2019-03-17

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Ali Mochtar Ngabalin, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, diusir massa Aliansi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, saat memberikan kuliah kebangsaan di Aula Kampus 1, Medan, Kamis (21/3/2019). [Medanheadlines]
Medan - ‎Ali Mochtar Ngabalin, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, diusir massa Aliansi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, saat memberikan kuliah kebangsaan di Aula Kampus 1, Medan, Kamis (21/3/2019).

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB, saat Ngabalin menjadi salah satu pemateri kuliah kebangsaan yang bertemakan industri 4.0.

Tiba-tiba terdengar teriakan massa mahasiswa yang mengusirnya. Ngabalin yang mendengar teriakan massa, langsung keluar dan mengklarifikasi kehadirannya bukan untuk tujuan politik.

Namun, klarifikasinya ditolak massa mahasiswa. Terdengar para mahasiswa yang berteriak, ”Pulang kau, pulang kau, usir, usir, usir”.

Ngabalin tampak hanya tersenyum menanggapi teriakan para mahasiswa lalu meninggalkan acara.

Koordinator Aksi Aliansi Mahasiswa UINSU Boby Harahap mengatakan, aksi ini sengaja dilakukan untuk menjaga independensi kampus.

Sebab, Ngabalin dinilai sebagai bagian dari tim sukses Capres dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin.

“Tim siapa pun yang datang di kampus akan diusir, karena kampus adalah tempat mahasiswa untuk belajar, tidak boleh dilakukan sebagai lahan politik praktis dan kepentingan pribadi,” ujar Boby.

Boby mengatakan, kehadiran Ngabalin di UINSU memiliki indikasi yang bermuatan politis yang dikemas dalam dialog wawasan kebangsaan yaitu industri 4.0 .

Reaksi massa, kata Boby, berlangsung spontanitas, berawal saat Ngabalin menyampaikan materi dengan menampilkan foto dan video Jokowi.

“Itukan enggak rasional. Foto dan video beredar dan suasana di dalam itu ricuh dan riuh, jadi kita melaksanakan aksi pada saat Ngabalin sedang presentasi, kita usir beliau kemudian pergi,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UINSU Amroeni Drajat saat dikonfirmasi membantah kalau kegiatan itu bermuatan politis.

“Pada hari ini kami mengadakan kegiatan (dari) Kominfo tentang (masalah) menghadapi revolusi industri,” ujar Drajat seperti diberitakan Kabarmedan.com—jaringan Suara.com.

Amroeni juga mengatakan, pada kegiatan itu sama sekali tidak ada kegiatan politik.

“Perlu diluruskan bahwasanya di dalam kegiatan ini tidak ada politisasi. Adapun (bila) sebagian dari mahasiswa menafsirkan sebagai kegiatan politik di kampus, itu sebuah kewajaran (melibatkan),” tambahnya.

Terkait aksi mahasiswa tersebut, kata Drajat, pihak kampus nantinya memberikan pengertian agar tidak terjadi kesalahpahaman.

“Acara ini pada hakikatnya (dialog) untuk unsur kebangsaan untuk menghadapi 4.0. Kalau sanksi (tidak ) ada, kita berikan pemahaman. Kalau saya rasa idealisme yang mendorong (mahasiswa ) melakukan (aksi) itu.”

Sumber: kabarmedan.com

Ilustrasi
Lhokseumawe  – Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Lhokseumawe berhasil membekuk  dua ersangka pelaku pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Kedua pelaku tersebut berinisial YF (21), dan FS (20) keduanya warga Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Ari Lasta Irawan melalui Kasat Reskrim AKP Indra Trinugraha Herlambang, S.Ik menyebutkan, kejadian itu berawal pada 4 Februari 2019 lalu. Sekitar pukul 03.00 WIB, PB yang merupakan korban berusia 15 tahun tersebut menerima telepon dari dari nomor telepon yang mengaku Yusri (saksi).

Orang yang mengaku Yusri ini mengajak ketemuan PB dan juga disuruh ajak temannya AY (korban 15 tahun) untuk datang ke Jembatan tepatnya di Gampong Gunci, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara.

“Setibanya di lokasi kejadian tiba-tiba, kedua korban ini tidak bertemu dengan orang bernama Yusri tapi malah bertemu dengan YF dan FS. Saat itu ke dua korban ini dipisahkan oleh kedua pelaku tersebut,” kata Kasat Reskrim saat konferensi pers di Mapolres Lhokseumawe, Kamis (21/3).

Sambungnya lagi, saat keduanya berhasil dipisahkan, saat itulah ke dua pelaku melakukan pelecehan seksual terhadap ke dua korbannya ini. Namun, saat itu korban mengatakan kepada pelaku kalau ada warga yang membawa senter.

“Ketika korban mengatakan hal tersebut, lalu kedua pelaku melarikan diri,” ungkapnya.

Setelah kedua orangtua korban ini mengetahui kejadian tersebut, paada 5 Maret 2019 lalu, pihaknya melaporkan hal itu ke Reskrim Polres Lhokseumawe. Dan setelah tim melakukan penyelidikan serta sudah cukup dan lengkap barang bukti, pihaknya berhasil menangkap pelaku di rumahnya masing-masing tepatnya di Kabupaten Bireuen.

“Untuk kedua pelaku ini disangkakan pidana Pasal 47 qanun Aceh nomor 6 tahun 2004 tentang hukum jinayat, dengan ancaman pidana uubat ta’zir cambuk paling banyak 90 kali atau denda paling banyak 900 gram emas murni atau penjara paling lama 90 bulan,” pungkas Kasat Reskrim. (Trb)

Danlantamal I Belawan, Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto mengatakan, penangkapan itu bedasarkan informasi bahwa akan masuk dua boat nelayan yang terindikasi membawa sabu masuk ke Lhokseumawe melalui jalur Perairan Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Senin (18/3).
StatusAceh.Net - Pemain narkoba di Indonesia hingga kini masih menjadikan keuntungan uang sebagai dasar utama motivasi mereka dalam melakukan aktivitas bisnisnya, Narkoba dari aspek ekonomi sangat merugikan negara dalam berbagai hal termasuk beban keuangan negara terutama untuk sektor kesehatan dan keamanan.

Dengan total penduduk sekitar 270 juta jiwa, Indonesia adalah pasar besar bagi pengedar narkoba. Secara ekonomi, bisnis gelap narkoba sangat menggiurkan. Alasan keuntungan yang besar dan cepat adalah alasan utama. Dalam waktu satu minggu, bandar tersebut dapat menjual sabu minimal total 1 kg. Keuntungan bersih per kg adalah 400jt. Dengan penjualan minimum per 50gr seharga 50-52jt. Sedangkan harga per 1 kg sabu di Tawau, Malaysia adalah 500jt. Menurut pengakuannya, menyelundupkan sabu dari Tawau ke Sulawesi Selatan cukup mudah karena adanya Kapal penumpang secara langsung dari Nunukan tujuan Pare-Pare. Selain itu, karena terdapat oknum aparat, baik di Indonesia ataupun di Malaysia, yang dapat "bekerja sama" dan dapat disuap jika sewaktu-waktu sabu miliknya terkena razia.

Situasi penjara di Indonesia memang sangat tidak mendukung terhadap upaya pemberantasan narkoba. Terdapat "perlindungan" yang diterima oleh narapidana dalam melakukan aktivitas bisnisnya melalui terali besi penjara. Lapas atau Rutan menjadi sangat ekslusif karena terdapat prosedur yang rumit dalam upaya mengungkap narapidana yang masih berbisnis narkoba. Kemenkumham harus terbuka dalam upaya mengungkap narkoba karena pengendalian narkoba dari Lapas adalah hal biasa.

Kemenkumham tidak boleh menutup diri bagi Polri atau BNN untuk dapat sewaktu-waktu melakukan sidak karena harus melalui izin padahal dalam proses pengungkapan narkoba, penegak hukum berkejaran dengan waktu dan upaya menjaga kerahasiaan informasi. Jika BNN atau Polri untuk melakukan sidak atau upaya "penangkapan" terhadap pengendalian narkoba dari dalam penjara harus melalui prosedur izin biasa, hampir pasti informasi tersebut akan bocor dan operasi akan gagal. Setiap kali dilakukan sidak di Lapas, hampir pasti akan ditemukan hand phone, bahkan dengan fasilitas M-Banking. Operasi sidak di Lapas pun akan gagal jika rencana operasi bocor. Jika saja ada hukuman yang berat terhadap petugas Lapas hingga pemecatan jika masih ditemukan alat komunikasi secara liar di dalam lapas, maka itu dapat menjadi bagian dari solusi atas persoalan narkoba di Indonesia.

Trending topik dalam bebrapa hari yang lalu empat orang kurir narkoba jenis Sabu-sabu berhasil diringkus oleh TNI Angkatan Laut Lhokseumawe. Tidak sedikit barang bukti yang disita, jika dikalikan dengan rupiah makan bisa mencapai ratusan Milyar.

