2016-12-11

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Banda Aceh -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyerahkan bantuan kepada korban gempa Aceh, Jumat (16/12/2016) lalu. Bantuan berupa 10 ton beras beserta 1000 ball mie instan itu diterima langsung secara simbolis oleh Plt. Gubernur Aceh, Soedarmo, di Pendapa Gubernur Aceh. 

Syamsibar, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Makassar Sulawesi Selatan, yang emembawa bantuan mewakili Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, menyebutkan selain membawa bantuan dari pemerintah, mereka juga membawa bantuan uang tunai dari Komunitas Masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan, yang berjumlah Rp.12,8 juta. 

"Mereka berpesan bantuan itu harus sampai ke masyarakat Aceh. Bukan jumlahnya tapi niat dan keiklasan mereka," ujar Syamsidar.

Dalam seremoni penyerahan simbolis tersebut, Soedarmo langsung berbicara dengan Yasin Limpo, via telepon genggam. Ia berterimakasih kepada seluruh masyarakat Sulawesi atas kepeduliannya kepada masyarakat Aceh  yang sedang diterpa bencana gempabumi.

“Atas nama Pemprov Aceh, saya berterimakasih kepada semua masyarakat dan juga Pemerintah Sulawesi Selatan,” ujar Soedarmo. Niat baik serta simpati yang kemudian diwujudkan dengan mengirimkan bantuan, oleh Soedarmo diparesiasi.

“Kita tidak melihat besar-kecilnya, tapi dari keiklasannya, InsyaAllah jadi pahala” ujar Soedarmo. [Rill]

Foto: Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan
StatusAceh.Net - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ia tengah membahas situasi saat ini di Aleppo dan Irak dengan Presiden AS Barack Obama pada hari Kamis.

“Kami berbincang cukup lama dengan Obama tentang masalah evakuasi di Aleppo, dan ia bertanya bagaimana dia bisa membantu,” kata Erdogan, lansir World Bulletin.

Erdogan mengatakan pembantaian dan penindasan yang dilakukan terhadap orang-orang di Aleppo dilakukan di tempat terbuka di depan seluruh dunia.

“Aleppo adalah tragedi kemanusiaan paling memalukan di abad ke-21. Jika kita ingin menghasilkan solusi di Suriah, Aleppo harus di bawah kontrol,” kata Erdogan.

Sekitar 1.150 warga sipil, termasuk korban luka-luka, telah tiba di kota Idlib Suriah pada hari Kamis malam waktu setempat.

“Kami terus memantau proses gencatan senjata dan kami akan terus melakukannya. Tentunya, jumlah [orang yang terperangkap di Aleppo] tidak begitu kecil. Saya berharap ini [gencatan senjata] tidak akan dilanggar lagi, “tambahnya.

Menurut kesepakatan antara rezim Assad dan kelompok oposisi Suriah, warga sipil yang dievakuasi dari Aleppo Timur akan diarahkan ke Idlib, yang terletak dekat perbatasan dengan Turki.

Pada hari Kamis, kelompok pertama warga yang dievakuasi dari Aleppo mencapai zona aman yang dikuasai oposisi di Suriah, demikian menurut Wakil Perdana Menteri Turki Veysi Kaynak.

Kekerasan meningkat di kota Aleppo pada hari Senin lalu, ketika pasukan rezim Suriah menggempur wilayah yang dikuasai oposisi di bagian timur kota setelah pengepungan selama lima bulan dan pemboman udara secara terus-menerus.

Sekitar 80 ribu warga sipil diyakini masih terperangkap di Aleppo. [Islampos]

Foto: google
StatusAceh.Net - Proses evakuasi warga sipil dan gerilyawan dari Aleppo timur dihentikan meski baru sehari berjalan. Rezim Suriah, gerilyawan dan warga saling tuding atas penghentian ini.

Pemimpin gerilyawan dan warga mengatakan, milisi dukungan Iran yang membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad memblokir jalan menuju Idlib yang menjadi lokasi tujuan evakuasi.

Media pemerintah Suriah mengklaim, gerilyawan menyerang kendaraan yang digunakan untuk evakuasi dan menuding mereka telah melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan berusaha menyelundupkan persenjataan berat keluar Aleppo timur.

Perwakilan WHO, Bulan Sabit Merah Suriah dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang mengawasi proses evakuasi diminta segera meninggalkan jalur evakuasi, kata juru bicara WHO Elizabeth Hoff. Dia tak mengatakan siapa yang memerintahkan hal tersebut.

"Operasi (evakuasi) telah dibatalkan," kata Hoff. "Banyak sekali warga yang masih berada di dalam Aleppo timur, termasuk anak-anak dan wanita, yang ingin pergi."

Sebelumnya pada Kamis, terdapat laporan mengenai serangan yang dilakukan penembak jitu rezim Suriah di Ramousah. Sedikitnya satu orang tewas dan tiga lainnya terluka dalam insiden itu.

Hoff berasumsi keputusan penghentian proses evakuasi dibuat oleh militer Rusia yang juga ikut mengawasi operasi tersebut. Petugas PBB tidak dapat menjalin kontak dengan pejabat Suriah selama proses evakuasi pada Kamis.

Warga Aleppo yang masih terjebak, termasuk 8.000 lainnya yang sudah dievakuasi, mendesak intervensi dunia internasional untuk melindungi warga sipil dari serangan udara rezim dan Rusia yang mungkin akan kembali dilakukan.(Rimanews)

Jakarta - Tim Nasional (Timnas) Indonesia akan kembali berlaga dalam final Piala AFF 2016 leg kedua melawan Thailand. Laga bergengsi ini akan digelar di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu (17/12) pukul 19.00 WIB.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sejak awal menyaksikan kiprah para putra bangsa tersebut berharap agar tahun ini Indonesia mampu merengkuh lambang supremasi tertinggi sepak bola Asia Tenggara.

Untuk itu, sebagaimana yang telah dilakukan pada peraih medali emas Olimpiade 2016, kali ini pemerintah juga telah mengalokasikan bonus bagi para pemain bila timnas mampu keluar menjadi juara.

"Kita semua berharap kita lah yang menjadi pemenang, menjadi juara. Dan juga kita siapkan bonus Rp. 12 miliar untuk seluruh pemain. Ini untuk menambah semangat para pemain," terang Kepala Negara ketika ditemui para jurnalis saat berolahraga bersama warga di Kebun Raya Bogor pada Sabtu pagi.

Presiden sempat diminta untuk memberikan prediksi skor pertandingan malam nanti. Namun, Presiden tidak mementingkan skor akhir. Baginya dan juga seluruh rakyat Indonesia tentunya berharap agar berapapun skor pertandingannya, Indonesia keluar sebagai pemenang.

"Keinginan kita menang. Keinginan rakyat juga ingin menang. Skor berapa pun itu tidak apa-apa, yang paling penting menang," harap Presiden.

Sebelumnya, dalam pertandingan final leg pertama yang digelar di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (14/12), timnas mampu mengungguli Thailand dengan skor akhir 2-1. Saat itu, Indonesia mampu bangkit dan mengejar ketertinggalan setelah pada babak pertama sempat tertinggal terlebih dahulu.  (Jpnn)

Jakarta - Dora Natalia Singarimbun mencium tangan Aiptu Sutisna. Ia menangis menyesal telah memaki dan mencakar polisi itu. Bagai gayung bersambut, Aiptu Sutisna berlapang dada memaafkan kekhilafan Dora, ini kisahnya:

Dora yang bagai hilang ditelan bumi itu akhirnya muncul ke publik setelah insiden pencakaran Aiptu Sutisna di Jalan Jatinegara Barat, Jatinegara, Jakarta Timur pada Selasa 13 Desember 2016.

Tiga hari setelah kejadian itu, Dora menyambangi Aiptu Sutisna pada Jumat 16 Desember pagi. Perempuan yang bekerja sebagai pegawai Mahkamah Agung (MA) itu ditemani orang tuanya yang datang dari Sumatera Utara, adiknya, Desi Singarimbun serta suami adiknya. Dora yang mengenakan kerudung warna ungu itu menjabat tangan Aiptu Sutisna dan mengakui kesalahannya.

Aiptu Sutisna dengan berbesar hati memaafkan perempuan lulusan S2 ini. Kesepakatan damai itu pun tak hanya dilakukan secara lisan, namun juga lewat tulisan. Di atas secarik kertas bermaterai, keduanya sepakat untuk berdamai dan saling memaafkan secara lahir dan batin.

Berikut 3 kisah Dora meminta maaf: Baca Disini

Jakarta - Garuda Indonesia bakal mengapresiasi para pemain Timnas Indonesia jika berhasil menjuarai AFF Suzuki Cup, yakni tiket penerbangan bisnis gratis selama setahun.

Indonesia kini tinggal selangkah lagi menuju trofi Piala AFF pertamanya setelah memenangi leg pertama final kontra Thailand dengan skor 2-1, Rabu (14/12).

Kini Boaz Solossa dkk. sudah berada di Bangkok untuk menjalani perjuangan terakhir mereka menghadapi 'Negeri Gajah Putih' di leg kedua yang dihelat di Rajamangala Stadium, Sabtu (17/12) malam WIB nanti.

Jika trofi berhasil dibawa pulang ke Tanah Air, sudah pasti ke-23 pemain akan dielu-elukan oleh masyarakat Indonesia mengingat sepakbola lokal sudah lama puasa gelar sejak terakhir kali meraih medali emas SEA Games 1991.

Tak cuma status sebagai Pahlawan Bangsa, Boaz Solossa dkk. sudah pasti akan kebanjiran bonus serta hadiah atas keberhasilannya kelak. Bonus Rp 12 miliar untuk skuat 'Merah Putih' sudah menunggu dari Presiden RI Joko Widodo.

