Si Cantik Nurul Usia 19 Tahun Jadi Asisten Dokter, Lulusnya Cumlaude
Jakarta - Universitas Indonesia (UI) mencetak sebanyak 3.955 wisudawan/wisudawati. Dari jumlah tersebut, 1.007 wisudawan/wisudawati berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Salah satunya Nurul Gusti Khatimah. Dara cantik ini meraih cumlaude dari Fakultas Kedokteran (FK) UI di usianya baru 19 tahun. Hebatnya lagi, si cantik Nurul sudah jadi asisten dokter.
Prestasi ini tentu menjadi kebanggaan dirinya. Nurul mengaku berambisi menjadi seorang dokter. “Alhamdulillah, senang banget selama ini kayak perjuangan dari kecil hingga impian masuk FKUI juga tercapai. Emang cita-cita aku jadi dokter,” kata dia di Depok, Jawa Barat, Sabtu, 1 Februari 2020.
Dara kelahiran 7 Agustus 2000 itu juga mengatakan setelah lulus dirinya masih harusnya ikut koas atau asisten dokter, untuk selanjutnya internship (magang) di rumah sakit. Nurul ingin menjadi dokter spesialis dan berharap ilmunya bermanfaat bagi masyarakat.
“Dari awal memang aku sudah diarahkan orangtua buat masuk kedokteran. Karena, keluarga juga ada di bidang kesehatan. Mamah aku bidan, kakak aku dokter. Tapi di sisi lain aku juga punya ketertarikan untuk berinteraksi dengan masyarakat. Menyembuhkan orang sakit itu buat aku sesuatu yang mulia," tutur dia.
Di mata Nurul, Indonesia masih membutuhkan dokter lebih banyak karena negaranya cukup luas dan memiliki jumlah penduduk yang lumayan besar. Selain itu, ia juga berharap fasilitas dunia kedokteran di Indonesia bisa lebih ditingkatkan lagi di masa depan.
Siap di mana pun
“Selain SDM (sumber daya manusia) yang merata, fasilitas juga harus lebih dilengkapi biar membantu kemudahan mendiagnosa dan terapi pasien yang terbaik,” kata Nurul, dengan nada optimis.
Ketika disinggung apakah siap jika harus mengabdi ke wilayah pelosok, Nurul menegaskan dirinya tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
“Kalau untuk sekarang aku masih mikir koasnya dulu. Tapi insya Allah siap,” tegas Nurul. Proses upacara ribuan wisudawan/wisudawati UI berlangsung di Gedung Balairung, Depok, Jawa Barat.
Sementara itu, Rektor UI Ari Kuncoro mengaku terus berkomitmen menjadi institusi pendidikan tinggi yang berkualitas, unggul, dan mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah pendidikan tinggi global. Hal ini dibuktikan dengan semakin diakuinya UI di tingkat internasional.
“Saat ini UI menempati peringkat 296 perguruan tinggi terbaik di dunia, dan peringkat 59 di Asia,” katanya. Ari menilai, perubahan disrupsi teknologi yang dinamis telah berpengaruh pada kehidupan manusia, terutama dalam cara kita melakukan komunikasi, dan hal tersebut juga mengubah peran dosen dan mahasiswa.
“Salah satu akibat teknologi bagi pendidikan tinggi adalah hilangnya dinding dan batas ruang kelas, kampus, wilayah bahkan negara yang pada gilirannya berdampak pada efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar,” tutur dia.
Ari mengatakan salah satunya yang berkembang dan semakin populer adalah metode Massive Open Online Courses (MOOCs) yang mampu menciptakan forum interaktif antara mahasiswa dan pengajar, sehingga membawa perubahan mendasar dalam cara seseorang memperoleh pengetahuan dan membawa dampak pada pengelolaan sistem pendidikan. | Viva
Prestasi ini tentu menjadi kebanggaan dirinya. Nurul mengaku berambisi menjadi seorang dokter. “Alhamdulillah, senang banget selama ini kayak perjuangan dari kecil hingga impian masuk FKUI juga tercapai. Emang cita-cita aku jadi dokter,” kata dia di Depok, Jawa Barat, Sabtu, 1 Februari 2020.
Dara kelahiran 7 Agustus 2000 itu juga mengatakan setelah lulus dirinya masih harusnya ikut koas atau asisten dokter, untuk selanjutnya internship (magang) di rumah sakit. Nurul ingin menjadi dokter spesialis dan berharap ilmunya bermanfaat bagi masyarakat.
“Dari awal memang aku sudah diarahkan orangtua buat masuk kedokteran. Karena, keluarga juga ada di bidang kesehatan. Mamah aku bidan, kakak aku dokter. Tapi di sisi lain aku juga punya ketertarikan untuk berinteraksi dengan masyarakat. Menyembuhkan orang sakit itu buat aku sesuatu yang mulia," tutur dia.
Di mata Nurul, Indonesia masih membutuhkan dokter lebih banyak karena negaranya cukup luas dan memiliki jumlah penduduk yang lumayan besar. Selain itu, ia juga berharap fasilitas dunia kedokteran di Indonesia bisa lebih ditingkatkan lagi di masa depan.
Siap di mana pun
“Selain SDM (sumber daya manusia) yang merata, fasilitas juga harus lebih dilengkapi biar membantu kemudahan mendiagnosa dan terapi pasien yang terbaik,” kata Nurul, dengan nada optimis.
Ketika disinggung apakah siap jika harus mengabdi ke wilayah pelosok, Nurul menegaskan dirinya tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
“Kalau untuk sekarang aku masih mikir koasnya dulu. Tapi insya Allah siap,” tegas Nurul. Proses upacara ribuan wisudawan/wisudawati UI berlangsung di Gedung Balairung, Depok, Jawa Barat.
Sementara itu, Rektor UI Ari Kuncoro mengaku terus berkomitmen menjadi institusi pendidikan tinggi yang berkualitas, unggul, dan mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah pendidikan tinggi global. Hal ini dibuktikan dengan semakin diakuinya UI di tingkat internasional.
“Saat ini UI menempati peringkat 296 perguruan tinggi terbaik di dunia, dan peringkat 59 di Asia,” katanya. Ari menilai, perubahan disrupsi teknologi yang dinamis telah berpengaruh pada kehidupan manusia, terutama dalam cara kita melakukan komunikasi, dan hal tersebut juga mengubah peran dosen dan mahasiswa.
“Salah satu akibat teknologi bagi pendidikan tinggi adalah hilangnya dinding dan batas ruang kelas, kampus, wilayah bahkan negara yang pada gilirannya berdampak pada efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar,” tutur dia.
Ari mengatakan salah satunya yang berkembang dan semakin populer adalah metode Massive Open Online Courses (MOOCs) yang mampu menciptakan forum interaktif antara mahasiswa dan pengajar, sehingga membawa perubahan mendasar dalam cara seseorang memperoleh pengetahuan dan membawa dampak pada pengelolaan sistem pendidikan. | Viva