2017-01-22

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Foto: Agus Setyadi/detikcom
Banda Aceh - Warga etnis Tionghoa di Banda Aceh merayakan Tahun Baru Imlek dengan bersembahyang di vihara. Perayaan berjalan lancar tanpa adanya gangguan.

Pantauan detikcom di Vihara Dharma Bhakti, Banda Aceh, warga Tionghoa ramai-ramai mendatangi vihara untuk beribadah. Mereka ada yang datang sendiri, ada pula yang bersama keluarga. Di sana mereka berdoa.

Setelah beribadah, mereka keluar dari vihara. Beberapa aparat kepolisian dan TNI berjaga di luar vihara. Petugas keamanan melarang warga lokal masuk ke dalam tempat ibadah. Puluhan warga terlihat berkerumun di luar untuk melihat secara langsung warga etnis Tionghoa beribadah.

Meski Provinsi Aceh menerapkan syariat Islam, warga etnis Tionghoa bebas melaksanakan ibadah. Toleransi yang terbangun di sana sangat bagus.

Ketua Yayasan Hakka Aceh, Kho Khie Siong, mengatakan warga etnis Tionghoa melaksanakan ibadah dengan lancar meskipun tahun ini mendapat pengawalan ketat dari petugas keamanan. Tidak ada larangan perayaan Tahun Baru Imlek dari pemerintah setempat.

"Mudah-mudahan semua berjalan lebih lancar," kata pria yang akrab disapa Aky itu saat ditemui detikcom, Sabtu (28/1/2017).

"Kerukunan ini sangat dinikmati. Ini menjadi tolok ukur di luar bagaimana orang melihat perayaan Imlek di Aceh. Ibadah di sini berjalan lancar," jelas Aky.

Selain beribadah, warga menyaksikan atraksi barongsai. Para pemain dengan cekatan berlenggak-lenggok di hadapan ratusan warga. (Detik.com)

Wakapolda Lampung Brigjen Bonifasius Tampoi saat ekspos di atas Kapal Patroli Puyuh 5014 BKO Mabes Polri di wilayah Perairan Panjang, Bandar Lampung Rabu (23/1/2017). (Foto : Lampost/Deni Zulniyadi).
Lampung - Kepolisian Daerah Lampung menembak mati dua bandar narkoba yang membawa 4.500 butir pil ekstasi di Jalan Soekarno Hatta (Jalan Lintas Sumatera), Ketapang, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, sekira pukul 22.00 WIB, Kamis Kamis kemarin (26/1/2017). 

Wakapolda Lampung Brigjen Bonifasius Tampoi didampingi Direktur Narkoba Polda Lampung Kombes M Abrar Tuntalanai mengatakan. Kedua bandar tersebut merupakan warga Aceh yang tinggal di Bandar Lampung. "Tersangka kost di daerah Telukbetung, dua bulan terakhir. Asli orang Aceh," kata Wakapolda di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung, hari ini.

Kedua tersangka yakni Feri Ardian (25), dan Zamzana Saputra (19). Keduanya tewas di lokasi kejadian karena terkena peluru petugas saat baku tembak terjadi antara kedua tersangka dan petugas. 

Selain ekstasi, dari kedua pelaku disita dua senjata api dan beberapa amunisi aktif serta selongsong peluru, dan satu unit mobil Xenia BE-2171-YG. Menurut Wakapolda, kedua tersangka merupakan target operasi yang sudah diincar beberapa bulan terakhir.(Modusaceh.co)

Ilustrasi
StatusAceh.Net - Mengaku sebagai anggota Reserse Kriminal wilayah Ungaran Jawa Tengah dan menipu sejumlah para wanita, Hartanto (26) warga Jambon, Sabranglor, Trucuk, Klaten diringkus Polsek Trucuk Klaten.

Kapolsek Trucuk AKP Widji, seperti dikutip dari Tribratanews, mengatakan, Hartanto diringkus warga karena curiga dengan gerak geriknya sebagai anggota Polri, Kamis 26 Januari 2017. 

Wargapun berkoordinasi dengan Polsek setempat kemudian dilakukan penangkapan saat tersangka berkunjung ke wilayah Muteran, Wonosari Trucuk," kata dia.

Widji mengatakan, Hartanto telah menipu korban bernama Veronika Fransiska Rini hingga mengalami kerugian sebesar Rp9 juta rupiah.

Tersangka dalam melakukan aksinya menggunakan jejaring sosial, Facebook palsu. Dia membujuk rayu korban dengan janji manis kemudian setelah kenalan meminjam sejumlah uang.

"Dari tersangka kami amankan sebuah sepeda motor Honda Beat nopol Ad 2890 acc, Korek api berbentuk senjata api merk python 357 Magnum yang digunakan tersangka untuk mengelabuhi warga," kata dia. (Rimanews)

Persijap Jepara kedatangan Faumi Syahreza yang sebelumnya memperkuat Persiraja Banda Aceh (Persijap.co.id)
Sport - Faumi Syahreza, mantan gelandang Persiraja Banda Aceh, dipinang Persija Jepara. Ini semakin menegaskany bahwa para pemain Persiraja laris dalam bursa transfer jelang kompetisi resmi PSSI tahun 2017. Sebelumnya, empat pemain muda berhasil lolos seleksi klub Persija Jakarta. Kemudian disusul striker Fahrizal Dillah yang diincar PSPS Pekanbaru.
 
Kepastian bergabungnya Faumi bersama Persijap di Liga 2, diperoleh setelah pemain asal Aceh Selatan ini menjalani seleksi selama dua hari yang dipimpin langsung pelatih baru Liestiadi di stadion Gelora Bumi Kartini. Faumi menceritakan, usai proses seleksi pemain, dia dipanggil sang pelatih Liestiadi sembari menanyakan apakah siap bergabung dengan Laskar Kalinyamat - julukan Persijap Jepara.  
 
"Alhamdulillah saya sudah deal membela Persijap musim ini. Doakan saya supaya sukses di sini ya," ujarnya pada Rakyat Aceh (Jawa Pos Group).

Faumi mengatakan sudah bertemu CEO Persijap Esti Puji Lestari terkait soal harga kontraknya. Namun saat ditanyai nominal harga kontraknya, dia menolak menjawab.

Sementara itu, pelatih Persiraja Banda Aceh, Akhyar Ilyas, mengapresiasi prestasi Faumi yang telah bergabung dengan klub barunya, Persijap. Menurutnya, kepindahan Faumi membuat Persiraja kehilangan sang gelandang yang bermain apik selama di ISC B 2016 lalu.

"Satu sisi, saya senang dan puas berhasil mengorbitkan pemain muda Persiraja musim lalu dengan komposisi pemain muda, di sisi lain kerugian untuk Persiraja, kami sudah bangun tim ini dua musim lalu dan lumayan berprestasi, tapi ternyata tim harus bongkar lagi dan harus persiapan ulang lagi," ungkap Akhyar. (JPG)

Aceh Utara - Pasangan Calon Bupati – Wakil Bupati Aceh Utara Nomor urut 4 Fakhrurrazi H Cut dan Mukhtar Daud, Skh, Yang maju lewat jalur indenpenden (perseorang), Melakukan pengukuhkan Tim pemenangan FA-TAR Pada Sabtu malam 27 Januari 2017 di kecamatan Dewantara, bertempat di lapangan pasar Desa Kede Krueng Geukueh, Aceh Utara yang dihadiri oleh Tim Relawan Fa-tar dan ribuan masyarakat setempat. (Baca: Ribuan Pasang Mata Saksikan Pengukuhan Tim Pemenangan Pasangan FA-TAR di Krueng Geukeuh)


Dewantara - Pasangan Calon Bupati – Wakil Bupati Aceh Utara Nomor urut 4 Fakhrurrazi H Cut dan Mukhtar Daud, Skh, Yang maju lewat jalur indenpenden (perseorang), Melakukan pengukuhkan Tim pemenangan FA-TAR Pada Sabtu malam 27 Januari 2017 di kecamatan Dewantara, bertempat di lapangan pasar Desa Kede Krueng Geukueh, Aceh Utara yang dihadiri oleh Tim Relawan Fa-tar dan ribuan masyarakat setempat.

Pantauan Reporter StatusAceh.Net, Orasi politik jelang pengukuhan tim pemenangan Pasangan Cabup-Cawabup FA-TAR di mulai oleh Teungku Muktar dengan menyampaikan gerakan politik Aceh menuju hari pemilihan kian diadu domba, bahkan ulama disalahkkan dalam mendukung salah satu calon kandidat, salah satunya yang didukung ulama saat ini menuju Aceh Utara satu adalah Pasangan FA-TAR.

Lanjutnya, Banyak masyarakat yang terus dibodohi dengan mengatakan ulama tidak boleh berpolitik, padahal untuk mensejahterakan rakyat dari aqidah, akhlak dan yang utama aturan syariat Islam benar-benar dilakasanakan dengan baik harus dilibatkan Ulama untuk menyempurnakkan realisasi aturan tersebut.

