2020-04-05

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Jakarta - Pimpinan Komite  DPD RI, H. Fachrul Razi, MIP yang menjabat Wakil Ketua Komite I DPD RI menjadi geram dengan kebijakan pemerintah pusat yang hingga saat ini masih ambigu dalam mengambil sikap dalam pencairan dana desa. “Jika dana desa tidak cair segera, sebaiknya Menteri Desa di Ganti Saja, pak Menteri jangan kebanyakan selfie dan pencitraan di media,” tegas Senator asal Aceh ini di Jakarta Rabu, 8 April 2020.

Pimpinan Komite I ini menyayangkan jika Dana Desa tahap pertama sebesar 40 persen baru tersalurkan 32 persen dari pagu tahap pertama 40 persen atau 13 persen dari keseluruhan dana desa tahun 2020 sebesar Rp. 72 trilun. Sementara menurut Senator Fachrul Razi, dana desa bisa digunakan untuk menanggulangi COVID-19, “kita bisa gunakan baik pencegahan maupun penanganan pandemi bahkan untuk logistik, bantuan sosial dan bantuan mendesak lainnya, ini jelas Pemerintah kurang masif dan cepat,” jelasnya.

Senator Fachrul Razi mengatakan, dalam keadaan pencegahan Covid-19, desa memiliki peran yang sangat signifikan dalam melakukan pencegahan. “Semua orang pulang kerumah, dan rakyat dihimbau tidak keluar rumah dan semuanya berada di dalam tanggung jawab desa sementara dana desa hingga pertengahan April ini tidak dapat digunakan untuk pencegahan Covid-19,” tegas Fachrul Razi.

Fachrul Razi mengatakan akibat pandemi Covid–19, yang merasakan susah dan menderita itu masyarakat di desa. Negara harus hadir di desa dalam menyelamatkan rakyatnya.  “Rakyat di desa-desa menjerit karena mereka membutuhkan bantuan sembako, sementara dana desa yang seharusnya dapat digunakan namun tidak dicairkan oleh pemerintah hingga saat ini,” tegas Fachrul Razi.

Dana desa dibutuhkan untuk direalokasi penggunaannya untuk penanganan dan pencegahan Covid–19 serta Padat Karya Tunai Desa (PKTD) sebagai upaya memperkuat daya beli. “Tersendatnya penyaluran dana desa tahap pertama pada April 2020 ini sangat berbahaya karena kita berada dalam bencana, disaat di desa dibutuhkan untuk realokasi terkait penanganan dan pencegahan Covid–19 serta dipergunakan untuk Padat Karya Tunai Desa (PKTD).

Pimpinan Komite I ini sejak awal sudah mengingatkan bahwa berkaitan dana desa, berikan hak desentralisasi desa dalam mengelolanya, jangan terlalu di ikat dengan aturan-aturan yang menyebabkan dana desa itu akhirnya terlambat. Fachrul Razi juga menegaskan bahwa Peraturan Menteri Desa tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa harus ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati untuk mengatur hal–hal yang sama tetapi dengan pertimbangan kebijakan di daerah semakin menghambat dana desa.

Fachrul Razi meminta Mendagri lebih tegas terhadap Kepala Daerah, “jika perlu tahan dana transfer ke daerah jika Bupati dan Walikota terlibat dalam penghambatan dana desa, kepala daerah yang belum menetapkan peraturan bupati atau peraturan wali kota tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian dana desa, silahkan Pak Menteri kasih hukuman adminstrasi hingga hukuman yang berat,” karena menurutnya kelalaian lebih berbahaya dalam keadaan darurat seperti ini,” pintanya.

Mendagri Tito Karnavian telah mengeluarkan kebijakan tegas dalam bentuk Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 1 tahun 2020 tentang Pencegahan Penyebaran dan Percepatan Penanganan Covid-19 di Lingkungan Pemerintahan Daerah. “Harusnya dalam keadaan darurat seperti ini, Menteri Desa dapat mengeluarkan Intruksi percepatan dana desa lebih cepat dalam terkait aturan lainnya karena kondisi darurat,” tutupnya.

LHOKSUKON - Polres Aceh Utara bekerjasama dengan PMI melakukan bakti sosial donor darah pada masa waspada Virus Corona, kegiatan ini terlaksana di Aula Tri Brata Mapolres setempat, Jumat pagi (10/4/2020).

Donor darah yang dilakukan merupakan tindak lanjut dari Intruksi Kapolri melalui Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/1127/IV/KEP./2020 tertanggal 7 April 2020 dan dipertegas lagi dengan Surat Telegram Kapolda Aceh ST/273/IV/Kep/2020 tertanggal 8 April 2020.

Disebutkan dalam kedua surat telergram itu bahwa saat ini PMI mengalami kekurangan persedian darah, sedangkan masyarakat sangat membutuhkan darah akibat merebaknya kasus demam berdarah.

Diinstruksikan kepada para kasatker/kasatwil agar mengimbau para personelnya untuk mendonorkan darah berkoordinasi dengan Unit Donor Darah (UDD) PMI di wilayahnya masing-masing.

Dalam surat itu diingatkan bahwa kegiatan donor darah harus dilakukan dengan menaati protokol kesehatan dan menerapkan jaga jarak fisik atau physical distancing untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran Covid-19.

Kapolres Aceh Utara AKBP Tri Hadiyanto melalui Kasubbag Humas AKP Sudiya Karya mengatakan Kegiatan donor darah yang dilakukan personel Polres Aceh Utara pagi ini mampu mengumpulkan 48 kantong darah.

"Dari 79 orang personel yang mendaftar ikut donor hanya 48 orang yang dinyatakan boleh donor darah, sementara lainnya tidak diizinkan donor akibat tensi darah yang rendah dan lain-lain, Ujar Iptu Sudiya.

Sementara itu, kekurangan stok darah di PMI juga diakui oleh M Chatab, kasi mobil unit transfusi darah PMI Aceh Utara.

"Pagi tadi stok darah pada kami hanya tersisa 25 kantong darah, jika digunakan untuk menolong pasien ditaksir hanya dapat bisa menolong empat sampai lima pasien saja." ujarnya.

