2017-03-05

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Presiden Suriah Bashar al-Assad menyebut AS sebagai penjajah karena telah menyebar pasukan di negaranya tanpa izin. Foto/Istimewa
DAMASKUS - Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengatakan, setiap pasukan asing yang masuk Suriah tanpa undangan adalah penjajah termasuk dari Amerika Serikat (AS). Assad menegaskan ia tidak pernah memberikan izin kepada tentara AS yang saat ini berada di Manbij.

"Setiap pasukan asing yang datang ke Suriah tanpa undangan atau konsultasi atau izin kami, mereka penjajah, apakah mereka Amerika, Turki, atau yang lain," kata Assad seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (11/3/2017).

Ketika ditanya apakah Damaskus telah membuka pintu bagi pasukan AS di kota Manbij yang berada di provinsi Aleppo, Assad mengatakan: "Tidak, kami tidak memberikan izin."

"Apa yang mereka akan lakukan? Untuk melawan ISIS? AS hampir setiap perang selalu kalah. Mereka kalah di Irak, mereka harus menarik diri pada akhirnya. Bahkan di Somalia, apalagi di masa lalu seperti di Vietnam dan Afghanistan," imbuhnya.

Menurut Assad, AS tidak pernah berhasil dimana saja mereka mengirim pasukan. "Mereka hanya membuat berantakan, mereka sangat baik dalam menciptakan masalah dan menghancurkan, tetapi mereka sangat buruk dalam mencari solusi," ucapnya.

Assad mencatat, tanpa intervensi asing, perang Suriah akan memakan waktu beberapa bulan untuk berakhir. "Kompleksitas perang ini adalah intervensi asing. Ini adalah masalah, "katanya.

Presiden Suriah menekankan bahwa pasukan pemerintah sekarang sangat dekat dengan Raqqa, benteng ISIS yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Manbij.

Pada hari Kamis, koalisi pimpinan AS mengkonfirmasi bahwa sekitar 400 Amerika marinir dan penjaga militer telah tiba di Suriah untuk mendirikan sebuah pos untuk mendukung operasi mengambil kota Raqqa. Kontingen baru menambah 500 pasukan AS yang sudah ada di Suriah. Angkatan Udara AS Kolonel John Dorrian, juru bicara koalisi, mengatakan tentara baru telah dikerahkan untuk mempercepat kekalahan teroris di Raqqa.(Sindonews)

StatusAceh.Net - Sabang bak surga di ujung paling barat Indonesia yang menawarkan tujuan wisata lengkap bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Betapa tidak, dengan mengunjungi kota yang terletak di Pulau Weh, dengan luas kawasan mencapai 153 kilometer persegi itu, para pelancong tidak hanya dapat menikmati pesona pantai-pantai berpasir putih nan eksotis dan birunya laut.

Mereka pun dimanjakan oleh udara bersih, keindahan taman-taman bawah laut dengan bebatuan karang dan beraneka jenis ikan warna-warni, alam pegunungan dengan hutan lindungnya yang menghijau, serta tempat-tempat kuliner yang memanjakan lidah.

Tak hanya itu, tujuan wisata kota yang setiap tahun menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal layar (yacht) internasional guna mengikuti rangkaian acara Sabang Marine Festival itu pun mewariskan jejak sejarah era Belanda dan saksi bisu Perang Dunia II.

Bagi para wisatawan Eropa dan Jepang, keberadaan makam lama yang dikenal dengan "Kuburan Belanda Merbabu" atau "Kherkof Merbabu" yang terletak tak jauh dari Rumah Sakit Angkatan Laut J. Lilipory itu menjadi bukti sepak-terjang nenek moyang mereka di Sabang.

Di pemakaman warga sipil dan militer Eropa berkebangsaan Denmark, Yunani, Prancis, Jerman dan Belanda sejak 1800-an tersebut, terdapat pusara Jacques Carissan, pahlawan nasional Prancis.

Catatan di batu prasasti Makam Eropa (Het Kerkhof) itu menyebutkan, Carissan gugur dalam pertempuran laut antara kapal Prancis Mousquet dan kapal Jerman Emden pada Perang Dunia I di Selat Melaka, Oktober 1914.

Di seberang kompleks Makam Eropa yang menjadi tempat peristirahatan terakhir pahlawan Prancis dan puluhan warga Eropa lain yang pernah tinggal di Sabang di masa lalu itu, terdapat sejumlah kuburan orang-orang Eropa lain dan pusara orang-orang Jepang.

Hanya saja kondisi pemakaman warga asing yang semasa hidupnya pernah bersentuhan langsung dengan Sabang itu tampak memprihatinkan, dimana ada sejumlah bangunan makam yang lusuh dan tak lagi lengkap, serta tertutup tanaman liar di sana-sini.

Ketika Antara mengunjungi area pemakaman bangsa Eropa dan Jepang ini pada Kamis (9/3), tampak batu-batu nisan dan bangunan makam warga Jepang itu tak terawat dan pagar yang melindungi makam dari jalan ditumbuhi tanaman-tanaman liar.

Tak seperti Makam Eropa yang dilengkapi bangunan beton yang dilengkapi pintu gerbang dan prasasti yang memudahkan wisatawan masuk, area pemakaman Jepang sudah tertutup tanaman liar dan tak tampak akses pintunya.

Karenanya, untuk bisa melihat sisa-sisa pusara warga Jepang di Sabang itu, pengunjung harus menerobos pagar yang membatasi area pemakaman ini dengan pemakaman bangsa Eropa yang ada di seberang "Het Kerkhof".

Kehadiran sebuah batu prasasti hitam bertuliskan "Semoga Damai Abadi dan Kemakmuran di Lapangan Terbang Ini, Sabang 20 Mei 1979, T. Sato, Fukushima Jepang" di sudut pagar bagian dalam makam membantu wisatawan mengenali area pemakaman warga Jepang ini.

Persentuhan Sabang dan Pulau Weh dengan orang-orang asing itu sudah terjadi jauh sebelum era Belanda dan Perang Dunia II sebagaimana dapat dilihat dari keberadaan makam-makam tersebut. 
   
Jauh sebelum pecah Perang Pasifik yang menyisakan banyak bangunan benteng dan bunker pertahanan Jepang di berbagai titik kota dan daerah pesisir pantainya maupun era perdagangan Kolonial Belanda, Sabang bahkan pernah disinggahi Laksamana Cheng Ho.

Menurut buku "Profil Museum Sabang" (2017), penjelajah China yang mengarungi perairan Kepulauan Indonesia selama tujuh kali dengan armada kapal terbanyak sepanjang sejarah itu pernah menyinggahi Pulau Weh pada 1413-1415.

Mengutip catatan Ma Huan, salah seorang penerjemah sang laksamana, Cheng Ho yang bernama asli Ma Sanbao (Hanyu Pinyin) atau Haji Mahmud Shams (Arab) ini menyebut Pulau Weh sebagai "daratan dengan gunung menjulang" atau "Gunung Mao".

Kurator Museum Sabang T. Mahliyuni yang ditemui Antara di gedung museum yang terletak di Jalan O. Surapati pada Kamis (9/3) dan Jumat (10/3) membenarkan informasi tentang jejak misi damai Cheng Ho di Aceh dan persinggahannya di Sabang tersebut.

Persinggahan Cheng Ho dan armadanya di Sabang itu konon dimaksudkan untuk mendapatkan persediaan air dalam pelayaran mereka menuju Afrika.

"Persediaan air tersebut diambil dari Danau Aneuk Laot, danau yang hingga kini merupakan sumber air minum utama masyarakat Sabang," katanya.

Semua keunggulan yang dimiliki pariwisata Sabang, termasuk tugu Kilometer Nol Indonesia, tugu Sabang-Merauke, dan taman-taman kota yang asri dan dilengkapi peta wisata yang jarang ditemui di kota-kota lain di Tanah Air, tak harus didapat dengan biaya mahal.

Bagi turis lokal asal Kota Banda Aceh, misalnya, perjalanan ke Sabang ini dapat dilakukan dengan mobil atau sepeda motor pribadi dengan menumpang feri penyeberangan dari Pelabuhan Ulee Lheue ke Pelabuhan Balohan.

Harga tiket penyeberangan sepeda motor dengan Kapal Motor Penyeberangan BRR mencapai Rp31.500 sedangkan mobil mini bus Rp206.500. Adapun tiket penumpang dewasa kelas ekonomi hanya sebesar Rp27.000 dan anak-anak Rp17.000.

Bagi mereka yang ingin menyeberang dengan Kapal Motor Express Bahari dan KM 3B/Cantika, tiket kelas ekonomi dihargai Rp75.000, kelas eksekutif Rp85.000 dan kelas VIP Rp105.000.  
   
Para wisatawan dari luar Banda Aceh yang tidak membawa kendaraan bermotor disarankan untuk menyewa sepeda motor dari warga setempat setibanya di Pelabuhan Balohan karena Sabang tidak memiliki sistem transportasi umum, seperti angkutan kota dan taksi.

Karenanya, baik warga setempat maupun turis domestik dan mancanegara umumnya menggantungkan mobilitas mereka selama berada di Sabang pada kendaraan pribadi, mobil dan sepeda motor sewaan, bus pariwisata, atau jasa pengemudi becak bermotor.

Dari kelima jenis moda transportasi tersebut, penyewaan sepeda motor merupakan pilihan terbaik bagi para turis jika hendak menjelajahi kota yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Pelabuhan Ulee Lheue itu seorang diri atau maksimal berdua.

Dengan uang sewa berkisar Rp80.000 sampai Rp100.000 per 24 jam pemakaian, mereka sudah dapat menelusuri berbagai destinasi wisata yang dimiliki kota ini, termasuk Gua Sarang yang eksotis, tanpa kesulitan yang berarti.