Empat nelayan yang ditangkap bersama 50 Kg sabu tersebut terjadi pada hari Minggu (17/03/2019), mereka disergap oleh Tim gabungan F1QR Lanal Lhokseumawe Lantamal 1 Medan, Bukan hanya Sabu,  sepucuk pistol jenis Beretta dan 7 butir amunisinya juga disita oleh TNI AL tersebut.

Keempat tersangka yang ditangkap yakni Ibnu Sahar Bin Ibnu Sakdan alias Jamen (36), Hamdan Syukranilillah (28), Irwandi (29) serta Muhamad Arazi (28) yang merupakan warga Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe. Keempat pelaku ini berperan sebagai transportir laut untuk mengambil barang haram itu.

Tersangka Ibnu Sahar alias Jamen, diketahui telah bekerja lima kali bersama Ferry untuk menyelundupkan sabu dengan jumlah bervariasi yakni belasan hingga puluhan kilogram sejak September 2018 hingga kemarin.

Tersangka Hamdan Syukranilillah, sudah bekerja 4 kali bersama Ferry menyelundupkan sabu dengan jumlah bervariasi sejak November 2018 lalu hingga kemarin. Sementara tersangka Irwandi (29) dan Muhamad Arazi (28), masing-masing baru bekerja bersama Ferry selama dua kali dan satu kali.

Danlantamal I Belawan berharap dengan ditangkapnya penyelundup sabu jaringan internasional ini dapat mengurangi volume masuknya narkoba ke Aceh. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan masih adanya bandar narkoba jaringan internasional lainnya yang masih berkeliaran.

"Mungkin belum terpantau oleh pihak keamanan sebab wilayah kota Lhokseumawe dikelilingi oleh laut, sehingga memudahkan bagi penyelundup narkoba masuk," kata Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto.(Red)

Imam Nizam ul haq Thanvi membacakan Surat Al-Baqarah pada pembukaan sidang parlemen Selandia Baru. Foto/Istimewa
WELLINGTON - Parlemen Selandia Baru berduka atas pembantaian di Masjid Christchurch. Untuk menunjukkan rasa duka itu, sidang parlemen dibuka dengan pembacaan doa secara Islam untuk para korban.

Dalam sidang parlemen yang terjadi pada Selasa kemarin, Ketua Parlemen Trevor Mallard memimpin delegasi multi-agama ke ruangan itu, dengan Imam Nizam ul haq Thanvi, membacakan doa dalam bahasa Arab, diikuti oleh versi bahasa Inggris oleh Imam Tahir Nawaz.

Kemudian dilanjutkan dengan doa Te Reo Maori.

Para politisi berdiri dan tampak diam ketika doa dari Imam Nizam ul haq Thanvi bergema di dalam ruangan parlemen. Dalam kesempatan itu, Imam Nizam ul haq Thanvi membacakan Surat Al-Baqarah ayat 153-156.

Para politisi dari kedua sisi DPR juga terlihat bersatu dalam memberikan penghormatan kepada para korban yang tewas dalam serangan mengerikan itu.

"Saya telah meminta sekelompok pemimpin agama untuk datang ke Parlemen dengan saya sebagai tanda persatuan dan kebersamaan. Jadi, periode doa kita hari ini akan sedikit diperpanjang," ujar Ketua DPR Trevor Mallard seperti dikutip dari tvnz.co.nz, Rabu (20/3/2019).

Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memberikan pernyataan belasungkawa pertama. Ia membuka pidatonya dengan mengucapkan Assalamualaikum.

"Mereka adalah orang Selandia Baru, mereka adalah kami. Karena mereka adalah kami, kami berduka cita untuk mereka," katanya.

"Kami tidak bisa mengetahui kesedihanmu, tetapi kami bisa berjalan bersamamu di setiap tahap," sambungnya.

Ia pun memberikan penghormatan kepada kepada mereka yang mencoba menghentikan serangan tersangka, dan polisi yang menangkapnya Penangkapan itu sendiri tidak lain dari tindakan keberanian.

Ardern pun menyatakan ia tidak akan pernah menyebut nama pelaku.

Sedikitnya 50 orang tewas dan 50 lainnya terluka setelah seorang warga negara Australia, Brenton Tarrant, memberondong dua masjid di Christchurch saat salat Jumat. | Sindonews

Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)
Banda Aceh - Perkara dugaan korupsi proyek pembangunan gedung Kementerian Agama (Kemenag) di kantor wilayah Aceh masih bergulir di persidangan. Namun KPK diminta ikut turun tangan menelisik lebih jauh kasus itu.

Hal itu disampaikan koordinator LSM Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) Alfian. Dia menilai kasus yang ditangani Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh tersebut belum sepenuhnya tuntas.

"MaTA merekomendasikan kepada KPK untuk mengungkapkan secara menyeluruh terhadap sistem yang korup secara menyeluruh dan termasuk Kemenag Aceh yang masih bermasalah dengan kasus korupsi dan penyelesaiannya tidak utuh," kata Alfian dalam keterangannya, Kamis (21/3/2019).

"Kami percaya kepada KPK dalam penindakan yang sedang berlangsung dan dapat mengembangkan kasus tersebut secara menyeluruh sampai ke daerah," imbuh Alfian.

Dia ingin perkara itu tidak berhenti pada 2 orang saja. Alfian meyakini masih ada pihak yang lain yang bertanggung jawab atas kasus itu.

"KPK dapat melakukan penyelidikan secara menyeluruh mulai pengelolaan anggaran dan kebijakan dalam jabatan di tingkat Kanwil Kemenag di level daerah, termasuk Aceh," kata Alfian.

Perkara ini saat ini masih dalam proses pengadilan di Pengadilan Negeri Banda Aceh. Ada 2 terdakwa yang diadili, yaitu Yuliadri sebagai pejabat pembuat komitmen dan Hendra Saputra sebagai rekanan yang mengerjakan proyek.

Pembangunan gedung itu menggunakan APBN 2016 dan kejanggalannya diketahui BPK hingga diusut kejaksaan. Yuliadri dan Hendra pun sudah dituntut pada 21 Februari 2019, meski belum divonis.

Yuliadri dituntut 1,5 tahun penjara, begitu pun Hendra. Namun Hendra mendapat tuntutan hukuman tambahan, yaitu diwajibkan mengembalikan uang Rp 1,01 miliar. | Detik.com

Banda Aceh - Sebanyak 10 orang dari lima pasangan pelanggar Qanun Syariat Islam dicambuk di halaman Masjid Baiturrahmah, Gampong Lampoh Daya, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Aceh, Rabu (20/3/2019). Mereka divonis bersalah melanggar pasal ikhtilat dan khalwat.

Dari 10 pelanggar syariat yang disabet rotan oleh algojo itu, delapan di antaranya melanggar Pasal 25 ayat (1) Qanun Aceh Nomor 6 tahun 2014 tentang ikhtilat (bermesraan dengan pasangan tidak sah).

Mereka adalah MI (19 kali cambukan), WR (19), KM (22), SF (22), HS (19), RF (19), RI (20), dan KF(19). Hukuman cambuk tersebut diterima masing-masing terdakwa setelah dipotong masa tahanan 4 kali.

Sementara, dua terdakwa lain: MR sebanyak 6 kali cambukan dan NY (4), divonis bersalah melakukan khalwat (mesum) yang diatur Pasal 23 ayat (1) Qanun Aceh nomor 6 tahun 2014.

Eksekusi cambuk dilakukan pukul 11.00 WIB. Sebelum eksekusi, petugas beberapa kali sempat mengimbau anak-anak di bawah usia 18 tahun agar tidak menyaksikannya.

Kendati demikian, masih banyak anak-anak yang menyaksikan dari teras masjid --tak terpaut jauh dari panggung eksekusi.

Kepala Bidang Pencegahan Syariat Islam, Wilayatul Hisbah (WH) Kota Banda Aceh, Safriadi, mengatakan anak-anak memang dilarang menyaksikan eksekusi cambuk karena sudah diatur dalam qanun. Namun, praktiknya tidak sesuai.

"Kita sudah imbau, kadang bahasa kita sudah agak kasar, tapi orang tuanya juga tidak menggubris. Kita sangat prihatin dengan orang tuanya. Cambuk nanti punya dampak psikologis (bagi anak-anak)," kata dia kepada jurnalis di lokasi.

Safriadi menambahkan, sebelum eksekusi cambuk, pihaknya terlebih dahulu menyampaikan ke perangkat kecamatan dan gampong. Selain itu, pihaknya mengajak semua lapisan masyarakat menjadi Wilayatul Hisbah (WH) dalam memantau, mengawasi, dan mencegah pelanggaran syariat Islam.

"Jangan menunggu dulu. Karena ada juga masyarakat berpikir, setelah mereka melakukan pelanggaran baru ditangkap. Kita berharap preventif, jadi sebelum terjadi kita cegah," kata Safriadi.

