakit dengan cepat di suatu daerah tertentu sehingga dalam waktu singkat jumlah penderita meningkat lebih banyak dan harus dibatasi dengan isolasi si penderita dengan orang sekitar.

Lebih lanjut ia menjelaskan dalam UU No. 6 Tahun 1962, Pasal 3 ayat 1 yaitu dimana yang dimaksud dengan wabah itu adalah penyakit-penyakit yang harus dilakukan karantina. Dan dalam UU No. 1 Tahun 1962 juga mengatur tentang nama-nama penyakit yang harus dikarantina, salah satunya Covid-19 merupakan suatu wabah penyakit berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan.

Yang menjadi persoalan saat ini adalah Pemerintah mengambil keputusan karantina atau PSBB, maka Pemerintah harus bertanggung jawab penuh terhadap kebutuhan dasar, baik orang maupun hewan, seperti yang tercantum dalam UU No. 8 Tahun 2016, Pasal 52.

Dan juga harus menjunjung tinggi azas 'Salus Populi Suprema Lex' artinya keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi, maka Pemerintah wajib all out untuk menyelamatkan hidup setiap orang dari serangan Covid-19.

Menurut Dolfie di sinilah peran Jurnalisme Warga diharapkan selain memberitakan mengenai aspek kesehatan, juga berbicara juga tentang dampak kesejahteraan yang terjadi akibat Covid-19. "Para insan Jurnalisme harus bisa memberitakan berapa besar kerugian yang ditimbulkan akibat karantina atau PSBB di berbagai aspek yaitu sosial, ekonomi, budaya dan kesejahteraan," himbau Dolfie.

Lalu, narasumber lainnya, Fachrul Razi, S.I.P, M.I.P, mengatakan bahwa berdasarkan data Covid-19, saat ini Indonesia sudah menembus angka 1.190 orang yang meninggal. Artinya kita berada di titik kumulatif pasien jumlah tertinggi dimana persentase orang yang sembuh dengan yang meninggal masih jauh, hampir 1/3 x lipat yang meninggal dari jumlah yang sembuh. Untuk data yang terkontaminasi sudah mencapai 18.010 kasus.

Grafik peningkatan jumlah yang terpapar Covid-19 di Indonesia semakin masif dan tinggi. Hanya DKI Jakarta yang mengalami flat untuk saat ini.

Ada beberapa negara yang hampir melewati fase tingkat persentasenya menurun yaitu Malaysia, Italia dan Jerman. Sementara Cina dan Korea merupakan negara yang mencapai fase kemenangan menghadapi Covid-19 dan kehidupan masyarakat sudah kembali normal. Namun Amerika, Singapore dan Indonesia merupakan negara yang mengalami kondisi kritis dalam penyebaran Virus Corona.

Menurut beberapa penelitian, prediksi Covid-19 akan mereda pada bulan Juni, tapi yang dikhawatirkan adalah ketika mall-mall dan pasar-pasar telah dibuka, bandara dibuka, dan masyarakat melakukan mudik maka akan ada potensi terjadi Covid-19 gelombang kedua.

Negara telah menggelontorkan dana sebesar 405 T, yang dialokasikan untuk BLT, dana desa, PKH, Kartu Prakerja, Bantuan Sembako dan tarif gratis. Tapi disaat kondisi yang seperti ini masih ada pihak-pihak yang bermain di balik kebijakan tersebut, dan banyak menimbulkan konflik sosial di masyarakat.

"Agar tidak terjadi indikasi korupsi maka pihak terkait seperti KPK dan BPK harus mengawal dana penanganan Covid-19 agar tepat sasaran dan sampai pada masyarakat yang terdampak Covid-19," pungkas Bang Fachrul. (Neneng JK)


Bangka Belitung- Sesuai dengan rekomendasi WHO, dan mendukung program  pemerintah bahwa setiap warga yang harus keluar rumah wajib memakai masker. 

Pengurus Kabupaten Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Belitung melakukan kegiatan sosial membagikan masker dan hand sanitizer kepada pengendara di jalan raya. 