Bagaimana dengan biaya akomodasi dan makan? Wisatawan yang berkunjung pun tak perlu khawatir karena ada banyak pilihan penginapan dengan kisaran harga per malam mulai dari seratus ribuan sampai jutaan rupiah.

Bagi wisatawan pencinta kuliner, Sabang bak surga bagi mereka karena kota ini tak hanya menyajikan makanan yang sudah melegenda, seperti sate gurita, mi jalak, dan mi kocok, tetapi juga aneka masakan khas Aceh lainnya dengan menu makanan laut yang segar.

"Kami tiga hari di Sabang tapi banyak yang dapat dinikmati di sini," kata Amaranta dan Alaska, dua turis Spanyol yang menikmati semburat senja bersama belasan orang pengunjung lain di kawasan wisata Kilometer Nol Indonesia pada 7 Maret lalu.

Seperti Amaranta dan Alaska, pesona Sabang dengan kekayaan tujuan wisata bahari, pegunungan, gua, hutan, sejarah, seni-budaya dan kulinernya yang besar itu menjadi magnet yang menarik hati banyak wisatawan asing lain.

"Ini kunjungan kedua saya ke Sabang setelah beberapa tahun lalu. Kini saya kembali ke kota ini dengan membawa beberapa anggota keluarga saya," kata Salla, turis asal Berlin, Jerman, yang ditemui di kawasan wisata Pantai Sumur Tiga, Jumat (10/3).

Siapa pun yang pernah berkunjung ke kota ini akan merasakan dorongan dari dalam diri mereka untuk selalu ingin kembali.

Mereka seolah tak kuasa menolak pesonanya yang indah bak surga di ujung negeri di mana matahari terbenam paling akhir di negeri ini ditambah dengan keramahtamahan warganya dan kelezatan kulinernya.(Sumber: Antara)

Ilustrasi
Medan - Polisi menembak seorang kurir narkoba di Medan, Sumatera Utara (Sumut), yang berusaha lari saat akan ditangkap. Dari penindakan tersebut, petugas menyita 15 kilogram ganja dari sebuah kotak besar.

"Pelaku bernama Rendi Syahputra (32), warga Aceh," kata Kapolrestabes Medan Kombes Sandi Nugroho kepada detikcom, Sabtu (11/3/2017).

Sandi mengatakan, penindakan tersebut terjadi pada Kamis (9/3) di Jalan Bajak V, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Penangkapan bermula ketika tim unit Reskrim Polsek Patumbak mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa ada peredaran narkoba.

"Petugas dapat informasi ada penumpang bus dari Aceh membawa ganja dengan tujuan Aceh-Medan-Padang yang akan singgah terlebih dahulu di Jalan Bajak V," ujarnya.

Petugas yang melakukan penyelidikan kemudian berhasil menemukan ganja seberat 15 kilogram. Saat dilakukan penangkapan, pelaku melarikan diri ke arah pinggiran sungai.

"Petugas melakukan pengejaran dan memberikan tembakan peringatan, namun tidak diindahkannya. Selanjutnya, petugas menembak kaki kanan pelaku," terang Sandi.

Setelah itu, pelaku kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara, barang haram itu sudah diamankan dan petugas tengah mengembangkan kasus ini. (Sumber: detik.com)

Kantor Kedubes Malaysia di Pyongyang (China Press/The Star)
Kuala Lumpur - Otoritas Malaysia terus berusaha memulangkan 9 orang warganya yang masih 'disandera' di Korea Utara (Korut). Perundingan formal dengan Korut untuk membahas hal ini akan dimulai dalam beberapa hari ke depan.

Dituturkan Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, seperti dilansir Reuters, Sabtu (11/3/2017), bahwa Korut mengindikasikan kesiapan untuk memulai perundingan. Dari total 11 orang warga Malaysia di Korut, dua orang telah diperbolehkan meninggalkan negara komunis itu, pekan ini.

"Mereka (Korut) ingin mulai berunding. Kami tidak tahu apa permintaan mereka -- kami perlu memperhitungkan apa yang bisa kami lakukan untuk mendapat hasil terbaik," ucap Anifah kepada wartawan setempat.

Dijelaskan Anifah, bahwa banyak negara telah menawarkan diri untuk menjadi penengah antara Malaysia dan Korut. Namun dia menegaskan, tidak akan ada negara yang akan bertindak sebagai penengah ataupun pihak ketiga. Anifah tidak menyebut lebih lanjut soal waktu dan lokasi perundingan formal ini.

Sebanyak 9 orang warga Malaysia yang masih berada di Korut terdiri atas tiga staf diplomatik dan enam anggota keluarganya. Semuanya dilaporkan kini berada di dalam kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Pyongyang.

Ketiga staf diplomatik itu diidentifikasi media Malaysia sebagai Mohd Azrin Md Zain yang menjabat konselor Kedubes Malaysia, kemudian S Nirmala Malar Kodi yang merupakan asisten administrasi kedutaan dan Noor Saaidah Jamaludin yang merupakan asisten pribadi Dubes Malaysia. Sang Dubes Malaysia sendiri, Mohamad Nozan Mohamad, telah dipanggil pulang ke Kuala Lumpur sejak 22 Februari lalu.

Sedangkan dua warga Malaysia lainnya yang telah diperbolehkan meninggalkan Korut, diidentifikasi sebagai Stella Lim dan Nyanaprakash Muniandy. Keduanya merupakan staf Program Pangan Dunia (WFP), badan urusan pangan milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang ditugaskan ke Korut.

Tidak diketahui pasti alasan Korut mengizinkan keduanya pergi. Namun seorang pejabat pemerintahan Malaysia, pekan ini, menyebut keduanya memegang paspor PBB. Kini, kedua warga Malaysia ini diketahui berada di Beijing, China.

Hubungan diplomatik antara Malaysia dengan Korut memanas selama penyelidikan kasus pembunuhan Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin Korut Kim Jong-Un. Diawali tudingan kasar Korut ke Malaysia soal persekongkolan dengan musuh, hingga berujung aksi saling mengusir Duta Besar masing-masing.

Pada Selasa (7/3) lalu, pemerintah Korut mengumumkan larangan sementara bagi seluruh warga Malaysia untuk meninggalkan Korut. Larangan itu menuai kecaman Malaysia yang menyebutnya sebagai 'penyanderaan' dan membalasnya dengan melarang warga Korut untuk pergi dari Malaysia.

Jong-Nam tewas usai diserang dengan racun VX di tengah keramaian Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 13 Februari lalu. Racun VX yang mematikan, dikategorikan sebagai senjata pemusnah massal oleh PBB.(Detik.com)

Video "The Light of Aceh" Meriahkan Pameran ITB Berlin, Jerman. Foto: Istimewa
BERLIN РPemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh untuk pertama kalinya hadir pada pameran Internationale Tourisme B̦rse (ITB) Berlin, yang merupakan salah satu pameran pariwisata terbesar di dunia.

Ajang promosi itu digelar selama lima hari, 8-12 Maret di Gedung Messe Berlin, Jerman.

Diikuti lebih dari 187 negara, diliput sekitar 10.000 jurnalis lokal dan 2000 jurnalis internasional, serta dihadiri lebih 120.000 pengunjung, baik pembeli maupun penjual (seller/buyer) menjadi moment penting dalam rangka memperkenalkan Aceh, khususnya potensi wisata Aceh di mata masyarakat Eropa dengan berbagai keunikan dan diferensiasi alam dan budaya Aceh.

Wakil Ketua II DPR Aceh, Teuku Irwan Djohan sebagai Koordinator Komisi VII DPR Aceh Bidang Kebudayaan dan Pariwisata mengatakan, kunjungan wisatawan dari beberapa negara Eropa ke Aceh terus meningkat, seperti Jerman, Perancis, Inggris dan Norwegia.

Hal ini tidak terlepas semakin baiknya pencitraan industri pariwisata Aceh secara nasional dan internasional melalui branding wisata Aceh terbaru “Cahaya Aceh” atau “The Light of Aceh” dan kebehasilan Aceh memenangkan Kompetisi Wisata Halal Internasional 2016 sebagai “Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia”.

“Bergabung bersama dengan Stand Kementerian Pariwisata Indonesia dengan branding “Wonderful Indonesia”, tim seni Aceh diwakili “Sanggar Tuha Delapan” berhasil menarik perhatian peserta pameran ITB Berlin dengan menampilkan musik tradisi Aceh, yaitu “Keneubah Indatu” lewat tari Seudati, Uroeh Duk, Rapai Geleng dan Tarek Pukat,” kata Irwan Djohan yang juga sebagai Ketua Delegasi Aceh ke ITB Berlin 2017.

Rahmadhani, Kepala Bidang Pemasaran mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang juga ikut dalam delegasi Aceh ke ITB Berlin menyatakan, tim seni Aceh juga akan tampil pada hari ketiga pameran tersebut dengan menampilkan musik tradisi Aceh lainnya, yaitu “Piasan Gayo terdiri” dari Didong, Saman dan Gayo.
Tim delegasi seni Aceh pada ajang pameran Internationale Tourisme Börse (ITB) Berlin, Jerman. Foto: Istimewa

“Dalam Rangka mensukseskan 50 tahun lahirnya kerjasama negara-negara ASEAN bertema “Visit ASEAN@50: Golden Celebration”, tim seni Aceh juga berkesempatan tampil pada hari keempat di stand Kamboja dengan menampilkan musik tradisi Aceh. Hal ini akan menjadi sebuah moment strategis lainnya dalam mempromosikan Aceh sebagai destinasi wisata wisata halal terbaik dunia dan menarik minat wisatawan ke Aceh melalui penampilan seni budaya Aceh yang bernafaskan Islam,” sebut Rahmadhani.