Ia berterimakasih sumbangan 49 kantong darah dari Polres Aceh Utara telah menambah ketersediaan kantung darah di PMI Aceh Utara.

"Menipisnya stok darah juga sejak mewabahnya Covid-19 sehingga jumlah pendonor mandiri yang datang ke PMI untuk mendonorklan darahnya berkurang sejak diberlakukannya physical distancing," pungkasnya.

STATUSACEH - Ledakan angka kematian akibat serangan Virus Corona atau COVID-19 di Amerika Serikat sudah dalam tahap memprihatinkan.

Bagaimana tidak berdasarkan data terbaru Coronavirus COVID-19 Global Cases CSSE John Hopkins hingga pukul 11:00 WIB, Jumat 10 April 2020, dari total 465.750 penderita, jumlah warga Amerika yang meninggal akibat corona sudah mencapai 16.684 jiwa.

Kondisi ini membuat Amerika menjadi negara kedua dengan jumlah kematian corona terbanyak di dunia. Di peringkat pertama masih ditempati Italia dengan total angka kematian 18.279 jiwa.

Jika berkaca pada sejarah, angka kematian akibat corona di Amerika telah melebihi jumlah warga sipil yang tewas saat terjadi Perang Dunia II. Berdasar catatan, ketika itu warga sipil yang tewas sebanyak 11.200 orang.

Sejauh ini memang telah banyak upaya yang dilakukan Amerika untuk menekan angka kematian akibat virus mematikan itu. Namun sejauh ini belum terlihat hasil yang maksimal.

Bahkan pada Selasa 7 April 2020, Amerika mencetak sejarah buruk sebagai negara pertama dengan angka kematian tertinggi dalam sehari. Di hari itu tercatat hampir 2.000 warga Amerika meninggal dunia.

Untuk diketahui Perang Dunia II berlangsung selama enam tahun, satu hari. Dimulai dari 1 September 1939 hingga 2 September 1945. Perang terjadi di beberapa lokasi sekaligus. Seperti di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Atlantik, Mediterania, Asia Tenggara, China, dan Amerika. | Vivanews

LHOKSEUMAWE- Palah Merah Aceh Utara (PMI Aceh Utara) mengapresiasi partisipasi Polres Lhokseumawe dalam upaya mengatasi kekurangan darah ditengah mewabanya virus covid-19  dengan rutin mengirimkan personil sejumlah personil mendonorkan darah di PMI Aceh utara, Mongedung Kec. Banda Sakti Kota Lhokseumawe.

PMI Aceh Utara melalui Fauzi Abu bakar selaku Humas PMI Aceh utara mengatakan, kegiatan dari teman-teman Kepolisian ini menyikapi wabah virus covid-19 dimana stok darah di PMI UPTD Aceh Utara itu tidak mencukupi sesuai dengan kebutuhan.

"Alhamdulillah ada partisipasi bentuk kepedulian dari pihak Kepolisian menghadapi wabah virus ini. karna kondisi masyarakat saat ini donor darah itu sangat-sangat berkurang, hal ini bukan hanya terjadi di UPTD PMI Aceh Utara tapi diseluruh Indonesia"jelasnya

Lanjutnya, teman-teman dari Kepolisian rutin dan hari ini adalah gelombang ketiga yang hadir setelah sebelumnya ada dikerahkan dari satuan lalu lintas pada gelombang pertama dan kedua.

Saat ini ada 45 kantong darah, donor darah ini tidak bisa kita harapkan kepada TNI-Polri dan ASN saja karna mereka punya keterbatasan waktu melaksanakn tugas Negara.

Kami imbau kepada masyarakat punya sifat proaktif untuk mendonorkan darahnya karna selama ini kita lihat bahwa apabila keluarga pasien yang membutuhkan darah mereka tidak siap donor untuk keluarganya sendiri, untuk mengatasinya keluarga pasien wajib mau mendonorkan darahnya" pungkas Humas PMI Fauzi Abu Bakar

LHOKSEUMAWE- Antisipasi penyebaran Covid-19 Polsek Meurah Mulia sosialisasikan social distancing dan physical distancing Dalam Pencegahan pandemi Corona Virus, kamis (09/04/2020).

Kapolres Lhokseumawe AKP Ari Lasta Irawan melalui Kapolsek Meurah Mulia IPDA Sirya Iqbal mengatakan sosialisasi tersebut dipusatkan di warung kopi, tempat usaha dan tempat yang mengundang keramaian.

"Menghimbau kepada masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah guna mengantispasi penyebaran virus covid-19". Ungkap Kapolsek

Selanjutnya, pihaknya menghimbau pemilik warung kopi agar membatasi pengunjung serta mengutamakan pelayanan sistem bungkus dan juga menghimbau kepada masyarakat Meurah Mulia agar setiap melakukan aktifitas di luar rumah agar selalu menggunakan masker guna untuk mencegah penyebaran covid-19.

"Kita juga minta masyarakat Meurah Mulia apabila ada masyarakat yang baru pulang dari luar daerah maupun luar negeri untuk di laporkan kepada posko siaga covid-19 yang ada di kampung masing-masing untuk di data sebagai ODP". Pintanya

Kapolsek juga minta masyarakat Meurah Mulia setiap selesai melaksanakan sholat 5 waktu agar selalu berdoa agar kita semua di jauhkan dari wabah virus corona /covid-19 dan penyakit lainnya

Ketua IDI Aceh, Dr.dr.Syafrizal Rahman, MKes SpOT. (Foto/Ist)
Banda Aceh - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh menyesalkan adanya penyebaran informasi yang menyebutkan seorang dokter spesialis di Aceh Utara positif COVID-19 berdasarkan hasil rapid test. IDI Aceh bahkan meminta kepada kepolisian untuk memproses hukum masalah ini.

“Kita minta aparat memproses hukum sehubungan dengan maraknya beredar pesan whatsapp terkait seorang dokter spesialis yang positif rapid test di Aceh Utara,” kata Ketua IDI Aceh, Dr.dr.Syafrizal Rahman, MKes, SpOT, Rabu (8/4/2020), dalam siaran persnya kepada Waspadaaceh.com.