Sasaran yang dibagikan adalah para pengguna jalan yang tidak menggunakan masker sembari memberikan pesan pentingnya menggunakan masker diluar rumah. 

Sebanyak 350 masker dan Hand Sanitizer dibagikan di Simpang 4 Lampu Merah Kampung Ujung Tanjungpandan Minggu (17/05). 

Sebelumnya rombongan menuju Desa Selumar Kecamatan Sijuk untuk menyalurkan Paket Sembako kepada salah satu masyarakat yang menderita Lumpuh. 

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Bendahara Rina Dardini, S.IP bersama pengurus lainnya, dan anggota PPI Tahun 2019.

Kepada Media Ketua Pengurus Kabupaten PPI Belitung Yovie Agustian Putra, A.Ma.Pust mengatakan kegiatan ini merupakan lanjutan dari Kegiatan Berkah Ramadhan PPI Belitung. 

Seperti diketahui sebelumnya Pengurus Kabupaten PPI Belitung telah menyalurkan Paket Sembako bagi masyarakat yang membutuhkan. 

Dalam kegiatan Pembagian Masker & Hand sanitizer ini merupakan edukasi bagi masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dengan melakukan hal yang simple yaitu setiap kali keluar rumah harus menggunakan masker dan sering mencuci tangan. Kita harus saling bekerjasama mempertahankan Kabupaten Belitung yang telah berubah menjadi Zona Hijau. 

“Dengan menggunakan masker setiap keluar rumah dan sering mencuci tangan bearti kita sudah ambil bagian bersama Pemerintah dalam mengatasi Wabah Covid – 19 ini”. Ayo Budayakan malu tidak pakai masker, ajaknya.

Ditemui disela – sela kegiatan, Wakil Ketua Pengurus Provinsi PPI Babel Eka Rinaldi, SE kepada media menjelaskan kegiatan pembagian masker ini sebagai bentuk kepedulian generasi muda khususnya kami para Purna Paskibraka Indonesia yang berada di Provinsi Bangka Belitung khususnya di Kabupaten Belitung. 

Sesuai dengan Himbauan Pemerintah, mari kita jalani dan patuhi, berperilaku Hidup sehat, cuci tangan, berdiam di rumah dan jaga jarak” himbaunya lagi. Kita berdoa dan berharap semoga musibah ini segera berakhir, dan aktifitas dapat kembali normal seperti biasa.(Red/Rls)

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah
Banda Aceh - Seluruh aparatur sipil negara (ASN) di Aceh dilarang melaksanakan shalat Idul Fitri 1441 H di masjid atau lapangan.

Sementara untuk masyarakat larangan ini bersifat imbauan.

Instruksi larangan ini disampaikan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah di hadapan masyarakat Telukhalban, Bendahara, Aceh Tamiang, Selasa (19/5/2020).

Nova memastikan kebijakan ini merupakan kesepakatan dengan Menkopolhukam atas arahan Presiden Joko Widodo terkait menjaga jarak di tengah ancaman wabah Covid-19.

“Salat Idul Fitri tidak ada keharusan ke masjid atau lapangan. Ustaz kita, guru-guru agama kita, termasuk MPU sudah mengajarkan kita kalau ada wabah penyakit sebaiknya dihihndari,” kata Nova.

Sebagai Plt Gubuner Aceh, Nova menegaskan larangan ini bersifat wajib bagi seluruh pegawai pemerintahan dan tenaga kontrak yang berjumlah 22 ribu orang.

Sementara untuk masyarakat, larangan ini bersifat imbauan, meski dia tetap mengarahkan melaksanakan salat Idul Fitri di rumah.

“Sebagai atasan ASN, saya berhak memerintahkan atau melarang ASN. Masyarakat saya hanya mengimbau. Kalau memang tidak bisa membendung lagi rindu salat Id, harus memerhatikan protokol kesehatan.

"Pakai masker ya,” ujar Nova.

Nova mengingatkan pemakaian masker merupakan salah satu cara termudah mencegah penyebaran Covid-19.

Di hadapan warga, dia mengingatkan bahwa ancaman virus ini sangat berbahaya dan membutuhkan perhatian ekstra besar untuk bisa disembuhkan.