Selain promosi wisata Aceh melalui brosur, leaflet dan cenderamata dan penampilan video “The Light of Aceh” di layar monitor ITB Berlin, kopi Aceh juga menjadi daya tarik wisata lainnya selama pameran berlangsung.

Delegasi Aceh lainnya yang juga Direktur Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Center Unsyiah, Dr. Iskandarsyah Madjid menyebutkan, kopi Aceh sudah menjadi salah satu produk unggulan Aceh.


“Keikutsertaan Aceh pada event pameran berskala dunia perlu didukung, tidak hanya menghadirkan tim seni Aceh dan bahan-bahan promosi lainnya, tapi juga mempromosikan pariwisata Aceh melalui stand tersendiri dengan dekorasi yang unik berkarakteristik Aceh dalam rangka lebih memperkenalkan Aceh secara lebih dekat kepada wisatawan mancanegara, baik di Eropa, maupun di Timur Tengah. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan nasional mendukung kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2019,” demikian Iskandar.


Pameran ITB Berlin menjadi salah satu media efektif dalam memperkenalkan kopi Aceh, tidak hanya sebagai produk kuliner wisata Aceh, tapi juga komoditi unggulan Aceh untuk tujuan ekspor di pasar dunia. (Rill)

Terpidana pelanggar hukum syariat Islam menjalani hukuman cambuk di halaman Masjid Desa Beurawe, Banda Aceh, Aceh, Senin (1/8). Pengadilan Mahkamah Syariah Banda Aceh menvonis hukuman enam hingga 21 kali cambuk di muka umum kepada 11 warga yang melanggar Qanun (peraturan daerah) tentang maisir (judi) dan Khalwat (zina). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
StatusAceh.Net - Untuk pertama kalinya Qanun Jinayat atau peraturan daerah yang mengatur hukuman pidana di Aceh diterapkan terhadap penganut Buddha. Eksekusi hukum cambuk itu dilakukan Jumat, 10 Maret 2017, terhadap dua orang penganut Buddha yang dituduh terlibat judi sabung ayam.

Alem Suhadi, 57 tahun, dan Amel Akim, 60 tahun, adalah keturunan etnis Cina dan termasuk minoritas Buddha. Mereka dicambuk di depan puluhan pejabat lokal dan ratusan penduduk di Jantho, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

Kedua pria itu meringis karena menerima masing-masing sembilan dan tujuh cambukan di punggung mereka. Jumlah cambuk itu sudah dikurangi karena mereka telah ditahan lebih dari satu bulan sejak polisi menangkap mereka saat beradu ayam di Aceh Besar pada Januari 2017.

“Ketika mereka ditangkap, polisi menyita dua ekor ayam dan uang taruhan Rp 400 ribu," kata jaksa Rivandi Aziz, seperti dikutip dari The Straits Times.

Qanun (Peraturan Daerah) Jinayat disahkan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh pada 27 September 2014 dan mulai berlaku efektif sejak 23 Oktober 2015. Qanun Jinayat (pidana) mengatur tentang perbuatan yang dilarang syariat Islam dan tentang hukuman yang dijatuhkan hakim untuk pelaku.

Perbuatan yang diatur di antaranya meliputi khamar (minuman keras), maisir (judi), khalwat (perbuatan tersembunyi dua orang berlainan jenis yang bukan mahram), ikhtilath (bermesraan dua orang berlainan jenis yang bukan suami-istri), zina, pelecehan seksual, dan pemerkosaan. Selanjutnya, juga qadzaf (menuduh orang melakukan zina tanpa dapat mengajukan paling kurang empat saksi), liwath (homoseksual) dan musahaqah (lesbian).

Hukuman yang diberikan kepada pelaku adalah hukuman cambuk atau denda berupa emas atau penjara. Banyaknya cambuk atau denda tergantung dari tingkat kesalahan. Paling ringan sepuluh kali atau denda 100 gram emas atau penjara 10 bulan dan paling berat adalah 150 kali atau denda 1.500 gram emas atau penjara 150 bulan.

Qanun Jinayat hanya berlaku bagi muslim. Namun, bagi pelaku yang non-muslim dapat memilih hukuman cambuk yang diatur sesuai qanun atau hukuman yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Warga non-muslim pertama yang dikenai Qanun Jinayat adalah seorang perempuan berusia 60 tahun, beragama Kristen, di Takengon, Aceh. Dia dituduh menjual alkohol sehingga dihukum cambuk 30 kali pada 12 April 2016. Sempat terjadi kontroversi penerapan Qanun Jinayat tersebut terhadap non-muslim kala itu.

Dalam proses hukumnya, Alem dan Amel akan dihukum hukuman penjara sesuai dengan KUHP. Namun keduanya memilih hukuman cambuk. "Kami hidup di Aceh, sehingga kami harus mematuhi peraturan di wilayah kami," kata Alem kepada AFP, tak lama setelah dicambuk, Jumat, 10 Maret 2017.

Aceh yang terletak di Pulau Sumatera, mulai menerapkan hukum syariah setelah diberikan otonomi khusus pada 2001. Langkah ini adalah upaya pemerintah pusat di Jakarta untuk memadamkan pemberontakan separatis di sana. Hukum Islam telah diperkuat sejak provinsi ini mencapai kesepakatan damai dengan Jakarta pada 2005.(Tempo.co)

Ilustrasi DPO
StatusAceh.Net - Tersangka salah satu pasangan calon bupati/wakil bupati Gayo Lues, H Abd Rasad/ H Rajab Marwan kini masuk daftar pencarian orang (DPO), karena tidak menghadiri panggilan polisi untuk dimintai keterangan.
    
Informasi yang diperoleh wartawan di Banda Aceh, Jumat, Polres Gayo Lues telah mengeluarkan surat DPO yang ditandatangani Kasat Reskrim Iptu Pol Eko Rendi Oktama tertanggap 3 Maret 2017 yang ditujukan ke dua tersanga tersebut.
    
Berdasarkan hasil rapat pleno yang digelar sentra Gakumdu Gayo Lues pada 24 Februari - 1 Maret 2017, salah satu paslon  bupati dan wakil bupati Gayo Lues nomor urut 2 itu terlibat politik uang.
    
Namun, mengingat kasus tersebut ada unsur pidana maka dilimpahkan ke pihak kepolisian, sehingga untuk melengkapi berkas pihak Reskim Polres Gayo Lues memanggil tersangka untuk dimintai keterangan, namun yang bersangkutan tidak pernah memenuhinya.
    
Akhirnya Polres Gayo Lues mengeluarkan surat DPO terhadap dua tersangka tersebut.
    
Pasangan nomor urut dua tersebut menjadi tersangka setelah ada pengaduan dari paslon bupati/wakil bupati Gayo Lues nomor urut 1 yakni Adam dan Iskandar, dimana yang bersangkutan melakukan politik uang menjelang pemungutan suara Pilkada 15 Februari lalu.
    
Tersangka paslon Rasad/Rajab didukung Bupati Gayo Lues sekarang Ibnu Hasyim. Dimana Rasad merupakan abang ipar Bupati Ibnu Hasyim.
    
Sebenarnya, naiknya Rasad ini terkesan dipaksakan, mengingat Ibnu Hasyim tidak bisa lagi mencolonkan, karena sudah dua periode menjadi bupati.
    
Seyogiannya, istrinya yang akan dicalonkan, namun gagal, karena tersangkut kesehatan, kemudian diganti anaknya,  juga gagal, karena belum cukup umur, sehingga akhirnya Rasad yang merupakan abang ipar Ibnu Hasyim menjadi calon bupati yang berpasangan dengan Rajab.
    
Kedua tersangka tersebut diancam melanggar Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah. Untuk kasus politik uang diancam hukum penjara minimal 3 tahun dan maksimal 6 tahun, atau denda paling sedikit Rp200 juta dan paling banyak Rp1 miliar.(antara)

Foto: Azhari Usman/MODUSACEH.CO
Banda Aceh - Sejumlah pejabat Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA)  kembali mengalami mutasi. Namun, hingga saat ini atau jelang shalat magrib, Gubernur Aceh dr. H.  Zaini Abdullah (Abu Doto) belum tiba di Aula Gedung Serga Guna, Setda Aceh, Jalan. T. Nyak Arief, Banda Aceh. Sementara, sejumlah nama dan wajah sudah menunggu sejak pukul 16.00 WIB tadi. Ini penantian panjang dan terlama, selama mutasi dilakukan Abu Doto. Begitupun, sejumlah pejabat tadi, terkesan sangat sabar menunggu.

Pantauan media ini, sejak pukul 16.00 WIB, Jumat sore ini, sejumlah nama dan wajah sudah hadir, lengkap dengan jas. Mereka adalah, Syaiba Ibrahim, Nurdin SH M. Hum, Ir T Syafur, Abdul Karim MSI, Drs Muhammad MM, Ir Yusmadi MM, Drs Mahdi Efendi, Ir Hasanuddin Msi, Ir Samsul Bahri MSi, T Bahagia MP, Nevi Ariani SE, Ir Masnun MSI, Ir Saminuddin MSI, Drs. Umar Dani MSI, Drs. Zulkarnain MSI, Marwan Yusuf, Ir Iskandar MSc, Musri SE MM, Zulkifli Ali, Hasanuddin Darjo, drh. Zulia Zaini Yahya, Ir Akmal Husein, Asmaudin SE, Dr Munawar Sag, Dedi Yuswadi, Frans Delian, Reza Hardian, Sulaiman AW, Surya Hendra, H. Mulyadi Nurdin, Akmil Husein, Mutiin dan Nyak Umar. Begitupun, belum posisi dan jabatan dari nama-nama tersebut. Jadi, kita tunggu saja.(Modusaceh.co)

lustrasi korupsi e-KTP
Jakarta - Perkara korupsi pengadaan proyek e-KTP memalukan bangsa dan negara sebab melibatkan sejumlah petinggi partai politik dan pejabat negara, dan karena kasus ini harus diungkap sampai tuntas, kata pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra.