Syafrizal mengatakan, IDI Wilayah Aceh sangat menyesalkan penyebaran informasi tersebut. Informasi tersebut sangat merugikan sejawat yang bersangkutan, IDI dan meresahkan masyarakat.

“Hasil rapid test positif bukan berarti pasien terkonfirmasi positif COVID-19, melainkan perlu tahapan pemeriksaan lanjutan, yaitu swab dan real time Polymerase Chain Reaction (rt-pcr). Bahwa banyak pasien yang positif rapid test namun negatif saat dilakukan swab dan rt-pcr,” ujarnya.

Spesialis ortopedi ini menjelaskan 80-85% pasien COVID-19 tidak bergejala. Berarti sebenarnya banyak pasien COVID-19 di masyarakat yang bila dilakukan test akan positif meskipun tanpa keluhan dan mereka membawa serta menyebarkan virus kemana-mana. Inilah dasar kenapa pemerintah meminta masyarakat untuk tetap di rumah

“Terkena COVID-19 bukan aib, sehingga tidak perlu menimbulkan keresahan,” jelasnya.

Melalui institusi, IDI Aceh juga meminta kepada aparat kepolisian melakukan upaya peringatan, bila perlu melakukan proses hukum terhadap mereka yang menyebarkan informasi ini ke ranah publik.

“Kejadian ini dapat berdampak pada dokter yang merupakan benteng utama berjuang melawan COVID-19. IDI Wilayah Aceh mendukung setiap program pemerintah dalam menghadapi wabah COVID-19 ini,” tegasnya. | Waspadaaceh.com

Banda Aceh - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengumumkan ada penambahan satu kasus positif virus Corona di Aceh sehingga menjadi enam kasus. Gugus Tugas COVID-19 Aceh kemudian meluruskan data tersebut.

"Jumlah kasus positif COVID-19 di Aceh tetap hingga saat ini jumlahnya lima kasus, bukan enam kasus," kata Juru Bicara COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Rabu (8/4/2020).

Saifullah mengatakan pihaknya sudah meminta agar data yang dipublikasikan secara nasional itu dikoreksi. Menurutnya, hasil positif yang baru diterima Gugus Tugas COVID-19 Aceh bukan hasil tes swab pasien baru, melainkan pasien lama yang diperiksa untuk ketiga kalinya.

"Itu hasil pasien positif COVID-19 berinisial AJ yang sudah lama dirawat di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh," jelas Saifullah.

Saifullah mengatakan ada tiga dari lima pasien positif Corona di Aceh yang sudah dinyatakan sembuh sehingga dibolehkan pulang. Saat ini, RSUZA masih merawat satu pasien, yaitu AJ.

Satu kasus positif Corona lainnya berada di Lhokseumawe. Pasien positif Corona di Lhokseumawe itu sudah meninggal saat berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

"Kasus meninggal dua orang, tapi yang positif COVID-19 satu orang di Aceh," jelasnya.

Hingga hari ini, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Aceh 1.304 orang. Selain itu, terdapat 58 orang PDP.

"Pasien yang sudah pulang, baik yang PDP maupun yang positif COVID-19 dan sudah bebas dari virus Corona, tetap harus istirahat di rumah hingga sembuh sempurna," ujar Saifullah. | Detik.com

Aisyah istri Rasulullah, lagu yang saat ini sedang buming dan menjadi trending di youtube yang dibawahkan oleh Aktor TV Syakir Daulay dan juga yang dibawahkan oleh Sabyan Gambus. Sebagai seorang muslim tentunya tahu, siapa sebenarnya Aisyah R.A itu?, dan tentunya sudah paham dan mengerti jika dia adalah Istri dari Rasulullah SAW yang banyak dikisahkan dalam riwayat islam. Untuk lebih dalam mengenal Aisyah R.A ini, simak ulasannya dibawah ini :
Foto: Ilustrasi

ASH SHIDDIQAH BINTI ASH-SHIDDIQ, Al-‘Atiqah binti al-‘Atiq, kekasihnya kekasih, penghibur yang dekat dengan junjungan Nabi Muhammad SAW, wanita yang dibebaskan dari segala cacat dalam Kitabullah dan bersih dari keraguan hati hingga ia mampu melihat Jibril, utusan Allah Yang Maha Mengetahui yang gaib. Wanita yang selalu berpuasa dan berpuasa hingga tubuhnya lemah karena puasa. Ialah Aisyah, pemilik cinta pertama dalam Islam, cinta Rasulullah SAW.

Sungguh Aisyah memiliki kedudukan yang agung seperti kisah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Shafwan: “Ada tujuh hal pada diriku yang tidak dimiliki oleh wanita manapun, kecuali yang diberikan oleh Allah kepada Maryam binti Imran. Demi Allah, aku tidak mengatakan ini sebagai kesombongan terhadap para sahabatku (maduku). Tujuh hal itu adalah :
  • Malaikat Jibril pernah turun membawa gambarku kepada Rasulullah (dalam mimpi) 
  • Rasulullah menikahiku saat aku baru berusia tujuh tahun lalu aku diberikan kepada beliau saat berusia sembilan tahun  
  • beliau menikahiku sebagai seorang gadis dan tidak ada seorang manusia pun yang menyamaiku 
  • wahyu datang kepada Rasulullah SAW saat aku dan beliau dalam selimut yang sama  
  • aku adalah orang yang paling beliau cintai  
  • ada ayat yang turun berkaitan denganku ketika umat ini hampir hancur
  •  Aku pernah melihat Jibril dan tidak satu pun istri Rasulullah selain aku yang pernah melihatnya dan Rasulullah SAW wafat di rumahku tanpa ada seorang pun menemani selain malaikat dan aku.
Wanita yang jujur, setia, tulus, pencemburu, dan terhormat: Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq. Ayahnya bernama Abdullah ibn Utsman ibn ‘Amir ibn ‘Amar ibn Ka ‘b ibn Sa’d ibn Murrah ibn Ka’b ibn Lu’ay al-Qurasyi at-Taimi. Ibunya bernama Ummu Ruman binti ‘Amir ibn ‘Uwaimir al-Kinaniyyah, sahabat wanita yang agung dan mukminah yang pernah disabdakan oleh Rasulullah: “Siapa yang ingin melihat bidadari maka hendaklah ia melihat Ummu Ruman.”