Kini giliran maskapai pelat merah, Garuda Indonesia, yang menjanjikan tiket penerbangan kelas bisnis gratis ke seluruh tujuan baik domestik maupun mancanegara, kepada seluruh anggota skuat, baik pemain, pelatih, maupun ofisial.

"Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat meraih gelar juara pada Piala AFF tahun 2016 ini. Dan kami yakin bentuk dukungan dari kami ini, dapat memberikan motivasi yang lebih serta memompa semangat dan daya juang para pemain timnas untuk memberikan performa terbaiknya pada perhelatan final Piala AFF malam ini," ujar VP Corporate Communications Garuda Indonesia, Benny S. Butarbutar, dalam rilis kepada detikSport.

Benny menambahkan, dengan dukungan yang diberikan tersebut, diharapkan timnas dapat terus memberikan penampilan terbaiknya dalam menghadapi kompetisi internasional selama setahun ke depan.

Dua hari lalu Garuda Indonesia pun juga menggratiskan pesawat PP Jakarta-Bangkok untuk timnas saat melakoni leg kedua final ini.(Detik.com)

Pelajar dari berbagai sekolah tengah menghitung uang hasil donasi. (Lintang Fajar Nugrahani)
HAFIDZ (17) siswa SMAN 1 Yogya menghitung satu persatu lembaran uang receh di depannya. Seragam putih abu-abunya kotor seharian dipakai. Wajahnya terlihat lelah, sesekali kantuk menyergap.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 tetapi ia dan belasan teman-teman berseragam SMA lainnya masih berkutat menghitung uang hasil donasi yang mereka kumpulkan. Wajah-wajah kurang tidur terlihat jelas sekali di wajah mereka.

Hari itu adalah hari kedua Hafidz bersama teman-temannya dari 35 sekolah di DIY turun ke jalan menggalang dana untuk korban gempa di Aceh. Semua berawal Rabu malam, 7 Desember 2016.

Setelah mendengar kabar gempa di Aceh, Hafidz, Dias (SMA 6), Athma (SMA 8), Alvin (SMTI) dan teman-teman SMA lain mulai berkumpul. Mereka kemudian merencanakan aksi penggalangan dana untuk Aceh yang mereka beri tajuk #AksiPelajarTanggap Aceh Memanggil.

Kegiatan #AksiPelajarTanggap sendiri bukan kali ini saja dilakukan. Sebelumnya pelajar dari berbagai sekolah ini pernah melakukan aksi bersama. Gempa Aceh membangkitkan kepedulian para pelajar, sehingga tanpa banyak membuang waktu, mereka membuat aksi penggalanggan dana yang dilaksanakan 9-15 Desember.

"Ada dua aksi yang kami lakukan. Yang pertama Aksi penggalangan dana di sekolah, yang kedua kami menggalang dana bersama turun ke jalan," papar Alvin siswa SMTI, Humas Aceh Memanggil.

Aksi turun ke jalan sendiri berlangung dari 11-13 Desember 2016. Bagi mereka libur sekolah mereka persembahkan untuk Aceh. "Kita harus bantu Mbak. Kita kan juga tahu gimana rasanya kena gempa," celetuk Dewi siswi SMA 2 Bantul di sela-sela aksi penggalangan dana di jalan.

Asal sekolah yang berbeda pun tak jadi hambatan. "Ini kan pengalaman pertama ikut. Jadi canggung sama temen dari SMA lain.  Tapi makin lama makim akrab. Ternyata seru," ujar Cholis siswa SMAN 1 Sewon Yogyakarta.

Hasilnya, saat penghitungan penggalanggan dana hari terakhir, Jumat (16/12/2016) terkumpul dana sebesar Rp 183 juta, tepatnya seratus delapan puluh tiga juta, sembilanratus tiga puluh tiga ribu, seratus rupiah. Dana tersebut diserahkan pelajar kepada masyarakat Aceh melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT). (krjogja.com)

Ilustrasi
Banda Aceh - Alokasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2017 untuk Provinsi Aceh berjumlah Rp.46,7 triliun. Anggaran tersebut mengalami penurunan dari tahun lalu yang berkisar Rp.47,1 triliun.

Penurunan tersebut terjadi pada alokasi untuk sumber dana dekonsentrasi, tugas pembantuan serta alokasi untuk kantor daerah yang berkisar Rp. 885,7 milyar. Sementara untuk Dana Desa mencapai Rp. 4,892 Triliun, meningkat hingga 21,72 persen dibanding tahun 2016 yang berkisar Rp. 3,829 Triliun.

Rincian dari DIPA 2017 dialokasikan pada pagu dekonsentrasi sebesar 308.080.554.000, untuk kator daerah senilai Rp.6.884858.669.000, kantor pusat dengan Rp.4.074.812.404.000, tugas pembantuan Rp.406.150.510.000, transfer daerah dan yang terbesar untuk dana desa yaitu senilai Rp.35.038.130.594.000.

Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Aceh, Soedarmo, meminta bupati dan wali kota se Aceh agar secepatnya menyerahkan DIPA kepada satuan kerja di daerah masing-masing.  DIPA tersebut sebagai dasar untuk mensinkronkan pelaksanaan anggaran, baik yang didanai APBN maupun dari APBK.

Soedarmo menyebutkan, semua pelaksanaan kegiatan harus telah dimulai pada awal tahun sehingga memberi hasil yang lebih berkualitas, sekaligus mampu menstimulasi kegiatan ekonomi secara seimbang.

“Saya ingin penganggaran di tahun ini disalurkan berdasarkan pada program yang prioritas bukan pada fungsi atau pembagian dana secara merata. Berikan nominal besar (anggaran) pada yang prioritas sehingga bisa bermanfaat bagi kepentingan masyarakat,” ujar Soedarmo seusai menyerahkan DIPA Tahun 2017 kepada Satuan Kerja Pengelola Dana APBN, di Anjong Mon Mata, Sabtu (27/12/2016).

Sementara itu, Kepala Kanwil Ditjen Pemberendaharaan Provinsi Aceh Bakhtaruddin, menyebutkan, selain DIPA, provinsi berjuluk Serambi Mekkah juga memperoleh dana intensif untuk tahun 2017, dengan nilai Rp.726 miliar. Dana itu diberikan sebagai penghargaan kepada Aceh, yang dinilai sebagai daerah yang menunjukkan kinerja pemerintahan yang baik.

“Dengan adanya pemberian reward ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Aceh,” ujar Bakhtaruddin saat membacakan pidato Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Kepada semua kepala daerah yang hadir dalam penyerahan DIPA 2017 tersebut, Bakhtaruddin berpesan untuk memberikan pengawasan dan instruksi kepada pengelola keuangan di semua instansi di daerah masing-masing.

Bakhtaruddin menyebutkan, Provinsi Aceh di tahun 216 menjadi salah satu daerah yang cukup membanggakan. Aceh diketahui menyertakan 22 kabupaten dan kota serta provinsi sebagai daerah yang mendapatkan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). “Itu yang terbesar di Indonesia dan harus dipertahankan.”

Mewakili Menteri Keuangan, Bakhtaryuddin kemudian menyerahkan piagam kepada 21 kabupaten/kota dan Juga Provinsi Aceh, yang dinilai berhasil menyusun dan menyajikan laporan keuangan 2015 dengan capaian standar tertinggi dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah.

Ke 21 kabupaten/kota tersebut adalah: Aceh Besar; Aceh Jaya; Aceh Tengah; Nagan Raya; Aceh Barat; Gayo Lues; Aceh Tamiang; Bener Meriah; Aceh Barat Daya; Aceh Selatan; Aceh Tenggara; Aceh Timur; Aceh Utara: Bireun; Pidie; Pidie Jaya; Simeuleu; Banda Aceh; Langsa; Lhokseumawe dan Kota Sabang. [acehkita.com]

Zuhadi alias Adi Bergek
Lhokseumawe - Zuhadi alias Adi Bergek artis kondang yang lagi naik daun di Aceh, bersama dua rekannya, yang sebelumnya ditahan di Mapolres Lhokseumawe karena terlibat kasus pengeroyokan, akhirnya bisa menghirup udara segar, Jumat (16/12/2016) kemarin.

Bergek yang sebelumnya terlibat kasus penganiayaan yang dilaporkan Khairul warga Kecamatan Dewantara, Aceh Utara ke Polres Lhokseumawe telah diselesaikan secara kekeluargaan.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Hendri Budiman melalui Kasat Reskrim, AKP Yasir mengatakan, Bergek sudah dilepas, karena pihak keluarga korban telah mencabut laporan.

Sebelum kita lepaskan, Bergek harus membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan serupa.

“Untuk rekan Bergek, Safar warga Lancang Garam juga dibebaskan. Taufik yang sempat masuk daftar pencarian orang juga turut dibebaskan. Pada hari yang  sama, pemuda tersebut datang ke Mapolres untuk membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan tersebut,” ungkap AKP Yasir kepada GoAceh, Sabtu (17/12/2016).

Seperti diberitakan, beberapa hari sebelum dilaporkan, Bergek bersama dua sahabatnya menganiaya Khairul di sebuah tempat di Ujong Blang, Lhokseumawe. Korban dituduh telah mengganggu keluarga pelaku.

Pelantun tembang Dikit-dikit tersebut  bersama temannya Safar, ditangkap  Satreskrim Polres Lhokseumawe di sebuah kafe kawasan KP3 Lhokseumawe, Sabtu 3 Desember lalu.

Sedangkan kasus penganiayaan atas Khairul dilaporkan pada 10 Oktober 2016.(*)

Sumber: goaceh.co

StatusAceh.Net - PT Pupuk Iskandar Muda atau biasa disebut PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang industri kimia khususnya memproduksi pupuk urea dan ammonia kembali membuka lapangan pekerjaan untuk mengisi beberapa pos yang tersedia.