Dalam keterangannya hari ini, Yusril mengatakan KPK tidak perlu gentar mengusut keterlibatan sejumlah pejabat termasuk partai-partai politik. "UU Tipikor memberi kewenangan kepada aparat penegak hukum temasuk KPK untuk menyidik kejahatan korporasi. Termasuk kategori korporasi adalah parpol, yang jika terlibat dalam kejahatan, maka pimpinannya dapat dituntut, diadili dan dihukum," kata Yusril.

Dalam sidang perkara e-KTP dengan terdakwa pejabat kemendagri, Irman dan Sugiharto di Pengadilan Tipikor, jaksa KPK Irene Putri membacakan dakwaan yang berisi tentang sejumlah
nama-nama pejabat diduga menerima aliran dana korupsi e-KTP, seperti Setya Novanto, olly Dondokambe, Agun Gunanjar Sudarsa, Ganjar Pranowo, Teguh Juwarno, Tamsil Linrung, Jafar Hafsah, Anas Urbaningrum, Muhammad Nazaruddin.
Terdakwa Irman, bahkan menyebutkan beberapa partai politik, turut menikmati uang suap proyek e-KTP yang diduga merugikan negara sekitar Rp 2,3 triliun dari nilai proyek sebesar Rp 5,9 triliun itu.

Menurut Yusril, karena parpol merupakan instrumen politik yang sangat penting di negara ini, maka adanya parpol yang bersih, berwibawa dan bebas KKN seperti yang digagas diawal reformasi adalah suatu  keniscayaan. Tanpa itu, negara ini akan tenggelam dalam kesuraman. Ekonomi akan runtuh, demokrasi akan terkubur dan integrasi bangsa akan menjadi pertaruhan.

"Di sinilah peran penting KPK sebagai badan anti korupsi. KPK bukan hanya harus membersikan penyelenggara negara dari korupsi tapi juga wajib menindak kejahatan korporasi, yang melibatkan partai dalam tindak pidana korupsi," kata Mantan Menteri Hukum dan HAM itu.

Dikatakan Yusril, meski parpol yang diduga menerima suap itu diproses hukum, partainya  tidak otomatis bubar, karena yang berwenang memutuskan parpol bubar atau tidak, bukanlah pengadilan negeri sampai Mahkamah Agung dalam perkara pidana, tetapi Mahkamah Konstitusi. "Dalam perkara tersendiri yakni perkara pembubaran partai politik," tambah Yusril.

Mahkamah Konstitusi, berdasarkan Pasal 68 UU Nomor 24/2003 tentang Mahkamah Konsitusi, berwenang untuk memutus perkara pembubaran parpol. Parpol bisa dibubarkan jika asas dan ideologi serta kegiatan-kegiatan parpol itu bertentangan dengan UUD 1945.

Memang menjadi pertanyaan, apakah jika partai terlibat korupsi, parpol tersebut dapat dibubarkan MK dengan alasan prilakunya itu bertentangan dengan UUD 45.

"Kalau dilihat dari perspektif hukum  pidana, terkait kejahatan korporasi, maka jika korporasi tersebut terbukti melakukan kejahatan, maka yang dijatuhi pidana adalah pimpinannya. Maka pimpinannya yang dijatuhi hukuman," ujar dia. (Rima)

Dok. Calon gubernur DKI Anies Baswedan (Foto: Antara)
StatusAceh.Net - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dilaporkan ke KPK dengan tuduhan korupsi sebesar Rp 146 miliar dalam proyek pameran buku di Frankpurt, Jerman, pada 2015 silam.

"Pelaporan tersebut ada. Tentu semua pelaporan kami telaah. Kami lihat ada indikasi korupsi atau tidak," kata juru bicara KPK Febri Diansyah, kepada wartawan, hari ini.

Direktur Eksekuti LSM Government Against Corruption and Discrimination Andar Mangatas Situmorang, kemarin melaporkan Anis atas dugaan korupsi dana Rp 146 miliar, perihal pelaksanaan bookfair di Frankfurt tahun 2015. Saat itu, Anies masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Anies dituduh melakukan korupsi dengan modus kejahatan jabatan pada ajang pameran kebudayaan Indonesia dan Buku "Laskar Pelangi" serta menyusupkan kegiatan pameran buku "Amba dan Pulang" yang membahas mengenai pembantaian PKI 1965.

Febri menjelaskan, penyidik harus menelaah semua laporan yang masuk karena cukup banyak laporan yang tidak semua mengandung unsur korupsi. "Ada juga yang bukan kewenangan KPK," ujar Febri.

"Substansi belum bisa sampaikan. Ini masih awal jadi masih butuh waktu untuk  telaah lebih lanjut. KPK enggak boleh tolak laporan dari pihak manapun dan tidak ada batasan waktu kapan," sambung Febri. (Rimanews)

Ilustrasi Patroli Kepolisian Aceh
StatusAceh.Net - Proses pencarian pelaku penembakan di Aceh Timur terus dilakukan. Disamping itu, personel kepolisian memperketat pengamanan mengantisipasi adanya tragedi serupa terulang.

Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Goenawan mengatakan, pihaknya memaksimalkan petugas keamanan yang tersebar di seluruh wilayah Aceh. Menjelang Pilkada serentak, 13 ribu pasukan gabungan, termasuk 1.900 di antaranya merupakan personel bantuan kendali operasi (BKO).

"Antisipasi kami lakukan mencegah adanya second attack dari pelaku yang ingin nengacaukan dan mengkhianati Pilkada Aceh ini," kata Kombes Goenawan di Banda Aceh, Jumat (10/3/2017).

Meski petugas keamanan memperketat pengamanan, Kombes Goenawan menyebut belum ada tanda-tanda akan dikerahkan pasukan pengamanan mengantisipasi peristiwa penembakan serupa terjadi kembali.

Pihaknya mengaku jumlah personel yang tersebar saat ini telah mencukupi. Hanya saja perlu dimaksimalkan pasukan yang ada dalam antisipasi adanya ancaman keributan. Selama ini polisi juga gencar melakukan diskusi ringan dengan masyarakat agar tidak dalam situasi panik.

"Kita lakukan diskusi dialogis dan humanis dengan masyarakat, sekaligus menggali informasi bila ada ancaman yang datang ke masyarakat," pungkasnya. (Okezone.com)

Nagan Raya -  Maya Purnama Sari (23) istri dari Wakil Ketua DPRK Nagan Raya, Samsuardi alias Juragan, diduga kuat menggunakan narkotika jenis sabu-sabu. Hasil tes urine yang dilakukan personel Satuan Narkoba Polresta, menunjukkan Maya positif menggunakan narkoba.

Tes urine ini dilakukan sesaat setelah Maya ditangkap bersama oknum Brimob Polda Aceh, Brigadir Zahrul Fuadhi (31) di sebuah rumah di Jalan Fatahillah, Gampong Geuceu Iniem, Kecamatan Bandaraya, Banda Aceh, Rabu (8/3). Keduanya digerebek polisi dan warga saat berada dalam sebuah kamar yang terkunci dari dalam, di lantai dua rumah tersebut.

Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan SH MH, mengatakan hasil positif juga terlihat dari tes urine Zahrul yang ditangkap bersama dengan Maya sore itu. “Untuk oknum polisi itu akan ada ancaman serta sanksi berat yang menantinya. Mulai ancaman sidang Komisi Kode Etik Profesi (KKEP) Polri serta pemberhentian tidak dengan hormat atau di PTDH,” kata Kombes Goenawan kepada wartawan, usai menjenguk korban penembakan di Peunaron, Aceh Timur, di RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh, Kamis (9/3).

Kombes Goenawan menjelaskan, intruksi Presiden RI, Kapolri, Kapolda beserta seluruh jajaran Polri sudah cukup jelas diingatkan jangan sampai menggunakan sabu. Bahkan, lanjut Goenawan, Polri bersama-sama dengan Panglima TNI bersinergi dan berkomitmen keras, untuk tidak sekali-kali menggunakan sabu, karena kosekwensinya berat. “Selain ancaman kurungan pidana, setiap oknum yang menggunakan narkoba akan diberhentikan dengan tidak hormat,” pungkas Kabid Humas Polda Aceh.

Sementara itu, Maya yang hingga kemarin masih diamankan di Polresta Banda Aceh, membantah mengonsumsi sabu-sabu bersama oknum polisi Brigadir Zahrul Fuadi, saat keduanya ditangkap, Rabu (8/3) sore.

Namun, Maya mengaku pernah mendapatkan sabu-sabu dari oknum Brimob itu pada, Senin (6/3). Sabu-sabu itu, kata Maya, dia gunakan sendirian di kamar mandi rumahnya di Jalan Fatahillah, Banda Aceh. Menurut Maya, ia mengenal Zahrul sejak beberapa bulan lalu.

Keterangan lain diperoleh Serambi, saat akan ditangkap oleh personel Satuan Narkoba Polresta, sekitar pukul 15.00 WIB, Maya dan Zahrul melompat dari jendela kamar lantai 2 yang memiliki ketinggian sekitar 6 meter dari tanah. Namun, hasil rontgen yang dilakukan aparat kepolisian, Maya tidak mengalami luka-luka. Sementara Zahrul mengalami luka-luka di sejumlah bagian tubuh dan wajahnya.