Setelah itu, Fakhrurrazi H Cut dan Mukhtar Daud melanjutkan orasi politiknya dengan membakar semangat ribuan massa yang hadir di lokasi acara tersebut, bagi F. Rozi, keinginannya untuk menjadi Bupati Aceh utara bukanlah kehendak pribadi melainkan perubahan untuk Aceh Utara yang lebih baik, jika menginginkan kepentingan pribadi, dirinya sekarang bisa menduduki kursi DPR Aceh yang menggantikan salah seorang kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP)Aceh Utara.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Ulama Kharismatik Aceh, Abu Hasballah Keutapang Nisam, Anggota DPRK Aceh Utara, dan juga eks kombatan GAM M, Rakjab Nisam. Sampai berita ini Terupdate, sekitar pukul 23:40 WIB, sedang berlangsung pengukuhan tim Pemenangan Kecamatan Dewantara, Aceh Utara dari 15 Desa diantaranya desa Bluka Teubai · Geulumpang Sulu Barat · Geulumpang Sulu Timur · Lancang Barat · Paloh Igeuh · Pulo Rungkom · Ulee Pulo · Ulee Reuleung, Bangka Jaya · Keude Krueng Geukeuh · Paloh Gadeng · Paloh Lada · Tambon Baroh · Tambon Tunong dan Desa Uteun Geulinggang.(SA/TM)


Lhokkseumawe - Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman melalui Kabag Ops Kompol Ahzan, S.Ik, SH, MSM menyampaikan, pembunuhan Mariani (42), warga Riseh Tunong, Kecamatan Sawang, Aceh Utara pada 21 Maret 2016 lalu, dilakukan tersangka ZP karna dilatarbelakangi oleh rasa dendam tersangka karena malu selalu ditagih hutang emas 3 manyam oleh korban.

Lanjutnya, tersangka ZP yang merupakan warga Aceh Barat Daya itu berhasil diringkus pada hari Rabu, 25 Januari 2017 oleh tim opsnal Satreskrim Polres Lhokseumawe dibantu Satreskrim Polres Aceh Selatan di rumah kontrakannya di Desa Lhok Salang, Kecamatan Kota Fajar, Aceh Selatan.

“Tersangka ZP membunuh korban karena malu mempunyai hutang kepada korban berupa 3 mayam emas, karna selalu ditagih tersangka merasa malu sehingga berujung pada pembunuhan terhadap korban.” Ujar Kompol Ahzan di ruang media centre Polres Lhokseumawe. Jumat, 27 Januari 2017.

Karna merasa malu tersangka menjumpai korban di Desa Riseh Tunong, Sawang dan sampai di sana sempat terjadi cek-cok diantara keduanya. “Pelaku sempat mengancam terlebih dahulu sebelum membunuh. Namun pertengkaran itu tidak selesai hingga korban tewas bersimbah darah. Setelah dibunuh korban diletakkan di kebun milik warga desa setempat,” sambung Kompol Ahzan di damping Kasat Reskrim AKP Yasir.

Ditambahkan, sebelum membunuh, tersangka juga pernah melakukan percobaan perkosaan pada 17 September 2012 lalu,  kejadiannya saat itu di kawasan Lambaro, Kabupaten Aceh Besar.” jelas Kabag Ops

“pada saat pemilik rumah tidur tersangka masuk ke rumah korban, lalu melakukan percobaan perkosaan. Akibatnya tersangka harus menjalani dua perkara baik pembunuhan maupun percobaan perkosaan,” ungkap Kompol Ahzan.

Diberitakan sebelumnya, tim Satreskrim Polres Lhokseumawe meringkus tersangka berinisial ZP, 36 tahun, warga asal Aceh Barat Daya, di rumah kontrakannya di Desa Lhok Salang, Kecamatan Kota Fajar, Aceh Selatan, Rabu, 25 Januari 2017.

 “Awalnya mayat Maryani ditemukan oleh masyarakat di Dusun Blang Ranto, lalu diteruskan kepada Geuchik Desa Riseh Tunong. Geuchik kemudian menyampaikan kepada Nurdin, 47 tahun, yang merupakan mantan suami korban,” kata Kasat Reskrim AKP Yasir.

Menurut keterangan pihak medis Rumah Sakit Cut Mutia Lhokseumawe kala itu, berdasarkan hasil visum korban mengalami luka tusuk di bagian punggung dengan lebar lebih kurang 6 cm, luka memar di bagian kepala depan sebelah kiri, luka memar di bagian mulut diduga akibat benda tumpul serta bekas jeratan di leher.

Diberitakan sebelumnya, Tim Opsnal Sat Rekrim Polres Lhokseumawe berhasil meringkus pelaku pembunuhan an. ZP, yang menjadi target buruan pihak Kepolisian Resor Lhokseumawe (DPO), tersangka diringkus dirumah kontrakannya Aceh selatan.Rabu 25 Januari 2017 Sekira Pukul 03.15 Wib

Kasus tersebut bermula saat ditemukannya satu sosok mayat perempuan di Gampong Riseh Tunong Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Selasa (22/03/16) sekitar pukul 07.30 Wib, Saat ditemukan, mayat tersebut dalam keadaan telungkup, terdapat luka diduga akibat kekerasan, dibagian muka korban terdapat luka akibat benturan benda tumpul serta bagian belakang badan terdapat satu luka tusukan benda tajam.

Terkait kasus tersebut polisi juga sudah menangkap JR(15) yang turut serta dalam pembunuhan tersebut dan terungkap dalam rekontruksi 6 adegan dari 15 butir-butir rangkaian senin (4/4/16) tahun lalu, tersangka ZP membunuh korban dengan melilitkan baju ke leher korban, kemudian korban jatuh dari motor, selanjutnya korban di pukul dengan memakai batu dan setelah dipukul pakai batu kemudian tersangka membunuh korban dengan menggunakan pisau.(Rill)

Banda Aceh – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto optimis pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak di Aceh yang akan berlansung dalam waktu dekat akan berjalan, aman, tertip dan sukses. 

Hal tersebut disampaikan Wiranto seusai melaksanakan Rapat Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Kesiapan Akhir Pentahapan Pilkada Tahun 2017 di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Jumat (27/1). 

“Dari penjelasan Plt Gubernur Aceh secara menyeluruh dan detail tadi, sangat jelas bahwa kesiapan Aceh menghadapi Pilkada serentak sudah sangat lengkap, sangat siap dan tinggal melaksanakan,” kata Wiranto.
Wiranto mengatakan, kedatangannya ke Aceh untuk melihat lansung seberapa jauh kesiapan Provinsi Aceh yang menurut Bawaslu merupakan salah satu daerah dengan indeks kerawanan pemilu yang cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lain.

 Selain itu kata Wiranto, Aceh juga merupakan Provinsi dengan jumlah Kabupaten/kota terbanyak yang mengikuti Pilkada Serentak.

“Dengan adanya penjelasan dan laporan tadi, saya melihat bahwa ini sudah dapat di tekan, dan bahkan nyaris sama dengan daerah – daerah lain meskipun masih ada kerawanan-kerawanan yang bersifat normatif,” kata Wiranto. 

Jika indeks kerawanan dapat ditekan kata Wiranto, maka pelaksanaan pilkada serentak di Aceh akan berjalan dengan aman. 

“Saya juga berdialog dengan peserta dari Kabupaten / Kota, dan saya dapat menilai bahwa Aceh sudah betul-betul siap untuk menyelenggarakan pilkada serentak dengan kesiapan yang cukup prima sehingga kerawanan pemilu yang tadinya sangat tinggi sudah dapat ditekan,” ujar Wiranto 

Wiranto berharap dengan kondisi tersebut, pilkada serentak yang akan diselenggarakan di Aceh akan berjalan aman, tertip dan sukses.

“Aman tidak ada gangguan, tertip pelaksanaannya sesuai prosedur, sukses memilih pemimpin yang berkualitas dan berintegritas,” ujar Wiranto seraya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu  menciptakan kondisi seperti yang diharapkan. 

Wiranto juga berharap partisipasi masyarakat Aceh dalam pilkada nanti, karena pilkada juga untuk kepentingan masyarakat. “Kalau aman, tertip, kita bisa memilih pemimpin yang berkualitas, berintegritas, dan berkompetensi sehingga menguntungkan masyarakat, karena pembangunan akan berjalan dan sesuai harapan masyarakat,”. 

“Saya menganggap bahwa kunjungan saya ke Aceh sudah membuahkan suatu keyakinan Pilkada serentak di Aceh mudah – mudahan dapat dilaksanakan sesuai harapan kita semua,” ujar Wiranto. 

Pada kesempatan tersebut, Wiranto juga mengingatkan beberapa hal agar pilkada serentak di Aceh dapat berjalan aman dan sukses yaitu dengan tidak melakukan politisasi birokrasi, politik uang dan  intimidasi baik secara fisik maupun lewat media sosial. 