Wanita yang dibersihkan namanya dari atas tujuh langit adalah Aisyah binti Abu Bakar r.a. Ialah Ummul Mukminin, istri junjungan seluruh umat manusia, yang paling beliau cintai dan putri dari laki-laki yang beliau cintai. Aisyah adalah wanita yang telah membuktikan, sejak empat belas abad yang lalu, bahwa wanita bisa menjadi lebih unggul daripada laki-laki dan bisa menjadi politikus, bahkan prajurit perang.

Wanita ini telah berguru dan dididik dalam madrasah nubuwah, madrasah iman, dan madrasah perjuangan. Pada masa kanak-kanak, Aisyah dididik oleh guru kaum Muslimin dan manusia paling utama di antara mereka, yaitu sang ayah: Abu Bakar ash-Shiddiq. Selanjutnya, pada masa remaja, ia dibimbing oleh Nabi dan mahaguru umat manusia, orang yang paling mulia dan paling utama, yaitu sang suami: Rasulullah SAW.

Dengan demikian, Aisyah telah merangkum ilmu, keutamaan, dan pengajaran yang membuatnya mampu meninggalkan gema dalam sejarah yang gaungnya abadi sepanjang masa. Peninggalan-peninggalan Aisyah diajarkan di berbagai fakultas-fakultas agama sementara amal-amalanya yang paripurna menjadi ruang lingkup kajian bagi setiap pengajar sejarah Arab dan kaum Muslimin.

Rasulullah SAW menikahi Aisyah r.a. atas perintah Allah SWT, pasca meninggalnya mendiang Sayyidah Khadijah r.a. Ketika Aisyah masih anak-anak yang berusia enam tahun. Pada saat yang sama, Rasulullah menikahi Saudah binti Zum’ahr.a., tetapi ia hanya memboyong Saudah dan tinggal bersamanya selama tiga tahun. Setelah itu, Nabi baru mmeboyong Aisyah ketika telah berusia sembilan tahun. Rasulullah memboyong Aisyah pada bulan Syawal tahun ke-2 H sesudah Perang Badar.

Tentang hari pernikahannya, Aisyah menggambarkan sebagai berikut, “Rasulullah mendatangi rumah kami lalu berkumpullah sejumlah laki-laki dan wanita Anshar. Selanjutnya, ibuku mendekatiku saat aku sedang memanjat di antara dua pelapah kurma. Ibu menurunkanku lalu merapikan rambutku dan mengusap wajahku dengan sedikit air. Setelah itu, ibu bergegas menuntunku pulang ke rumah dan ketika sampai di pintu, ibu menghentikanku hingga napasku terengah-engah.

Selanjutnya, ibu mengajakku masuk sementara Rasulullah SAW sedang duduk. Ibu mendudukkanku di pangkuannya sambil berkata: ‘Mereka adalah keluargamu. Semoga Allah memberkahimu karena mereka dan semoga Dia memberkahi mereka karenamu”.

Sayyidah Aisyah adalah pengantin wanita yang manis, tubuhnya langsing, kedua matanya lebar, rambutnya ikal, dan wajahnya bersinar kemerah-merahan. Kini Aisyah telah berpindah ke rumah barunya. Rumah itu hanyalah sebuah kamar di antara beberapa kamar yang dibangun mengelilingi masjid dan terbuat dari bata dan batang kurma.

Di dalam rumah ini, diletakkan satu alas tidur dari kulit kayu. Tidak ada yang membatasi antara alas tidur ini dan tanah selain tikar, dan pada daun pintunya, diberaikan tabir yang terbuat dari serabut. Orientalis Boudly mengatakan, “Sejak Aisyah menginjakkan kaki di rumah Muhammad SAW, semua merasakan keberadaanya. Jika ada seorang gadis yang mengetahui apa yang sedang dihadapi, ia adalah Aisyah binti Abu Bakar. Aisyah telah membangun kepribadian sejak hari pertama ketika ia memasuki rumah Rasulullah yang mengelilingi masjid itu ....”                                                                                                                                                  
Di dalam kamar sederhana itu, di tengah kehidupan rumah tangga Nabi, Sayyidah Aisyah r.a. tumbuh menjadi guru bagi setiap wanita di seluruh dunia dan sepanjang sejarah. Aisyah menjadi istri terbaik yang selalu menghibur suami, memberikan kebahagiaan, dan menghilangkan beban yang beliau alami di luar rumah akibat pergumulan dengan kehidupan dan berdakwah di jalan Allah SWT.

Aisyah menjadi istri yang terbaik, memiliki tangan maupun hati yang mulia. Aisyah mampu bersabar bersama Rasulullah SAW dalam menghadapi kemiskinan dan kelaparan hingga pernah melewati berhari-hari tanpa ada apa di rumah Rasulullah untuk sekedar memasak roti ataupun sesuatu yang bisa dimasak. Mereka berdua hanya hidup dengan makan kurma dan air.

Ketika kaum Muslimin mengalami kehidupan yang makmur, suatu hari Aisyah dihadiahi 1.000 dirham oleh Mu’awiyah. Saat itu Aisyah sedang berpuasa dan tidak memiliki apa pun untuk berbuka. Aisyah pun menerima dirham-dirham itu lalu membagikan seluruhnya kepada para fakir miskin.

Karena itu, budak Aisyah bertanya, “Tidakkah engkau bisa menggunakan 1 dirham saja untuk membeli daging guna berbuka nanti?” Aisyah menjawab, “Andai engkau mengingatkanku (tadi) pastilah aku melakukannya.”

Aisyah tidak pernah tertekan oleh kemiskinan dan tidak pula kegirangan oleh kekayaan. Ia mampu menajaga kehormatan diri hingga dunia menjadi remeh baginya. Aisyah tidak menghiraukan kedatangan maupun kepergian dunia.

Demikianlah, Aisyah r.a. menjadi wanita yang sangat mementingkan waktu untuk mendengar dari Rasulullah hingga ia berhasil menguasai ilmu dan balaghah yang membuatnya layak menjadi guru para laki-laki serta menjadi rujukan bagi mereka dalam bidang hadis, sunnah, dan fikih. Dalam hal ini, az-Zuhri mengatakan, “Andaikan ilmu Aisyah dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, pastilah ilmu Aisyah lebih tinggi.”