Diberitakan kemarin, Maya Purnama Sari (23) istri dari Wakil Ketua DPRK Nagan Raya, Samsuardi alias Juragan, ditangkap nyabu dengan Zahrul Fuadhi (31) seorang oknum aparat, di sebuah rumah di Jalan Fatahillah, Gampong Geuceu Iniem, Kecamatan Bandaraya, Kota Banda Aceh, Rabu (8/3).

Dari penangkapan itu polisi mengamankan barang bukti tiga bungkus sabu seberat 1,34 gram, satu kaca pirex, satu sumbu, tiga mancis, satu gunting, satu bong (alat isap sabu), serta satu tas yang sebelumnya diisi tiga bungkus sabu tersebut dan diduga milik oknum Brimob Polda Aceh itu.(serambinews)

Ilustrasi (Agung Kurniawan/Jawa Pos)
Jakarta - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus, mengatakan, korupsi berjamaah pengadaan KTP elektronik (e-KTP) berjalan sangat sistematis. Pasalnya, terlihat jelas bagaimana konspirasi dibuat melalui rapat-rapat yang terencana.

"Sampai-sampai pemufakatan jahat sudah ada bahkan sebelum proses pembahasan normal anggaran yang dilakukan oleh komisi dan Banggar," ujarnya melalui pesan singkat, Jumat (10/3).

Selain sistematis, menurutnya kasus korupsi e-KTP juga tampak masif. Sebab, kemungkinan orang-orang yang terlibat lebih banyak dari yang kini beredar. Tak hanya anggota DPR, tetapi banyak pihak lain seperti eksekutif yang ikut menerima dana haram KTP elektronik tersebut.

"Jumlah dana yang diselewengkan memang tak kecil, mencapai sekitar 2,3 triliun sehingga memang sangat mungkin untuk dibagi-bagi ke banyak orang dengan jumlah yang tetap saja fantastis," tuturnya.

Lucius menduga bahwa penikmat aliran dana juga tak hanya terbatas pada orang per orang saja. Dugaan keikutsertaan elit partai dalam pemufakatan awal membuka peluang keterlibatan institusi seperti partai politik di dalam kasus ini.

Untuk itu, dia berharap KPK berani mengusut kasus korupsi e-KTP hingga tuntas. "Saya kira tak ada alasan bagi KPK untuk kehilangan keberanian dalam mengusut tuntas pihak-pihak yang terlibat," pungkas Lucius. (JPG)

Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Nama Ketua Umum Partai Golongan Karya Setya Novanto dan sejumlah kader partai berlambang pohon beringin itu disebut dalam dakwaan kasus korupsi e-KTP. Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) angkat bicara akan hak itu.

Dia meminta semua kader bersatu dalam situasi apa pun, meski nama ketua umum Golkar disebut dalam kasus dugaan korupsi e-KTP.

"Seluruh kader Partai Golkar saya minta untuk saling mendukung satu sama lain, bekerjasama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh kader Partai Golkar. Jika ada perbedaan pandangan, saya meminta untuk menyelesaikannya melalui mekanisme internal Partai yang berlaku selama ini," kata Ical melalui keterangan tertulisnya, Jumat (10/3/2017).

Dia meminta semua kader menjadikan ide dan gagasan sebagai instrumen politik. "Partai Golkar adalah the party of ideas seperti yang selama ini kita tumbuh dan kembangkan," tambah Ical.

Setiap kader Golkar diminta untuk tidak berfikir pragmatis, sekadar mengejar jabatan sehingga setiap ada persoalan langsung mendesak digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

"Partai Golkar adalah the party of ideas seperti yang selama ini kita tumbuh dan kembangkan. Jangan sampai kita hanya berpikir pragmatis, hanya mencari posisi atau jabatan, dan setiap ada persoalan langsung berpikir untuk diselenggarakannya Munaslub," kata Ical.

Novanto sendiri telah membantah menerima uang terkait proyek e-KTP ini. Dia bersumpah tak menerima sepeser pun dari proyek senilai Rp 5,9 triliun itu.

"Saya, demi Allah, tidak pernah menerima apa pun di e-KTP. Jangan sampai kita menanggapi isu-isu, justru godaan kita, hubungan kita semakin baik," ujar Novanto dalam sambutannya di Rakornis Korbid Kepartaian DPP Golkar di Redtop Hotel, Jalan Pecenongan, Jakarta Pusat.
(Detik.com)


SAWANG- Miliki 9 paket sabu siap edar, DMJ (27) pemuda Gampong Babah Buloh Kec. Sawang Kab. Aceh Utara di amankan sejumlah personil polisi dari Polsek Sawang,Kamis (9/3/2017).

Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman SIK melalui Kapolsek Sawang Iptu Ridwan menceritakan penangkapan terhadap DMJ pengedar sabu adalah berawal dari informasi dari masyarakat adanya kerapnya kegiatan mencurigakan terkait transaksi narkoba di Gampong Babah Buloh.

Informasi tersebut lansung di tindaklanjuti dengan melakukan pengendapan serta pemantauan terhadap tersangka di seputar lingkungan rumahnya.

Yakin dengan adanya kegiatan transaksi narkoba jenis sabu yang dilakukan oleh tersangka,personil polisi polsek sawang lansung menyergap DMJ saat berada di warung yang tidak jauh dari rumahnya.

“ Setelah kita lakukan penggeledahan saat diwarung,kita temukan 9 paket kecil sabu siap edar dan saat ini tersangka barang bukti sudah kita amankan di mapolsek sawang untuk kita dalami dan pengembangan “,jelas Iptu ridwan.

Reporter: T. Sayed Azhar


JAKARTA- Kembali, gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersama wakilnya Djarot Saiful Hidayat dilaporkan ke Bareskrim Polri karena diduga mengolok-olok Surah Al Maidah Ayat 51 saat tengah rapat.

Ahok dilaporkan oleh perkumpulan Majelis Taklim DKI Jakarta bersama Ketua Pengusaha Muda Indonesia Sam Aliano. Sam sendiri mengatakan diminta oleh puluhan ibu dari majelis taklim untuk membantu serta mewakili guna membuat laporan terkait dugaan penghinaan Alquran.

"Laporannya terkait wifi yang menggunakan kata 'Al Maidah' dan password-nya adalah 'kafir'," katanya saat melapor di Gedung Bareskrim Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (9/3/2017).

Selain itu, Ahok juga dalam rapat kerja yang didampingi oleh Djarot tertawa saat sang gubernur berbicara terkait Surah Al Maidah. "Jadi terlihat sekali kalau Alquran buat mereka itu menjadi bahan olok-olokan, ini yang menjadi bahan pertimbangan untuk melaporkan mereka berdua," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya menginginkan kasus dugaan penghinaan terhadap Alquran ini menjadi pertimbangan hakim dalam mengambil keputusan. Kemudian pihaknya juga melihat kalau Ahok sangat diistimewakan sehingga tidak ada tindakan khusus terhadap kasus yang menimpanya.

Sementara kuasa hukum Pengusaha Muda Indonesia, Egi Sudjana, menegaskan dalam prespektif hukum pidana sudah sangat jelas Ahok dan Djarot melanggar Pasal 421 KUHP tentang Abuse of Power. Sebab, mereka tertawa lebar saat Ahok mencuapkan Surah Al Maidah Ayat 51 dan menggunakan id wifi dengan 'Al Maidah' dengan password 'kafir'.

"Juncto-nya yaitu Pasal 55 KUHP untuk Djarot yaitu turut serta tapi tetap pakai ya Pasal 156 KUHP," tutur Egi.

Ia juga meminta kepada majelis hakim untuk bisa segera membuat pertimbangan dalam mengambil keputusan. Pasal ya sudah berkali-kali Ahok menistakan agama Islam namun tidak pernah ada kapoknya.

"Kira harus laporkan, kita harap ini bisa menjadi pertimbangan majelis hakim," pungkasnya.(okezone)

Aceh Besar - Polres Aceh Besar, menemukan ribuan batang pohon ganja di lahan seluas dua hektare di Desa Ateuk Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar.

Dikutip dari Tribratanews, Kasat Resnarkoba Polres Aceh Besar Iptu Yusra Aprilla mengatakan, penemuan 10 ribu pohon ganja lahan ganja ini berdasarkan informasi dari masyarakat, tiga hari lalu.

"Kami langsung melakukan penyelidikan menuju ke lokasi dengan jarak tempuh selama satu setengah jam dengan berjalan kaki," kata Yusra Aprilla.

Ketinggian 10 ribu batang pohon ganja, menurut Yusra, mencapai 1,5 meter dengan uUsia diperkirakan mencapai lima bulan.

Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan menambahkan, sebagian tanaman itu sudah dipanen oleh orang yang diduga pemiliknya. "Namun pemilik ladang ganja itu tidak ada di lokasi," katanya.

Polisi telah memusnahkan ribuan batang ganja tersebut di lokasi dengan cara dicabut dan dibakar. "100 batang kami amankan ke Mapolres sebagai barang bukti," kata Goenawan. (RM)

Rokan Hulu - Masyarakat bersama pemuda  menanam pohon pisang di tengah jalan, Kamis 9 Maret 2017 . masyarakat kesal dengan pemerintah jalan dibiarkan rusak tidak di perbaiki di kampung mereka, jalan tersebut merupakan penghubung Kota Tengah -Duri tepatnya ibukota Kecamatan Kepenuhan. pemerintah  Benar-benar diam dan tidak Peduli , Ini Timbul Suatu Pertanyaan kenapa jalan ini tidak pernah diperbaiki sedangkan Daerah Lain Seperti Jalan Pedesaan diperbaiki Bahkan  jalan sudah bagus semua'', ujar Tokoh  muda Kepenuhan , Alfa Syahputra

Menurut Alfa , selama ini jalan sepanjang satu kilomoter tersebut dibiarkan berlobang  Sudah Sejak Akhir Tahun 2014 yang Lalu dan hanya di tempel Itupun Bantuan Sukarela Masyarakat maupun Pengguna Jalan Yang Melintas Didaerah Tersebut.Jalan Rusak Berlubang  , Mulai dari Gapura Hingga Pasar Minggu, Berlubang Tanpa Perhatian Pemerintah.
Padahal Ini Sudah Sering disampaikan Baik Lewat Media Maupun Musrenbang Kecamatan, Maupun Reses Anggota DPRD Kabupaten Rokan hulu dan Reses anggota DPRD Provinsi Tapi Tidak Ada Respon.