Selain itu lanjut Wiranto, aparat keamanan harus bersikap tegas dan netral , memperbanyak sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pilkada untuk masa depan masyarakat dan daerah. Sementara itu, Pelaksana tugas Gubernur Aceh, Seodarmo mengatakan , bahwa Pemerintah Aceh bersama unsur Forkopimda dan pihak terkait lainya  akan berusaha semaksimal mungkin merubah prediksi hasil survey dari Bawaslu bahwa  aceh sebagai daerah paling rawan dalam pilkada nanti. (Rill)

Dua ekor anjing pelacak dari Detasemen K9 Polda Jabar dikerahkan untuk mencari tahanan kabur/ Foto: Syahdan Alamsyah-detikcom
Jakarta - Direktur IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto mengatakan, Azizul, salah satu tahanan narkoba yang kabur menyerahkan diri setelah polisi melakukan negosiasi dengan keluarganya. Keluarga pun mengantarkan Azizul setelah meminta perlindungan dari aparat polisi.

"Jadi malam itu, keluarga Azizul menghubungi saya. Mereka mengatakan akan mengantarkan Azizul ke kantor di Cawang tetapi mereka meminta perlindungan," ujar Brigjen Eko Daniyanto kepada detikcom, Jumat (27/1/2017).

Saat dihubungi keluarga Azizul, posisi Eko sedang berada di Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, memimpin pengejaran terhadap tahanan lainnya. Eko kemudian mengarahkan keluarga Azizul untuk mengantarkan Azizul ke Cawang, Jakarta Timur.

"Sebelumnya kan saya memberikan warning akan melakukan tindakan tegas bagi tahanan kabur yang tidak menyerahkan diri ini. Nah posisi keluarganya saat itu ada di Sawangan, Ciputat, lalu saya arahkan ke Cawang," jelasnya.

Setelah mendapat jaminan dari Eko bahwa Azizul tidak akan ditembak, akhirnya keluarga pun mengantar Azizul ke kantor Direktorat IV Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri di Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur.

"Jadi bukan menyerahkan diri ke Pospol Manggarai, ke kantor Direktorat IV di Cawang menyerahkan dirinya," kata Eko meralat pernyataan dari Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri. (Detik.com)

Kapolri Tito Karnavian.
Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian bakal mengevaluasi sistem pengamanan rumah tahanan (rutan) Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri. Hal itu dilakukan menyusul tujuh tahanan kabur dengan menjebol tembok rutan beberapa waktu lalu.

"Sudah memberikan arahan penekanan prinsipnya itu diperkuat pengamanannya, kemudian dievaluasi sistem pengamanannya apakah karena gedungnya atau karena orangnya," kata Tito di Komplek PTIK, Jakarta, Jumat (27/1).

Ditegaskan Tito, dalam kasus ini pihaknya akan memberikan sanksi baik kepada petugas yang bertanggung jawab atau kepada tahanan yang melarikan diri. Dia bahkan sudah menginstruksikan jajarannya untuk segera menangkap para tahanan.

"Satu sanksi internal kepada siapa yang bertanggungjawab dan kedua kita akan lakukan pengejaran maksimal kepada tahanan, kalau melawan akan kita tindak tegas," pungkas Tito.

Sebelumnya, tujuh tahanan Dirtipid Narkoba Polri melarikan diri dari rutan pada Selasa (24/1) pagi. Ketujuhnya kabur dengan cara menjebol tembok kamar mandi rutan.

Setelah membobol tembok, ketujuhnya melarikan diri melewati halaman parkir Rumah Sakit Otak Nasional. Namun, aksi dari ketujuh tahanan itu pun terekam kamera pengawas atau CCTV.(merdeka.com)

,
Rutan Klas IIB Tapaktuan

TAPAKTUAN- Pasca pergantian Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Tapaktuan dari Syarifuddin kepada Irman Jaya yakni mantan Kepala Pengamanan Lapas Lhokseumawe terungkap banyaknya narapidana yang tidak mendapatkan Haknya sebagai Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Dari informasi di himpun oleh redaksi, belasan hingga puluhan napi yang berada di Rutan Klas IIB Tapaktuan tidak mendapatkan Pembebasan Bersyarat (PB),malah diantaranya akan segera bebas murni tanpa mendapatkan haknya dalam pembebasan bersyarat.

Menurut sejumlah napi,mereka telah jauh-jauh hari pada masa kepala rutan di pimpin oleh Syarifuddin telah mengajukan usulan pembebasan bersyarat namun hingga detik ini usulan tersebut tidak kunjung turun.

Akibatnya belasan napi yang menurut hitungan akan bebas setelah usulan pembebasan bersyarat diturunkan gagal bebas dan terpaksa menjalani masa pidana tanpa mendapat potongan hukuman atau bebas murni.

Melalui sambungan telepon selulernya saat di konfirmasi oleh Redaksi,Rabu (25/1/2017) ,Kepala Rutan Tapaktuan Irman Jaya menceritakan jika dirinya lansung menerima keluhan napi terkait usulan PBnya yang tidak kunjung turun sejak kepala rutan yang lama.

“ Begitu saya masuk kemari menjadi kepala rutan la sung saya terima keluhan begitu banyak napi terkait usulan PBnya yang tidak turun yang pengajuannya saat kepala rutan yang lama”,ujar Irman.

Segala keluhan para napi lansung direspon oleh Irman dengan mencoba melakukan croscek ke kantor wilayah dan Jakarta namun hasilnya nihil.

Begitu juga dirinya mencoba mencari berkas pertinggalan atas usulan pembebasan bersyarat tersebut namun kembali irma  juga tidak mendapatkannya.

“Setelah saya mendengar keluhan napi,lansung saya coba croscek ke Jakarta dan Kanwil namun hasilnya tidak ada dan sama sekali tidak pernah ada pengajuan PB dari rutan tapaktuan,dikantor pun sudah saya cek pertinggalnya juga tidak ada “,jelasnya.

 Namun walau demikian irman mengataka  jika pihaknya telah mengusulkan PB dan CMB para napi,menurutnya setidaknya para napi tidak bebas murni minimal akan mendapat pemotongan hukuman 2 sampai 3 bulan.

“ Saya sudah usulkan kembali PB dan CMBnya, ya setidaknya 2 atau 3 bulan dapatkan lumayan daripada tidak ada sama sekali “,tutur irman.

Sementara itu Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv PAS) Kanwilkumham Aceh Edi Mulyono Bc. IP menyampaikan jika pengajuan usulan PB yang tidak diajukan di rutan tapaktuan itu terjadi pada saat kepala rutan yang lama.

Namun pihaknya telah meminta agar karutan tapaktuan saat ini untuk mengusulkan kembali baik PB,CB maupun CMB para napi diproses agar para napi segera bisa mendapatkan haknya.

“ Soal tidak turunnya PB di rutan tapaktuan itu terjadi saat kepala rutan yang lama,namun kami komitmen jika kita upayakan agar di setiap napi yang berada seluruh lapas/rutan Aceh agar tidak ada yang bebas murni jadi untuk itu kita sudah meminta kepala rutannya untuk mengusulkan kembali “,ungkap Edi yang baru menjabat sebagai Kadivpas Aceh menggantikan Mujiraharjo yang kini menjabat Kadivpas Riau. (Redaksi)

Lhokseumawe - Satu unit Truk interkuler dengan Nomor Polisi BG 8569 UK mengalami Laka lantas tunggal di jalan Medan-Banda Aceh tepatnya sekitar jembatan Alue Raya Desa Meunasah Mesjid Punteut, Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokeumawe.” Jumat 27 Januari 2017 sekira pukul 05.00 WIB tadi.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman, SH, S. Ik, MH melalui Kapolsek Blang Mangat IPDA Iskandar membenarkan kejadian tersebut, mendapat informasi tersebut kita langsung turun untuk mengamankan lokasi dan mencari truk bantuan untuk menarik mobil tersebut agar tidak menimbulkan kemacetan serta berkoordinasi dengan unit Laka Polres Lhokseumawe.” Ujarnya

Lanjutnya, lantas tunggal yang menabrak trotoar badan jalan tersebut terjadi pada satu unit mobil interkuler jenis mitshubhisi, No Pol BG 8569 UK.

“Mobil tersebut di kemudikan Syukriadi (46) warga jalan Mangota lr.lampoh Cot Dusun Poja Kabupaten Aceh besar, Aceh.” ujar Kapolsek

Ditambahkan, kejadian tersebut bermula ketika truk interkuler melaju dari arah Medan menuju Banda Aceh, setiba di jembatan alue raya sopir diperkirakan atau patut di duga sopir dalam keadaan mengantuk, sehingga ban sebelah kanan mobil naik keatas trotoar yang ada ditengan badan jalan yang memisahkan jalan dua jalur di jembatan alue raya.