Safriadi menyebutkan, pelanggar syariat Islam kebanyakan mahasiswa dari luar Kota Banda Aceh. Dia berharap, orang tua mereka agar mengingatkan anaknya yang kuliah di Banda Aceh. Sementara pemilik rumah kos agar mengawasi penghuni kos.

"Termasuk juga pengawasan dari pihak gampong," tuturnya.

Ini adalah eksekusi cambuk ketiga selama 2019 atau kedua selama Maret 2019 di Banda Aceh. Eksekusi pertama bulan ini berlangsung pada Senin dua pekan silam (4/3).

Namun, lokasinya berbeda. Pada 4 Maret, ada enam pasangan yang mendapat vonis serupa dan menjalani eksekusi di halaman Masjid Syuhada, Gampong Lamgugop, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.

Berbeda pula dengan terpidana terbaru, para pelanggar Qanun Syariat Islam yang lalu adalah para tamu hotel. Para pelanggar melakukan aksi mesum dengan pasangan tak sah di penginapan.

Meski begitu, eksekusi cambuk kembali di lakukan di halaman masjid atau di tempat terbuka. Padahal ada Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Hukum Acara Jinayat di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas).

Persoalannya, para petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP-WH) sebagai penanggung jawab eksekusi tak punya petunjuk teknis. Itu sebabnya mereka belum bisa menggelar eksekusi di dalam lapas. | Beritagar

Bupati Pandeglang Irna Narulita
Pandeglang - Mobil dinas seharga Rp 1,9 miliar menjadi polemik bagi Bupati Pandeglang Irna Narulita. Dia mengaku tidak akan menggunakan mobil itu bila masyarakat menolak.

"Dua tahun saya tidak pakai mobil dinas, nggak masalah buat saya. Nggak perlu karena saya bisa pakai mobil pribadi," ucap Irna saat dihubungi wartawan, Rabu (20/3/2019).

Mobil dinas jenis Land Cruiser Prado diakui Irna dibeli untuk kepentingan menyambangi warga. Namun bila mobil itu dikritik dan harus dikembalikan, maka dia tidak akan menggunakannya.

"Saya beli mobil untuk siapa? Untuk masyarakat. Kalau nggak boleh ya balikin lagi. Saya asyik-asyik saja. Bangun Pandeglang itu suatu tantangan," kata Irna.

Gara-gara mobil dinas ini, Irna mengaku banyak warga yang memberi kritik bahkan demonstrasi. Tapi menurutnya, aksi-aksi terkait mobil dinas jangan sampai ada yang menunggangi.

"Asal jangan by order janganlah, aksi silakan," ujarnya.

Pembeliann mobil dinas seharga Rp 1,9 ini menurutnya untuk kepentingan operasional. Selain itu, selama ini jika ada tamu kenegaraan, Pemkab selalu menyewa mobil untuk kepentingan operasional. Hal itu, ia nilai sebagai pemborosan. | Detik.com

Ilustrasi
Papua - Kontak bersenjata terjadi antara Polri dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, pada Rabu (20/3). Seorang anggota Brimob bernama Bharada Aldi, dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.

“Benar satu anggota meninggal,” kata Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin kepada kumparan, Rabu (20/3).

Martuani menyebut, selain korban tewas, 2 orang anggota Brimob atas nama Ipda Arif Rahman dan Bharada Rapi juga mengalami luka tembak.

Insiden penembakan ini terjadi saat anggota Brimob Polda Papua mengamakan pendaratan helikopter sekitar pukul 07.30 WIT. Tiba-tiba mereka mendapat serangan mendadak dari KKB.

“Bahwa korban sedang melaksanakan pengamanan pesawat heli yang melaksanakan dorlog (penyaluran logistik) di Bandara Mugi dan Bharada Aldi mengalami luka pada bahu kanan. Korban sempat dilarikan ke RSUD Mimika menggunakan jalur darat, namun dinyatakan meninggal dunia," jelas dia.

"Bharada Aldi luka pada bahu kanan, namun meninggal dunia. Saat ini sudah di ruang jenazah RSUD Mimika," kata Martuani. |
kumparan

Ilustrasi
Banda Aceh - Polisi menangkap seorang PNS di Pemkot Banda Aceh terkait penipuan terhadap pegawai honorer. PNS berinisial IY (36) itu mengiming-iming tiga pegawai honorer jadi CPNS dengan membayar Rp 86 juta.

"Tersangka ditangkap atas laporan tiga pegawai honor yang diduga menjadi korban iming-iming diangkat menjadi PNS. Penipuan tersebut menyebabkan korban rugi puluhan juta rupiah," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Ery Apriyono seperti dilansir Antara, Selasa (19/3/2019).

Ketiga tenaga honorer yang jadi korban penipuan itu melapor ke Polda Aceh pada 4 Februari 2019. Polisi kemudian mengamankan tersangka IY pada 5 Maret dan menahannya mulai 6 Maret 2019.

Perwira menengah Polri itu menyebutkan korban adalah Maria Ulfa (29), pegawai kontrak di Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR), serta Fitra (29) dan Darnelly (29), yang merupakan pegawai honorer pada sebuah pendidikan anak usia dini (PAUD).

Ery mengatakan dugaan penipuan dilakukan tersangka IY pada 28 Juli 2018. Tersangka bertemu dengan korban di musala SPBU Jeulinke, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.

Tersangka IY menjanjikan korban diangkat menjadi PNS. Tersangka meminta biaya untuk ketiganya sebesar Rp 86 juta. Namun ketiga korban tidak kunjung diangkat sebagai PNS walau mereka menyerahkan uang seperti yang diminta.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka menggunakan uang tersebut untuk membayar uang korban lain, yang pernah dijanjikan tersangka menjadi pegawai negeri sipil," sebut Ery.
| Antara

Banda Aceh - Aroma busuk ayam Kampung Unggul Balitbang (KUB) menjadi dilema bagi janda dan anak yatim di Aceh Barat Daya (Abdya) sejak awal mei 2018 lalu.

Abdya kembali dihebohkan oleh munculnya ayam KUB, setelah beberapa bulan lalu heboh dengan udang vandame. Layaknya forum seminar bisnis, bertabur  analisa yang menjanjikan  terkait program ternak ayam KUB ini.

Hal ini diungkapkan ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Aceh Barat Daya (Hipelmadya), Irfan Nasruddin kepada media ini, Rabu (20/03/2019) dini hari.

Irfan mengatakan, jika dibuka google, lalu klik ayam KUB Abdya, maka akan muncul berita menggairahkan terkait potensi bisnis ini. Bagaimana tidak, orang nomor satu abdya sudah duluan memulai bisnisnya dan menghasilkan puluhan juta rupiah dari bisnis ini.

"Koordinator BISA, Angku Jasman juga pernah mengungkapkan di salah satu media lokal dengan penjelasan bahwa ini peluang bisnis yang sangat menjanjikan, apalagi ini sudah dilakukan oleh Pak Bupati Akmal, dan sudah terbukti penghasilannya sangat menjanjikan. Bayangkan saja, jika kita pelihara ayam KUB ini 1000 ekor, maka gaji kita sebulan mencapai Rp 30 juta hingga Rp 50 juta," tutur Irfan mengutip bahasa testimoni yang dimuat di salah satu media.

Dengan semangat bisnis, lanjut Irfan, Bupati memasukkan program ini ke dalam agenda pemerintahannya.  Program ini disebut pemberdayaan ekonomi milik pemerintah yang  dilemparkan pada masyarakat kemudian gampong-Gampong memprogramkan dalam anggaran dana desa untuk pengadaan bibit, pakan dan kandangnya.
"Program ini mulai berjalan, desa telah siap dengan semangat tanpa arah. Masalah pun muncul sekarang. Mulai dari bibit ayam nya masih banyak yang belum tersalurkan, sementara uang sudah di cairkan. Bibit ayam yang tidak ada ukuran standar berat dan besarannya. Kontrak yang tidak ada. kondisi ini sangat rentan terjadi penyimpangan," tambah Irfan menjelaskan.


Yang anehnya lagi, kata Irfan, pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat yang sudah menerima ayam KUB yang pada kenyataannya pertumbuhannya sangat lambat. "Ternyata pakannya sengat mahal,  Satu sak harganya Rp. 420.000,-. Untuk jumlah ayam KUB 200 ekor membutuhkan 18 sak pakat dan vitamin 1 kotak Rp. 30.000,-. Sementara, pihak desa hanya menganggarkan 6 sak pakan untuk selama 1 kali panen 90 hari. Para fakir miskin dan janda harus nombok 12 sak," kata Irfan yang mengaku sempat mendengarkan curhat masyarakat peternak ayam KUB.

"Fantastis bukan?  Darimana mereka mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli pakan. Akhirnya, ada yang pakai pakan ampas gabah biasa, tentu hasilnya tidak sesuai harapan. Sementara, harga ayam KUB hanya bisa dijual 22.000 per ekor," beber Irfan.