Kualifikasi pendidikan yang diterima adalah minimal Sarjana S1

·         Teknik Industri

·         Teknik Kimia

·         MIPA Kimia

·         Teknik Listrik/Elektro (Arus Kuat)

·         Teknik Mesin

·         Teknik Fisika/Instrumentasi/Elektro (Elektronika)

·         Akuntansi

·         Hukum

·         Manajemen Pemasaran

·         Manajemen SDM

·         Manajemen

·         Komunikasi

·         Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Para pelamar harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut:
1.       Warga Negara Indonesia

2.       Membuat surat Pernyataan dengan materai 6000 berisikan:

a.       Tidak terikat kontrak dengan perusahaan lain

b.       Tidak menuntut proses rekrutmen

c.       Bersedia mengikuti keseluruhan program

d.       Belum menikah dan tidak menikah selama menjalani program

e.       Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI atau di luar Wilayah NKRI

3.       Fotokopi ijazah (S1) dan transkrip dilegalisir (min IPK 3.00)

4.       Max usia 27 tahun per 31 Desember 2016 (fotokopi KTP)

5.       Pas foto (upload)

6.       Surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian

7.       Surat AK1 (Pencari Kerja) dari Disnaker

8.       Surat keterangan Domisili dari kepala desa

9.       Fotokopi akte kelahiran

10.   Surat keterangan sehat, tidak buta warna dan bebas narkoba dari rumah sakit

11.   Dapat berbahasa Inggris lisan maupun tulisan (TOEFL min. 450)

12.   Menguasai MS. Office

Untuk pelamar yang ingin mendaftar dapat melengkapi berkas berikut ini dalam bentuk PDF:

1.     Fotokopi ijazah dan Transkrip nilai terlegalisir (min IPK 3.00)

2.     Fotokopi KTP (max 27 Tahun per 31 Desember 2016)

3.     Surat Keterangan Domisili dari Kepala Desa

4.     Fotokopi Akte Kelahiran

5.     Sertifikat TOEFL (min 450)

6.     Surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian

7.     Surat Pencari Kerja (AK1)

8.   Surat Keterangan Sehat, Surat Tidak Buta Warna dan Surat Bebas Narkoba dari rumah sakit (digabung dalam 1 file)

9.     Surat Pernyataan pelamar yang digabung dalam 1 file dengan isi:

a.   Tidak terikat kontrak dengan perusahaan lain

b.   Tidak menuntut proses rekrutmen

c.   Bersedia mengikuti keseluruhan program

d.   Belum menikah dan tidak menikah selama menjalani program

e.   Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI atau di luar Wilayah NKRI

Batas Pendaftaran: 18 Desember 2016

Tempat Pendaftaran: Proses pendaftaran dan pengajuan berkas lamaran online melalui http://cdc.unsyiah.ac.id/rekrutmen/

Untuk info selengkapnya dapat menghubungi Career Development Centre Universitas Syiah Kuala.

Proses rekrutmen tidak dipungut biaya apapun.

Sumber : Humas Pemerintah Aceh

Ilustrasi (foto jawapos)
Meulaboh - Kantor Imigrasi Kelas II-B Meulaboh mendeteksi ada 22 pekerja asing akan masuk ke wilayah setempat melalui jalur laut lintas negara untuk kegiatan ekspor batu bara di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II-B Meulaboh,  Ian Fidihanto Markos di Meulaboh  mengatakan,  pihaknya menerima laporan kedatangan warga negara asing (WNA) itu, dan kemudian melakukan pemeriksaan setelah tiba di wilayah hukumnya.

"Mereka yang datang ini berjumlah 22 orang dengan kapal laut dari Chittagong, Banglades. Infonya mereka sampai 19 Desember 2016, kami akan turun melakukan pemeriksaan bersama-sama, pekerja ini melakukan ekspor batu bara milik perusahaan PT Mifa Bersaudara," ujar Ian,

Markos menegaskan kedatangan pekerja dari Banglades tersebut berbeda dengan kedatangan WNA asal China, Malaysia maupun Amerika Serikat yang pernah ditangkap karena penyalahgunaan izin tinggal sesuai Undang-Undang Keimigrasian.

"Perbedaanya, kasus yang kami tangani seperti WNA yang menyalahgunakan izin tinggal mereka domestik, kami sifatnya pengawasan kerena mereka telah melewati pemeriksaan di tempat lain. Sementara pekerja kapal ini, mereka datang langsung, belum pemeriksaan," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, pihaknya juga akan turun bersama unsur terkait lainnya untuk melakukan pengecekan kesehatan WNA dengan turun ke kapal yang membawa mereka berjarak sekitar satu jam estimasi perjalanan dari pantai atau pelabuhan.

"Kalaupun asing itu turun ke darat, tentunya di bawah pengawasan, biasanya seperti yang sudah-sudah aktivitas mereka paling hanya satu minggu di atas kapal, kemudian langsung bertolak. Bukan hanya dari India, tapi juga ada dari China dan Filiphina, sesuai laporan yang kita terima,"katanya.(Sumber: jurnas.com)

Foto: (detikTravel)
Meureudu - Baru-baru ini Desa Beuracan di Pidie Jaya, Aceh dilanda gempa. Bangunan hancur dan rusak, tapi tidak pada Masjid Teungku Di Pucok Krueng yang berusia 300 tahun.

Masjid tua berusia 394 tahun itu berdiri kokoh meski banyak bangunan di sekitarnya rusak akibat gempa. 16 Tiang penyangga dan atap yang terbuat dari kayu masih bagus. Hanya saja, beberapa kontruksi terbuat dari beton mengalami retak dan roboh.

Terletak di Desa Beuracan, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Masjid Teungku Di Pucok Krueng di Pucok Krueng Beuracan, dibangun pada 1622 masehi. Saat gempa berkekuatan 6,5 SR mengguncang, dinding masjid sebelah barat yang terbuat dari beton ambruk.

Jamaah saf depan dapat melihat langsung ke luar tanpa lagi ada pembatas. Meski demikian, saat waktu salat tiba banyak masyarakat memilih salat di masjid kuno tersebut. Sebenarnya, di sampingnya juga sudah dibangun masjid lain terbuat dari beton seluruhnya.

Kini antara masjid kuno dan masjid baru sudah terpisah. Beton yang menyambung antara dua masjid tersebut telah roboh. Gapura yang dibangun dipagar juga hancur akibat gempa. Namun kini sudah dibersihkan kembali.

Dihimpun detikTravel, Jumat (16/12/2016), pembangunan Masjid Teungku Di Pucok Krueng ini diinisiasi oleh Syekh Abdus Salim, seorang saudagar asal Madinah dan mendapat persetujuan masyarakat setempat.

Pada saat hendak mendirikan masjid, masyarakat di sana secara bergotong royong mencari kayu jati dibeberapa pegunungan di Kecamatan Meureudu. Prosesnya butuh waktu selama dua tahun. Hal itu disebabkan karena jarak gunung ke desa sangat jauh.

Proses pencarian material dipantau langsung oleh Syekh Abdus Salim. Setelah kayu terkumpul, baru giliran tukang bekerja. Ada 16 tiang yang dipakai untuk membangun masjid yaitu 12 tiang penyangga atap pertama pada sisi masjid, empat tiang penyangga atap dua dan satu tiang utama yang berfungsi sebagai penyangga atap tiga dan kubah.

Ukuran tiang bervariasi tergantung fungsi dan letaknya. 12 tiang penyangga atap pertama berukuran 23 sentimeter, sementara empat tiang berukuran 27 sentimeter dan tiang utama berukuran 35 sentimeter. Semua tiang berbentuk segi delapan.

Bangunan masjid hingga saat ini memang sudah beberapa kali direhap. Pertama, pada tahun 1947. Saat itu, masyarakat Beuracan secara swadaya berusaha memugar masjid. Pasalnya, beberapa bagian sudah mulai rusak.

Ukuran masjid juga diperluas ketika itu dari 10X10 meter menjadi 13X13 meter. Atapnya pun ikut dirubah menjadi seng dari sebelumnya beratap rumbia. Selain itu, masyarakat juga membuat dinding semen sebagai pembatas sekeliling masjid dengan tinggi sekitar 95 sentimeter.

Renovasi tahap ketiga dilakukan pada tahun 1990. Gubernur Aceh Ibrahim Hasan yang ikut salat di sana pada masa itu tergerak untuk melakukan perbaikan. Masjid berhasil direhap dengan membuat dinding kayu pada sekeliling masjid yang terukir dan dibuat oleh tukang Aiyub asal Desa Grong-grong Beuracan.

Keberadaan masjid awalnya bukan hanya digunakan sebagai sarana tempat ibadah saja. Masyarakat juga belajar agama Islam dan melaksanakan kegiatan sosial serta menjadi tempat berkumpul warga. Selain itu, juga untuk mengatur strategi dalam penyebaran Syiar Islam ke seluruh pelosok di Meureudu.

Konon, di masjid ini juga terdapat sebuah guci yang dianggap keramat. Ukuran mulut guci asal Madinah ini berdiameter 35 sentimeter, badan 80 sentimeter dan disimpan di dalam sebuah bilik berukuran 120X120 sentimeter. Letaknya di depan bangunan masjid bagian utara.

Kala itu, guci ini digunakan untuk menyimpan air minum, mandi, cuci muka para jamaah salat Fardhu dan Jumat atau para pelepas nazar. Berdasarkan informasi yang ditempel di masjid, air di dalam guci ini dipercaya oleh para jamaah menjadi obat untuk menyembuhkan penyakit atau mendapatkan keberkatan.

Menurut Juru Kunci Masjid Purbakala, Teungku Bakhtiar Hasyem, guci yang ada sekarang ini merupakan pengganti dari guci yang dihadiahkan oleh kerajaan Cina Tiongkok pada masa Dinasti Ming. Guci tersebut awalnya dihadiahkan untuk kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Pihak kesultanan selanjutnya menyerahkannya ke pengurus masjid sebagai tempat penampungan air. Badan dan mulut guci yang dihadiahkan tersebut bermotif naga. Masyarakat China yang beraliran Konghucu mempercayainya sebagai dewa penyelamat. Kepercayaan ini bertentangan dengan aqidah ummat Islam.