Hisyam ibn ‘Urwah meriwayatkan dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah bersahabat dengan Aisyah. Aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih memahami suatu ayat yang turun, suatu keajaiban, suatu sunnah, atau sebuah syair—tidak pula ada yang lebih kuat dalam meriwayatkannya, atau suatu hari yang berjalan di kalangan Bangsa Arab, nasab, tentang hukum, maupun kedokteran dibandingkan dengan Aisyah.

Selanjutnya, aku bertanya kepadanya: ‘Wahai bibi, dari manakah engkau memahami perihal kedokteran?’ Aisyah menajawab: ‘Aku pernah sakit lalu nabi menjelaskan sesuatu kepadaku kemudian ada orang yang sakit lalu nabi menjelaskan sesuatu kepadanya. Aku mendengar orang saling mengabarkan satu sama lain dan aku mengahafalnya’.”

Ulasan ini dikutip dari Buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah islam , Kisah Perjalanan Hidup Para Wanita Mulia yang Berperan Penting Dalam Kehidupan dan Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW, Dr. Bassam Muhammad Hamami, Halaman 45-49.

Delapan pemuda asal Aceh Besar yang baru kembali dari Jakarta melakukan isolasi mandiri di hutan dekat sungai di kawasan Jalin, Aceh Besar. (Dok. Istimewa)
Aceh Besar - Delapan pemuda asal Aceh Besar yang baru kembali dari Jakarta melakukan isolasi mandiri di hutan dekat sungai di kawasan Jalin, Aceh Besar. Mereka mengisolasi diri atas inisiatif sendiri.

Para pemuda itu awalnya bekerja bersama di Jakarta. Karena perusahaan tempat mereka bekerja tutup sementara, akhirnya mereka pulang ke Aceh Besar pada Senin (30/3) lalu. Mereka pun langsung mengisolasi diri dengan beralaskan tenda di hutan kawasan Jalin.

Di sana, mereka juga dijaga oleh keluarga masing-masing untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari secara bergantian.

Muhammad Afdhal, salah satu pemuda yang mengisolasi diri di hutan Aceh Besar mengatakan dirinya melakukan isolasi karena keinginannya sendiri. Dia tidak ingin membuat warga kampung takut akan kehadiran mereka di tengah wabah virus corona.

Meski sudah seminggu di hutan, ia mengaku kondisi mereka sehat.

"Alhamdulillah, kami semua dalam kondisi sehat," ujarnya.

Sepekan di hutan, akhirnya mereka dijemput oleh Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, untuk dipindahkan ke Jantho Sport Center, yang dijadikan lokasi karantina Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Delapan pemuda yang termasuk dalam status Saving Monitoring, kata Mawardi Ali, secara sadar memilih mengisolasi diri sendiri di sana. Untuk itu, pihaknya memindahkan mereka ke tempat yang lebih layak.

"Ini untuk memberikan tempat isolasi yang layak dan mudah dipantau oleh pihak Puskesmas Kota Jantho, apabila di antara mereka ada yang mengeluhkan kesehatannya," kata Mawardi saat menjemput pemuda tersebut, Senin (6/4).

Namun, Mawardi mengapresiasi kedelapan pemuda itu yang baru tiba dari Jakarta langsung mengisolasi diri meskipun tidak di rumah masing-masing. Hal itu, kata dia sesuai dengan protap warga yang berstatus ODP, agar melakukan karantina selama 14 hari.

Selama berada di kompleks Jantho Sport Center, mereka akan menempati ruangan yang disediakan seperti tempat tidur, fasilitas MCK dan air PDAM, serta dipantau langsung oleh petugas piket dari Kecamatan Kota Jantho dan Puskesmas Kota Jantho.

"Ruang yang ditempati kedelapan pemuda itu sudah disiapkan agar lebih mudah terpantau oleh tim kesehatan," ujar Mawardi.

Selama berada di Jantho Sport Center, seluruh makan dan minum para pemuda tersebut akan ditanggung pemerintah setempat. | CNN Indonesia

Ilustrasi (Foto: AP Photo)
Banda Aceh - Sejumlah tenaga medis di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Aceh selesai menjalani isolasi usai menangani pasien Corona (COVID-19). Namun persoalan baru muncul, sebagian mereka dilarang pulang ke rumah oleh pemilik kos-kosan atau warga setempat.

"Menurut informasi dari direktur RSUZA, benar (ada beberapa tenaga medis ditolak warga). Sekarang mereka di asrama BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia)," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (7/4/2020).

Hanif belum mengetahui pasti jumlah tenaga medis yang ditolak tersebut. Namun dia menyayangkan sikap masyarakat yang melarang tenaga medis pulang ke kos-kosan atau kediamannya.

Menurutnya, petugas medis yang pulang tersebut sudah selesai menjalani isolasi dan dipastikan negatif COVID-19. Para petugas medis tersebut juga tidak akan menularkan virus Corona ke masyarakat.

"Masyarakat kita imbau untuk jangan gegabah. Petugas medis bekerja untuk melayani masyarakat. Mereka yang kita izinkan pulang saya jamin mereka negatif COVID-19," jelas Hanif.

Hanif mengajak masyarakat berterima kasih kepada petugas kesehatan. Hal itu karena petugas medis mau menanggung risiko merawat pasien virus Corona.

"Mereka pahlawan kita, bukan musuh kita," ujar Hanif.

Sementara itu, Direktur RSUZA dr Azharuddin mengatakan tim medis yang selesai menjalani isolasi tersebut adalah mereka yang merawat pasien positif Corona serta pasien dalam pengawasan (PDP). Petugas medis tersebut sudah dilakukan swab tenggorokan dan hasilnya negatif Corona.

"Masyarakat tak perlu lagi khawatir atau waswas terhadap dokter dan paramedis yang sudah menjalani isolasi COVID-19 tersebut," kata Azharuddin.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh dr Safrizal Rahman juga mengungkapkan ada beberapa tenaga medis yang melapor karena dilarang pulang ke rumah kos. Safrizal mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir sehingga melakukan penolakan.