Mirisnya lagi, menurut Irfan, akhirnya program yang sangat bagus ini hanya cocok buat pejabat sekelas Bupati dan pejabat yang punya kemampuan membeli atau bisa membuat pakan sendiri.

"Program ayam KUB ini justeru sangat dilema untuk fakir miskin, janda dan anak yatim. Disisi lain, jika mereka menolak program ini nanti malah dibilang kufur nikmat. Masak bantuan ditolak. terima malah jadi musibah bagi mereka," tutur Irfan.

Untuk itu, Hipelmadya berharap agar Bupati dan pejabat Abdya  segera melakukan intropeksi dan kembalikan program –program rakyat yang sudah baik berjalan.

"Tinggalkan politik balas dendam. Jika baik, maka lanjutkanlah seperti program santunan kematian, santunan anak yatim, janda dan sakit menahun. Jangan main-main dengan amanah rakyat. Bisa kualat nanti, takutlah dan bertobatlah kepada Allah. Sungguh azab Allah sangatlah pedih baik dunia maupun akhirat," pungkasnya.(Rill)

,
Redelog - Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa Kolonel Inf Purmanto menghadiri acara Apel Komandan Satuan (Dansat) Tersebar Kodam Iskandar Muda TA. 2019.

Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Panglima Kodam (Pangdam) Iskandar Muda Mayjen TNI Teguh Indratmoko selaku Inspektur Upacara (Irup) pembukaan kegiatan Apel Komandan Satuan (Dansat) Tersebar Kodam Iskandar Muda TA. 2019, yang dipusatkan di Batalyon Raider Khusus 114/SM, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, Senin (18/3).

Tampak hadir pada pembukaan Apel Dansat Tahun 2019 diantaranya Kasdam Iskandar Muda Brigjen TNI A. Daniel Chardin, Irdam, para Asisten Kasdam Iskandar Muda, serta para Komandan/Kabalak Kodam IM.

Selain itu, kegiatan Apel Dansat Kodam Iskandar Muda tahun 2019 berlangsung selama 2 (dua) hari, terhitung mulai pembukaan pada tanggal 18 sampai 19 Maret 2019, selain dihadiri Danrem 011/Lilawangsa, Kasrem dan para Komandan/Kepala di jajaran Korem 011/Lilawangsa, turut dihadiri Danrem 012/Teuku Umar beserta seluruh Komandan/Kepala jajaran Korem 012/TU yang ada di jajaran Kodam Iskandar Muda.

Adapun tema yang diusung pada kegiatan Apel Dansat Kodam Iskandar Muda TA. 2019 kali ini adalah, “Melalui Apel Dansat Kodam Iskandar Muda TA. 2019, Kita Wujudkan Netralitas pada Pileg dan Pilpres Dalam Rangka Mendukung keberhasilan Tugas Pokok Iskandar Muda”.

Dalam amanatnya, Pangdam IM Mayjen TNI Teguh Arif Indratmoko menjelaskan bahwa, hakikat Pembinaan Satuan adalah upaya Komandan Satuan dalam meningkatkan kemampuan prajurit dan satuannya melalui pemanfaatan fungsi organisasi, personel, materiil, pangkalan, peranti lunak dan latihan secara efektif dan efisien serta berkelanjutan guna mencapai satuan yang siap operasional.(Laung)

Lhokseumawe - Sebanyak 4 ABK dari 2 kapal boat ditangkap personel TNI AL di perairan Ujong Blang, Lhokseumawe, Aceh. 50 Kg sabu beserta satu pucuk pistol berhasil disita petugas.

Penangkapan tersebut berawal dari laporan patroli rutin yang dilaksanakan petugas di Perairan Lhokseumawe. Mereka melihat dua kapal boat mencurigakan kemudian melakukan pengejaran dan berhasil memberhentikannya di Perairan Ujong Blang.

Saat dilakukan penggeledahan terhadap muatan kapal, personel menemukan 5 karung di dalamnya ditemukan barang diduga sabu seberat 50 Kg dan sepucuk pistol bersama 7 butir pelurunya.

"Keempat ABK itu kita tangkap setelah mereka mengambil sabu di 70 mil dari Pantai Lhokseumawe. Saat petugas patroli mencurigai mereka, petugas melakukan penangkapan dan berhasil menyita 50 Kg sabu dan sepucuk pistol," kata Danlantamal I Belawan, Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto, saat konferensi pers di Mako Lanal Lhokseumawe, Pulo Rungkom, Aceh Utara, Selasa (19/3/2019).

Para pelaku yakni IB (36), HA (27), IR (28), dan MU (27). Keempatnya merupakan warga Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Aceh Utara, Aceh

Mereka merupakan sindikat penyelundupan di bawah seorang pria berinisial FE. FE kerap melakukan penyelundupan melalui jalur Perairan Lhokseumawe, Aceh Utara dan memasarkan barang tersebut ke wilayah Aceh dan Sumatera Utara.

"Kita masih melakukan pemeriksaan terhadap para tersangka guna mengungkap pemilik barang tersebut. Keempatnya kita ketahui sebagai kurir yang mengambil barang di tengah laut," sebut Ali Triswanto. | Detik.com

Lhokseumawe - Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Lanal Lhokseumawe berhasil menggagalkan penyelundupan sabu dan senjata api melalui laut menggunakan 2 (dua) kapal nelayan di perairan Ujong Blang, Kota Lhokseumawe, Banda Aceh,  Senin (18/3/2019).

Komandan Lanal Lhokseumawe Kolonel Laut (P) M. Sjamsul Rizal menjelaskan kronologis penangkapan sabu-sabu dan senjata api tersebut berawal dari adanya informasi dari Tim Intel Lanal Lhokseumawe bahwa akan masuk 2 kapal yang terindikasi membawa narkoba masuk ke wilayah kota Lhokseumawe melalui jalur laut perairan Ujong Blang oleh Kelompok Ferry cs.

Menindaklanjuti informasi tersebut, Tim Intel Lanal Lhokseumawe dipimpin oleh Pasintel Lanal Lhokseumawe membuat rencana penangkapan terhadap 2 kapal tersebut dengan membagi tugas dan berkoordinasi dengan Staf Operasi Lanal Lhokseumawe serta melaporkan rencana tersebut kepada Komandan Lanal Lhokseumawe.

Setelah mendapat arahan dari Komandan Lanal Lhokseumawe, Tim Intel Lanal Lhokseumawe kemudian menuju lokasi sasaran di perairan Ujong Blang, Kota Lhokseumawe untuk melaksanakan pemantauan dan pengejaran dengan menggunakan perahu nelayan.

Setelah dipastikan target operasi terpantau, Pasintel Lanal Lhokseumawe menghubungi Pasops Lanal Lhokseumawe untuk menggerakkan Sea Rider yang telah stand by untuk melakukan pengejaran dan penangkapan.

Mereka kemudian  berhasil menangkap 2 kapal nelayan yang diduga membawa narkoba jenis sabu-sabu serta mengamankan 4 orang nelayan.

Dari hasil pemeriksaan dan penggeledahan didapat barang bukti berupa 50 bungkus (50 kg) narkoba jenis sabu, 1 (satu) pucuk senjata api pistol jenis Baretta,  dan 7 butir amonisi.

Selanjutnya 2 buah kapal nelayan beserta 4 orang ABK dan barang bukti di adhoc ke pelabuhan Asean Kreung Geukuh, Lhokseumawe dan diamankan ke Mako Lanal Lhokseumawe guna proses pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut.

Sementara 1 Regu Tim Intel Lanal Lhokseumawe terus melakukan pengejaran terhadap saudara F yang merupakan pemilik narkoba jenis sabu tersebut yang sedang menunggu di Pantai Loskala Ujong Blang, kota Lhokseumawe, Banda Aceh.(poskotanews.com)

Kualasimpang - Kebakaran hebat terjadi di Pasar Buah Kualasimpang, Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (19/3) sekitar pukul 04.15 WIB. Kebakaran ini mengabakibatkan 20 kios berkontruksi kayu hangus terbakar.

Kobaran api pertama kali muncul dari salah satu kios dini hari tersebut saat warga sedang terlelap tidur. Sebelum armada Damkar tiba, warga berbondong-bondong membantu memadamkan api.

Namun upaya warga memadamkan api dengan menggunakan peralatan seadanya tidak membuahkan hasil. Hingga akhirnya 20 unit kios berkontruksi kayu ludes terbakar.

"Ada 20 unit kios terbakar. Laporan sementara tidak ada korban jiwa," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), T Ahmad Dadek, di Banda Aceh.

Dia mengatakan, kronologi kebakaran saat ini masih sedang dihimpun oleh petugas di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Akibat dari kebakaran itu, diperkirakan kerugian mencapai Rp 100 juta lebih.