Saya Berharap Pemerintah Segera Memperbaiki Jalan Rusak dan  Berlubang yang memenuhi badan jalan tersebut  Karna Jalan Merupakan Urat nadi Masyarakat dan Apalagi sangat membahayakan pengendara yang melintas. Sudah cukup banyak pengguna jalan khususnya pengendara kendaraan bermotor roda dua yang mengalami kecelakaan dilokasi tersebut.Harap Alfa

Kami Juga Sudah Menghubungi Dinas Bina Marga Kabupaten Rokan Hulu Bahwasanya Jalan  Tersebut Merupakan Tanggungjawab dari Pemerintah Provinsi , Sebagai Usaha Dinas Bina Marga Kabupaten Rokan hulu  Akan Segera Mengirim Alat Untuk Memperbaikinya '' dan Kami Akan Tunggu Tindakan Nyata Dari Dinas Tersebut ,Jika aksi tanam pisang dijalan tidak di respon oleh pemerintah , Kami  bersama pemuda dan Masyarakat  akan memboikot secara total jalan tersebut, dan Jangan Sampai adanya Tindakan Masyarakat Yang tidak diinginkan.Tegas Alfa

Banda Aceh - Kerjasama antara Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh bekerjasama dengan KESBANGPOL Aceh, FRAKSI Pilkada dan Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Bela Negara (DPW GBN) Aceh 


Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh bekerjasama dengan KESBANGPOL Aceh, FRAKSI Pilkada dan Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Bela Negara (DPW GBN) Aceh menggelar Dialog Publik yang berjudul “Potensi Radikalisme Paska Pilkada di Aceh dan Upaya Penanggulangannya”. Acara tersebut dilaksanakan pada hari kamis / 09 Maret 2017 di 3 In 1 Coffee, Lt II - Banda Aceh pukul 14.00 - 17.00.  

Turut hadir sebagai para narasumber kunci pada kegiatan tersebut : Ketua FKPT Aceh (Prof. Dr. Yusni Sabi, MA), Drs. Miswar Sulaiman (DPW GBN Aceh), Kasubdit Politik Dirintelkam POLDA Aceh (AKBP. Alfian) dan Taufiq Abdullah, MA (Pengamat Politik dan Akademisi Unimal). Dialog Publik tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai Ormas (DPW Gerakan Bela Negara Aceh, PD KB - FKPPI Aceh, PD PPM, dan lainnya); OKP (PD KNPI Aceh); Jajaran Polda Aceh; Jajaran KODAM IM; beberapa perwakilan LSM/NGO Lokal; beberapa perwkilan lembaga riset di Aceh; beberapa organisasi kemahasiswaan seperti BEM di Aceh, Himpunan Mahasiwa Islam (HmI), KOHATI da lainnya; para Wartawan/Jurnalis; serta berbagai unsur lainnya. Dialog Publik tersebut dipandu oleh (Candidate Doctor) Saifuddin Bantasyam, S.H., MA (Akademisi Hukum Universitas Syiah Kuala).   

Ketua Panitia, Zubaidah Azwan dalam laporannya mengatakan, terlaksananya Dialog Publik ini merupakan wujud manifestasi kepedulian kolektif spontan anak bangsa dalam upaya mendorong terwujudnya suasana damai di Aceh Paska Pilkada. Nasir Zalba (Kaban KESBANGPOL Aceh) dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa semua komponen masyarakat termasuk para stakeholders di Aceh harus mengambil tanggung jawab dan memainkan peranan sepenuhnya dalam upaya mewujudkan suasana damai di Aceh Paska Pilkada.    

Menurut Yusni Sabi, “Pelaksanaan Pilkada tahun 2017 di Aceh jauh lebih tertib dan egaliter dibandingkan pelaksanaan Pilkada di Tahun 2012. Berdasarkan amatan beliau beberapa kabupaten/kota di Aceh yang dinilai rawan konflik justru menunjukkan tata laksana Pilkada yang tertib. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perjalanan demokrasi di Aceh semakin mapan dan dewasa. Yusni Sabi sungguh menyayangkan peristiwa tragedi berdarah berupa penembakan terhadap Salah satu pimpinan Timses Paslon yang terjadi di Aceh Timur dan beberapa daerah lainnya di Aceh. Peristiwa berdarah tersebut kiranya telah menodai kesucian demokrasi yang sudah berjalan secara mapan di Aceh. Aceh Paska Pilkada menyimpan beragam potensi pemicu terjadinya radikalisme di Aceh tegas Yusni Sabi.   

Adapun AKBP Alfian dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa terwujudnya pelaksanaan Pilkada secara damai di Aceh pra dan pada saat berlangsungnya pemilihan merupakan wujud kerjasama yang harmonis multi pihak antara penyelenggara pemilihan dengan jajaran Kepolisian dengan jajaran TNI didukung dengan segenap tokoh Agama (Toga), tokoh masyarakat (Tomas), Tokoh Adat yang ada di Aceh serta berbagai unsur lainnya di masyarakat. Paska pelaksanaan Pilkada, maka merupakan tanggung bersama dari berbagai komponen untuk menjaga suasana damai. Jajaran Polda menghimba kepada seluruh komponen di masyarakat termasuk para Pasagan Calon (Paslon) dan para Tim Sukses (Timses) kiranya dapat saling bertoleransi satu sama lain. Masyarakat dihimbau untuk  tidak ragu ragu melaporkan kepada jajaran aparat keamanan terdekat bilamana menemukan dan/atau mengetahui keberadaan senjata api atau orang yang menggunakan senjata api di Aceh, tegas AKBP Alfian.  

Miswar Sulaiman (DPW GBN Aceh) berpandangan bahwa potensi  radikalisme di Aceh paska Pilkada sangat berpeluang besar terjadi. Ada banyak variabel penyebab munculnya radikalisme baik aspek ekonomi, sentimen, ideologi dan lainnya. Salah satu wujud indikasi adanya radikalisme di Aceh Paska Pilkada setidaknya ditandai dengan adanya peristiwa penembakan yang terjadi di Aceh Timur dan diikuti beberapa peristiwa berdarah lainnya di Aceh tegas Miswar. Untuk itu anjut Miswar Sulaiman, semua pihak wajib mengambil peran dan tanggung jawab untuk mewujudkan suasana damai baik pra, sedang maupun khususnya paska pelaksanaan Pilkada.   

Menurut Taufiq Abdullah, Aceh Paska Pilkada masih menyimpan potensi terjadinya radikalisme. Untuk itu aparatur keamanan kiranya perlu melakukan deradikalisasi terhadap berbagai potensi pemicu munculnya radikalisme di Aceh Paska Pilkada. Terlaksananya prosesi demokrasi berupa Pilkada secara damai di Aceh merupakan wujud kemerdekaan rakyat Aceh dalam bingkai NKRI. Kemerdekaan dimkasud dalam hal ini adalah kemerdekaan dalam menentukan kehendak batin dalam penentuan pemimpin daerah.

Dialog Publik tersebut juga turut dihadiri oleh Akademisi Hukum Senior yang juga sebagai Pengamat/Pakar Hukum - Mawardi Ismail, S.H., M.Hum. Dalam kesempatan tersebut Mawardi Ismail mengatakan, pelaksanaan Pilkada tahun 2017 di Aceh sudah berjalan sesuai harapan kolektif masyarakat Aceh. Hanya saja yang membedakan pelaksanaan Pilkada di Aceh tahun 2012 dengan Pilkada tahun 2017 adalah diaman Pilkada 2012 berlangsung aman sementara Pelaksanaan Pilkada 2017 selain berlangsung aman juga berlangsung nyaman. Aparatur keamanan kiranya sedini mungkin sudah dapat mengantisipasi terjadinya radikalsime paska Pilkada di Aceh dengan melakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang dinilai sangat potensial menimbulkan radikalisme tegas Mawardi Ismail.

Barang bukti yang disita (Agus/detikcom)
Banda Aceh - Perbuatan oknum Brimob Polda Aceh berinisial Brigadir ZF (31) tak patut ditiru. Ia tertangkap basah saat berpesta sabu bareng istri salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nagan Raya, Aceh.

Penangkapan oknum Brimob berinisial ZF dan istri anggota Dewan berinisial MPS (23) yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu dilakukan oleh tim Satuan Reserse Narkoba Polresta Banda Aceh. Keduanya dibekuk di sebuah rumah berlantai dua di kawasan Geuce Inem, Kecamatan Bandar Raya, Banda Aceh. Saat hendak ditangkap, kedua pelaku sempat berusaha melarikan diri dengan melompat dari lantai dua rumah.

Melihat target melarikan diri, tim Satresnarkoba melakukan pengejaran. Keduanya dibekuk saat bersembunyi di dalam rumah warga, tak jauh dari lokasi tempat mereka berpesta barang haram tersebut. Di sana, polisi juga menemukan tas milik ZF yang berisi tiga bungkus sabu.