Motif naga yang ada pada bagian guci kemudian dihilangkan oleh Syekh Abdus Salim. Prosesnya tidak mudah. Ketika Beuracan direndam banjir parah, Abdus Salim memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mencopot semua ukiran bermotif naga.

"Tetapi merusak pemberian sultan merupakan perbuatan tidak baik," tulis Bakhtiar dalam inforamasi yang ditempel di masjid.

Untuk menutupi perbuatan tersebut, Syekh Abdus Salim membuat opini bahwa kala banjir merendam desa, guci masjid Beuracan berantam dengan guci dari Madinah. Guci asal Madinah memenangkan pertarungan sehingga berhak menetap di dalam masjid. Sementara guci lama terpaksa dipindah ke masjid lain yaitu Masjid Teungku Chik Dipasi di Desa Bubu Kecamatan Peukan Baro, Pidie.

Beberapa hari pasca gempa pada rabu (7/12) mengguncang, detikcom berkesempatan melaksanakan salat Jumat di sana. Warga ramai mengambil wudhu dari air yang mengalir dari guci. Untuk azan dan khutbah, digelar di dalam masjid di samping yang terbuat dari beton. Kedua masjid dipenuhi jamaah.

Kini, beberapa bagian dinding masjid dari semen retak dan roboh. Sementara kontruksi dari kayu tetap kokoh berdiri. Seolah tidak terkena gempa. (Sumber: detik.com)
Masjid yang tak hancur oleh gempa (Agus Setyadi/detikTravel)

Plakat berisikan sejarah singkat masjidnya (Agus Setyadi/detikTravel)

Ilustrasi
StatusAceh.Net - Seorang napi penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Cirebon di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, tewas dalam perkelahian antar napi.

Berdasarkan informasi, korban tewas bernama Helmi (32), tahanan kamar 42 Blok D Lapas Narkotika Ciwaringin. Helmi diketahui tewas setelah diduga ditusuk dalam perkelahian dengan tahanan di kamar yang sama, Ages Priantiro (46).

Perkelahian antar keduanya diduga dipicu rasa cemburu. Kejadian diketahui bermula usai Salat Jumat ketika Helmi terlibat perang mulut dengan Ages. Diduga, korban telah menggoda istri pelaku melalui media sosial.

Tudingan Ages ditolak Helmi hingga berujung perkelahian di dalam kamar tahanan. Di tengah perkelahian, Ages diduga menusuk Helmi. Peristiwa itu tak lama diketahui petugas Lapas yang segera melarikan korban ke RSUD Arjawinangun.

Sayang, nyawa Helmi tak dapat diselamatkan. Petugas pun langsung mengamankan pelaku.

Kapolres Cirebon AKBP Risto Samodra kemarin menyebutkan, pelaku menusuk korban menggunakan pisau hingga akhirnya tewas. Pisau itu sendiri disita petugas sebagai barang bukti.

Pihaknya belum dapat memastikan bagaimana pelaku memperoleh pisau tersebut. Risto hanya meyakinkan, polisi masih mendalami kasus itu. "Masih kami dalami soal itu," katanya. (Sindonews)

Aceh Utara -  Sebanyak 8 klub bola voli ternama di Aceh turut mengambil bagian pada turnamen piala Bupati Aceh Utara cup tahun 2016. Turnamen bergengsi tersebut akan dimulai sejak 20 Desember sampai 28 Desember 2016 mendatang di Gelanggang Olah Raga (GOR) Lhoksukon, Jumat (16/12/2016).

Ketua Pelaksana Mawardi S.Pd melalui Wakil Ketua Fauzi Yusuf mengungkapkan, adapun 8 klub yang mengambil bagian pada turnamen ini diantaranya, Armani VC, Trisakti VC, Singapore VC, PBVSI Aceh Timur, Maliki VC, Singa Pase VC, Lion Boy VC, dan PT Derre Partion Group VC.

“Turnamen ini dijadwalkan berlangsung selama sepekan yang kita ambil tempat di GOR Lhoksukon, permainannya pada malam hari ba’da Isya kecuali malam jumat kita liburkan,” ungkap Fauzi Yusuf.

Seraya menambahkan, “Pembukaannya akan kita laksanakan pada Selasa malam 20 Desember 2016 mendatang, hingga saat ini persiapan panitia sudah rampung,” tambahnya.

Menurutnya lagi, turnamen piala Bupati Aceh Utara tersebut akan memperebutkan total hadiah 50 juta rupiah, dengan rincian juara pertama Rp30 juta dan juara kedua Rp20 juta. Bahkan, katanya, pihak panitia juga memberikan hadiah kepada klub dan pemain terbaik nantinya. [Rill]

KEPENUHAN - Pemadaman listrik yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Berkali-kali Bahkan Berjam- Jam  dikeluhkan warga Luhak Kepenuhan ( Kepenuhan dan Kepenuhan Hulu). "Pemadaman listrik sudah Terjadi  Satu Bulan  ini paling parah Waktu Sholat Maghrib.

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Luhak Kepenuhan, H. Bakhtiar. AH Gelar Datuk Bandaro Sakti mengatakan, pemadaman listrik yang sering dilakukan oleh pihak PLN dan tanpa memberikan konfirmasi kepada pelangganya Maupun Masyarakat . Yang  Sangat Kami Sesali Mati Ketika Magrib padahal Masyarakat Lagi melaksanakan Ibadah Sholat Maghrib .

"Yah, kita mau apa lagi. Kalau didiamkan seperti ini, kita terima saja. Sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali bersabar," katanya.

Tokoh Muda Luhak Kepenuhan Juga Gubernur BEM FEKON UPP Alfa Syahputra,  mengatakan, Baru Sehari  tiba di kota tengah, ada Beberapa Masyarakat yang Mengeluh dan mengadu Kepada Saya, Selanjutnya saya Berbincang -  Berbincang dengan Masyarakat, mendengar Curhat Masyarakat,  yang Mana pemadaman lampu yang berkisar sekitar 2-4 jam setiap Harinya  itu tanpa ada penjelasan dari pihak PLN. Dirinya berharap kepada PLN agar meningkatkan pelayanan dan Tidak lagi ada pemadaman yang disampaikan Masyarakat.

Alfa Menambahkan, Pemadaman Ini juga Bukan  terjadi diluhak Kepenuhan Saja namun didaerah Pasir dan sekitarnya tetapi  yang Parah di  Luhak Kepenuhan Itu terbukti Ketika Saya Berada dikata tengah, harapan saya  Kiranya Pemerintah daerah  maupun pihak terkait  agar Melakukan pengawasan terhadap pelayanan PLN yang merugikan Masyarakat dan Segera mengambil tindakan dan Segera Menyelesaikan dan Mencari Alternatif lain untuk Mengatasi Krisis Listrik Persoalan  PLN ini supaya  di Rohul Tidak terjadi lagi.(Rill)

Banda Aceh – Walikota Kota Hirokawa, Provinsi Wakayama, Jepang, Mr. Toshiki Nishioka menyerahkan bantuan sebesar 1000.000 Yen atau sekitar 113.000.000 juta rupiah untuk membantu korban gempa Pidie Jaya. 

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Walikota Hirokawa, Toshiki Nishioka yang diterima oleh Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan, MM mewakili Plt. Gubernur Aceh, Soedarmo di ruang Sekretaris Daerah Aceh, Jumat (16/12). 

Kota Hirokawa merupakan tempat berdirinya Museum Penanggulan Bencana Tsunami yang telah menandatangani Nota Kesepahaman kerjasama dengan Museum Tsunami Aceh pada tanggal 16 januari lalu.

Sekda Aceh Dermawan, MM sangat mengapresiasi dan menyambut baik bantuan yang diberikan Pemerintah Kota Hirokawa. 

“Atas nama Pemerintah Aceh dan masyarakat Aceh, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan,” kata Dermawan. 

Dermawan berharap hubungan Pemerintah Aceh dan Jepang menjadi semakin baik kedepan sehingga berbagai kerjasama dalam bidang penanggulangan bencana dapat dilakukan. 

Sementara itu, Walikota Hirokawa, Mr. Toshiki mengatakan, Kota Hirokawa siap bekerjasama dengan Pemerintah Aceh dalam berbagai bidang. Kerjasama tersebut kata Mr. Toshiki tidak hanya dalam bidang mitigasi bencana tapi juga dalam berbagai bidang lainya.

Mr. Toshiki juga menyampaikan, Museum Penanggulan Bencana Tsunami di Kota Hirokawa akan membuka Aceh Corner di Museum tersebut. Disitu nantinya akan di pamerkan berbagai informasi tentang Tsunami Aceh. 

“Kami sudah mendesign ruangan untuk Aceh Corner di Museum Tsunami Kota Hirokawa dan akan mengumpulkan bahan-bahan yang ada di Museum Aceh untuk dipamerkan disana,” kata Toshiki. (Rill)

BANDA ACEH - Puluhan surfer lokal Aceh Besar dan Banda Aceh yang terdiri dari kelas open dan grommet sangat antusias mengikuti acara Aceh Surfing Festival (ASF) 2016 yang digelar selama dua hari, Rabu dan Kamis (14-15/12/2016) di Pantai Kuala Cut Lampuuk, Aceh Besar.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi memberikan apresiasi buat para surfer yang telah ikut serta dalam kegiatan tersebut dan tentunya potensi sport tourism yang ada di Aceh akan diterus didata untuk menjadi daya tarik wisatawan khususnya pecinta atraksi bahari.