"Ini perlu dipahami oleh masyarakat bahwa tenaga medis itu sangat diperhatikan sekali. Kalau mereka bergejala akan langsung diperiksa dan mereka dirawat," ungkap Safrizal saat dikonfirmasi terpisah.

Safrizal menjelaskan petugas medis yang diperbolehkan pulang tersebut sudah dipastikan dalam keadaan sehat. Mereka juga tidak mempunyai gejala COVID-19.

"Jadi tidak usah dikhawatirkan, kasihan mereka sudah bertaruh nyawa menyelamatkan orang lain terus tidak bisa pulang ke rumah. Kan kasihan," ujarnya.

"Pemerintah sudah menyiapkan tempat penginapan sementara bagi mereka yang mengalami masalah seperti ini. Disiapkan satu tempat tinggal dan fasilitas untuk bisa beristirahat dengan tenang," ungkapnya. | Detik.com

Petugas medis berbaju hazmat mengevakuasi pengendara mobil yang meninggal di Aceh Besar. (dok. Istimewa)
Banda Aceh - Seorang warga Aceh Besar, Aceh, Mahdi (58), ditemukan meninggal dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan. Jenazah Mahdi dievakuasi tim medis berpakaian anti-hazardous materials (hazmat).

"Mobil korban awalnya dilihat warga berjalan pelan, lalu berhenti di lokasi tidak jauh dari Lapangan Blang Padang, Banda Aceh," kata Kapolsek Ulee Lheue Banda Aceh AKP Ismail saat dikonfirmasi detikcom, Senin (6/4/2020).

Beberapa warga yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian curiga karena mobil terparkir setengah jam lebih. Beberapa orang mengecek karena sudah menimbulkan kemacetan. Ketika dilihat, posisi badan Mahdi sudah merebah ke kiri.

"Korban saat itu sudah tidak bergerak," jelas Ismail.

Warga kemudian melapor ke polisi dan diteruskan ke petugas kesehatan. Dua anggota tim medis berpakaian hazmat mengevakuasi korban setelah berhasil membuka pintu mobil.

Jenazah Mahdi selanjutnya dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 14.30 WIB siang tadi. Mahdi diperkirakan meninggal karena serangan jantung.

"Untuk penyebabnya sementara kemungkinan serangan jantung. Info dari keluarganya memang punya riwayat demikian," jelas Ismail. | Detik.com

Banda Aceh | Di tengah minimnya Alat Pelindung Diri(APD) untuk tenaga medis di Banda Aceh, Ikatan Alumni Teknik Elektro (Ikatektro) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menyumbang perlengkapan wajib yang digunakan sesuai bahaya dan risiko kerja dalam menangani pasien virus corona (Covid-19). Perlengkapan tersebut berupa 130 unit baju hazmat, 5000 pasang glove/handscoon atau sarungtangan, 400 unit face shield dan 550 unit masker bedah.

Bahkan face shield sebanyak 140 unit diproduksi di Banda Aceh dengan dicetak menggunakan mesin printer 3 dimensi (3D) yang dimiliki oleh Alumni Teknik Elektro dan Komputer Fakultas Teknik Unsyiah. Faceshield merupakan pelindung wajah tenaga medis yang digunakan untuk menghindari penyebaran covid-19 dari pasien. Di Aceh, mesin face shield ini terdapat 2 unit di Banda Aceh dan 1 unit di Meulaboh. Sehari rata-rata printer 3D ini bisa produksi 25 unit face shied.

"Karena kebutuhan mendesak, 260 unit faceshield lain kita pesan dari luar,” sebut Ketua Umum Ikatektro Unsyiah, Misbah, S.T., M.Eng, Minggu (5/4/2020).

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh DR dr Safrizal Rahman, M.Kes., Sp.OT, mengapresiasi face shield yang diproduksi Ikatektro Unsyiah ini karena sangat memadai dan bisa dibersihkan serta dipakai ulang.

Misbah menyebutkan semua bantuan itu dikumpulkan lewat program Ikatektro Peduli dan akan disalurkan keseluruhannya pada Kamis 9 April 2020 melalui IDI Aceh dan dibagikan langsung ke Rumah Sakit (RS) rujukan dan Puskesmas di Banda Aceh. Rinciannya, untuk 13 RS rujukan mendapatkan 130 unit baju hazmat, 39 kotak atau 3900 pasang glove dan 400 unit face shield. Sementara 11 Puskesmas di Banda Aceh mendapatkan 11 kotak atau 1100 pasang glove dan 550 unit masker bedah.

Pihaknya, ungkap Misbah, ingin ikut membantu para pejuang di garis depan mengingat minimnya peralatan pelindung diri yang sempat ditanyakan langsung ke beberapa rekan dokter dan paramedis.

"Ikatektro mengucapkan terimakasih kepada tim medis yaitu dokter dan paramedis dimanapun mereka berada terkhusus di Aceh yang telah berjuang di garis depan," sebutnya.

Ia menyadari, pihaknya tentu belum mampu membantu banyak, akan tetapi Ikatektro Unsyiah ingin mengambil peran yang menunjukan bahwa petugas medis dan paramedis tidak berjuang sendirian menghadapi pandemi global yang telah merenggut nyawa lebih dari enam puluh ribu jiwa diseluruh dunia.

"Tim medis adalah pejuang dan mereka tidak kami biarkan sendirian, hormat teknik," tegasnya.

Sementara itu, Ketua IDI Aceh, DR dr Safrizal Rahman, M.Kes, Sp.OT, memperkirakan puncak pandemi virus corona di Indonesia dibulan Mei dan Juni ini. Oleh karena itu ketersediaan APD sangat dibutuhkan. Rata-rata APD yang ada cuma untuk sekali pakai dan tidak bisa digunakan kembali atau non-reusable.

“Selama ini APD yang terbatas difokuskan kepada RS rujukan covid-19 Aceh yang sudah eksis yaitu RSUZA Banda Aceh dan RS Cut Mutia Lhokseumawe,” ujarnya.

Ia menyebutkan, puskesmas yang banyak menampung kepulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri dan luar daerah belum memadai APD-nya.