Sambunya, akibat dari kejadian tersebut truk tronton mengalami rusak dibagian bawah dan tersangkut di tembok trotoar serta taman trotoar tersebut rusak.” Tegas IPDA Iskandar.(Trb/SA)

Dua narapidana Lapas Batu Nusakambangan melarikan diri, Sabtu (21/1). Kedua napi tersebut adalah M. Husen Bin Ismail, kasus Narkotika hukuman seumur hidup, yang juga warga Punti Matangkuli Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara Propinsi Nangroe Aceh Darussalam
StatusAceh.Net - Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Yudho Hermanto menyebut dua napi kasus narkotika yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Batu diduga masih berada di Pulau Nusakambangan.

"Berdasarkan informasi dari penderes gula kelapa yang tinggal di sekitar Pulau Nusakambangan jika pada hari Kamis (26/1) ada yang minta makan dan wajahnya mirip dengan salah satu napi yang kabur," katanya saat memimpin pencarian dua napi yang kabur di sekitar Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, seperti dikutip dari Antaranews, hari ini.

Dua napi kasus narkotika atas nama M Husein (43) dan Syarjani Abdullah (40) diketahui kabur dari Lapas Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, pada hari Sabtu (21/1), sekitar pukul 14.00 WIB.

Dua napi yang baru dipindahkan dari Lapas Cirebon sekitar satu bulan itu, kabur dengan cara memanjat pagar di Pos 3 yang belum ada penjaganya. Salah seorang napi kasus narkotika yang kabur itu, M. Husein merupakan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka.

Yudho, mengatakan pihaknya kembali menyusuri hutan Pulau Nusakambangan dengan melibatkan 50 personel Samapta Bhayangkara, Reserse Kriminal, Intelijen, dan Pos Polisi Nusakambangan.

Selain itu, Polres Cilacap juga menerjunkan dua anjing pelacak dari Unit K9 untuk menyisir kemungkinan tempat persembunyian dua napi yang kabur.

Pencarian dimulai dari belakang Lapas Kelas II-A Besi, Nusakambangan, di mana dua napi yang kabur terakhir terlihat. (Antara/Rima)

Langkahan - Ribuan masyarakat Desa Seureuke kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, sambut kedatangan Calon Gubernur Aceh Irwandi Yusuf di Desanya dengan tarian kuda kepang, Kamis 27 Januari 2017 sekitar pukul 16:00 WIB kemarin. Kehadiran Irwandi juga disambut oleh Pangdam Iskandar Muda Aceh Mayor Jenderal TNI (Purnawirawan) Soenarko.

Dalam pertemuan terbuka tersebut yang di adakan di lapangan bola kaki Desa Seureuke, sejumlah masyarakat menyampaikan aspirasi kepada Irwandi Yusuf yang dimulai dari kesejahteraan rakyat, pembangunan jalan aspal, kesehatan dan pendidikan di Aceh jika dirinya terpilih nanti.

Sehingga, Irwandi menyampaikan prioritasnya kerja jika terpilih nanti, akan mengembalikan JKA seperti dulu, pembangunan akan disama rata dalam waktu normal 2 atau3 tahun pemerintahannya, dan juga mengembangkan modal usaha untuk membuka lapangan kerja bagi para mahasiswa pasca Sarjana di Aceh.

Mengenai pendidikan, Irwandi Yusuf mengatakan semasa dirinya memimpin dulu, pendidikan di Aceh sudah mulai membaik bahkan dengan anak orang miskin bisa melanjutkan pendidikannya seperti orang biasa, yaitu dengan program penyaluran biaya siswa  dan juga akan merekrut dan menyekolahkan kembali bagi putra/putri di Aceh yang mendapat prestasi di tempat pendidikannya masing-masing.

Pertemuan singkat tersebut juga dihadiri oleh ketua DPP Partai PNA Muksalmina, Misbahul Munir (Rahul) Ketua DPW PNA Aceh Utara dan Koordinator Relawan Irwandi Nova Regional Aceh Ahmad Dani dan juga Puluhan Relawan Irwandi-Nova yang ada di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara. (SA/TM)




Para pelaku pengedar sabu 7 Kilogram saat diamankan di kantor polisi. Koran SINDO/Ismanto
KISARAN - Tim gabunga Polres Metro Jakarta Barat dan Polda Sumut bekerjasama dengan Polres Asahan berhasil menggagalkan peredaran narkoba jenis sabu sebanyak 7 kilogram.

Barang haram tersebut diamankan dari empat pelaku yang mengendarai mobil Toyota Avanza BK 1083 IC, tepat di depan Polres Asahan, Kisaran, Kamis (26/1/2017) malam.

Keempat pelaku, terdiri dari 2 laki-laki, berinisial BT dan A, serta 2 wanita E dan AY. Keempatnya merupakan warga Kota Medan

Dari informasi yang dihimpun, gerak gerik para pelaku awalnya sudah diintai sejak keberangkatan dari Tanjungbalai.

Dipertengahan jalan, sekitar jalan lalulintas sumatera di Kelurahan Sentang, tim gabungan sempat salah sergap. Tim gabungan menyergap sebuah mobil berwarna silver, dengan nomor polisi yang sama, namun berbeda seri.

Setelah salah sergap, tim langsung berkoordinasi dengan Kapolres Asahan, AKBP Tatan Dirsan Atmaja.

Mendapat laporan, Kapolres langsung memerintahkan seluruh personil yang sedang piket menunggu di depan Polres Asahan.

Sementara Kapolres beserta anggota lainnya langsung melakukan pengejaran menggunakan mobil menuju kearah Tanjungbalai.

Jarak 250 meter, keluar dari Mapolres Asahan, tepatnya di depan kantor DPRD Asahan, Kapolres mencurigai sebuah mobil melintas sesuai dengan ciri-ciri yang telah diketahui. Mobil langsung berbalik arah dan mengejar mobil para pelaku.

Setibanya di depan Polres Asahan, Kapolres memepet mobil pelaku, mencoba menghadang. Mobil yang ditumpangi para pelaku berhasil dihentikan setelah menabrak sebuah truk yang sedang terparkir di bahu jalan.

Kemudian Kapolres memerintahkan para pelaku keluar dari dalam mobil sambil menodongkan pistol kearah pengemudi, BT. Karena ditodong pistol, BT mencoba kabu.

Melihat kejadian itu, Kapolres langsung melepaskan tembakan kearah pelaku beberapa kali. Tembakan mengenai  paha, tangan dan dada BT dan seorang rekannya, A. Kemudian Aksi para pelaku dapat dihentikan.

Ketiga pelaku langsung dibawa ke Mapolres Asahan untuk diperiksa. Sementara BT dilarikan ke RSUD H Abdulmanan Simatupang Kisaran, karena kritis akibat terkena tembakan.

Setelah diperiksa, ditemukan sebanyak 7 kilogram sabu yang dibagi dua, disimpan dalam sebuah tas jinjing dan sebuah tas ransel.

Kapolres Asahan, AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengungkapkan, bahwa penangkapan para tersangka hasil pengembangan kasus narkoba Polres Metro Jakarta Barat.

Keempat pelaku merupakan sindikat narkoba, jaringan Tanjungbalai Medan dan Jakarta. "Sebelumnya, gerak gerik pelaku sudah diintai sejak 3 bulan yang lalu," ujarnya.

Tatan menyebutkan, bahwa salah satu tersangka, BT merupakan mantan personil Polres Tanah Karo. BT dipecat pada 2015. "Saat ini kita masih melakukan pengembangan, untuk mengungkap jaringan para pelaku," pungkasnya. (Sindonews)

Pidie - Puluhan ribu massa pendukung dari berbagai pejuru Pidie memadati  arena kampanye akbar paslon nomor urut 2 Zakaria Saman-Ir T Alaidinsyah M. Eng di Lapangan Bola Kaki Bereunuen, Kamis (26/01/2016). Apa Karya yang hadir sekitar pukul 14.00 Wib langsung disambut dengan orasi musisi Aceh Yakob Tailah dan tampilan ranup lampuan, sebagai bentuk pemulia Jamee.

Dalam orasinya, Yakob Tailah menyebutkan, sejumlah alasan kenapa memilih pasangan Zakaria Saman dan T. Alaidinsyah pada Pilkada 2017 mendatang.

“ Pakon neujeut pileuh Tgk. Zakaria Saman keu Gubernur, karena gobnyan gohlom pernah. Bek urueng-urueng soet, bek Film-film soet. Pileh yang laen sigoe-goe, tapileh gobnyan mantong (Kenapa kita memilih Tgk. Zakaria Saman untuk Gubernur? Karena beliau belum pernah menjabat. Jangan lagi orang-orang lama, tidak ada urusan. Pilih yang lain sekali-kali, tapi beliau saja),” ujar Yakob Tailah di sambut yel-yel “ yang lain sudah, sekarang Apa” oleh massa yang berhadir.
Disamping itu, Yakob Tailah juga menyebut Apa Karia (Zakaria Saman-red) dengan sebutan jenderal. Menurut Yakob, alasannya memanggil Apa Karia dengan sebutan jenderal karena dia adalah menteri pertahanan GAM.