"Kita sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan Aceh Surfing Festival 2016 ini, mengingat objek wisata yang ada di pantai Lampuuk dan Lhoknga ini punya potensi yang menarik bagi wisatawan serta surfer khususnya dan kita juga akan terus mendata objek wisata lainnya di Aceh yang cocok untuk dikembangkan sebagai sport tourism," sebut Reza didepan tamu undangan dan peserta.

Reza juga menambahkan, kehadiran surfer cilik yang ikut dalam kompetisi ini menjadi daya tarik tersendiri dan tentunya ini menjadi bagian dari kreatifitas anak-anak muda serta komunitas dalam berkolaborasi.

"Kami berharap kegiatan dan atraksi bahari ini bisa terus meningkat dan tumbuh baik dari komunitas dan juga dari para surfer sendiri, terlebih munculnya surfer muda-muda ini bisa menjadi daya tarik bagi mereka untuk mengasah kemampuan dalam berkompetisi baik lokal, nasional, maupun mancanegara," harapnya.

Sementara itu, Sekretaris Pelaksana ASF, Nasrul menyebutkan hasil dari kompetisi surfing yang mengangkat tema “Challenge the Waves and Enjoy Culture” telah diumumkan langsung pada penutupan acara ASF Kamis (15/12/2016) sore yang terdiri dari dua kelas kompetisi.

"Hasil kompetisi surfing kita umumkan langsung sore hari didepan 24 peserta (surfer) yang ikut serta dan juga penonton yang hadir berdasarkan hasil penilaian juri yang salah satunya melibatkan jurinya berasal dari Jerman, Mr. Martin. Untuk juara kelas open disabet oleh Yudi Andika, disusul oleh Rozi Lines pada posisi kedua dan Reza Syahputra sebagai juara ketiga serta Ayub Yurga sebagai posisi juara keempat," sebutnya yang didampingi Ketua Pelaksana, Aulia Fitri.

Selain juara utama, tambah Nasrul, para surfer juga mendapatkan penilaian terbaik dari para juri untuk Best Maneuver Budi Darmawi, Best Favorit M. Alghie, dan Best Wipe Out Ferdie Highmore.

Untuk kelas grommet --surfer usia di bawah 16 tahun sendiri juga diberikan penghargaan kepada Dhia, Riski, Arie, dan Nathan. Selain mendapatkan hadiah uang pembinaan jutaan rupiah dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, beserta Trophy, Sertifikat, Tiket Pesawat PP, dan doorprize dari beberapa sponsor lainnya.(Rill)

Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan meluncurkan satu seri uang Rupiah Tahun Emisi (TE) 2016 yang terdiri dari 7 pecahan uang Rupiah kertas dan 4 pecahan uang Rupiah logam dengan gambar pahlawan. Uang baru ini rencananya akan dikeluarkan pada 19 Desember mendatang.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Suhaedi menjelaskan, uang Rupiah kertas yang akan diterbitkan terdiri dari nilai nominal Rp 100.000, Rp 50.0000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Sedang uang Rupiah logam terdiri atas pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100.

Dikutip dari akun twitter resmi Bank Indonesia, sejumlah pahlawan akan nongol dalam uang NKRI tersebut. Berikut rinciannya:

Soekarno dan Mohammad Hatta pada pecahan Rp 100.000 kertas, Djuanda Kartawidjaja pada Rp 50.000 kertas.(merdeka.com)
Pahlawan di Uang NKRI 2016 Merdeka.com Ratulangi pada Rp 20.000 kertas, Frans Kaisiepo pada Rp 10.000 kertas, Idham Chalid pada Rp 5.000 kertas.

Pahlawan di Uang NKRI 2016 Merdeka.com Mohammad Hoesni Thamrin pada Rp 2.000 kertas, Tjut Meutia pada Rp 1.000 kertas, I Gusti Ketut Pudja pada Rp 1.000 logam.

Pahlawan di Uang NKRI 2016 Merdeka.com T.B Simatupang pada Rp 500 logam , Tjiptomangunkusumo pada Rp 200 logam, Herman Johannes pada Rp 100 logam.

Pahlawan di Uang NKRI 2016 Merdeka.com

Pawai yang melibatkan Alm Teungku Hasan Tiro semasa ia berada di Eropa. Foto: Google
StatusAceh.Net - Sekitar pukul 6.00 sore Hasan Tiro tiba di Kuala Tari. Sekelompok laki-laki yang dipimpin M. Daud Husin telah menunggu kehadirannya. Malam itu juga mereka berangkat menuju Gunung Seulimeun.

“Itu adalah malam pertama di tanahairku setelah selama 25 tahun aku tinggal di pengasingan di Amerika Serikat,” tulis Hasan Tiro dalam bukunya The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Tengku Hasan Di Tiro yang diterbitkan tahun 1984.
Itu adalah kunjungan rahasia dengan misi tunggal memerdekakan Aceh.

“Tak ada seorang pun di negeri ini yang mengetahui kedatanganku,” tulis Hasan Tiro.

“Aku sudah lama memutuskan bahwa Deklarasi Kemerdekaan Aceh Sumatera harus dilakukan pada tanggal 4 Desember dengan alasan simbolis dan historis. Itu adalah hari dimana Belanda menembak dan membunuh Kepala Negara Aceh Sumatera,

 Tengku Cik Mat di Tiro dalam pertempuran di Alue Bhot, tanggal 3 Desember 1911. Belanda karenanya mencatat bahwa 4 Desember 1911 adalah hari akhir Aceh sebagai entitas yang berdaulat, dan hari kemenangan Belanda atas Kerajaan Aceh Sumatera.”
Maka begitulah, di Bukit Cokan dia menuliskan Deklarasi Kemerdekaan Aceh, melanjutkan perjuangan Tengku Cik di Tiro dan para leluhurnya. Dan tanggal 4 Desember 1976 deklarasi kemerdekaan itu pun dibacakan.

“Kami, rakyat Aceh, Sumatera, menggunakan hak kami untuk menentukan nasib sendiri dan melindungi hak sejarah kami akan tanahair kami, dengan ini menyatakan bahwa kami merdeka dan independen dari kontrol politik rejim asing Jakarta dan orang asing dari Pulau Jawa. Tanah Air kami, Aceh, Sumatra, selalu merdeka dan independen sebagai Negara yang Berdaulat sejak dunia diciptakan…”

 Anak kedua pasangan Tengku Muhammad Hasan dan Pocut Fatimah ini lahir di Tiro 25 September 1925. Dia memperoleh gelar doktor di bidang hukum internasional dari Colombia University. Di negeri itu ia menikah dengan Dora seorang wanita Amerika Serikat keturunan Yahudi.

Di masa-masa itu pula Hasan Tiro pernah bekerja di KBRI dan membangun jaringan bisnis di bidang petrokimia, pengapalan, penerbangan, dan manufaktur hingga ke Eropa dan Afrika. Hasan Tiro juga menjelaskan hal ini dalam bukunya The Price of Freedom.

Pandangan politiknya mulai berbalik 180 derajat ketika pemerintah Indonesia di masa Perdana Menteri Ali Sastroamidjo (1953-1955) mengejar pasukan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) hingga ke pedalaman Aceh. Hasan Tiro memprotes tindakan itu. Bulan September 1954 dia mengirimkan sepucuk surat kepada sang perdana menteri

Kecewa dengan sikap pemerintah Indonesia, Hasan Tiro kemudian meninggalkan KBRI. Dia bergabung dengan DI/TII Aceh yang dideklarasikan mantan Gubernur Militer Aceh (1948-1951) Daud Beureuh tanggal 20 September 1953 sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia (NII) yang dideklrasikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Tasikmalaya, 7 Agustus 1949.

 Di DI/TII Aceh Hasan Tiro menjabat sebagai menteri luar negeri, dan karena jaringannya yang dianggap luas di Amerika Serikat dia pun mendapat tugas tambahan sebagai “dutabesar” di PBB.

Setidaknya ada beberapa sebab praktis yang ikut mendorong pemberontakan DI/TII yang secara bersamaan terjadi di tiga propinsi, Aceh, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Pertama berkaitan dengan rasionalisasi tentara. Banyak tentara dan laskar rakyat yang ikut berjuang dalam perang revolusi tidak dapat diakomodasi sebagai tentara reguler. Kedua, pemberontakan ini juga merupakan ekspresi kekecewaan terhadap hubungan pemerintahan Sukarno yang ketika itu semakin dekat dengan kubu komunis.

Di tahun 1961 Daud Beureuh mengubah Aceh menjadi Republik Islam Aceh (RIA). Tetapi di saat bersamaan, gerakannya mulai melemah setelah SM Kartosoewirjo dilumpuhkah. Adapun Kahar Muzakar dinyatakan tewas dalam sebuah pertempuran di belantara Sulawesi tahun 1965.

Adalah Panglima Kodam I/Iskandar Muda, Kolonel M. Jassin, yang berhasil meyakinkan Daud Beureuh untuk kembali bergabung dengan Republik Indonesia. Tanggal 9 Mei 1962 Daud Beureuh ditemani antara lain komandan pasukannya yang setia, Tengku Ilyas Leube, pun turun gunung. Bulan Desember perdamaian dirumuskan dalam Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh.

setelah pemberontakan DI/TII melemah, Hasan Tiro ikut melunak. Pertengahan 1974 dia kembali ke Aceh. Dalam pertemuan dengan gubernur Aceh saat itu, Muzakir Walad, Hasan Tiro meminta agar perusahaannya bisa menjadi kontraktor pembangunan tambang gas di Arun.

Tapi Muzakkir Walad tak dapat memenuhi permintaan ini. Bechtel Inc., sebuah perusahaan dari California, Amerika Serikat, telah ditunjuk pemerintahan Orde Baru Soeharto sebagai kontraktor pembangunan pabrik gas Arun.

Hasan Tiro kembali kecewa. Baginya, ini adalah bukti bahwa janji otonomi daerah dan hak daerah mengelola sumber alam hanya bohong belaka.