“Sumbangan dari masyarakat tentunya sangat dibutuhkan untuk membackup logistik APD ini. Perjuangan menghadapi Covid-19 melalui sumbangan APD belum semestinya selesai,” jelasnya.

Ia mengucapkan terimakasih kepada Ikatektro FT Unsyiah yang telah membantu rekan-rekan petugas medis dan paramedis dimanapun mereka berada.

,
Banda Aceh – Personil Kodim 0101/BS membagikan ribuan masker gratis secara bertahap kepada pengguna jalan yang melintasi simpang Kodim 0101/BS di Jl. S.T.A Mahmudsyah Nomor 32, Gampong Baro, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Senin (06/04/2020).

Komandan Kodim 0101/BS Kolonel Inf Hasandi Lubis, S.I.P menyampaikan, bahwa kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian Kodim 0101/BS terhadap kesehatan masyarakat dengan memberdayakan masker dari penjahit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdampak pandemi Corona Virus Disesase (Covid-19).

Sebagaimana diketahui, dampak dari pandemi Covid-19 cukup besar dirasa bagi para UMKM, dimana selama Covid-19 ini usahanya mengalami penurunan karena sepi dari pelanggan, sehingga dapat sangat berpengaruh pada pendapatan harian nya.

“Oleh karena itu, melalui program pemerintah wajid pakai masker, kita berdayakan masker hasil olahan penjahit UMKM untuk membantu perekonomian mereka jadi lebih baik,” ujar Dandim.

Pada kesempatan tersebut, tambahnya, “Personil Kodim 0101/BS sekaligus menghimbau masyarakat pengguna jalan agar tetap menjaga jarak perorangan, menerapkan pola hidup sehat dan cuci tangan pakai sabun setelah beraktifitas,” pungkasnya.

LHOKSUKON – Keuchik Lhok Pu’uk Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara T Bakhtiar melaporkan warganya, seorang perempuan lanjut usia (lansia)  ke Mapolsek Seunuddon, Aceh Utara. Belakangan kasus pemukulan yang terjadi pada Kamis (2/4/2020) siang menjadi viral di media sampai hari ini.

Sedangkan dari nenek tersebut belum melaporkan secara resmi. Namun, anak dari nenek tersebut mendatangi Polsek Seunuddon pada Kamis (2/4), ikut menyampaikan persoalan keuchik berencana memukul ibunya, tapi dilerai warga ke Kapolsek Iptu M Jamil. Kini kasus tersebut dalam proses penyelidikan polisi.

Video berdurasi 35 detik tersebut memperlihatkan seorang nenek memakai kain memukul kepala keuchik yang sedang berdiri di antara warga, dengan menggunakan tangan kanannya. Lalu keuchik maju mengejar nenek tersebut.

Namun, karena cepat dihadang dan ditarik warga, sehingga keuchik tak sempat membalasnya.

Tak hanya itu ketika keuchik sudah keluar dari halaman rumah, nenek tersebut juga mengejar dan mencoba melempar keuchik. Namun, sasaran lemparan meleset. Dalam video itu selain terdengar kericuhan dan juga terdengar suara anak-anak menjerit.

Video tersebut sudah dibagikan puluhan kali, oleh sejumlah pengguna facebook dan sudah ditonton ratusan ribu kali. Selain itu, video tersebut juga beredar di Youtube dan dari WhatsApp (WA).

“Benar, sudah kita terima laporan pengaduan keuchik. Ia melaporkan seorang wanita yang memukul kepalanya dengan tangan kanan terlapor,” ujar Kapolres Aceh Utara AKBP Tri Hadiyanto melalui Kapolsek Seunuddon Iptu M Jamil kepada Serambinews.com, Minggu (5/4/2020).

Disebutkan, lokasi kejadian itu berada di halaman rumah terlapor pada Kamis (2/4) sekira pukul 12.30 WIB. Saat itu keuchik bersama aparat desa datang ke rumah tersebut untuk menyelesaikan persoalan sengketa tanah. Namun, sesampai di lokasi itu terjadi adu mulut, sehingga tiba-tiba keuchik dipukul seorang nenek dari arah depannya.(*)

Sumber: serambinews.com

Salbiah, perempuan, 60 tahun ditemukan tewas di dalam rumahnya di Desa Jabi-jabi Barat, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, kemarin, Sabtu, 5 April 2020, malam, sekitar pukul 21.00 WIB. (Foto: Tagar/Istimewa)
Subussalam - Seorang janda tua, Salbiah, 60 tahun ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya di Desa Jabi-jabi Barat, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, kemarin, Sabtu, 5 April 2020, malam, sekitar pukul 21.00 WIB.

Salbiah ditemukan warga dalam kondisi tertelungkup di dalam rumahnya dengan bersimbah darah serta didapati sejumlah luka pada sekujur tubuh.

Kepala Kepolisian Resor Subulussalam Ajun Komisaris Besar Polisi Qori Wicaksono mengatakan, berdasarkan informasi Salbiah terdengar sedang cekcok dengan putranya. Salbiah dan putranya selama ini hanya tinggal berdua saja di rumah itu.

Korban selama ini tinggal berdua saja dengan putranya, dia itu anak paling kecil.

"Informasi yang kami dapat dari saksi-saksi bahwa dari sore sekitar pukul 17.30 WIB mereka mendengar ada cekcok, karena yang kami duga korban selama ini tinggal berdua saja dengan putranya, dia itu anak paling kecil," kata Qori saat dikonfimasi Tagar, Minggu, 5 April 2020.

Sekitar pukul 22.00 WIB, setelah mendapat laporan dari warga, Kepala Kepolisian Sektor Sultan Daulat, Inspektur Polisi Satu, Didik Surya bersama personelnya langsung mendatangi lokasi kejadian guna menyelidiki kasus tersebut.

"Sekitar jam setengah delapan (pukul 19.30 WIB) suasana kampung sudah sepi, sehabis magrib itu orang-orang udah pada menutup pintu, tetapi rumah korban korban masih buka, bermula dari kecurigaan itu, lalu, warga mendatangi rumah korban dan mendapati kalau Salbiah sudah terebah di lantai bersimbah darah," kata Qori.

Berdasarkan hasil visum tim medis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sultan Daulat korban menderita luka pada bagian leher, tangan kanan, punggung, kaki dan bagian perut.