Menurut dia, petugas pemadam kebakaran, kepolisian dan TNI serta masyarakat masih sedang melakukan pendinginan di lokasi kejadian. "Korban dampak masih dalam pendataan sekarang," ujar dia.

Untuk memadamkan api, petugas pemadam kebakaran menurunkan 4 unit armada Damkar ke lokasi kebakaran. Setelah berjibaku dengan si jago merah, baru berhasil dipadamkan pada pukul 05.45 WIB. | Merdeka.com

Jakarta - Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Indonesia, H.E. Mr. Ouadia Benabdella menghadiri acara Pembukaan Pekan Bahasa Perancis yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Perancis bekerjasama dengan kedubes negara-negara berbahasa Perancis di Indonesia, bertempat di Auditorium Institute Francais Indonesia (IFI), Jl. MH. Thamrin No. 20 Jakarta Pusat, Senin, 18 Maret 2019. Selain Dubes Maroko, hadir pula Dubes Aljazair, Austria, Belgia, Kanada, Perancis, Lebanon, Serbia, Swiss, dan Tunisia. Negara-negara tersebut menggunakan Bahasa Perancis sebagai salah satu bahasa resmi negara mereka. Para Dubes didampingi oleh konsuler masing-masing, antara lain Mr. Mostafa Nakhlaoui dari Kedubes Maroko dan Mr. Baghdadi Dhahbi dari Kedubes Tunisia.

Sebagaimana diketahui bahwa Kedutaan Besar Perancis setiap tahun mengagendakan kegiatan Pekan Bahasa Perancis, yang dilaksanakan oleh lembaga IFI. Kegiatan yang berlangsung selama sepekan ini akan diisi dengan berbagai aktivitas bernuansa Perancis di berbagai lokasi seperti kampus dan komunitas pelajar di Jakarta dan sekitarnya.

Acara Pembukaan Pekan Bahasa Perancis yang berlangsung dari pukul 18.30 s/d 20.30 wib itu diawali dengan penampilan Tari Piring Sumatera Barat yang dibawakan oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya, sambutan dari Dubes Maroko mewakili para Dubes Negara Francophonie (negara-negara berbahasa Perancis) dan Dubes Perancis sebagai tuan rumah.

Dalam sambutannya, Dubes Maroko menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran para Dubes dan undangan. Benabdella juga mengharapkan kiranya melalui event tersebut, persahabatan di antara sesama negara Francophonie maupun dengan Indonesia semakin erat, melalui kesamaan bahasa pengantar, yakni Bahasa Perancis. "Kita berharap persahabatan di anatara negara-negara Francophonie, maupun dengan negara Indonesia akan semakin erat melalui penggunaan Bahasa Perancis," ujar Dubes Benabdella dalam Bahasa Perancis yang sangat fasih.

Acara yang dihadiri para generasi millennial yang memenuhi Auditorium IFI berkapasitas 150 orang itu selanjutnya diisi dengan penampilan konser musisi dari Swiss, Marc Aimon. Konser ini cukup menarik, membawakan beberapa lagu dalam Bahasa Perancis, diselingi cerita interaktif Marc Aimon dengan audiens yang terlihat antusias mengikuti alur penampilan sang musisi muda tersebut.

"Saya menikmati sekali pertunjukan konser Marc Aimon malam ini," ujar Lisa, gadis milenial yang turut hadir di acara ini. (Red)

Banda Aceh - Empat anggota sindikat pengedar narkoba sebanyak 50 kg sabu Malaysia-Aceh divonis hukuman mati. Mereka mengambil barang haram tersebut dari Malaysia dan pemiliknya masih buron. Seperti apa jejak kasusnya?

Dalam kasus penyelundupan sabu jaringan internasional ini, polisi menangkap lima orang. Kelimanya punya peran berbeda.

Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh memvonis empat orang yaitu M Albakir, Azhari, Abdul Hannas dan Mahyudin dengan hukuman mati. Sementara Razali M Dia alias Doyok divonis seumur hidup.

Sidang pembacaan putusan digelar di PN Banda Aceh, Senin (18/3/2019). Terdakwa disidang dalam berkas terpisah. Berikut perjalanan kasus tersebut:

3 Juni 2018
Terdakwa Abdul Hannas alias Annas sedang berada di rumahnya di Desa Tanjong, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur ketika dihubungi temannya Abu sekitar pukul 16.00 WIB. Dalam pembicaran itu, Abu menawarkan pekerjaan kepada Annas untuk mengambil narkotika jenis shabu sebanyak 50 kilogram di Penang, Malaysia.

Ketika itu, Abu juga menjanjikan upah kepada Annas yaitu Rp 5 juta perkilogramnnya. Rencananya uang itu akan dibagi akan dibagi terdakwa kepada Mahyuddin sebesar Rp. 1.500.000 dan Razali M Dia alisas doyok mendapat Rp 1.000.000.

5 Juni 2018
Dua hari berselang, Annas menghubungi Mahyudin sekitar pukul 08.00 WIB. Dia menawarkan Mahyudin pekerjaan yaitu mengambil narkotika jenis sabu di Penang, Malaysia.

Tak lama berselang, Annas kembali menelpon Abu dan mengabarkan Mahyudin siap bekerja sama. Abu selanjutnya mengirimkan nomor Rahmat, orang kepercayaannya yang berada di Malaysia. Selain itu, dia juga mengirimkan lokasi kapal tempat transaksi. Pesan tersebut diteruskan Annas ke Mahyudin.

Sore harinya sekitar pukul 18.00 WIB, Annas menelpon Razali M Dia alias Doyok dan meminta agar Doyok mempersiapkan kapal milik Annas yang dikelola Doyok. Kapal itu akan dipakai untuk mengambil sabu ke Penang, Malaysia.

Pada hari itu, Mahyudin menghubungi M Albakir serta Azhari dan mengajak kerja sama menjemput sabu di Penang, Malaysia. Saat itu, Mahyudin juga menjanjikan mereka upah Rp 500 ribu perkilogramnya untuk dibagi dua.

6 Juni 2018
Setelah adanya titik pertemuan, Mahyudin menghubungi Annas sekitar pukul 22.00 WIB dan memberitahu kapal sudah dalam perjalanan ke lokasi penjemputan sabu. Annas selanjutnya menelpon Doyok dan memintanya untuk menunggu serta menerima sabu di Kuala Gelumpang, Aceh Timur.

Usai barang diterima, sabu tersebut diperintahkan untuk diserahkan kepadanya. Berselang beberapa saat kemudian, Annas juga menghubungi Abu dan mengabarkan kapal sudah berangkat untuk mengambil sabu.

Penjemputan sabu ke tengah laut itu dilakukan oleh M Albakir serta Azhari. Saat itu, keduanya sudah mengantongi titik koordinat lokasi transaksi.

Ketika M Albakir Bakir dan Azhari berada di perairan Penang, Malaysia dan sesuai titik koordinat yang ditentukan, kemudian tiba sebuah kapal boat yang mendekati keduanya. Dari kapal itulah, Albakir serta Azhari menerima 50 kilogram sabu. Usai memintahkan barang haram tersebut ke kapal mereka, keduanya selanjutnya kembali ke Kuala Idi, Aceh Timur.

8 Juni 2018
Dalam perjalanan pulang, ketika Albakir dan Azhari berada di Selat Malaka, Perairan Idi, Aceh Timur, sekitar pukul 16.00 WIB, kapal mereka disetop kapal patroli polisi. Ketika digeledah oleh personel polisi dari Mabes Polri serta Bea Cukai, ditemukan sabu seberat 50 kilogram. Keduanya akhirnya ditangkap.

Polisi kemudian melakukan pengembangan dan berhasil membekuk Annas, Mahyudin serta Razali alias Doyok. Mereka diciduk disejumlah lokasi di Aceh Timur.

28 Januari 2019
Kelima sindikat pengedar sabu tersebut disidang di PN Banda Aceh dengan agenda pembacaan tuntutan. Empat orang dituntut hukuman mati sementara Razali dituntut hukuman seumur hidup.

"Menuntut terdakwa Mahyudin dengan tuntutan hukuman mati," kata JPU di PN Banda Aceh.

18 Maret 2019
Majelis Hakim PN Banda Aceh memvonis empat orang dengan hukuman mati. Sementara seorang terdakwa dijatuhi hukuman seumur hidup. | Detik.com

Jakarta - Pasca diberhentikannya Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy karena tersangkut praktik jual-beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama hingga akhirnya ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat partai berlogo Ka'bah ini bergerak cepat dalam menentukan arah dukungan di Pilpres 2019.

Diketahui dalam Muktamar Jakarta di Sekretariat DPP PPP, Jalan Talang no 3, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/11), Partai PPP menyatakan mendukung pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Hal tersebut merupakan satu diantara hasil Mukernas III PPP yang dibacakan langsung oleh Ketum PPP muktamar Jakarta, Humphrey Djemat.