Kekecewaannya pun semakin bertambah setelah syariat Islam yang dibicarakan dalam konsep “Prinsipil Bijaksana” antara Daud Beureuh dan pemerintah pusat tak kunjung dilaksanakan.

Hasan Tiro kembali menggalang kekuatan, mengambil alih posisi puncak dari tangan Daud Beureuh yang saat itu sudah turun dari panggung politik Aceh. Dia menghubungi tokoh penting mantan anggota DI/TII seperti Teungku Ilyas Leube, yang dikenal sebagai salah satu pengikut setia Daud Beureueh. Juga Daud Paneuk.

Tak lama manuver Hasan Tiro tercium oleh tentara. Operasi militer disiapkan untuk menangkapnya. Tetapi Tiro berhasil melarikan diri, pulang ke Amerika Serikat.
Sebelum meninggalkan Aceh dia berjanji akan kembali datang untuk menyusun kekuatan yang jauh lebih besar. Dan begitulah, akhirnya kaki Hasan Tiro kembali menginjak Aceh di pagi hari, 30 Oktober 1976.

Perjalanan Hidup
Hasan Tiro adalah Anak kedua pasangan Tengku Muhammad Hasan dan Pocut Fatimah ini lahir di Tiro 25 September 1925.
Hasan Tiro awalnya adalah seorang yang sangat nasionalis. Jauh sebelum mengobarkan perang total dengan Indonesia. Karena jenius, Hasan Tiro direkomendasikan Teungku Daud Beureueh kepada Perdana Menteri Indonesia waktu itu, Syafruddin Prawiranegara, untuk kuliah di UII. Hasan Tiro diterima di Fakultas Hukum dan tamat tahun 1949
.
Di universitas ini namanya tercatat sebagai pendiri Pustaka UII bersama Kahar Muzakkar, tokoh Sulawesi Selatan yang kelak menggerakkan pemberontakan DI/TII bersama Daud Beureueh dan Imam Kartosuwiryo (1953-1962)
.
Lulus dari UII, ia kemudian mendapat beasiswa dari pemerintah Indoensia untuk melanjutkan pendidikanya ke Amerika Serikat. Ia mengambil jurusan Ilmu Hukum International di Universitas Columbia. Setelah menyelesaikan program doktor ia masih sempat bekerja di KBRI di Amerika.
Pada tahun 1953, Aceh diguncang pemberontakan Darul Islam, yang dipimpin langsung oleh Teungku Daud Beureueh, Aceh melawan Jakarta, karena Soekarno dianggap ingkar janji
.
Dan Pandangan politiknya mulai berbalik 180 derajat ketika pemerintah Indonesia di masa Perdana Menteri Ali Sastroamidjo (1953-1955) mengejar pasukan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) hingga ke pedalaman Aceh. Menurut salah satu surat kabar di New York bahwa sekitar 92 warga sipil di Pulot, Cot Jeumpa Leupung, Aceh Besar, dibantai serdadu republik pada 26 Februari 1954.
Para eks libya dan Alm Teungku Muhammad Hasan Tiro

Ini ekses akibat ditembaknya belasan prajurit Indonesia oleh mujahidin DI/TII Aceh dua pekan sebelumnya. Karena para mujahid sudah menghilang dari kawasan itu, maka warga sipillah yang dijejerkan di pinggir laut, lalu ditembak mati. Hanya satu yang tersisa hidup. Ia pula yang membeberkan pembantaian sadis itu kepada Acha, wartawan Harian Peristiwa. Asahi Simbun, Washington Post, dan New York Times ikut melansir berita tersebut
.
Dari kota “melting pot” New York, spontan ia layangkan surat pada 1 September 1954 kepada Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo. Ia desak Indonesia untuk segera minta maaf dan mengakui bahwa pembantaian warga sipil tersebut merupakan genosida (pembantaian etnis Aceh). Para pelaku dimintanya agar dihukum berat
.
Menurut Hasan Tiro persoalan yang dihadapi Indonesia sesungguhnya bukan tidak bisa dipecahkan, tetapi Ali Sastroamidjojolah yang mencoba membuatnya menjadi sukar. Menurutnya jika Ali Sastroamidjojo mengambil keputusan untuk menyelesaikan pertikaian politik tersebut dengan jalan semestinya, yakni perundingan, maka keamanan dan ketentraman akan meliputi seluruh tanah air Indonesia pada saat itu
.
Oleh karena itu, demi kepentingan rakyat Indonesia Hasan Tiro menganjurkan Ali Sastroamidjojo mengambil tindakan: Pertama, Hentikan agresi terhadap rakyat Aceh, rakyat Jawa Barat, Jawa Tengah, rakyat Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan rakyat Kalimantan. Kedua, Lepaskan semua tawanan-tawanan politik dari Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan rakyat Kalimantan.

Ketiga, Berunding dengan Teungku Muhammad Daud Beureuh, S.M. Kartosuwirjo, Abdul Kahar Muzakar, dan Ibnu Hajar. Jika sampai pada tanggal 20 September 1954, anjuran-anjuran ke arah penghentian pertumpahan darah ini tidak mendapat perhatian Ali Sastroamidjojo, maka untuk menolong miliunan jiwa rakyat yang tidak berdosa yang akan menjadi korban keganasan agresi yang Ali Sastroamidjojo kobarkan, Maka Hasan Tiro dan putera-puteri Indonesia yang setia, akan mengambil tindakan-tindakan berikut:

Pertama, Kami akan membuka dengan resmi perwakilan diplomatik bagi Republik Islam Indonesia di seluruh dunia, termasuk di PBB, benua Amerika, Asia dan seluruh negara-negara Islam.

Kedua, Kami akan memajukan kepada General Assembly PBB yang akan datang segala atas kekejaman, pembunuhan, penganiayaan, dan lain-lain pelanggaran terhadap Human Right yang telah dilakukan oleh regime Komunis–Fasis Ali Sastroamidjojo terhadap rakyat Aceh.

Biarlah forum Internasional mendengarkan perbuatan-perbuatan maha kejam yang pernah dilakukan di dunia sejak zamannya Hulagu dan Jenghis Khan. Kami akan meminta PBB mengirimkan komite ke Aceh. Biar rakyat Aceh menjadi saksi.

Ketiga, Kami akan menuntut regime Ali Sastroamidjojo di muka PBB atas kejahatan genoside yang sedang Ali Sastroamidjojo lakukan terhadap suku bangsa Aceh.

Keempat, Kami akan membawa ke hadapan mata seluruh dunia Islam, kekejaman-kekejaman yang telah dilakukan regime Ali Sastroamidjojo terhadap para alim ulama di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Tengah dan sebagian Kalimantan.

Kelima, Kami akan mengusahakan pengakuan dunia Internasional terhadap Republik Islam Indonesia, yang sekarang de facto menguasai Aceh sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Tengah dan sebagian Kalimantan.
Keenam, Kami akan mengusahakan pembaikotan diplomasi dan ekonomi internasional terhadap regime Ali Sastroamidjojo dan penghentian bantuan teknik dan ekonomi PBB, Amerika Serikat dan “Colombo Plan”.

Ketujuh, Kami akan mengusahakan bantuan moral dan materi buat Republik Islam Indonesia dalam perjuangannya menghapus regime teroris Ali Sastroamidjojo dari Indonesia.

Setelah lewat 20 September 1954 anjuran-anjuran Hasan Tiro tidak diindahkan. Ali Sastroamidjojo kemudian mengirimkan delegasinya ke PBB untuk membuat serangkaian fitnah-fitnah keji kepada Hasan Tiro, diantaranya menyatakan bahwa Hasan Tiro mendapat sokongan dari golongan bukan Indonesia dan ancaman bahwa setiap campur tangan untuk membantu gerombolan Darul Islam akan ditolak dan pada hakekatnya merupakan perbuatan yang tidak bersahabat terhadap Republik Indonesia.

Hasan Tiro berjuang keras di New York untuk memasukkan persoalan DI/TII ke dalam forum PBB dengan tujuan supaya kepada rakyat Aceh terutama diberi hak menentukan nasib sendiri (self determination). Akan tetapi usaha mulianya ini menemukan kegagalan
.
Selain itu Pemerintah mencabut Paspor diplomatik Hasan Tiro supaya Hasan Tiro diusir dari Amerika akibatnya 27 September 1954 Hasan Tiro ditahan oleh Jawatan Imigrasi New York. Tetapi karena bantuan beberapa orang senator, Hasan Tiro diterima sebagai penduduk tetap di Amerika Serikat. Sejak itu kita tahu dia menjadi pengkritik keras Soekarno
.
Pada 1958, Hasan menulis buku penting di New York berjudul Demokrasi untuk Indonesia. Dia mengusulkan negara federal untuk Indonesia, melawan konsep negara persatuan versi Soekarno.

Dia mengkritik pedas sistem negara kesatuan, yang menguntungkan etnis besar Jawa, dan cuma mendukung apa yang disebutnya“demokrasi primitive”. Baginya, Indonesia terlalu luas untuk diatur secara sentralistik dari Jakarta. Pada tahun 1958, Hasan Tiro menuangkan pemikiran dalam buku berjudul

“Demokrasi untuk Indonesia”. Di situ ia tawarkan federasi sebagai bentuk Pemerintah Indonesia, tujuannya agar hubungan daerah dan pusat tidak timpang
.
Hasan lalu melompat ke ide yang lebih radikal, dia menggeser pemikirannya ke nasionalisme Aceh. Pada 1965, pamfletnya “Masa Depan Politik Dunia Melayu” menolak ide Republik Indonesia.