“Lebih baik mencegah. Kalau sudah kena mengobatinya minta ampun, mahalnya minta ampun, (butuh waktu) lama dan belum tentu sembuh,” ujarnya.

Syukurnya kata dia, wabah ini belum terlalu ganas menyebar di Aceh.

Dari data terakhir, jumlah pasien tetular hanya 18 orang dengan rincian dua pasien dirawat dalam kondisi terus membaik, 15 dinyatakan sudah sembuh dan satu pasien meninggal.

“Ini angka terbaik di Indonesia, makanya Aceh belum perlu berlakukan PSBB. Meski begitu kita harus tetap waspada, protokol kesehatan harus tetap dijalankan,” pesannya.

Sumber: Serambinews.com

Warga mempersiapkan makanan berbuka pada kenduri Nuzulul Quran di Masjid Raudhatul Jannah, Desa Pango Raya, Banda Aceh, Aceh (Ilustrasi)
Banda Aceh - Kenduri Nuzulul Quran yang dilaksanakan warga Muslim di Provinsi Aceh pada setiap pertengahan dan akhir Ramadhan merupakan salah satu kearifan lokal yang hingga kini masih dipertahankan.

Tradisi tersebut bagi masyarakat Aceh, khususnya Aceh Besar dan Kota Banda Aceh itu dinamakan kenduri "Tammat Daruh" atau bermakna kenduri khatam Alquran, sebab dilaksanakan setelah usai tadarus Alquran pada setiap malam Ramadhan.

Hidangan aneka masakan, dan juga bermacam jenis kue tersajikan di atas talam yang diberi penutup (tutup saji) dari rumah warga dibawa ke meunasah atau masjid untuk santapan menu berbuka puasa bersama pada kenduri Nuzulul Quran di setiap Ramadhan.

Namun, kenduri Nuzulul Quran pada Ramadhan 1441 Hijriyah atau 2020 Masehi, nuansanya memang jauh berbeda dengan puasa tahun-tahun sebelumnya.

Ramadhan tahun ini juga tidak terlihat anak-anak saling berebut lauk-pauk saat sirine berbuka berbunyi dari pengeras suara di meunasah atau masjid pada kenduri Nuzulul Quran.

Ramadhan 2020 berlangsung di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang begitu cepat mewabah ke seluruh penjuru dunia dengan korban meninggal dunia tidak sedikit akibat virus yang awalnya mewabah di Wuhan, China, akhir 2019.

Karena kondisi dunia yang sedang dilanda wabah Covid-19 ini, maka tidak semua desa di Aceh Besar dan Kota Banda Aceh juga menggelar kenduri Nuzulul Quran pada Ramadhan 1441 H.

Pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia, pertama kalinya mencuat di awal Maret 2020.

"Alhamdulillah, Aceh masih berstatus daerah hijau Covid-19. Kita terus berdoa agar wabah corona segera diangkat oleh Allah dari bumi Indonesia khususnya," kata warga Gampong Ateuk Munjeng Kota Banda Aceh, Khairullah.

"Kenduri Nuzulul Quran tahun ini tetap kita laksanakan walaupun nuansanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kenduri ini adalah salah satu kearifan lokal, khususnya Aceh Besar dan Kota Banda Aceh," katanya menjelaskan.

Menurut Khairullah yang juga Ketua TPG Gampong Ateuk Munjeng, kalau tahun-tahun sebelumnya, kegiatan dilaksanakan agak meriah dengan mengundang warga dari desa-desa tetangga untuk buka puasa bersama dengan masyarakat lokal di meunasah, namun tahun ini tidak dilakukan.

Tidak mengundang warga dari desa-desa tetangga karena pertimbangan pandemi wabah virus corona, meski di Aceh masih dinyatakan daerah hijau COVID-19.

Kenduri Nuzulul Quran dengan menu utama berbuka puasa bagi masyarakat Aceh Besar dan Kota Banda Aceh adalah "kuah beulangong" yang dimasak dengan cara bergotongroyong di meunasah masing-masing gampong.