"Maka forum Mukernas III muktamar Jakarta menjatuhkan dukungan politiknya untuk bersama berjuang dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia nomor urut 02 yakni pasangan Prabowo-Sandi dalam momentum menuju pilpres 2019," ujar Humphrey 

Humphrey menjelaskan alasan forum Mukernas III PPP Muktamar Jakarta memberikan dukungan kepada Prabowo-Sandi. Dia menuturkan pasangan Prabowo-Sandi memiliki visi kepemimpinan yang diinginkan oleh forum Mukernas III PPP.

"Mukernas PPP Muktamar Jakarta berada dalam frame poltik untuk memberikan dukungan kepada putra terbaik indonesia yang memiliki visi pembangunan ke-Indonesiaan guna mewujudkan perbaikan ekonomi, politik, hukum, sosial, keumatan tanpa diskriminasi," bebernya.

"Dengan keteguhan memberikan komitmen pada kemandirian, kedaulatan dan martabat bangsa Indonesia serta nuansa kedamaian dan kesejukan di tengah kehidupan warga negara dalam tata pergaulan nasional dan global dewasa ini," imbuhnya.

Untuk mewujudkan dukungan kepada paslon nomor urut 02 itu, Humphrey menyatakan pihaknya akan mengerahkan seluruh kemampuan guna memenangkan Prabowo-Sandi.

"Terkait dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden forum Mukernas III PPP Mukktamar Jakarta akan menggunakan semua sumber daya partai mulai dari struktur DPP, DPW dan DPC hingga PAC PPP dan kader di akar rumput yang hingga kini masih solid dan terpelihara guna membantu pemenanagn pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02," pungkasnya sebagaimana diberitakan tribunnews.

StatusAceh.Net - Aksi Will Connolly, remaja 17 tahun asal Victoria yang memecahkan telur di kepala Senator Queensland Fraser Anning mendapat perhatian dari beberapa band kenamaan di Australia dan Amerika Serikat. Seperti band Hilltop Hoods, The Amity Affliction, The Living End (TLE) dan Violent Soho.

Para member band tersebut takjub dengan aksi tersebut dan Will mendapatkan tiket gratis seumur hidup untuk menyaksikan konser band-band tersebut.

Video Will menimpuk telur ke kepala Anning saat wawancara di acara partai konservatif nasional di Melbourne, pada Sabtu sore, viral di media sosial. Sempat terjadi baku pukul antara Will dan Anning, sebelum pria berambut ikal tersebut dicekik untuk dilumpuhkan oleh pengawal Anning.

Kemudian Will sempat dibawa polisi untuk dimintakan keterangan, namun dilepaskan kembali tanpa tuntutan.

Will menumpahkan kekecewaan karena Anning malah menyalahkan imigran muslim atas aksi teroris bernama Brenton Tarrant asal Australia membunuh 50 orang saat salat Jumat di Masjid Annur Christchurch, Selandia Baru.

"Egg Boy, kamu dapat tiket gratis ke acara Hoods di mana pun seumur hidup jika Anda inginkan," tulis akun band Hilltop Hoods di Twitter.

"Remaja ini diterima di acara TLE. Kapan saja. Di mana saja. Kepada bocah telur kami yakin," tulis akun band The Living End.

"Jika Egg Boy menyukai Amity, dia dapat memiliki tiket gratis +1 (membawa satu pasangan) untuk semua acara kami, selamanya," tulis Joel Birch dari The Amity Affliction di akun Twitter pribadinya.

Sementara itu band asal Amerika Serikat, Wheatus yang sempat hits di Indonesia awal tahun 2000an juga menggratiskan tiket konsernya seumur hidup untuk Will dengan mereply twit band The Mountain Goats.

"Daftar tamu seumur hidup untuk #eggboy," tulis akun twitter The Mountain Goats.

"Sama," tulis akun band Wheatus mereply postingan The Mountain Goats. | Merdeka.com

Lhoksukon – Satu Anggota Kepolisian Resor Aceh Utara diberhentikan tidak dengan hormat atau dipecat sebagai anggota Polri lantaran memolos dari tugas (desersi) sejak 20 Desember 2016.

Pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) terhadap Bripka Heriya Zuhdi itu dilakukan secara in absensia dalam upacara PTDH yang digelar dihalaman Polres Aceh Utara, dipimpin Wakapolres Kompol Edwin Aldro. Senin (18/3/2019).

Upacara PTDH yang digelar merupakan tindak lanjut dari Keputusan Kapolda Aceh No. Kep/386/XII/2018 yang menyebutkan Bripka Heriya Zuhdi diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Polri terhitung mulai tanggal 20 Desember 2018.

“Kita melaksanakan pemberhentian tidak hormat satu anggota Polres Aceh Utara. Dari personil ini kita lakukan kode etik, tidak masuk dinas 30 hari berturut-turut.” ujar Wakapolres Aceh Utara Kompol Edwin.

Wakapolres Aceh Utara Kompol Ewin Aldro mengingatkan kepada seluruh personil Polres Aceh Utara bahwa ini menjadi bukti, kalau pimpinan bersikap tegas dalam mengambil keputusan, untuk memberhentikan seorang personil Polri yang sudah dirasa tidak layak menjadi Personil Polri.

“Kepada seluruh personil Polres Aceh Utara agar tidak ada lagi yang membuat masalah dan melakukan pelanggaran baik disiplin, KKE maupun pidana umum,” ujarnya.

“Karena semua ini akan berdampak dalam pelaksanaan tugas dan dapat merugikan diri sendiri dan keluarga,” tegasnya.(Trb)

Ustad Abdul Somad menyampaikan tausiah saat peringatan 14 tahun tsunami Aceh, di Masjid Tengku Mahraja Gurah, kecamatan Peukan Pada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu, 26 Desember 2018. Bencana gempa bumi dan tsunami Aceh terjadi pada Ahad, 26 Desember 2018. ANTARA/Ampelsa
Bangkalan - Saat ibunya, Rohana binti Lobai Udin wafat, penceramah Abdul Somad (UAS) tengah berada di Madura, Jawa Timur, menghadiri undangan tablig akbar di dua tempat. Ahad malam, 17 Maret 2019, Somad berada di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Kabupaten Sumenep berceramah di hadapan ribuan santri dan alumni pesantren modern itu.

Dari Al-Amien, Senin pagi, Abdul Somad bertolak ke Kabupaten Bangkalan. Menghadiri undangan Ketua Ikatan Keluarga Madura (IKAMA), Haji Rawi. Saat berceramah di Bangkalan inilah, UAS menyampaikan kabar duka bahwa ibundanya telah meninggal dunia. "Pagi ini ibu saya meninggal dunia, saya mohon fatihah dan doa untuk almarhumah," kata Somad.

Abdul Somad lalu memimpin pembacaan surat Al Fatihah dan doa sekaligus menutup acara.

Saat berceramah, setengah berkelakar Somad mengaku jadwal undangannya telah penuh hingga 2020, sehingga begitu ada undangan ke Madura sempat ditolaknya. Namun, begitu tahu si pengundang adalah Ahmad Tidjani Djauhari, pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Abdul Somad langsung menyanggupi. "Beliau ini kakak kelas saya di Universitas Al-Azhar," kata Somad tentang Tidjani, diambut tawa hadirin.

Rohana meninggal dunia di Pekanbaru, Riau, Senin, 18 Maret 2019. Almarhumah sempat dirawat di Rumah Sakit Sansani, Jalan Sukarno-Hatta, Pekanbaru, Riau. Jenazah ibunda penceramah Abdul Somad  itu akan dikebumikan di kampung halamannya, Desa Silo Lama, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. | Tempo

Terdakwa kasus dugaan suap Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) 2018 Irwandi Yusuf menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (4/3/2019). Sidang Gubernur Aceh nonaktif itu beragenda mendengarkan keterangan saksi ahli yang dihadirkan penasehat hukum terdakwa. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
StatusAceh.Net - Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam nonaktif, Irwandi Yusuf, selalu mengingatkan kepada jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mengelola pemerintahan sesuai asas umum pemerintahan yang baik.

Sekretaris Daerah Nanggroe Aceh Darussalam periode 2010-2013, Teuku Setia Budi, mengungkapkan setiap rapat kerja, Irwandi Yusuf meminta berpedoman kepada mazhab Hanafi.

"Begitu beliau terpilih untuk kedua kali, dia mengatakan ini pegang Mazhab Hanafi. Hanafi itu bahasa Aceh. Hana itu tidak ada, fi itu fee (biaya,-red). Itu diberbagai kesempatan disampaikan," kata Setia Budi saat memberikan keterangan sebagai saksi di sidang kasus suap dan gratifikasi, Irwandi Yusuf. Sidang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Selama menempati posisi sebagai "tangan kanan" Irwandi di pemerintahan, dia memandang, satu petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu sebagai orang cerdas dan rasional, tegas, dan berani, serta pengiba.