"Petugas juga menemukan barang bukti berupa alat bong yang ditemukan di dalam kamar lantai 2 rumah tempat mereka nyabu," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Goenawan saat ditemui wartawan, Kamis (9/3/2017).

Penangkapan oknum polisi dan istri anggota Dewan ini dilakukan pada Rabu (8/3) kemarin sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah dibekuk, keduanya diboyong ke Mapolresta Banda Aceh untuk menjalani pemeriksaan.

Menurut Goenawan, penangkapan keduanya dilakukan setelah polisi mendapat informasi tentang adanya pesta sabu di sebuah rumah di kawasan Geuce Inem. Setelah melakukan penyelidikan, polisi meluncur ke rumah tersebut.

Sampai di sana, polisi awalnya bertemu dengan tukang yang sedang bekerja di lantai satu rumah tersebut. Setelah itu, tim naik ke lantai dua dan mengetuk pintu salah satu kamar yang digunakan kedua pelaku. Bukannya membuka pintu, pelaku malah mencoba kabur.

"Kedua pelaku loncat melalui jendela lantai dua rumah," jelas Goenawan.

Saat ini, pelaku dan barang bukti berupa sabu seberat 1,34 gram, satu unit alat isap sabu, dan satu buah tas diamankan di Mapolresta Banda Aceh.

"Kasus ini ditangani sama Polresta," ungkap Goenawan. (Detik.com)

Wakapolres Pidie Kompol Tirta Nur Alam

StatusAceh.Net- Pasca penembakan posko pemenangan pasangan calon bupati abusyik di gampong ulee cot seupeng kecamatan peukan baroe pidie aceh, aparat kepolisian setempat terus mencari keberadaan pelaku.

Polisi  menyatakan telah memeriksa lima saksi dan masih ada saksi lainnya yang berkaitan dengan peristiwa ini  akan di periksa.

Dari informasi awal yang telah di peroleh penembakan ini lebih mengarah pada unsur pribadi dan merupakan tindak kriminal murni. Kepada IndonesiaBangkit.net Wakapolres Pidie kompol, Tirta Nur Alam mengatakan pihaknya akan terus mendalami kasus ini semoga dan dalam waktu dekat akan terkuak.

Wakapolres Pidie menjelaskan barang bukti seperti selongsong dan proyektil telah kita kirim ke medan dari hasil labfor kita baru dapat menentukan jenis senjata apa yang di gunakan pelaku.

Dari hasil pengamatan di duga mereka menggunakan jenis AK 56, karena dari pengamatan di lapangan disamping bentuk selongsong dan proyektil juga terlihat terjangannya tembus dua lapis dinding beton hingga kedalam ruangan, meski demikian Wakapolres masih menunggu hasil dari labfor medan.

Terkait dengan peristiwa ini pada saat kejadian ada t orang yang berada di posko sedang beraktifitas, sebahagian sedang bermain catur dan ada yang sedang makan malam, saksi mata menyebutkan detuman pertama mareka terus tiarap dan merayap masuk ke kamar ruang belakang .OTK yang sedang berada di luar menembakan senjatanya secara membabi buta ke arah mereka hingga membuat sebelas  lubang pada dinding tembus hingga kedalam ruangan.(indonesia bangkit)

Ketua DPN PPWI Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, M.A

Gunungsitoli - Sumut
- Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPN PPWI) Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, M.A, menyampaikan apresiasi Kepada Polres Nias dan Polsek GidÅ‘, yang telah menangkap pelaku penganiayaan Suami-Istri di Nias hari ini Rabu, (08/03).

Sebagaimana kronologis penganiayaan yang dimaksud diatas telah terurai di media ini yang diberitakan berturut-turut belakangan ini. 
Harapannya, semoga lebih proaktif dan gencar lagi membekuk pelaku lainnya sesegera mungkin. Ujar Wilson yang Merupakan Alumni PPRA-48 Lemhannas RI Tahun 2012 itu.

Masih Menurut Wilson, Lulusan Pasca Sarjana Utrecht University Belanda itu, menyampaikan  Penegakkan hukum yang tegas tanpa pandang bulu akan menciptakan keamanan dan kenyamanan setiap warga dalam hidup bermasyarakat.

Selain itu, tindakan tegas polisi akan berdampak kepada meningkatnya kesadaran hukum masyarakat, sehingga menghindarkan warga melakukan tindakan main hakim sendiri. 
Sekali lagi terimakasih Polri dan teruskan pelaksanaan tugasnya secara profesional, moderen, dan terpercaya. Salam Promoter!! 

Sementara itu, Pihak korban Pasangan Suami-Istri atas nama Yaniwati Zandroto dan Taugoli Waruwu  mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada aparat polsek Gido yang turun langsung melakukan penangkapan sore ini, sejumlah 8 personil. 

Alhasil pelaku utama atas nama FW telah diamankan dan dibawa disel tahanan di mapolsek Gido kabupaten Nias utara, tuturnya dengan nada senang (Redaksi/Arro Zebua)


Ketua umum PPWI Wilson Lalengke,S.Pd,M.Sc,MA
Gunungsitoli - Sumut - Kasus pasangan suami-istri yang dianiaya atas nama Taugoli Waruwu dan Yaniwati Zandroto yang bertempat tinggal di desa Loloana'a Gido, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias.

Baca: Kasus Penganiayaan Jalan di Tempat, Korban Minta Keadilan ditegakkan

Sebagaimana dilansir pemberitaan oleh media ini sebelumnya, bahwa penganiayaan yang mereka alami dipicu oleh istri mantan kepala desa, yang tidak terima dianya tidak kebagian susu untuk ibu hamil yang saat itu sedang dibagi.

Akibat keributan ibu tersebut, seketika itu terjadilah penganiayaan kepada pasangan suami-istri, Taugoli Waruwu dan  Yaniwati Zandroto (Kepala Posyandu)  sebagai pembagi susu, penganiayaan tersebut diduga dilakukan oleh FW (Mantan Kades) secara bersama sama DKK enam orang lainnya.

Akibat penganiayaan tersebut korban mengalami luka parah, batang hidung patah serta patah gigi dan luka lainnya diseluruh tubuh.

Hal ini telah di lapor dimapolsek Gido dengan bukti surat tanda penerimaan laporan No : STPLP/09/1/2017/NS-Gido.

Sejak Laporan tersebut disampaikan di Mapolsek Gido, pelaku belum ditangkap.

Menanggapi kasus ini, Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta  Warga Indonesia (DPN-PPWI ) Wilson Lalengke,S.Pd,M.Sc,MA berharap agar seluruh aparat kepolisian dapat menjalankan Tugasnya sebagai Pengayom, Pelayan, Pelindung dan Penolong Warga Masyarakat

Lanjutnya, Oleh karena itu, terkait penganiayaan Suami-Istri yang terjadi di Nias itu, Para polisi dari Polsek dan Polres Nias harus memproses kasus tersebut sesegera mungkin menangkap para pelaku dan menanganinya sesuai ketentuan hukum yang berlaku di NKRI ini, Ujar Wilson yang merupakan Alumni PPRA-48 Lemhannas RI Tahun 2012 itu.

Lebih jauh, Lulusan Pasca Sarjana Utrecht University Belanda itu menyampaikan Jika Polisi tidak mampu melaksanakan tugasnya, sebaiknya meninggalkan seragam polisi, yang dibelikan oleh rakyat, dan pulang kampung bertani disana. Kata Wilson yang merupakan Trainer Jurnalistik bagi ribuan anggota TNI, POLRI, Mahasiswa, Guru, Wartawan dan berbagai Kalangan lain (Redaksi/AZ)

Dok. Tito Karnavian
StatusAceh.Net - Jika negara-negara Islam bersatu maka akan menjadi penyeimbang dua kekuatan besar yang saat ini mendominasi dunia, yakni Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina, kata Kapolri Jendral Tito Karnavian.

Berbicara dalam kuliah umum di Institut Teknologi Bandung, hari ini, Tito mengatakan, Amerika Serikat mendominasi dengan adidayanya dan Cina dengan kekuatan ekonominya. 

"Maka jika kekuatan negara Islam bersatu maka dominasi menjadi tripolar (tiga kekuatan besar)," kata Tito.

Negara-negara Islam saat ini masih terpecah, terutama dalam menyikapi konflik di Timur Tengah. Di Suriah, contohnya, suara Iran berbeda dengan Mesir, Arab Saudi dan Turki.

Tito menuturkan, saat ini Amerika dan Cina mendominasi peta kekuatan dunia, bahkan sebagian pengaruhnya sudah masuk agenda kebudayaan masyarakat Indonesia.

"Sekarang lihat, anak kecil mungkin tidak ada yang tahu Gundala Putra Petir, namun apabila Batman mereka pasti tahu. Itu salah satu contoh hegemoni budaya Amerika lewat Hollywood-nya," kata dia.

Pascaruntuhnya Soviet, Cina muncul sebagai kekuatan baru ekonomi dunia dan Amerika kini tak bisa bergerak secara leluasa dalam otoritasnya.

Menurut Tito, kesempatan ini mesti dimaksimalkan negara-negara Islam sebagai kekuatan penyeimbang, apalagi Indonesia berperan penting dalam mempersatukan negara-negara Islam.(Rima)


Muslina didmpingi tim YARA saat membuat laporan pengaduan ke Polda Aceh 

BANDA ACEH- Didampingi oleh Tim Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Muslina istri dari Mukhlis Adi (30) Kepala Desa Blang Rambong Kec. Banda Alam Kab. Aceh Timur membuat laporan pengaduan secara reami ke Reskrim dan Propam Polda Aceh, Senin (6/3/2017). 