Menu "kuah beulangong" masakan khas Aceh Besar itu adalah daging sapi dan kambing dengan campuran aneka bumbu, serta sayuran buah nangka mentah yang dimasak dalam kuali besar (beulangong).

Puluhan belanga duduk seimbang di atas tungku perapian. Mereka di jejer rapi oleh warga di halaman samping dari menasah yang ada di kawasan Gampong Ateuk Munjeng, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh.

Selain buah nangka mentah, untuk sayuran pelengkap dalam masakan "kuah beulangong" ada juga yang dicampur batang pisang, buah pisang kepok mentah dan buah labu.

Selain makna religius, kenduri Nuzul Quran di Aceh juga menjadi ajang silaturahmi antar warga saat bulan Ramadhan. Sebab dari awal hingga akhir dari proses kenduri itu melibatkan seluruh warga gampong.

"Dari awal sampai akhir dari proses kenduri ini diputuskan melalui rapat warga, termasuk soal pembiayaan untuk membeli ternak. Kemudian dari penyembelihan ternak hingga memasak juga bersama-sama masyarakat gampong," kata Khairullah yang akrab disebut Yahbit.
photo
Warga membawa hidangan berbentuk rumah adat yang berisi makanan dari hidang pada kenduri Nuzulul Quran di Masjid Raudhatul Jannah, Desa Pango Raya, Banda Aceh, Aceh. Ilustrasi. (Antara/Irwansyah Putra)

Kenduri Nuzulul Quran Ramadhan 2020, warga Ateuk Munjeng hanya memasak sebanyak 26 kuali "kuah beulangong" untuk dibagikan secara merata kepada seluruh masyarakat di desa tersebut.

Selain Gampong Ateuk Munjeng, penduduk Lampoh Daya Kota Banda Aceh juga hanya menggelar buka puasa bersama dengan warga lokal tanpa mengundang masyarakat desa tetangga seperti Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

Kampung mereka kerap dikenal dengan salah satu desa di ibu kota provinsi Aceh yang selalu banyak menghidangkan kuah beulangong pada setiap peringatan hari-hari besar Islam.

Selain dihidangkan untuk warga setempat, kenduri Nuzulul Quran yang digelar pada waktu berbuka puasa yang kali ini tanpa kehadiranwarga desa tetangga.

Tidak ada kemeriahan pada kenduri Nuzulul Quran Puasa Ramadhan di masa pandemi Covid-19, kata Keuchik (Kades) Gampong Lampoh Daya, Sri Darmawan.

Kenduri Nuzulul Quran tahun-tahun lalu, masyarakat membeli sapi dengan cara "meuripee" atau patungan, selain ada juga warga yang menyumbang untuk hakikah anaknya.

Selain hidangan menu kuah beulangong, tak sedikit pula warga menyumbakan makanan hasil olahan rumahan dengan mengantarnya langsung ke masjid ataupun mushalla tempat diadakannya tradisi kenduri Nuzulul Quran.

Buka puasa bersama keluarga besar sebagai tradisi kenduri pada setiap Ramadhan di Aceh kini juga jarang dilakukan sebagai dampak mewabahnya virus corona pada puasa 2020.

Tradisi buka puasa bersama di lingkungan perkantoran pemerintah, swasta, organisasi dan TNI/Polri yang biasanya kerap dilakukan, namun Ramadhan ditengah pandemi Covid-19 juga tidak dilakukan. Mudah-mudahan wabah virus corona segera berlalu dan berbagai aktivitas masyarakat dan lembaga/pemerintahan bisa pulih dan ekonomi berdenyut kembali. | Republika

Ilustrasi Corona (Edi Wahyono/detikcom)
Banda Aceh - Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Aceh akan melarang semua jenis angkutan umum masuk ke Aceh untuk mencegah penyebaran virus Corona. Semua angkutan umum yang hendak menuju Aceh bakal diminta putar balik ke Sumatera Utara (Sumut).

"Mengingat akan terjadi ledakan arus mudik mulai tanggal 21-23 Mei dan banyak WNI yang bekerja di luar negeri juga kembali ke Indonesia, maka mulai tanggal 21 Mei pukul 10.00 WIB semua angkutan umum jenis apa pun yang memasuki Aceh akan diminta putar balik kembali ke wilayah Sumatera Utara," kata Dirlantas Polda Aceh Kombes Dicky Sondani kepada wartawan, Selasa (19/5/2020).