Kampanye paslon Zakat (Zakaria Saman – T.Alaidinsyah-red) juga turut dimeriahkan tampilan penyanyi asal Jakarta, Yus Yunus dan penyani local Aceh Yan Yuli. Selain tampilan music dan orasi politik, dalam acara kampanye ini juga digelar aksi donor darah sebagai bentuk kegiatan kemanusiaan. Terlihat satu unit mobil PMI terparkir disebelah kanan panggung kampanye, siap untuk melayani masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya. “Puluhan kantong darah terkumpul,” ujar Safrizal Jurubicara ZAKAT.

Menurut amatan dilapangan, terlihat lebih satu kilo meter jalan raya dimaceti oleh kenderaan disebabkan oleh massa yang begitu padat dan berduyun-duyun menyaksikan orasi yang disampaikan mantan menteri pertahanan GAM itu.
Kegiatan kampanye berlangsung meriah, massa yang berhadir nampak begitu antusias dan penasaran dengan orasi politik Apa Karia. [Rill]

Ilustrasi
Banda Aceh - Satreskrim Polesta Banda Aceh meringkus Dedi Ilman Riskan (40) dan Heni Puspta, dua tersangka pembunuhan yang sempat buron selama 3 bulan. Tersangka Dedi terbakar api cemburu lantaran mantan istri sudah memiliki suami baru yakni Hitman Kadir (36).

Di depan mantan istrinya, Dedi membunuh Hitman di Perumahan Kuwait, Gampong Kaye Le, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar 30 September 2016 pukul 21.30 WIB.

Tersangka yang pertama diringkus polisi adalah Heni Puspta, Selasa (24/1) di Gampong Suka Damai, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Setelah dilakukan pengembangan, polisi berhasil meringkus tersangka lainnya Dedi Ilman Riskan (40), Kamis (26/1) sekitar pukul 06.30 WIB.

"Mantan istrinya kawin lagi, jadi cemburu dan sakit hati, maka dibunuhlah suami mantan istrinya. Kedua tersangka ternyata masih sepupuan," kata Kasatreskrim Polresta Banda Aceh, Kompol Raja Gunawan, Kamis (26/1) di Mapolresta Banda Aceh.

Menurut Kompol Raja Gunawan, kasus ini termasuk pembunuhan berencana. Dedi dan Heni membunuh Hitman menggunakan dua bilah parang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Keduanya dijerat pasal 338 KUH Pidana.

"Pengakuan tersangka, parang itu sudah dibuang dalam sungai," jelasnya.

Selama dalam pelarian, kedua tersangka tinggal berpindah-pindah. Namun, berkat informasi dari masyarakat, polisi berhasil menangkap kedua tersangka setelah 3 bulan pelarian.

"Tersangka pertama kita tanggal pada pelarian ke 90 hari, yang tersangka kedua pelarian ke 93 hari," tutupnya.(Merdeka.com)

Jakarta - Polri telah memetakan sejumlah wilayah yang dianggap rawan saat pilkada serentak 2017 mendatang. Satu di antaranya adalah Provinsi Aceh.

Kapolda Aceh Irjen Rio Septiadi Djambak tak memungkiri bahwa wilayah hukum yang dipimpinnya kali ini masuk dalam kategori rawan. Namun, dia berharap penyelenggaraan pilkada serentak di Aceh dapat berjalan dengan lancar.

"Historisnya kan pasca-daerah konflik tentu indikatornya rawan, prediksinya juga rawan. Tapi mudah-mudahan atas izin Allah dan atas kerjasama kita semua antara penyelenggara pemilu, dapat berjalan dengan aman dan lancar," kata Rio di kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Kamis 26 Januari 2017.

Rio menambahkan, pihaknya telah menyiapkan 12.300 personel untuk mengamankan jalannya pilkada. Kemudian ditambah 1.900 personel dari Mabes Polri, Polda Jawa Timur, hingga Polda Sumatera Selatan.

Berdasarkan evaluasi pada pilkada 2012 lalu, Rio mengungkapkan, ada sejumlah gangguan keamanan misalnya intimidasi, pengancaman, hingga praktik politik uang.

"Jadi kita berusaha untuk menghilangkan itu semua," terang dia.

Sementara dari 21 daerah yang mengikuti pilkada serentak 2017 tersebut, berdasarkan hasil maping ada sebanyak 8 titik yang dianggap paling rawan di Aceh.

"Ada 8 titik dari hasil maping kita, enggak usah diberi tahu. Itu kan dinamis ya. Yang pasti kita sudah ambil langkah-langkah antisipasi," tandas Rio.(Liputan6.com)

Ilustrasi
Banda Aceh - Personel Satuan Narkoba Polresta Banda Aceh menangkap sembilan pengguna narkoba secara terpisah dalam rentang tiga hari terakhir.

"Ada sembilan tersangka pengguna narkoba jenis sabu-sabu yang ditangkap sejak beberapa hari terakhir di wilayah hukum Polresta Banda Aceh," kata Kapolresta Banda Aceh Kombes T Saladin melalui Kepala Satuan Narkoba Polresta Banda Aceh Kompol Syafran, di Banda Aceh, Jumat (27/1/2017), dikutip dari Antara.

Adapun sembilan tersangka narkoba tersebut, yakni berinisial JL, S, O, AR, MM, BI, HN dan MR, semuanya warga Aceh Besar, serta tersangka AA, warga Banda Aceh. Sembilan tersangka narkoba jenis sabu-sabu berusia 19 hingga 31 tahun, dan dari para tersangka, polisi mengamankan beberapa gram sabu-sabu, alat isap, uang tunai, dan telepon genggam.

Kompol Syafran menyebutkan, dari sembilan tersangka, enam di antaranya ditangkap saat pesta sabu-sabu di sebuah rumah bantuan tsunami di Gampong Meunasah Kulam, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Rabu 25 Januari 2017 sekira pukul 00.30 WIB. "Enam tersangka yang ditangkap saat pesta sabu-sabu, yakni JL, S, O, AR, MM, dan BI. Penangkapan mereka atas informasi masyarakat yang menyebutkan di rumah milik tersangka JL banyak sabu-sabu," kata dia.

Kompol Syafran menyebutkan, petugas sudah mengintai mereka sejak dua minggu terakhir. Informasinya, dari seorang tersangka memiliki senjata api. Namun setelah ditangkap dan diperiksa, tidak ada senjata api, hanya senapan angin. Menurut dia, untuk menuju rumah target petugas harus menggunakan jalan lain hingga keluar masuk hutan. Jika menggunakan jalan biasa, dikhawatirkan ketahuan oleh mereka.

"Setelah berjam-jam lamanya melakukan operasi, akhirnya petugas menggerebek rumah tersebut tengah malam. Saat itu, para tersangka sedang pesta sabu-sabu," ujar dia lagi.

Dia menyebutkan, dari tangan para tersangka, polisi mengamankan barang bukti 9,9 gram sabu-sabu, alat isap, telepon genggam, dan uang tunai sebanyak Rp700 ribu. Selain enam tersangka tersebut, polisi juga menangkap tiga tersangka pengguna sabu-sabu lainnya pada dua tempat terpisah di Aceh Besar dan Banda Aceh pada 24 dan 25 Januari 2017.

Tersangka HN dan MR ditangkap di depan kantor camat Darul Imarah, Aceh Besar, dan tersangka AA ditangkap di kawasan Simpang Surabaya, Banda Aceh. "Ketiganya ditangkap saat transaksi sabu-sabu. Dari tangan ketiganya, petugas mengamankan barang bukti dua paket sabu-sabu seberat 0,28 gram dan 0,26 gram, serta sejumlah telepon genggam," kata dia lagi.

Polisi menjerat para tersangka dengan pasal 112 dan pasal 114 Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal lima tahun dan maksimal 20 tahun penjara. (Antara)

BANDA ACEH – Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Soedarmo melantik dan mengukuhkan sebanyak 1.363 Pejabat Eselon I, Eselon II, Eselon III dan Eselon IV, Kamis (26/01/2017). Para pejabat tersebut dilantik Soedarmo pada waktu dan tempat  yang berbeda.

Pejabat Eselon I sebagai Sekretaris Daerah Aceh masih dijabat oleh Dermawan MM. Ia dikukuhkan bersama 63 pejabat Eselon II-a dan II-b di Anjong Mon Mata pada pagi hari. Sementara itu, Pejabat eselon III yang berjumlah 362 orang (331 Eselon III-1 dan 31 Eselon III-b – red) dilantik Soedarmo pada Kamis siang. Pejabat Eselon IV yang berjumlah 947 orang dilantik pada sore hari di tiga tempat, yaitu Anjong Mon Mata, Lobi Kantor Gubernur Aceh dan di Gedung Serbaguna Setda Aceh. 