"Habis kita bawa korban ke Puskesmas dilakukanlah visum semalam, korban dilukai dengan senjata tajam, dilukai dengan kayu yang ujungnya tajam seperti menyerupai tombak, jadinya lukanya kecil-kecil," ucap Qori.

Menurut pernyataan sejumlah saksi-saksi dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), usut punya usut kuat dugaan Salbiah tewas dibunuh oleh putranya sendiri berinisial SB, 26 tahun yang kini telah diamankan di Markas Polisi Sektor Daulat.

Tak menunggu lama, akhirnya tersangka ditemukan, Minggu, 5 April 2020, pagi sekitar pukul 06.30 WIB tepatnya di pinggir jalan yang hanya berjarak tiga kilometer dari rumahnya.

"Tersangka didapati sedang duduk sendirian di pinggir jalan sambil memegang barang bukti yang diduga digunakan untuk melukai korban," katanya.

Dugaan sementara kalau tersangka memiliki keterbelakangan mental, karena sewaktu diperiksa di Markas Polisi Sektor Sultan Daulat tersangka mengaku kalau ia sedang membunuh seekor ular yang ingin menariknya.

"Waktu ditanya, ya tadi malam aku lagi membunuh ular yang mau mematuk aku, gitu ditanya lagi dia bengong, diam, menurut informasinya kalau tersangka ini ada riwayat gangguan jiwa, tapi tentang kita menunggu pemeriksaan dari dokter jiwa," ucap Qori.

Saat ini tersangka sudah ditahan di Markas Polisi Sektor Sultan Daulat guna penyelidikan lebih lanjut, sementara korban sudah disemayamkan oleh salah seorang anaknya yang tinggal di desa lain.

"Mengenai dia gila itu nanti kita ada keterangan saksi dan dokter ahli jiwa, dan kalau dia dalam tidak sehat maka perbuatannya tidak bisa dipertanggungjawabkan, Pasal 44 KUHP, berarti bisa gak dilanjut. Tapi kesimpulannya nanti kita menunggu hasil pemeriksaan ahli dalam hal ini dokter jiwa," katanya.[tagar.id]

Personel Polresta Banda Aceh membubarkan aksi balap liar. (Foto: dok Polresta Banda Aceh)
Banda Aceh - Personel patroli kota Polresta Banda Aceh membubarkan aksi balap liar yang digelar usai pencabutan jam malam. Setelah ditangkap, para pelaku diserahkan ke orang tua masing-masing.

"Aksi balap liar oleh sejumlah pemuda digelar di seputaran Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa. Kita lakukan pembubaran setelah mendapat informasi dari warga setempat yang merasa terganggu akibat ulah mereka," kata Kasat Sabhara Polresta Banda Aceh, Kompol Yusuf Hariadi, Minggu (5/4/2020).

Proses pembubaran berawal dari patroli rutin yang digelar personel Patko di wilayah Kota Banda Aceh. Dalam perjalanan, mereka mendapat informasi adanya aksi balap liar di depan rumah sakit.

Tim meluncur ke lokasi dan melihat aksi balap liar tersebut di nonton banyak orang. Ketika tim melakukan pembubaran, sejumlah orang di lokasi diamankan.

Mereka kemudian dibawa polisi ke rumah masing-masing untuk diserahkan ke orang tua. Polisi meminta para orang tua membimbing anak mereka.

"Mereka sudah sangat meresahkan warga setempat dan para pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa," jelas Yusuf.

Menurut Yusuf, setelah membubarkan aksi balap liar dititik pertama, polisi kembali mendapat laporan aksi balap liar di kawasan Jalan Panglima Nyak Makam. Polisi membubarkan aksi balap liar di sana sekitar pukul 03.30 WIB.

Mereka yang tertangkap juga diserahkan ke orang tua masing-masing. Yusuf mengingatkan warga Banda Aceh agar tetap melakukan pencegahan penyebaran virus Corona.

"Kami mengharapkan kepada para pemuda, manfaatkan pencabutan jam malam ini untuk melaksanakan istirahat malam, mengingat pencegahan penyebaran virus corona ini dengan cara Physical Distanding atau menjaga jarak," ujar Yusuf.

Seperti diketahui, Pemerintah Aceh resmi mencabut pemberlakuan jam malam usai seminggu diterapkan. Masyarakat tetap diminta menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Pencabutan pemberlakuan jam malam dilakukan setelah Forkopimda Aceh mengeluarkan maklumat baru pada Sabtu (4/4). Warga diminta mencegah penyebaran virus Corona di Tanah Rencong.| Detik.com


Banda Aceh- Mahasiswa asal Kabupaten Nagan Raya yang masih berada di Banda Aceh dan Aceh Besar menerima bantuan sembako dari Jonniadi, SE Ketua DPRK Nagan Raya pada hari Sabtu 04 April 2020.

Pemberian sembako untuk mahasiswa Nagan Raya yang tidak bisa pulang ke daerah karena COVID-19 berlangsung di Posko Sentral Informasi Mahasiswa Nagan Raya yaitu di Asrama Beutong Putra Gampong Rukoh.

Ketua DPRK Nagan Raya menyampaikan bahwa bantuan ini diberikan untuk mahasiswa Nagan Raya yang masih berada di Banda Aceh dan Aceh Besar. Bantuan yang seadanya tersebut untuk adik-adik mahasiswa yang belum pulang, Insya Allah jika ada rezeki untuk selanjutnya kita akan bagikan kembali.

Sementara itu, Ali Hermansyah mewakili seluruh mahasiswa yang menerima bantuan tersebut mengucapkan terima kasih atas pemberian bantuan sembako untuk mahasiswa yang hingga saat ini belum bisa kembali ke kampung halaman.

"Dengan adanya pembagian bantuan sembako ini, hal serupa juga dilakukan oleh para anggota DPRA dapil 10 Asal Nagan Raya untuk mahasiswa yang masih dalam perantauan, dengan membantu kawan kawan mahasiswa yang terpaksa bertahan di Banda Aceh dan Aceh Besar dalam menghadapi pandemi ini,” tutup Mantan Sekretaris Umum IPELMASRA Banda Aceh tersebut.(Rls)
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.