Keputusan tersebut, kata Dicky, diambil setelah mengikuti rapat online dengan dengan Menko Polhukam Mahfud Md, Menko Maritim Luhut B Pandjaitan, serta Kasatgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Doni Monardo. Dia mengatakan, dalam rapat tersebut, disimpulkan mudik sangat berbahaya karena dapat memicu gelombang kedua penyebaran COVID-19.

Untuk mencegah pemudik, akses di empat perbatasan Aceh dengan Sumut akan dijaga lebih ketat. Keempat perbatasan tersebut berada di Aceh Tamiang, Subulussalam, Aceh Tenggara, dan Aceh Singkil.

Selain angkutan umum, kendaraan pribadi bakal diminta putar balik ke Sumut jika penumpangnya tidak membawa surat keterangan bebas COVID-19. Dia mengatakan hal itu demi mencegah penyebaran virus Corona di Aceh.

"Penumpang kendaraan pribadi yang akan masuk wilayah Aceh akan diminta surat keterangan bebas COVID-19 setelah dilakukan rapid test. Apabila tidak ada surat keterangan, maka kendaraan akan diputar balik ke wilayah Sumut," jelas Dicky.

Dicky mengatakan penjagaan ketat di perbatasan dilakukan karena dia pihaknya menilai penerapan protokol kesehatan di Aceh belum maksimal. Masyarakat Tanah Rencong, katanya, masih banyak yang ke luar rumah tanpa menggunakan masker serta tidak menerapkan jaga jarak.

"Ini sangat berbahaya dalam penyebaran virus COVID-19 di Aceh," ujarnya.

Dia mengingatkan pemilik angkutan umum tidak lagi mengangkut penumpang ke Sumut atau sebaliknya. Sementara untuk angkutan umum antar kabupaten masih dibolehkan dengan sejumlah syarat yang harus ditaati.

Syarat tersebut antara lain sopir dan seluruh penumpang wajib mengenakan masker serta harus melewati pemeriksaan suhu tubuh di setiap pos pemeriksaan. Para penumpang yang akan berangkat dengan angkutan umum antar-kabupaten di Aceh juga bakal dicek kesehatannya sebelum berangkat.

"Saat ini Aceh masih dalam kondisi bukan zona merah, namun apabila arus mudik masuk ke Aceh tidak terkontrol, maka akan terjadi penyebaran COVID-19 yang lebih besar," sebutnya.

"Kami imbau warga luar Aceh yang akan mudik ke Aceh, untuk saat ini jangan dilaksanakan. Daripada sudah capek-capek dari Medan, tiba di perbatasan Aceh-Sumut akan diputar balik oleh petugas," sambungnya. | detik.com

Jakarta - Merebaknya wabah COVID-19 telah mengubah hidup masyarakat hingga sektor bisnis di seluruh dunia. Tidak hanya pemerintah, kini pihak swasta di seluruh dunia turut berupaya agar dapat mengurangi dampak wabah ini terhadap sektor ekonomi dan kesehatan masyarakat. Salah satu kontribusi khusus dari sektor industri adalah mengembangkan pengetahuan, keahlian, dan teknologinya untuk mendukung pemerintah dan pakar kesehatan dalam mencari solusi bagi pandemi ini.

Setelah teruji berhasil menekan jumlah penyebaran wabah COVID-19 di China, BROAD Group menyumbangkan produk BROAD Clean Air yang terdiri dari BROAD Purifier dan BROAD Airpro Mask kepada Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) pada Jumat (08/05). Kedua alat tersebut dilengkapi dengan teknologi pembersih udara yang dapat menyaring PM2.5 hingga 99,9% dan generator gas ozon untuk membantu dan melindungi pasien dan staf medis melawan virus. Penyerahan ini dilakukan oleh Yosef Resi Herwidi, selaku Customer Manager PT BROAD Group Indonesia dan diterima oleh Wakil Direktur Medis RSPP Dr. Asep Saepul Rohmat SpPD, KGEH dan Wakil Direktur Penunjang Medis RSPP Drg. Ahmad Zulkifli, Sp.BM.  