Selain itu, menurut dia, Irwandi berupaya mencegah terjadi tindak pidana korupsi di "Bumi Serambi Mekah".

Upaya itu dilakukan dengan cara, membentuk tim anti korupsi di pemerintahan Aceh, melakukan fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan.

Serta, membentuk task force percepatan pengendalian Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA).

"Beliau bentuk task force percepatan pengendalian anggaran daerah. Rapat tiap bulan. Kepala task force melaporkan kondisi di lapangan dalam kegiatan yang telah dilaksanakan," tambahnya.

Sebelumnya, Irwandi terjerat kasus hukum.

Irwandi didakwa menerima suap Rp 1,050 miliar melalui staf khususnya Hendri Yusal dan kontraktor Teuku Saiful Bahri dari Bupati nonaktif Bener Meriah Ahmadi.

Ahmadi memberikan uang secara bertahap agar kontraktor rekanan Ahmadi dari Bener meriah bisa mendapatkan proyek pembangunan di Bener Meriah yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh TA 2018.

Tidak hanya itu, Irwandi juga didakwa menerima gratifikasi total Rp 8,7 miliar dari rekanan proyek maupun timses yang akan mengikuti paket pekerjaan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemprov Aceh.

Bahkan gratifikasi juga diterima Irwandi melalui mantan model Steffy Burase dari Teuku Fadhilatul Amri setelah mendapat perintah transfer dari Teuku Saiful Bahri.

Terakhir Irwandi yang menjabat sebagai Gubernur Aceh periode 2007-2012 juga didakwa turut serta melakukan dengan orang kepercayaannya, Izil Azhar menerima gratifikasi Rp 32,4 miliar.

Sehingga total keseluruhan suap dan gratifikasi yang diterima Irwandi yakni Rp 42,22 miliar. | tribunnews.com

StatusAceh.Net - Ibunda Ustaz Abdul Somad meninggal dunia di rumah sakit di Pekanbaru. Abdul Somad pernah bercerita tentang sosok ibundanya, Hj Rohana.

Hajah Rohana ibunda Ustaz Abdul Somad meninggal dunia Senin 18 Maret 2019.

Ibu Ustaz Abdul Somad (UAS) meninggal dunia di rumah sakit Sansani, Pekanbaru, Riau.

Ustadz Mustafa Umar membenarkan informasi tersebut.

"Iya Insha Allah benar Informasinya (Meninggal), "ujar Mustafa Umar.

Namun saat ditanya kapan meninggal dan dimana, Ustadz Mustafa Umar belum mendapatkan informasi secara jelas dimana meninggalnya.

"Saya juga masih mau cari informasinya di mana dan kapan meninggalnya, "ujar Mustafa Umar.

Meninggalnya ibu Rohana langsung diumumkan melalui pengeras suara Mesjid di sekitar kediaman UAS di Jalan Sukakarya Perum Amiraya Pekanbaru, Riau.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun. Telah berpulang kerahmatullah Ibunda Ustadz Abdul Shomad meninggal pagi ini info dari mesjid. Alamat jalan Sukakarya Perum Amiraya B9, "demikian dituliskan Ketua Forum Guru Honor Riau Eko Wibowo dalam postingannya di Media Sosial.

Menurut informasi yang didapat Tribun Jenazah Almarhumah meninggal di RS Sansani Pekanbaru, selanjutnya jenazah akan langsung dibawa ke kampung halamannya Sumatera Utara.

Dalam berbagai ceramahnya Ustadz Abdul Somad kerap menyampaikan untuk selalu memuliakan seorang ibu.

Ganjaran dari Allah SWT bagi orang yang memuliakan ibunya adalah surga, sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW., bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu.

UAS mengatakan, sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk tunduk pada ibu.

Setiap anak harus menyenangkan hati ibunya dan menahan diri tak pernah melawan kepada ibu.

Ustaz Abdul Somad sendiri pernah menceritakan kisah menarik tentang sang ibunda, Hj Rohana.

Cerita Abdul somad tentang sosok ibundanya HJ Rohana disampaikan dalam sebuah ceramah.

Ustaz Abdul Somad menuturkan, bahwa saat ibunda tercinta ikut mendengarkan ceramahnya, sang Ibunda yang bernama Hajjah Rohana sempat kaget.

Ibunda UAS terkejut, karena jamaah yang datang dan hadir mendengarkan ceramah Ustaz Abdul Somad sangat ternyata sangat ramai.

Usai acara pengajian tersebut, Ibunda Hajjah Rohana kemudian bertanya ke UAS. "Kau Sudah punya jin?," kata sang ibunda saat itu.

Mungkin sang ibunda bercanda. Selanjutnya

Jakarta - Cawapres Sandiaga Uno mengkritisi 3 kartu sakti yang dijanjikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019. Sandi punya kartu sakti yang dia keluarkan dari dompet: e-KTP.

"Mari kita ambil dompet kita masing-masing, dompet kita keluarkan. Ibu-ibu yang di rumah terutama bapak-bapak, semua anak muda, keluarkan satu kartu yang sudah semua kita miliki yaitu kartu tanda penduduk atau e-KTP," ucap Sandi dalam segmen akhir debat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3).

Saat Sandi bicara, para pendukungnya yang duduk di arena debat kompak mengacungkan e-KTP masing-masing.

Menurut Sandi, e-KTP sudah super canggih. Ada chip di dalamnya yang merekam data warga negara, dan menjadi identitas tunggal atau single identification number untuk semua keperluan layanan. Dengan e-KTP maka semua program untuk masyarakat tergabung dalam satu kartu.

"Revolusi industri 4.0 memudahkan, dengan big data dan single identification number, semua fasilitas layanan baik ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, semua rumah siap kerja bisa bisa diberikan PKH kita akan tambah jadi PKH plus didalam progam yang hanya membtuhkan kartu ini," lanjut Sandi.

Sandi menyebut 3 kartu sakti baru yang dijanjikan Jokowi-Ma'ruf merepotkan negara. Yaitu kartu sembako murah, kartu prakerja, dan kartu KIP kuliah. Artinya akan ada 3 kartu baru jika Jokowi-Ma'ruf terpilih.

"Kita membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk semua layanan daripada pemerintah. Kita tidak ingin merepotkan dan juga membebani negara dengan menerbitkan kartu kartu yang lain," ucap Sandi.

"(Semua layanan dengan e-KTP) ini menjadikan kita baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," tutupnya. | Kumparan

NEGERI Kiwi yang lazimnya tenang mendadak jadi sorotan dunia. Total 50 jemaah Salat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch, Canterbury, Selandia Baru, meninggal dunia, Jumat siang, 15 Maret 2019 sekira pukul 13.40 waktu setempat. Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, terpukul dan mengecam aksi terorisme itu.

“Hari ini adalah salah satu hari paling kelam di Selandia Baru. Kita telah melihat kejadian yang belum pernah kita alami sebelumnya. Aksi ini hanya bisa dijelaskan sebagai serangan teroris,” kata Jacinda Ardern dalam konferensi pers dengan suasana haru, dikutip RTE, Jumat (15/3/2019).

Selain 50 orang meninggal, sekira 40 lainnya terluka dan dua di antaranya Warga Negara Indonesia (WNI). “Kami berduka untuk para keluarga dan kerabat korban, termasuk dua WNI yang terluka dalam insiden itu,” cuit Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di akunnya, @Menlu_RI.

Secara biadab pelaku teroris di Masjid Al-Noor menyiarkannya secara langsung di Live Facebook

Jemaah Salat Jumat itu jadi korban penembakan keji empat pelaku yang diduga simpatisan kelompok rasisme sayap kanan. Masing-masing menyerang dua lokasi dekat pusat Kota Christchurch: Islamic Centre di wilayah Linwood dan Masjid Al-Noor di Riccarton.
Mula Masjid Al-Noor

Masjid Al-Noor atau Masjid Cahaya dibangun pada 1982 dan diresmikan pada 1985 oleh MAC (Asosiasi Muslim Canterbury). Masjid ini tertua kedua di Selandia Baru, setelah masjid di Ponsonby yang dibangun tahun 1979.

Desainnya dirancang seorang mualaf asal Australia, Martin “Rasjid” Wallen. Bangunan megah itu juga diakui sebagai salah satu masjid terjauh dari kiblat di Kabah, Makkah, Arab Saudi, setelah Masjid Dunedine di Kota Auckland.

Menurut Abdullah Martin Drury, MAC mulai mengajukan usulan pembangunan masjid pertama kali pada 1979, mengingat mulai bertambahnya jumlah komunitas muslim di Canterbury, khususnya Riccarton yang sebelum 1989 masih jadi kota kecil yang mandiri dan terpisah dari Kota Christchurch.