Kata Hasan, Indonesia tak lain dari proyek “kolonialisme Jawa”, dan warisan tak sah perang kolonial Belanda. Dengan kata lain, dia menyangkal penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia pada 1949. Baginya, hak merdeka harus dikembalikan kepada bangsa-bangsa seperti Aceh atau Sunda, yang sudah berdaulat sebelum Indonesia lahir
.
Sejak itu dia menjelajahi sejarah, menulis sekian pamflet tentang nasionalisme Aceh. Pada karyanya yang lain,  “Atjeh Bak Mata Donja” (Aceh di Mata Dunia) ditulis dalam bahasa Aceh pada 1968, dia menguraikan problem absennya kesadaran historis dan politis rakyat Aceh setelah Perang Belanda. Dia mulai merekonstruksi sejarah Aceh, dan menegasi segala upaya integrasi dengan republik
.
Hasan mengkaji lima editorial The New York Times sepanjang April–Juli 1873, fase pertama Perang Aceh melawan Belanda.  Dia menggali kembali patriotisme Aceh. Harian kondang itu mengakui kapasitas kesultanan Aceh saat berperang melawan Belanda. Perang menentukan ini, kata Hasan, hanya mungkin dikobarkan karena semua pahlawan Aceh tahu “bagaimana mati” sebagai manusia terhormat
.
Ada dua dokumen penting yang dia dapat di Markas PBB yang membulatkan tekadnya untuk memisahkan Aceh dari Indonesia. Dokumen itu berupa Resolusi PBB tentang Hak untuk Menentukan Nasib Sendiri (Right to Self Determination). Dokumen lainnya, berupa resolusi bahwa negara kolonial tidak boleh menyerahkan anak jajahannya kepada negara lain
.
Ia menilai, Perang Belanda terhadap Aceh tidak menyebabkan Aceh takluk dan dikuasai sepenuhnya oleh Belanda. Selain itu, Belanda tak berdasar menyerahkan Aceh–melalui Konferensi Meja Bundar 1949–kepada Indonesia (Jawa), mengingat Belanda tak berkuasa penuh atas Aceh, malah lari meninggalkan Aceh, setelah tentara Jepang diundang ulama masuk Aceh
.
Ditambah alasan-alasan sejarah, etnosentris, dan penguasaan ekonomi oleh Jakarta atas Aceh, membuat Hasan Tiro punya banyak alasan menyambung perjuangan kakek buyutnya, Tgk Chik Di Tiro, untuk mempertahankan kedaulatan Aceh. Ia mengimajinasikan sebuah negara/kerajaan sambungan (succesor state). Untuk itu, Aceh harus mandiri dari Indonesia.
.
Kamp militer di Libya
Hasan paham, Aceh tak mudah diarak ke jalan merdeka. Satu-satunya cara adalah mencari pengakuan internasional, dan berjuang dengan tema hak menentukan nasib sendiri. Hasan melakukan lobi internasional, dan terus berkampanye tentang “dekolonisasi” Indonesia. Pada masa 1980-1990an, dia bergandengan dengan gerakan separatis lain, seperti Timor Timur (Fretilin) dan Republik Maluku Selatan (RMS).

Pada 1980an, ketika gerakannya dipukul secara militer, Hasan membangun kembali gerakan bersenjatanya di luar Aceh. Pada 1986, dia memilih Libya sebagai kamp pelatihan militer.

Selama empat tahun kemudian, diamelatih hampir 800 pemuda Aceh. Tak hanya ketrampilan militer, tapi juga danideologi keAcehan.  Selama di Libya,Hasan terlibat intensif dalam gerakan anti-imperialisme. Selama tahun-tahun itudia ditunjuk selaku Ketua Komite Politik World Mathabah, satu organisasi revolusionerberbasis di Tripoli. Wadah itu didirikan pemimpin Libya Muamar Khadafi,  untuk suatu proyek melawan hegemoni Amerika.Dalam bahasa politik, inilah front menentang imperialisme, rasisme, zionismedan fasisme.

DOM (Daerah Operasi Militer)
Pemerintahan  Orde Baru segera mengantisipasi gerakan ini. Berbagai aksi militer dilancarkan. Aceh kemudian di jadikan ladang Daerah Operasi Militer (DOM). Akibatnya tindak kekerasan/penyiksaan, penangkapan tanpa prosedur, penculikan, pelecehan seksual dan pemerkosaan, penghilangan nyawa manusia dan praktek-praktek pelanggaran hukum dan HAM lainnya berlangsung hampir setiap saat
.
Selama berlangsungnya Operasi Militer sejak 1989 hingga 1998 mencapai 30.000 nyawa. Sungguh malapetaka peradaban yang hanya bisa terjadi dalam masyarakat primitif.
Maka orang yang wajib bertanggungjawab atas pembantaian-pembantaian tersebut dan segera disidangkan ke masjlis Umum PBB atas nama penjahat perang adalah…

Pasca jatuhnya pemerintahan Soeharto, isu “Aceh merdeka” kembali menjadi sorotan dunia. pada 25 Januari 1999 Hasan Tiro menandatangani surat perihal GAM yang dikirim kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Akhir tahun 2002, Hasan Tiro menandatangani deklarasi berdirinya Negara Aceh Sumatra. |Tulisan Diambil Dari Situs : Kabaraceh.E-Berita.Net

DANAU Lut Tawar selain menyuguhkan panorama eksotik juga menjadi saksi sejarah keberadaan tentara Belanda di Tanoh Gayo. Salahsatu perlengkapan perang yang masih tertinggal adalah bom dan sejumlah amunisi di Tanyor Nunguk, Ujung Baro, berdekatan dengan hotel Renggali.

Bom ini dijatuhkan tentara Belanda saat akan meninggalkan Takengon karena kalah perang dengan tentara Jepang.

Berikut video yang direkam Munawardi dari Gayo Diving Club (GDC) tanggal 3 Juli 2006 silam.
Sumber: lintasgayo.co

AS mengancam akan melakukan serangan cyber balasan ke Rusia. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian
StatusAceh.Net - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berjanji untuk membalas Rusia atas upaya untuk melemahkan proses pemilu AS. Ia mengatakan bahwa AS akan mengambil tindakan pada waktu dan tempat yang dipilihnya sendiri.

"Kita perlu untuk mengambil tindakan dan kita akan melakukannya," kata Obama kepada stasiun radio AS, NPR, seperti dikutip dari BBC, Jumat (16/12/2016).

"Saya pikir tidak ada keraguan bahwa ketika pemerintah asing mencoba untuk ikut campur pada integritas pemilihan kita, kita perlu mengambil tindakan dan kita akan melakukannya, pada waktu dan tempat yang kita tentukan sendiri," tambah Obama.

Tidak jelas tindakan apa yang akan diambil AS mengingat Obama akan meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari mendatang. "Beberapa mungkin eksplisit dan dipublikasikan. Beberapa hal tidak," katanya lagi.

"Putin sangat menyadari perasaan saya tentang hal ini, karena saya berbicara kepadanya secara langsung tentang hal itu," kata Obama.

Sebelumnya, dua pejabat teras Gedung Putih meyakini keterlibatan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam serangan cyber selama pemilu AS. (Sindonews)

StatusAceh.Net - Jepang menjadi negara asing pertama yang menyerahkan bantuan bagi korban bencana gempa Bumi di kabupaten Pidie Jaya, Aceh, yang akan disalurkan melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau JICA.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki, menyerahkan bantuan itu kepada Sekretaris Utama BNPB, Dody Ruswandi, serta turut dihadiri Wakil Presiden, Jusuf Kalla, hingga Ketua Komisi Penelitian Komprehensif untuk Pembangunan Ketahanan Bencana Partai LDP, Fukui Terhu.

Belum diketahui negara asing mana berikutnya yang akan memberikan bantuan ke Aceh yang dikenal juga dengan sebutan "Serambi Mekkah" tersebut.

"Diharapkan bantuan tenda ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan dapat membantu meringankan beban para korban bencana," ujar Tanizaki, di Jakarta, Kamis (15/12/2016) malam.

Bantuan itu diberikan atas permintaan pemerintah Indonesia dan direncanakan bantuan berupa 500 tenda itu akan tiba di lokasi bencana hari ini juga.

Musibah bencana gempa bumi berskala 6,5 pada skala Richter yang melanda wilayah utara Provinsi Aceh pada 7 Desember lalu, tidak hanya telah menelan korban sebanyak 102 jiwa, tetapi juga mengakibatkan 11.267 bangunan dan rumah mengalami kerusakan.(netralnews.com)

Foto: Illustrasi Okezone
StatusAceh.Net - Sebuah mobil pengantar bantuan untuk korban gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh mengalami kecelakaan di Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.

"Kecelakaan tunggal, mobilnya ringsek tapi masih bisa dikendarai," kata Kapolres Bengkalis, AKBP Hadi Wicaksono kepada Okezone, Jumat (16/12/2016).

Ia pun menjelaskan kejadian tersebut, kejadian itu terjadi di Desa Semunai, Kecamatan Pinggir, disaat mobil tersebut membawa bantuan obat-obatan dan makanan dari Bandar Lampung, Propinsi Bandar Lampung.

Mobil Pemda Lampung jenis ambulans dengan nomor polisi BE 2109 BZ itu bergerak dari banda Lampung menuju Aceh. Saat dalam perjalan itulah tiba-tiba mobil kehilangan kontrol.

"Mobil kemudian masuk ke parit dan mengalami terguling dengan posisi terbalik," sambungnya.

Beruntung, peristiwa itu cepat diketahui warga. Dengan bantuan masyarakat, mobil berhasil dievakuasi. Mobil tersebut mengalami kerusakan pada sejumlah kaca dan atap mobil.

"Pihak supir berunding kepada warga dan polisi akan tetap melanjutkan perjalan ke Aceh untuk membawa bantuan. Sekarang mobilnya sudah bergerak ke Aceh untuk operasi kemanusian," pungkasnya. (Okz/Wol)

Pemain Timnas Indonesia melakukan selebrasi usai laga pada leg pertama Final AFF Suzuki Cup 2016 antara Indonesia melawan Thailand di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/12/2016). Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Thailand dengan skor 2-1 yang dicetak oleh Rizki Pora dan Hansamu Yama Pranata. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sport - Boaz Solossa dan kawan-kawan berhasil menundukkan perlawanan Thailand saat berlaga di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Setelah perjuangan selama 90 menit, Tim Garuda akhirnya mengakhiri pertandingan dengan skor tipis 2-1.