“Berangkat dari kisah sukses kolaborasi kami dengan tenaga medis di Tiongkok dan beberapa negara lainya sejak awal wabah COVID-19, kami percaya diri bahwa teknologi pemurnian udara kami yang dilengkapi generator gas ozon dapat membantu menekan jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia” papar Customer Manager PT BROAD Group Indonesia Yosef Resi Herwidi.

Selama masa krisis COVID-19 di China, teknologi disinfeksi gas Ozon yang menjadi andalan BROAD Purifier menjadi salah satu cara paling terukur, hemat, dan efektif untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri. Lebih dari 40 rumah sakit termasuk rumah sakit darurat COVID-19 seperti Leishenshan Hospital dan Huoshenshan Hospital di Wuhan telah menggunakan Broad Purifier. Dalam pemanfaatanya, BROAD Purifier tidak hanya di khususkan di masa wabah saja karena teknologi gas Ozon yang dimiliki mampu melindungi rumah sakit umum, tempat tinggal, sekolah, perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, stasiun, bandara serta pabrik.

Dilansir dari The Telegraph UK, para pemimpin agama di Arab Saudi juga telah menerapkan teknologi gas ozon untuk membersihkan situs Islam yang paling dihormati, Ka'bah di Mekah, sebagai salah satu percobaan dalam memerangi virus Corona.

BROAD Purifier adalah satu-satunya produk di dunia yang memiliki fungsi 4 in 1 (hak paten milik BROAD). Produk ini memiliki pembersih Electrostatic yang dapat menyerap partikel yang sangat kecil (10.000 kali lebih kecil dari PM2.5). Dilengkapi juga dengan generator gas ozon yang berfungsi sebagai desinfeksi udara maupun benda terhadap penyakit menular, seperti flu dan batuk, radang selaput lendir hidung (rhinitis), pembengkakan pita suara (laringitis), radang paru-paru (pneumonia), mengurangi efek dari penyakit asma, serta membunuh bakteri dan virus. Selain itu, risiko kanker, diabetes dan penyakit kritis lainnya dapat diredam secara optimal.

Sementara itu, BROAD Airpro Mask adalah masker yang dilengkapi penyaring udara (HEPA filter) ultra ringan yang penggunaannya dapat digunakan berulang kali. Produk ini mampu menyaring PM2.5 hingga 99.9% dan bakteri hingga 99.3%, membuat penggunanya merasa lebih segar, terlindung dari polusi udara, dan meningkatkan volume pernapasan. HEPA Filter dapat digunakan hingga 500 jam, atau setara dengan dua bulan dengan pemakaian 8 jam perhari. Secara umum, produk ini biasa digunakan untuk melindungi pengunanya dari penyakit pernapasan. Di saat wabah seperti ini BROAD Airpro Mask bermanfaat untuk melindungi pasien dan staf medis untuk memperoleh udara bersih.

Perwakilan RSPP menyambut baik donasi perusahaan asal Tiongkok yang telah berdiri di Indonesia sejak tahun 2003 tersebut. “Kami mengapresiasi BROAD Group yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pandemi ini. Penting bagi kami mempelajari beberapa cara penanggulangan COVID-19 dari negara lain untuk menekan penyebaran virus. Semoga niat baik ini mampu memberikan secercah sinar harapan bagi kita untuk memberantas COVID-19 dan dampaknya,” ungkap Dr. Asep Saepul Rohmat SpPD, KGEH.

“Pengalaman saya ketika dirawat dengan adanya tambahan alat Broad Purifier ini membuat seluruh ruangan menjadi lebih segar, sehingga proses penyembuhan saya bisa lebih cepat” ungkap Baskara Agung Wibawa selaku VP. Jaringan Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang saat ini sudah dinyatakan sembuh total dari serangan COVID-19.