“Di awal 1982, MAC membeli sebuah properti di Deans Avenue, Kota Riccarton seharga 80 ribu dolar Selandia Baru (NZD). Mulanya properti itu hanya sekadar istal kuda. Pada 10 Mei 1982, Dewan Kota Riccarton baru menyetujui proposal MAC untuk perizinan pembangunan,” tulis Drury dalam “Once Were Mahometans: Muslims in the South Island of New Zealand, Mid-19th to Late 20th Century, with Special Reference to Canterbury,” tesis di University of Waikato.

MAC pula yang memilih Martin Wallen yang bermukim di Christchurch sejak 1965 sebagai arsiteknya, dibantu seorang mualaf lainnya, Abdul Hadi Bollard. Tidak lupa, desain interiornya dibantu Osman Mahgoub Gaafar, arsitek ekspatriat Sudan, khusus untuk mendekorasi hiasan-hiasan kaligrafinya berupa dua kalimat Syahadat dan potongan Surah al-Jinn ayat 18.

“Peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan 12 Juni (1982) kala bulan suci Ramadan. Salah satu donatur terbesarnya adalah Dr. Salih al-Samahy yang punya koneksi dekat dengan anggota-anggota Kerajaan Arab Saudi dengan sumbangan NZD300 ribu,” tulis Drury yang juga penulis buku Islam in New Zealand: The First Mosque.

Ditambah sumbangan NZD460 ribu dalam bentuk cek dari sejumlah donatur asal Saudi, Kuwait, dan Bahrain yang disampaikan melalui Duta Besar Saudi untuk Australia, Dr. Alohaly, setelah mengunjungi situs pembangunan masjid itu pada Juli 1984.

Pembangunan masjid selesai pada 1985 dan dinamai Al-Noor oleh MAC. “Masjid Al-Noor berarti Masjid Cahaya. Ungkapan dari simbol kesucian yang diharapkan menjadi sumber cahaya. Makna yang merupakan kombinasi dari cat putih dengan beberapa motif hijau, serta kubah yang juga hijau sebagai warna favorit Rasulullah Muhammad SAW,” lanjut Drury.

Kubahnya kemudian tak lagi berwarna hijau, melainkan berwarna emas. Ternyata, perubahan warna itu terjadi pada 2003, seiring terjadi kisruh pemegang kepengurusan masjid.

Menurut Nahid al-Kabir dalam “Muslim Minorities in Australia, New Zealand and the Neighbouring Islands” yang termuat di The Different Aspects of Islamic Culture: Volume Six,

komunitas muslim di internal MAC dari Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh) dengan muslim Arab serta Afrika, memperebutkan kepengurusan masjid untuk mendapatkan posisi yang dihormati secara politik dan sosial-ekonomi dalam masyarakat muslim di Selandia Baru.

“Pada 2003 terjadi konflik kepengurusan masjid yang sejak lama dipegang kelompok muslim asal Asia Selatan di MAC. Kisruh berawal dari komunitas muslim asal Jazirah Arab dan Somalia yang ingin memegang kepengurusannya,” tulis Nahid.

Sumber: Historia.id

StatusAceh.Net - Alih-alih dikecam, aksi pelemparan telur ke kepala senator Australia, Fraser Anning, justru mendapat apresiasi. Pemuda pelakunya dianggap pahlawan dan banyak yang berterima kasih atas tindakannya.

Pemuda bernama Will Connoly asal Melbourne itu dengan ringannya menimpuk kepala Anning dengan telur pada Sabtu (16/3).

Akibat tindakannya, dia langsung dipiting oleh tidak kurang dari lima orang pengikut Anning. Connoly yang bertubuh kecil sudah pasti tak berdaya. Sebelumnya dia juga telah menerima dua kali jotosan dari Anning.

Connoly dianggap berhasil mewakili perasaan mayoritas masyarakat Australia yang kesal pada Anning. Sebelumnya, Anning menuai kecaman karena menyalahkan imigran Muslim dalam penembakan masjid di kota Christchurch yang menewaskan 50 jemaah.

Polisi mengatakan tindakan Connoly adalah penyerangan. Namun dia dibebaskan tanpa dakwaan apapun. Connoly langsung tenar seketika dengan nama julukan Egg Boy. Followernya bertambah menjadi lebih dari 230 ribu di Instagram.

Di Twitter dia dielukan sebagai pahlawan. Connoly dianggap menyuarakan kekesalan masyarakat terhadap Anning.

"Seorang pahlawan melempar telur ke kepala Senator Australia Fraser Anning," ujar seorang pengguna Twitter. Baca Selanjutnya

Dian Fajrina dan keluarga (Liputan6.com/Istimewa)
StatusAceh.Net - Dian Fajrina dan keluarga terhindar dari maut. Keluarga asal Aceh yang tinggal di Kota Christchurh, Selandia Baru, ini luput dari insiden penembakan yang menewaskan 49 orang.

Padahal, Fajrina dan keluarga selalu menyempatkan diri menunaikan salat Jum'at di Masjid Al-Noor di Christchurch, yang merupakan lokasi penembakan sadis tersebut. Namun, hari itu takdir menentukan lain.

Ia dan keluarga mengurungkan niat ke masjid tersebut karena tiba-tiba turun hujan. Di saat yang sama, kendaraan mereka sedang diperbaiki di bengkel.

"Alhamdulillah, Dian beserta keluarga sehat karena tadi tak jadi ke masjid karena hujan, mobil di bengkel, dan kesehatan sedang kurang fit. Rencana awalnya kalau mobil sudah baik, seluruh keluarga akan ke masjid. Tapi, Allah masih memberi kesempatan untuk meneruskan kehidupan bagi Dian sekeluarga," demikian pesan Fajrina kepada rekan dan sanak famili tak lama setelah kejadian.

Fajrina saat ini sedang menyelesaikan studi S3 di Selandia Baru. Dia ditemani suami dan keluarga menetap di Kota Christchurch.

Pascakejadian, kampus tempat Fajrina kuliah diliburkan selama sepekan. Aktivitas perkuliahan akan dimulai kembali pada tanggal 24 Maret.

"Saat ini sedikit banyak kami merasa aman. Namun masih was-was juga. Rencananya saya tidak ke kampus dulu seminggu ini, karena di kampus juga sudah diumumkan kuliah di cancel dari tanggal 18-24 Maret," kata Fajrina kepada Liputan6.com, Sabtu malam (16/3/2019).

Kendati situasi cenderung kondusif, Fajrina dan keluarga akan tetap waspada. Semua hal menyangkut keperluan rumah seperti belanja akan diurus oleh suaminya, Muliyadi Abubakar.

"Hingga pukul 10 malam tadi masih terdengar ada helikopter yang sepertinya sedang patroli. Sesekali juga lewat mobil polisi dan ambulans, kebetulan rumah kami memang di pinggir salah satu jalan utama, tapi bukan jalan utama yang sejajar dengan jalan yang menuju ke masjid," ungkap Fajrina.

Cerita Mengenai Rekannya, Baca Selengkapnya

Banda Aceh - Nusantara terkini.com, Masyarakat Aceh gelar aksi solidaritas dan mengecam tindakan pembunuhan brutal dan  teror yang dilancarkan kepada muslim Selandia Baru, New Zealand. Aksi tersebut digelar di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Sabtu (16/3/2019).

Aksi tersebut diikuti oleh Puluhan peserta aksi yang datang dengan membawa poster berisi kecaman terhadap aksi teroris itu. Seperti diketahui, Jumat (15/3/2019) Penembakan pada dua masjid di Selandia Baru yang menewaskan sebanyak 49 orang dalam serangan brutal yang dilakukan teroris.

Dalam aksi solidaritas itu, Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh Husaini Ismail, menjadi salah satu orator aksi menegaskan, pembunuhan muslim di Selandia Baru merupakan perbuatan biadab yang tidak bisa dimaafkan. Apalagi pembunuhan tersebut disiarkan live di media sosial.

“Kita tidak bisa membayangkan betapa kejamnya aksi pelaku pembunuhan yang dilakukan teroris itu,” katanya dengan berapi-api

Dihadapan masyarakat yang lalu lalang di simpang lima Banda Aceh itu, Ismail mengajak muslim Aceh agar menyuarakan solidaritas terhadap muslim Selandia Baru dengan cara santun beradab.

Lanjutnya, saat umat Islam yang menjadi minoritas selalu ditindas. Berbeda dengan Islam yang menjadi mayoritas, non muslim dapat hidup aman dan tenteram, seperti halnya di Aceh.

“Islam punya sejarah perih, pernah disembelih di Spanyol, tapi apa kata mufti waktu itu, walaupun muslim sedang dibunuh di sana, tapi kita tidak boleh menyentuh sedikit pun saudara yang tidak seniman (di sini),” terang Ketua ACT Aceh.

Dalam orasinya, ia juga mengatakan, sebagai seorang muslim, kita memiliki cara-cara beradab melawan kezaliman, membunuh satu jiwa sama dengan membunuh umat manusia sedunia. “Menyelamatkan satu jiwa sama dengan menyelamatkan umat sedunia,” demikian kata Ismail. (nusantaraterkini.com)
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.