Pelantikan pejabat dalam Struktur Organisasi Tata Kelola (SOTK) tersebut, kata Soedarmo, merupakan tindak lanjut dari terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Peraturan tersebut mengharuskan adanya perubahan susunan organisasi  dan  tata kerja  perangkat daerah yang efesien, efektif dan sesuai dengan kebutuhan di seluruh  pemerintahan provinsi  dan  kabupaten kota  di  Indonesia.  

“Setiap Pemerintah daerah harus melakukan efesiensi terhadap pejabatnya yang berimplikasi terhadap efesisensi penggunaan anggaran,” kata Soedarmo. 

Kehadiran  PP  tersebut, kata Soedarmo juga telah ditindaklanjuti  dengan  terbitnya Qanun Aceh Nomor  13  Tahun  2016  tentang  Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh menyusun dan menata kembali SOTK yang baru. 

"Karena perubahan tersebut, ada dinas  yang  dilebur,  ada  yang  dimekarkan,  ada yang diubah    statusnya  dari  Badan  menjadi Dinas  (dan  sebaliknya),  serta  ada  yang mengalami  perubahan  nomenklatur," kata Seodarmo. 

Soedarmo menyebutkan, jumlah perangkat  Aceh  yang  sebelumnya  berjumlah 48 SKPA berkurang  menjadi  47  SKPA.  Kondisi  tersebut juga mengharuskan dilakukannya  penyesuaian sejumlah  posisi  pejabat Pemerintah Aceh. 

Beberapa SKPA yang berubah adalah Dinas Keuangan dan Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh yang kemudian menjadi Badan Pengelolaan Keuangan Aceh. Sementara Badan Pegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh dipecah menjadi Badan Kepegawaian Aceh dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Aparatur Aceh.

Selanjutnya adalah Kantor Penghubung Pemerintah Aceh yang menjadi Badan Penghubung Pemerintah Aceh, Dinas Bina Marga Aceh menjadi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh. Sementara Dinas Cipta Karya Aceh menjadi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Aceh. 

Selanjutnya adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang menjadi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh yang kemudoan menjadi Dinas Pangan Aceh. Sementara itu Dinas Kehutanan Aceh dan Badan Pengendalian Dampak Linkungan digabung menjadi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh. Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh berubah menjadi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong Aceh. 

Untuk selanjutnya adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika dipecah menjadi Dinas Perhubungan dan Dinas Informatika dan Persandian Aceh. Sementara Badan Investasi dan Promosi Aceh dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Aceh dilebur menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh untuk kemudian menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsiban. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Dinas Perkebunan dilebur menjadi Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh. Sementara Dinas Kesehatan Hewan dan Perternakan Aceh berubah menjadi Dinas Peternakan Aceh

Selanjutnya adalah Dinas Pertambangan dan Energi menjadi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral. Badan Pembinaan dan Pendidikan Dayah kemudian menjadi Dinas Pendidikan Dayah Aceh.
Badan Pertanahan Nasional perwakilan Aceh berubah untuk kemudian Dinas Pertanahan Aceh. Pemerintah kemudian juga membentuk Sekretariat Badan Reintegrasi Aceh dan meniadakan Sekretariat Dewan Pengurus Korpri Aceh.

Selanjutnya adalah Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Aceh yang menjadi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Aceh. 

Pejabat yang dikukuhkan dan dilantik, kata Soedarmo telah oleh tim Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (baperjakat) Kementrian Dalam Negeri dan dari Komite Aparatur Sipil Negara. 
“Penujukan pejabat  yang sudah kita kukuhkan dan lantik ini adalah hasil keputusan bersama, jadi jangan nanti ada yang mengaku membantu penempatan jabatan,” ujar Soedarmo.

Seodarmo mengatakan, penempatan jabatan SOTK yang baru tidak ada intervensi maupun permintaan dari pihak tertentu. Penentuan jabatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan berdasarkan pertimbangan yang matang dari tim baperjakat, kemendagri dan Komite Aparatur Sipil Negara. 

“Setelah pelantikan pasti ada yang menelpon, mengatasnamakan Gubernur maupun pejabat tertentu dengan alasan meminta uang karena membantu penembatan jabatan. Jangan ada yang terpengaruh dengan hal yang begitu,” kata Soedarmo. 

Soedaemo mengajak semua pejabat yang dilantik untuk bekerja  secara profesional serta penuh tanggungjawab. Seluruh pejabat yang telah dilantik, ujar Soedarmo, agar bisa mempersiapkan program kerja efektif jangka pendek, menengah dan program jangka panjang. Apalagi, dalam waktu dekat APBA 2017 akan segera berjalan. 

Namun demikian, program yang disusun SKPA, kata Soedarmo, harus berdasarkan hasil pemetaan dan identifikasi dari segala persoalan yang dihadapi masyarakat. Hasil pendataan tersebutlah yang kemudian diimplementasikan melalui program-program yang akan disusun. 

“Dengan demikian diharapkan program pembangunan Aceh dapat dilaksanakan di awal tahun, sehingga ekonomi rakyat bergerak dinamis dan ekonomi Aceh tumbuh lebih baik,” ujar Soedarmo. (Rill)

Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan dalam menghadapi pilkada serentak 2017 ini, personelnya akan membantu pihak kepolisian. Hal ini dilakukan demi memastikan pilkada berjalan lancar hingga selesai.

Gatot mengatakan intelijen TNI dan aparat teritorial akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan dan memberikan bantuan guna memastikan pilkada digelar tanpa hambatan.

"Jadi TNI mengerahkan intelijennya, mengerahkan aparat-aparat teritorialnya dari Babinsa, danramil, dandim untuk mengumpulkan fakta tersebut. Dan kemudian menyampaikan kepada komandannya dan kepada kepolisian setempat," kata Gatot di Markas Divisi Infanteri 1/Kostrad, Jalan Raya Jakarta-Bogor, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (25/1/2017) malam.

Mengenai temuan fakta di lapangan, Gatot mengatakan hal itu diserahkan kepada pihak kepolisian. Ia mengaku sudah ada laporan yang disampaikan kepada pihak kepolisian.

"Ya, ya (sudah disampaikan). (Hasilnya) tanya kepada Polri. Karena semua data kita sudah sepakat yang menyampaikan adalah polisi," ujarnya.

Gatot juga memastikan personel TNI akan netral dalam gelaran pilkada nanti. Dia meminta masyarakat melaporkan bila menemui anggota TNI yang terindikasi ikut dalam politik praktis di pilkada ini.

"(Kita) membantu mengamankan. Bukan membantu mencoblos salah satu pemenang. Kalau itu dikhawatirkan, saya minta kalau ada anggota TNI yang terindikasi, tolong sampaikan. Namanya siapa, pangkatnya apa, tempatnya di mana, dan apa yang dilakukan. Segera akan saya gerak, segera ditindak. Saya minta bantuan ini," tuturnya.

Terkait pemetaan potensi adanya kericuhan, Gatot mengatakan ada dua daerah yang mendapatkan perhatian khusus. Menurutnya, TNI tetap mempersiapkan segala kemungkinan tanpa memberikan prasangka buruk agar masyarakat tetap tenang dan gembira menghadapi pilkada.

"Yang jadi perkiraan ada, contohnya DKI, Aceh. Itu semua dipersiapkan. Semoga yang lain aman-aman saja," tutur Gatot.

"(Potensi ricuh) kita harus mempersiapkan segala kemungkinan terburuk. Tapi jangan berprasangka yang tidak-tidak. Sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa dan tenang. Karena ini pesta, jadi kan harus bergembira," tambahnya.

Mengenai jumlah personel yang akan dikerahkan, Gatot mengatakan ada bermacam-macam jumlahnya.

"BKO (bawah kendali operasi) bermacam-macam. Kita siapkan. Juga kita siapkan sepertiganya. Ketika diminta 100, kita siapkan (tambahan) 30," ucapnya. (Detik.com)

Banda Aceh - Sejumlah personel Brimob bersenjata laras panjang mengawal ketat proses pelipatan surat suara pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh 2017-2022. Proses pelipatan surat suara tersebut dipusatkan di lantai dua Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh di Banda Aceh, Kamis (26/1/2017).

Pelipatan surat suara pemilihan kepala daerah di Kota Banda Aceh tersebut melibatkan 45 orang. Mereka merupakan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) se- Kota Banda Aceh.

Ketua KIP Banda Aceh, Munawar Syah mengatakan, proses pelipatan surat suara tersebut ditargetkan tuntas selama dua hari. Selain pelipatan, juga dilakukan penyortiran surat suara yang rusak.

"Sampai saat ini, baru satu lembar yang ditemukan rusak. Nantinya, surat suara yang rusak tersebut akan diganti atau dicetak ulang," kata Munawar Syah.