Indonesia sempat dikejutkan dengan cedera yang dialami pemain sayap kanan Andik Vermansyah di menit ke-18. Meski kembali bermain, dia akhirnya menyerah dan ditandu keluar lapangan karena tidak kuat menahan sakit di kaki kirinya akibat terjatuh saat berbenturan dengan pemain Thailand.

Kemenangan itu tidak mudah didapatkan, apalagi Tim Nasional Indonesia sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Teerasil Dangda yang dicetak di menit ke-33. Keunggulan lawan itu sempat membuat suporter Merah Putih terdiam sesaat.

Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Indonesia berhasil melakukan comeback super dengan mencetak dua gol, sekaligus membalikkan keadaan.

Dua gol tersebut dicetak oleh Rizky Pora dan Hansamu Yama. Skor 2-1 tetap bertahan hingga peluit tanda pertandingan berakhir ditiup wasit asal Jepang.

Kalah penguasaan bola

Selama 90 menit pertandingan berlangsung, Indonesia benar-benar kalah dalam hal penguasaan bola. Dari statistik, Boaz Solossa dan kawan-kawan hanya menguasai 39 persen permainan, sedangkan Thailand mencapai 61 persen.

Meski begitu, kedua belah tim sama-sama mampu menembakkan bola hingga 11 kali. Hanya saja, Indonesia lebih unggul dengan tiga tembakan terarah, dan Thailand hanya tiga.

Kedua tim juga sama-sama memenangi duel hingga 39 kali.

Thailand mendapatkan delapan kali sepak pojok, sedangkan Indonesia hanya tiga. Jumlah pelanggaran yang dilakukan Indonesia 16 kali, sedangkan Thailand cuma selisih enam dari Tim Garuda.

Keunggulan telak justru berhasil dilakukan Thailand, dengan mencetak 419 umpan yang berhasil. Sebaliknya, Indonesia hanya membukukan 259 umpan.

Cetak dua gol balasan dalam 6 menit

Meski kebobolan terlebih dahulu, tidak membuat Boaz Solossa menyerah begitu saja. 20 Menit sejak peluit babak kedua dimulai, perjuangan anak asuh Alfred Riedl baru menuai hasil lewat gol yang dicetak Rizky Pora.

Pemain Barito Putra tersebut mencetak gol di menit ke-65.

Gol tambahan dicetak lewat tandukan Hansamu Yama di menit ke-71. Dua gol ini dicetak hanya selisih enam menit.

Tangisan Andik dan Rizky Pora

Gelandang sayap Timnas Indonesia, Andik Vermansyah terpaksa tidak melanjutkan kiprahnya di leg pertama Final Piala AFF Suzuki 2016. Dia mengalami cedera setelah mencoba merebut bola dari pemain Thailand di menit ke-18.

Setelah menjalani perawatan dan kembali bermain, rupanya sakit di kakinya tak mampu ditahannya. Alhasil, dia terpaksa ditandu keluar lapangan. Dari rekaman video, nampak Andik tidak bisa menahan tangis.

Tangisan berikutnya dilakukan Rizky Pora. Berbeda dengan Andik yang tidak bisa melanjutkan pertandingan, Rizky menangis karena tak percaya bisa mencetak gol yang paling menentukan buat Indonesia.

Tangisannya pecah begitu peluit panjang ditiup wasit. Dia langsung terduduk di tengah lapangan, dan terlihat sesegukan.

Cuma Indonesia yang mampu getarkan jala Thailand

Sepanjang Piala AFF Suzuki 2016, hanya Indonesia yang mampu menggetarkan jala pertahanan The War Elephants. Sejak awal kompetisi hingga leg pertama final, empat gol sudah bersarang di gawang Thailand.

Di pertandingan pertama, Thailand menyudahi perlawanan Indonesia dengan skor 4-2. Setelah itu, Teerasil Dangda dan kawan-kawan selalu mencetak gol dan tak pernah sekalipun kebobolan.

Namun, prestasi itu kembali dipatahkan Indonesia. Boaz Solossa dan kawan-kawan justru berhasil mencetak dua gol saat bermain di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.

Keempat gol tersebut masing-masing dicetak oleh Boaz Solossa, Lerby Eliandry, Rizky Pora dan Hansamu Yama.

Konsisten cetak dua gol di Piala AFF

Tak hanya itu, Timnas Indonesia di setiap pertandingan Piala AFF Suzuki 2016 selalu konsisten mencetak dua gol. Konsistensi itu sudah berlangsung sejak pertandingan perdana Grup A antara Indonesia dan Thailan dimulai.

Dalam laga pertama, Indonesia berhasil menceploskan dua gol ke gawang Thailand, meski akhirnya harus menelan kekalahan 4-2. Dua gol berikutnya dicetak di gawang Filipina, dan pertandingan pun berakhir seri 2-2.

Di akhir laga Grup A, Indonesia kembali sukses mencetak dua gol ke gawang Singapura sekaligus membukukan kemenangan 2-1.

Babak knock out, Indonesia lagi-lagi mencetak dua gol di Pakansari dan Stadion Thuwunna, Yangoon. Hasilnya, Boaz Solossa dan kawan-kawan berhasil lolos ke final.

Hal yang sama kembali terjadi di leg pertama babak final, di mana Indonesia kembali membukukan dua gol lewat Rizky Pora dan Hansamu Yama. Apakah hal yang sama akan terjadi lagi di Thailand, kita lihat saja.(Sumber: merdeka.com)

Barang bukti narkoba. ©2016 Merdeka.com
Bandung - Ditres Narkoba Polda Jabar berhasil menggagalkan peredaran 6,4 kilogram narkotika jenis sabu. Barang haram tersebut diamankan dari enam tersangka yang dikendalikan dari dalam Lapas Pekanbaru Riau. Enam tersangka yang diduga sebagai pengedar yakni itu yakni pria berinisial AR, DY, RK, D, T, dan seorang ibu rumah tangga berinisial AY.

Mereka ditangkap di empat tempat yang berbeda yakni di Holis Kota Bandung, Tol Padaleunyi Km 81, Bandara Husein Sastranegara dan Baleendah, Kabupaten Bandung.

"Dalam kurun waktu 3,5 bulan, kami menyita sabu-sabu seberat 6.455 gram atau sekitar 6,45 kilogram," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Bambang Waskito di Mapolda Jabar, Kamis (15/12). Keenamnya masih dalam satu kelompok jaringan yang sama dengan wilayah edar di Tatar Pasundan, Ibu Kota Jakarta dan Banten.

Menurut jenderal polisi bintang dua tersebut, keenam tersangka ini dikendalikan orang lain yang berada di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Pekabaru Riau, yakni pria berinisial AB dan AN. AB merupakan narapidana kasus narkoba dengan vonis seumur hidup, sedangkan AN divonis hukuman mati dalam kasus serupa.

"Jadi yang di balik LP ini masih punya barang yang disimpan di luar. Lalu mereka punya jaringan untuk proses peredaran. Mereka satu sama lainnya tidak saling mengenal, bahkan dengan dua bandarnya itu pun tidak mengenal. AB dan AN ini sudah dilaporkan ke Mabes Polri untuk ditindaklanjuti," kata Direktur Ditres Narkoba Polda Jabar Kombes Pol Asep Jaenal.

Pengungkapan kasus peredaran sabu-sabu ini, lanjut dia, bermula dari penangkapan AY pada 4 Oktober 2016 di kediamannya di kawasan Dago. Ibu rumah tangga itu berperan sebagai kurir. Saat ditangkap, anggotanya menemukan barang bukti berupa 1,4 kilogram sabu-sabu.

Dari AY, petugas pun mengembangkan dan menangkap dua orang pengedar lainnya yakni D alias PP dan AR. Keduanya ditangkap pada 4 November siang hari di Km 81 Tol Purbaleunyi saat hendak mengantar barang. Dengan bantuan petugas PJR, pihaknya mencoba memperlambat laju mobil yang dikendarai para tersangka.

"Petugas sudah menyuruh untuk turun, tetapi keduanya tidak mau turun. Ada gerakan mencurigakan dari dalam mobil, petugas terpaksa melepaskan tembakan sebanyak empat kali ke arah kaca belakang mobilnya. Hingga akhirnya dia keluar dan petugas menemukan tiga kilogram sabu-sabu," terangnya.

Penyelidikan semakin berkembang. Petugas kemudian mendapat informasi tambahan terkait pelaku lainnya. Di awal bulan November, petugas menangkap DY di Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung saat dia hendak mengambil barang. "Dia mau ambil barang, setelah dia tunjukan tempatnya, kami temukan ada satu kilogram sabu-sabu," katanya.

Tidak sampai di situ, petugas pun kembali menerima informasi pelaku lainnya. Dua orang pria berinisial T dan RK kemudian ditangkap di kediamannya masing-masing dengan waktu berbeda.

"T ditangkap di Baleendah dengan barang bukti 25 gram sabu akhir bulan lalu dan RK dengan barang bukti sabu 1,87 ons ditangkap di kosannya di Jalan Holis, Kota Bandung awal Desember," paparnya.

Barang bukti yang diamankan, kata dia, seberat lebih dari enam kilogram yang dibagi ke dalam beberapa paket tersebut jika dirupiahkan bisa mencapai nyaris mencapai Rp 10 miliar.

"Ukuran kecil saja (2 gram lebih), itu harganya mencapai Rp 400.000. Jadi bisa diperkirakan dengan kalau lebih dari enam kilo mencapai Rp 9,3 miliar," ujarnya. Seluruh tersangka kini meringkuk di sel tahanan Mapolda Jabar.(Merdeka.com)
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.