PROGRAM Pertukaran
Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan tiga Inbound Universitas Malikussaleh
telah usai dilaksanakan, 156 mahasiswa yang berasal dari 69 perguruan
tinggi itu akan kembali ke kampusnya masing-masing pada tanggal 6-7
Januari 2024 nanti.
Pelepasan
yang berlangsung di GOR ACC Cunda, Kota Lhokseumawe, Kamis (03/01/2024)
ini menampilkan beragam budaya dan tarian yang ada di nusantara yang
dipraktekan oleh mahasiswa PMM itu sendiri. Sejumlah pimpinan kampus
Unimal dari Rektor hingga Koordinator Program Studi hadir untuk
melepaskan anak didiknya yang datang pada 14 September 2023 lalu.
“Semoga ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan di Unimal bisa menginspirasi teman-teman kami di kampus untuk berani melangkah keluar dari zona nyaman untuk menggali potensi yang belum terungkap yang ada di luar kampus,” sebut Kepala Suku PMM Inbound Unimal, Kadek Puja Suci Maharani mahasiswi dari Universitas Padjadjaran.
Sesuai dengan tema “Mempererat Kebhinekaan Melalui Pentas Budaya Nusantara”, Program
PMM merupakan program yang diinisiasi oleh kementerian pendidikan,
kebudayaan, riset dan teknologi untuk mahasiswa agar dapat mengetahui
dan mengenal lebih banyak kebudayaan serta mendapatkan pengalaman untuk
dapat belajar di luar pulau dengan berbagai karakter yang berbeda.
Program Pertukaran Mahasiswa ini menjembatani tali persaudaraan
teman-teman di seluruh Nusantara dan merupakan wadah yang tepat untuk
berkembang dan berdampak terhadap sekitar.
“Universitas
Malikussaleh, menjadi tempat belajar, tempat berkembang, tempat
berfikir, dan tempat untuk berdampak baik bagi sekitar selama satu
semester. Akan menjadi kenangan yang indah bagaimana kami diberikan
kesempatan untuk bertemu bahkan berpartisipasi langsung dalam beberapa
kegiatan bersama dengan bapak Rektor Prof Herman Fithra. Kemudian,
sambutan yang hangat juga datang dari Koordinator PMM, Prof Sayuti, para
dosen modul Nusantara, para mentor, dan teman-teman mahasiswa
Universitas Malikussaleh yang membuat kami merasakan hadirnya sosok
keluarga baru,” kisah Kadek.
Kadek
gadis asal Bali ini juga berbagi kesedihan yang akan terjadi pekan
depan. Pasalnya, ia akan kehilangan teman-teman satu penginapan, rekan
berbagi keluh kesah, rekan berangkat bersama ke kampus, agenda modul
setiap akhir pekan, serta berbagai kisah dan kenangan selama mereka
menjalani kebersamaan.
Kemudian,
kegiatan Modul Nusantara juga memberikan banyak wawasan, pengalaman
baru yang tentunya akan sangat berkesan untuk mereka. Modul Nusantara
menjadi core memory karena keseruan dan keberagaman di dalamnya.
Salah
satu hal yang membuat Kadek begitu terinspirasi adalah keragaman budaya
yang ia temui selama di Aceh. Ia belajar bahwa keberagaman bukanlah
hambatan, melainkan kekayaan yang harus dijaga dan diapresiasi. Ia tidak
hanya menghargai perbedaan, tetapi juga mulai memahami bahwa setiap
budaya memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing.
“PMM
ini tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis yang berharga, tetapi
juga mendapatkan pembelajaran tentang kehidupan yang tidak bisa
diajarkan di dalam kelas. Ia menjadi lebih mandiri, percaya diri, dan
terbuka terhadap ide dan pandangan baru selama berada di Aceh,” ungkap
Kadek.
“Dengan
kasih sayang para dosen dari Unimal khususnya koordinator PMM, dosen
Modul Nusantara membuat saya begitu nyaman berada di Aceh. Masyarakat
Aceh begitu ramah, baik, dan penyayang walau saya salah satu peserta PMM
yang Non Muslim. Saya beragama Hindu, tapi masyarakat disini sangat
toleransi masalah keyakinan dan tidak memojok atau mengucilkan, tetapi
lebih menghormatinya,” kisahnya lagi.
Kadek
juga mengucapkan terima kasih kepada pimpinan Unimal serta permohonan
maaf jika selama berada di lingkungan kampus kebanggaan rakyat Aceh ini,
pihaknya ada melakukan kesalahan baik khilaf maupun sengaja. Khusus
untuk kawan seperjuangan di PMM angkatan ketiga ini, semoga kita semua
diberi kemudahan untuk mencapai cita-cita yang selama ini
diangan-angankan.[]