Sebelumnya, Komisioner KIP Banda Aceh Ranisah mengatakan jumlah surat suara yang dicetak sebanyak 155.0822 lembar. Jumlah tersebut termasuk dua setengah persen untuk cadangan.

"Surat suara pilkada Banda Aceh dicetak di Surabaya dan tiba pada 20 Januari lalu. Kami harapkan proses pelipatan dan penyortiran bisa cepat selesai, sehingga jika ada surat suara yang rusak bisa diganti segera," kata Ranisah.

Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh digelar 15 Februari 2017. Pemilihan itu digelar serentak dengan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dan pemilihan 19 bupati/wali kota dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

Pilkada di Kota Banda Aceh diikuti dua pasangan calon yakni pasangan nomor urut satu Hj Illiza Saaduddin Djamal dan Farid Nyak Umar serta pasangan nomor urut dua Aminullah Usman dan Zainal Arifin. (Okezone)

BANDA ACEH: Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Soedarmo meresmikan Drs Zulkifli HS sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Sabang pada Kamis (26/1) di Pendopo Gubernur, Banda Aceh.

Drs Zulkifli HS yang juga menjabat sebagai Asisten Perkonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Aceh diresmikan oleh Soedarmo menggantikan Plt Walikota sebelumnya, T. Aznal Zahri SSTP MSi.

Menurut Soedarmo, Zulkifli dipilih sebagai Plt Walikota Sabang setelah mempelajari masukan dari beberapa pihak serta latar belakang dan pengalaman Zulkifli yang pernah menjabat beberapa posisi struktural di Pemerintahan Kota Sabang.

“Tentunya dengan pengalaman dan riwayatnya yang telah banyak berkiprah di Kota Sabang, saya percaya Saudara Zulkifli mampu menjalannya tugasnya dengan baik dalam waktu yang terlalu singkat, yaitu hanya 16 hari. Anggaplah seperti balik kampung halaman,” kata Plt Gubernur.

Kepada Plt Walikota Sabang, Soedarmo mengingatkan Zulkifli agar segera melakukan pengisian jabatan struktural dalam susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) yang baru untuk tahun 2017 di lingkungan Pemkot Sabang.

“Pejabat di SKPK harus segera dilantik dengan mempertimbangkan unsur professionalitas, masukan serta konsultasi dari pihak baperjakat agar tidak ada pro-kontra di kemudian hari,” jelasnya.

Seterusnya, Soedarmo meminta agar Plt Walikota baru dapat melaksanakan pengisian Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) agar tidak menghambat proses pembangunan daerah akibat keterlambatan anggaran.

“Qanun anggaran sabang yang telah ditetapkan harus segera dipercepat dengan pengisian DIPA dengan kerjasama semua pihak agar semua program dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku,” katanya.

Terkait dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Soedarmo berharap Plt Walikota yang baru diresmikan mampu menjaga suasana yang kondusif sampai ke hari pemilihan.

Kepada Aznal Zahari yang sebelumnya menjabat sebagai Plt Walikota Sabang, Plt Gubernur mengucapkan ribuan terima kasih atas jasa dan tugasnya yang selama ini dinilai baik. Menurutnya, tugasnya sebagai Plt Gubernur hanyalah memastikan semuanya berjalan lancar sesuai dengan perundangan yang berlaku.

Turut hadir dalam peresmian tersebut, Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan, MM, Wakil Ketua DPR Aceh, Sulaiman Abda, para Kepala Dinas serta pejabat di lingkungan Pemerintah Aceh.(Rill)

Banda Aceh - Pusat Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Syiah Kuala (PSIP Unsyiah) bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Aceh (P3KA) melaksanakan Round Table Discussion di Balai Senat Rektor Universitas Syiah Kuala Lt. II, Kamis tanggal 26 Januari 2017. Round Table Discussion tersebut mendapat sponsorsip dari BRI Kantor Wilayah Banda Aceh dan mengambil tema “Optimalisasi Pembangunan Kawasan Sabang Sebagai Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas”. Kegiatan tersebut dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng - Rektor Universitas Syiah Kuala. Kegiatan tersebut dipandu langsung oleh Ketua Pusat Studi Ilmu Pemerintahan (PSIP) Universitas Syiah Kuala - Unsyiah (Kurniawan S, S.H., LL.M) yang juga sebagai Dosen Tetap pada Fakultas Hukum Unsyiah. 

Tujuan dilakukannya Round Table Discussion ini adalah untuk menggali berbagai akar persoalan, mengidentifikasi capaian-capaian yang telah diperoleh oleh BPKS selama 16 tahun keberadaannya, mengidentifikasi potensi perkembangan, peluang dan tantangan dalam pembangunan kawasan Sabang sebagai salah satu Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas di Indonesia. Selain, itu, melahirkan gagasan dan solusi konstruktif serta membahasa langkah-langkah strategis (program unggulan) yang seharusnya menjadi prioritas BPKS ke depan dalam upaya pengembangan kawasan Sabang sehingga dapat berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Aceh. 

Dalam sambutannya, Samsul Rizal menekankan akan pentingnya membangun sinergisasi peran lintas stakeholders (pengambil kebijakan) yang ada di Aceh dan Pemerintah dalam upaya percepatan Pembangunan Kawasan Sabang Sebagai Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas.  

Ketua Pelaksana kegiatan Basri Effendi S.H, M.H., M.Kn dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen serta kontribusi Universitas Syiah Kuala sebagai Jantung Hati Rakyat Aceh dalam melaksanakan salah satu dari Dharma Baktinya dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu bidang penelitian dan pengabdian masyarakat.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan diantaranya dari Unsur Pemerintah (Badan Pengusahaan Kawasan Sabang - BPKS, Beacukai Perwakilan Sabang, Otoritas Jasa Keuangan - OJK Aceh, Palaksa LANAL Sabang, KODAM Iskandar Muda, Kemhan Korwil Aceh, BIN, Anggota DPD RI asal Aceh – Rafli Kande); sejumlah perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Aceh – SKP (Disbudpar Aceh, Disperindang, Badan Informasi dan Promosi Aceh, dan Biro Perekonomian); Unsur perwakilan SKPD Aceh Besar (Bappeda, Disperindagkop dan UKM, dan Disbudpar); Unsur Pemerintahan Kota Sabang (Bappeda, Disbudpar, Bagian Ekonomi Setda Kota Sabang, dan Komisi D DPRK); sejumlah Pakar Ekonomi dan Pakar Hukum Universitas Syiah Kuala; para tokoh masyarakat (seperti Marzuki Daud - Mantan anggota Komisi VI DPR RI, Munawarliza - Walikota Sabang periode 2007 -2012, dan Zubir Sahim - Mantan Ketua Badan Pengusahaan Kawasan Sabang – BPKS); Unsur Pengusaha (Dahlan Sulaiman – APINDO, dan IWAPI Aceh); Lembaga Riset dan Pendamping Masyarakat (Pusat Studi ASEAN Unsyiah, FKP Unsyiah, IDeAS, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Aceh – P3KA, dan CIS Aceh); Unsur Perbankan (KW BRI Banda Aceh, dan BNI); Unsur OKP dan Ormas (PD I FKPPI Aceh dan Dewan Dakwah Aceh); beberapa LSM (GERAK, dan MaTA); dan unsur asosiasi wartawan/jurnalis (PWI dan AJI).   

Irwan Faisal selaku Wakil Ketua BPKS dalam presentasinya menyampaikan bahwa BPKS selama 16 (enam belas) tahun keberadaannya telah melakukan beberapa capaian-capaian penting dalam upaya mendorong percepatan Pembentukan Kawasan Sabang sebaga Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Namun disisi lain, tentunya masih terdapat sejumlah tantangan dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan baik secara kelembagaan, infrastruktur, suprastruktur dan lainnya tegas Irwan Faisal. Irwan Faisal menegaskan bahwa dalam melaksanakan tugasnya perlu mendapat dukungan serta kotribusi pemikiran dari banyak pihak, baik dari kalangan pengusaha, Perbankan, Pemerintahan Kota Sabang, Pemerintahan Aceh, Pemerintahan Aceh Besar, termasuk kalangan insan kampus dalam upaya mempercepat pembentukan Kawasan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. 

Hal senada juga disampaikan oleh Zubir Sahim (Mantan Kepala BPKS), bahwa keberadaan BPKS menjadi tulang punggung dalam upaya mendorong percepatan pembangunan Kawasan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dengan dukungan seluruh komponen yang ada di Aceh baik dari unsur pemerintah, unsur Pemerintahan Aceh, Pemerintahan Kota Sabang, Pemerintahan Aceh Besar, para pengusaha (investor), dan partisipasi masyarakat.
Menurut Munawarliza (Walikota Sabang Periode 2007 – 2012), BPKS wajib dipertahankan keberadaannya serta harus diperkuat kapasitas manajemen internalnya. “Keberadaan BPKS dalam kepemimpinan hari ini berdasarkan amatan saya sudah banyak menutupi berbagai kekurangan yang ada di kepemimpinan BPKS sebelumnya” tegas Munawarliza.  