MAS dan W saat berada di Kantor Satpol PP/WH Aceh Tamiang, Minggu (17/5/2020). Keduanya diamankan warga setelah tertangkap basah tidur dalam satu kamar.
Aceh Tamiang - Sepasang remaja di Dusun Kenanga, Kampung Sidodadi, Kejuruanmuda, Aceh Tamiang diamankan warga setelah kedapatan tidur dalam satu kamar, Minggu (17/5/2020).

Keduanya, MAS (17) dan W (17) diamankan warga dalam sebuah drama penggerebekan yang dilakukan menjelang sahur atau sekira pukul 02.00 WIB.

Selang satu jam kemudian, sejoli ini dijemput WH Aceh Tamiang untuk menjalani pemeriksaan intensif.

Penangkapan ini dilakukan di rumah orang tua MAS, remaja pria yang masih duduk di bangku kelas dua SMA.

Dari dalam kamar tidurnya, warga mendapati teman wanitanya, A (17) warga Dusun Sukamaju, Kampung Tenggulun, Kecamatan Tenggulun.

Kasatpol PP/WH Aceh Tamiang Asma’i melalui Kabid Penegakan Syariat Islam Syahrir Pua Lapu menjelaskan kedua remaja itu hingga kini masih dimintai keterangan oleh PPNS WH Aceh Tamiang.

Dijelaskannya penangkapan ini berawal dari kecurigaan warga atas kehadiran tamu remaja wanita sejak awal Ramadan.

Informasi yang diterima warga, tamu tersebut yang belakangan diketahui bernama W merupakan teman dekat MAS dan selama ini tidur dalam satu kamar dengannya.

“Menurut warga ketika digerebek dini hari tadi, keduanya kedapatan tidur dalam satu kamar,” kata Syahrir, Minggu (17/5/2020) siang.

Mirisnya kata Syahrir, perbuatan non muhrim ini diketahui oleh ayah, kakak dan keponakan MAS.

“Di rumah itu ada ayah, kakak dan ponakan MAS. Artinya aksi mereka selama ini diketahui dan kesannya tidak dilarang,” lanjut Syahrir.

Berdasarkan pemeriksaan awal, keduanya mengaku berkenalan melalui media sosial. W sendiri mengaku sudah putus sekolah sejak kelas 2 SMP.

“Orang tua kedua pelaku turut akan kami mintai keterangan. Tidak tertutup kemungkinan akan dikenai sanksi juga,” tegas Syahrir. (*)

Sumber: aceh.tribunnews.com

Lhoksukon - Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Aceh Utara mengakibatkan belasan desa terendam Banjir disertai longsor. Ketinggian air yang menggenangi permukiman warga mencapai satu meter.

Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Aceh (BPBA), Sunawardi, mengatakan banjir mulai memasuki pemukiman warga hari ini, Minggu 17 Mei 2020. “Ada enambelas desa di lima kecamatan, Kabupaten Aceh Utara yang terendam banjir dan longsor,” kata Sunawardi, Minggu, 17 Mei 2020.

Banjir terjadi di Desa Lubuk Pusaka, Kecamatan Langkjahan; Desa Alue Tho, Tumpok Barat, Hague, Pante Pirak, Lawang, Tanjong Haji Muda, Meunye Pirak, Siren, Ceubrek Pirak, Kecamatan MatangKuli; Desa Blang, Tajong Mesjid, Serbajaman Baroh, Kuta, Kecamatan tanah Luas.

“Sedangakan longsor terjadi di Desa Sawang Dusun Cot Kawat, Kecamatan Sawang,” ujarnya.

Banjir Serta longsor tersebut akibat curah hujan tinggi yang melanda wilayah Kabupaten Aceh Utara. Hujan deras mengakibatkan meluapnya Sungai Krueng Jambo Aye, Krueng Pirak dan Krueng Sawang.

“Untuk korban jiwa tidak ada, dan dampak bencana masih dalam pendataan,” jelas Sunawardi.

Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara dan SAR hingga saat ini masih memantau perkembangan debit air. Warga diminta tetap waspada.

“Tim BPBD Aceh Utara masih di lapangan, Hingga saat ini air belum surut. Kepada warga agar tetap waspada dan siaga dengan cuaca yang sangat ekstrem akibat hujan yang terus menerus,” jelasnya. | Medcom.id
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.