Muslina (Pelapor) melaporkan suaminya Mukhlis adi yang menjadi korban pembunuhan dan penembakan oleh personil dari Subdit II Ditresnarkoba Polda Aceh (Terlapor) pada  Jum’at 24 Febuari sekiranya pukul 17:00 WIB. 

Dalam keterangannya dihadapan penyidik muslina menceritakan,di hari naas tersebut Jum’at (24/2/2017) mukhlis adi suaminya (Korban) sedang duduk di sebuah warung kopi tepatnya didesa Seuneubok Benteng, Kec. Banda Alam, Kab. Aceh Timur tiba-tiba datang empat pria berpakaian preman yang diduga anggota personil Subdit II Ditresnarkoba Polda Aceh ke warung tempat suaminya sedang nongkrong. 

Satu anggota polisi diantaranya meminta agar mukhlis mengangkat tangan dengan mengancungkan senjata api laras pendek/pistol kearah mukhlis serta menyuruh mukhlis untuk tiarap di halaman depan warung kopi tersebut. 

Korban mukhlis melakukan semua perintah yang diminta.,dalam posisi tiarap serta bingung mukhlis mencoba bangkit bangun seraya mempertanyakan kesalahannya pada pada empat personil polisi tersebut, “ Apa Salah Saya ? “. 

Salahsatu personil polisi menjawab jika dirinya adalah bandar narkoba “ Kau Bandar narkoba,barang buktinya ada didalam mobil “,ujar muslina meniru yang diucapkan oleh salahsatu anggota polisi saat penembakan terjadi pada suaminya. 

Mendengar hal tersebut korban lalu membantah jika dirinya bukan bandar narkoba dan merasa dirinya telah di jebak,sehingga untuk beberapa saat koban dan terlapor terjadi saling dorong mendorong.

Tiba-tiba dari arah mobil yang diparkir keluar seorang pria yang diduga anggota polisi lansung melakukan penembakan ke arah korban namun dapat dihindari oleh korban dengan cara melompat kedalam sawah. 

Namun peluru kedua tidak dapat dihindari korban yang mengenai bahu sebelah kiri sehingga korbam kembali terjatuh dalam sawah,dalam posisi terluka tembak pada bahu kiri para terlapor kemudian menyiksa korban yang tidak lama kemudian dibarengi dengan menembakkan sebutir peluru dengan menempelkan senjata api ke arah paha kanan korban. 

Setelah itu dengan kondisi lemah serta luka tembak para terlapor memborgol, mengangkat tubuh korban menaikkan ke mobil kemudian membawanya ke rumah sakit Graha Bunda Aceh Timur, disebabkan luka yang terlalu parah pihak rumahsakit Graha Bunda merujuk kembali ke Rumah sakit Zainal Abidin Banda Aceh namun sayang korban meninggal saat dalam perjalanan. 

Atas kejadian yang menimpa suaminya yang menyebabkan menjadi yatim para anak-anaknya yang masih kecil-kecil, muslina merasa sangat kecewa sehingga menyebabkan  dirinya melaporkan para terlapor ke propam dan reskrim Polda Aceh. 

Menurut Muslina,suaminya saat hari naas tersebut tidak benar ada melakukan perlawan terhadap anggota polisi yang ingin menangkapnya dan dirinya juga membantah jika suaminya dituding sebagai bamdar narkoba.

Muslina saat memberikan keterangan pada polisi
“ Saya kecewa sekali,sekarang anak-anak saya telah menjadi yatim akibat ayahnya yang tidak bersalah ditembak oleh polisi, suami saya saat itu tidak melawan sama polisi Cuma tanya apa salahnya kok ditangkap,terus tidak benar suami saya adalah bamdar narkoba boleh tanya satu kecamatan apa pekerjaan suami saya dan bagaimana kehidupan kami selama ini “,ungkap muslina sambil berlinangan air mata. 

Sementara itu Koordinator YARA Aceh timur Basri mengatakan jika pihaknya sejak awal kejadian memang telah siap mendampingi keluarga korban menurut basri melaporkan kasus yang menimpa korban muklis adi kepada pihak Propam dan Reskrim Polda Aceh adalah langkah yang tepat. 

Basri menegaskan jika YARA akan mengawal kasus ini sampai tuntas sehingga keadilan dapat ditegakkan bagi keluarga korban.

“ Kami dari YARA dari awal kejadian telah siap mendampingi keluarga korban sampai kemana pun juga,langkah kami melaporkan para pelaku serta kejadian yang menimpa suami muslina ini ke Propam dan reskrim Polda Aceh sudah tepat dan kami akan mengawal kasus ini sampai keluarga korban benar-benar mendapatkan keadilan “,tegas basri. (Redaksi)

Tersangka yang berhasil diamankan oleh BNNP
SAMARINDA- BNNP Kaltim semakin gencar dalam mengungkap kasus peredaran narkoba kaltim , Tak hanya jajaran BNNP Saja BNNK Kota samarinda juga sebaliknya terus gencar dalam melakukan penangkapan terhadap pelaku peredaran maupun pengguna narkoba.

Senin Tanggal 6 Maret 2017 Sekitar Pkl 16.00 Wita Tim Berantas BNNP Kaltim Melakukan  Penangkapan Pelaku Tindak Pidana Narkoba Di Jl. Tatako Kelurahan Sungai Kapih Kecamatan Sambutan Samarinda Hilir.

Tim Berantas Berhasil Mengamankan Tiga Orang Laki-Laki Dengan Identitas  Aspul Anwar Bin Suriansyah Lahir Banjarmasin 12-6-1976, Pendidikan Hanya Tamatan SD  Alamat Sungai Kapih Rt.24 No.10 Samarinda Hilir.

Dari Tangan Tersangka Diamankan  1 Paket Shabu, Uang Tunai Rp.8.290.000 (Delapan Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Rubu Rupiah), Bonk Alat Isap, Hp 2 Unit, Gunting, Korek Gas, Pipet Kaca.

Selain Aspul Anwar Tim Berantas BNNP Kaltim Juga Mengamankan Tommy Tofansyah Alias Topan Bin Johansyah ( 31) pekerjaan Pegawai Swsta, Berdomisili di Sambutan Rt.09 Kel. Sambutan.

Dari Tangan  Tersangka Petugas Berhasil Mengamankan Barang Bukti  1 Paket Shabu, 1 Hp Nokia, Sepeda  Motor Vario Kt.4005 IG.
Barang bukti 
Dari hasil pengembangan aspul anwar dan tommy  tim bertas BNNP Kaltim berhasil mengamankan  Thomas soka anak dari markus rua  (26), hanya tamatan sekolah Dasar  alamat sungai kapih samarinda  ilir  dengan barang bukti  4 unit hp.

Ketiga diduga tersangska  pengedar dan kurir narkotika jenis shabu di daerah sungai kapih samarinda hilir untuk saat ini ketiga nya masih dalam pemeriksaan BNNP Kaltim .

Diduga Ketiganya  merupakan pemain baru, pamakai, kurir, maupun pengedar juga. " Dari ketiga pelaku akan kami tindak lanjuti untuk pendalaman lebih lanjut. Karena kami perkirakan, ada bandar besar yang memberikan mereka narkoba",rilis humas BNNP Kaltim,Selasa (7/3/2017)


Sumber: (Humas BNNP Kaltim)

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin, menjenguk dua korban penembakan di Aceh Timur, di RSUZA, Banda Aceh. [Ist]
Banda Aceh - Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin, mengunjungi dua korban penembakan di Gampong Peunaron Baru, Kecamatan Peunaron, Aceh Timur, Juman dan Misno, yang saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh.

Saat dikunjungi Kombes Pol T Saladin, kedua korban telah selesai menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru dan dirawat di ruangan yang bersebelahan. "Setelah dilakukan tindakan operasi, keduanya mulai stabil dan membaik," ujar Kapolresta kepada GoAceh, Selasa 07 Maret 2017 sore.

Dalam kunjungan tersebut, mantan Kabid Humas Polda Aceh ini didampingi Kabag Ops, Kompol Jatmiko, Kasat Intel, Kompol Zainuddin, Kasat Sabhara, AKP Yusuf Hariadi dan Kasubbag Humas, Iptu Bambang Yunianto.

"‎Kita menjenguk keduanya secara bergantian dan berbincang kepada kedua keluarga korban. Kita minta keluarga korban untuk tetap tabah dan sabar. Kita berharap, keduanya cepat sembuh akibat luka tembak tersebut," jelasnya.

‎Ia menambahkan, pihaknya juga memberikan arahan kepada personel yang berjaga di seputaran rumah sakit, termasuk di sekitar kamar rawat kedua pasien. "Kita minta personel untuk selalu siaga dan harus menjamin keamanan korban beserta keluarga," tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kedua korban ditembak oleh orang tak dikenal di rumahnya dengan cara memberondong peluru ke arah rumah korban, yang diduga menggunakan senjata api laras panjang jenis M-16. Pelaku menggunakan tiga unit sepeda motor dan kabur ke arah perkebunan sawit PT Mapoli Bireuen Bayen.

Sementara itu, Kapolda Aceh, Irjen Pol Rio S Djambak, melalui Kombes Pol Goenawan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa yang terjadi pada Minggu (5/3/2017) kemarin ini.

"Kita masih memeriksa saksi-saksi, melakukan penyelidikan dan masih menunggu hasil lab untuk mengetahui hasil pemeriksaan peluru, dengan mengetahui jenis senjata yang digunakan pelaku," ujarnya beberapa waktu lalu.

Pihaknya juga membentuk tim gabungan yang terdiri dari Densus 88 dan Dit Reskrimum Polda Aceh, untuk memburu para pelaku ‎serta melakukan penyelidkan.(goaceh.co)
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.