Kaspiah (Wakil Pimpinan Wilayah BRI Banda Aceh) selaku sponsor kegiatan menyampaikan bahwa keberadaan dunia Perbankan memainkan peranan penting dan strategis dalam menentukan arah denyut ekonomi masyarakat dalam mendukung percepatan pembangunan Kawasan Sabang. Pemerintah, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kota Sabang perlu melakukan subsidi terhadap arus transportasi ke Sabang guna memastikan kelancaran arus masuk dan keluar ke Kawasan Sabang.  

Menurut Hery S (Palaka LANAL Sabang) bahwa TNI AL hingga saat ini sudah, sedang dan akan terus melaksanakan tugasnya sesuai Tupoksi dalam mempertahankan kedaulatan wilayah RI yang berada di Kawasan Sabang. Selain itu, TNI AL memberi bantuan terhadap penegakan hukum atas pelanggaran di laut wilayah Ri yang berada di Sabang tegas Hery S. Adapun Kol. Ahmad Husein (KODAM Iskandar Muda) menyebutkan bahwa dalam upaya mendukung percepatan pembangunan Kawasan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, KODAM IM beserta jajarannya sesuai tugas pokoknya dalam mempertahankan Kedaulatan wilayah RI di Kawasan Sabang telah mendirikan Pangkalan Militer di daerah Kawasan Sabang sebagai pulau terluar.  

Marzuki Daud (Mantan Anggota Komisi VI DPR RI) menegaskan akan pentingnya adanya kerjasama antara BPKS dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) – Aceh dalam proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) dalam pengisian jabatan di BPKS dan rekrutmen beberapa posisi strategis di BPKS. Selain itu, BPKS seyonyanya mempertimbangkan adanya keterwakilan Unsyiah sebagai Konsultan Ahli dalam upaya mempercepat pembangunan Kawasan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas tegas Marzuki Daud.

Kurniawan S, S.H., LL.M
Ketua Pusat Studi Ilmu Pemerintahan (PSIP) Universitas Syiah Kuala  

PIDIE- Calon Gubernur Aceh Zakaria Saman mengatakan dirinya lahir di Keumala dan sekarang tinggal di Blang Maloe. Kemudian naik ke gunung bergerilya di masa konflik. 23 tahun hidup di Eropa Barat. Hal ini disampaikan oleh disampaikan mantan menteri pertahanan GAM itu di depan massa pendukungnya pada saat kampanye akbar di Lapangan Bola Kaki Bereunuen, Kamis (26/01/2016).

“Waktu saya pulang ke Aceh, mereka yang dulunya anak-anak sudah punya anak tapi saya belum apa-apa. Selama di luar, apa yang tidak ada. Trok bak beusoe batok lon bloe, untuk kombatan gam, bek gam gob gam tanyo. Untuk itu, saya selalu ingat kepada bangsa Aceh kemana pun saya pergi tetap saya pulang ke Aceh Apa Karia itu. 

Apa Karia menjelaskan, dirinya pulang ke Aceh 15 hari setelah ditetapkan status Darurat militer. Berbicara GAM, menurutnya, orang pertama paling atas yaitu wali nanggroe Tgk. Hasan Ditiro, setelah dirinya sebagai menteri Pertahanan GAM.

“Jadi, sekarang saya sebagai ayah kalian dalam kombatan. Saya tidak punya kepentingan apa-apa, tetapi ini semua saya lakukan hanya untuk rakyat Aceh. Maka kalau saya ngomong "lage na laju" dalam debat kandidat saja saya ngomong apa adanya,” tutur Apa Karia disambut teriakan massa.

Apa Karia juga mengaku bahwa yang menetapkan Malik Mahmud sebagai wali nanggroe, Zaini Abdullah untuk Gubernur dan Muzakir Manaf sebagai wakil Gubernur dulu adalah dirinya.

“Saya tidak punya Anak, istri muda dan cukup untuk makan, jadi saya tidak perlu yang lain, saya hanya perlu untuk mensejahterakan rakyat Aceh Hari ini sudah 10 tahun, yang menetapkan dr. Zaini adalah saya Zakaria Saman, yang menetapkan muzakir manaf dan malek mahmud juga saya, bukan orang lain. Ini karena Allah saya paksa mereka untuk duduk sebagai gubernur, wakil gubernur dan wali nanggroe. Tip-tip ka lon jak pantang lon surot, hana lon takot rimung ngen buya (setiap saya maju, pantang saya mundur),” ucap Apa Karia.

Ia menambahkan, dahulunya ia dipanggil dengan sebutan Bang Karya ketika bersama mantan kombatan GAM merasakan pahitnya hidup di gunung. Namun sekarang, ia mengaku kecewa setelah sebagian manta kombatan GAM merasakan buah manis, lalu melupakan dirinya, seperti kacang lupa kulit. 

“10 tahun sudah kepemimpinan sama orang PA. Partai Aceh saya yang buat waktu itu, yang berarti PA (Partai Aceh, Peusaboh Aceh dan Pemerintah Aceh). Tetapi sekarang PA menjadi Peunget Aceh. Setelah saya turun dari gunung, saya tidak perlu untuk jadi gubernur, bupati dan DPR, karena itu bukan main-main, tapi karena sekarang sudah begini makanya saya nekat mencalonkan diri sebagai gubernur untuk rakyat,” terang Apa Karia.

Pria kelahiran Keumala itu mengaku dirinya tidak  perlu untuk mengambil kekayaan, karena menurutnya untuk makan Insya Allah cukup. Tapi ini semua dilakukannya semata-mata untuk rakyat Aceh.

“Kalau rakyat Aceh tidak memilih saya, maka saya tidak peduli lagi dengan politik. Kalau mau berkunjung kerumah saya, silahkan. Kalau mau tanya masalah politik saya usir, sudah 10 tahun dibohongi,” sebutnya.

Calon Gubernur Nomor Urut 2 itu juga mengaku dirinya sangat kasihan kepada kombatan, anak yatim dan masyarakat miskin. Setiap hari megang ada yang datang ke rumahnya meminta uang. Bahkan yang membuatnya sangat sedit dan melinangkan air mata ketika ada janda yang membawa anak kecil dating meminta bantuan kepadanya. Apa Karia juga mengaku prihatin ketika melihat di kampung-kampung masih ada rumah yang tidak layah huni. 

“Apa kerja pemerintah selama ini, apa kerja pemerintah kabupaten dan provinsi?” Tuturnya.
Lagi-lagi mantan menteri pertahanan GAM itu mengulangi bahasa yang diucapkannya debat kandidat nanti pada tanggal 31 Januari 2017 saya akan buka "rahasia" satu lagi.

“Waktu saya sudah jadi gubernur nanti. Saya akan minta tagih janji uang yang akan di kasih ke kombatan GAM. Mereka yang kasih sendiri kepada kombatan, saya tidak mau pegang uang itu,” sebut Apa.

Dulu, kata Apa Karia, dirinya yang mempertanyakan ada janji setelah damai terkait pemberlakuan pengobatan gratis di Aceh. Menurut Apa, Mustafa Abu Bakar selaku Pj. Gubernur Aceh kala itu bersama DPR Said Fuad Zakaria sebagai ketua DPRA yang awalnya membahas persoalan pengobatan gratis. Setelah itu, Irwandi yang menjabat sebagai gubernur dan Hasbi Abdullah sebagai ketua DPRA yang menandatangani program itu.

“Sekarang sudah ada yang mengaku JKA itu punya dia. JKA betul tapi Jalan Kereta Api Aceh. Saya tahu waktu itu, tapi saya diam diri karena semua untuk kepentingan rakyat Aceh,”

Apa Karia juga menyatakan bahwa dirinya telah menyampaikan langsung kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla masalah keamanan pilkada di Aceh. Hal ini dilakukannya agar adanya pengerahan pasukan pengamanan baik itu polisi maupun TNI ke Aceh.

“Kalau ada yang ancam rakyat Aceh untuk memilih salah satu kandidat. Lapor saja ke polsek dan bawa bukti ancaman, biar diproses secara hokum,” imbuhnya.

Apa Karia juga menyinggung terkait pembicaraannya dengan Kapolda dan Pangdam IM mengenai pelarian tong suara yang kerap dilakukan saat pilkada.

“Mengenai melarikan tong suara, saya sudah berbicara dengan kapolda dan pangdam. Saya tanya, kalau ada yang melarikan tong suara apa hukumannya. Kapolda dan pangdam menjawab akan ditembak pihak-pihak yang membuat curang di pilkada. Saya berharap pihak keamanan agar betul-betul melaksanakan tugas itu, kalau tidak berani tembak, buang saja senjata, buat apa pegang senjata,” pungkasnya. [Rill]
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.