Akibatnya Masarakat di dua kecamatan tersebut meminta bantuan kepada salah seorang anggota DPRA dari Fraksi Partai Nasional Aceh (PNA) untuk membantu menerobos pantai laut untuk proses pembuangan air yang tergenang di tambak ke laut.
“Kami dari dulu bingun mau minta bantuan sama siapa, karena kesulitan membuang air dari tambak, oleh sebab itu kami dari 2 kecamatan memohon kepada Dedi agar menurunkan alat berat untuk membuka Kuala tersebut,”tutur Mustafa salah sorang warga Bungkaih Kecamatan Muara Satu kepada reporter statusAceh.Net, Rabu, 24 Agustus 2016.
Setelah mendengar aspiratif masyarakat, Dedi Safrizal yang di bantu oleh tim nya Ridwan Arif (Mafud Cm) segera bertindak untuk mengatasi masalah masyarakat tersebut dan turun ke lokasi untuk melihat kondisi tambak warga.
“Masyarakat mengadu kepada kami, setelah itu kami koordinasi dengan Pak Dedi, Alhamdulillah langsung disambut positif olehnya dan menugasmencari alt berat untuk di turunan ke lokasi,”kata Ridwan.
Setelah itu Ridwan melakukan koordinasi dengan aparat gampong setempat untuk permintaan membuka kuala yang telah lama di impikan masyarakat, hingga pada hari Selasa kemarin (23/08) menurunkan alat berat aitu beckcow dan masih bekerja sampai hari ini, Rabu 24 Agustus 2016.
Pembukaan kuala tersebut yang berjarak 150 M dengan kedalaman 3 meter membutuhkan waktu sampai 3 hari, dan pekerjaan tersebut bukan proyek tender pemerintah melaikan bantuan atas inisiatif pribadi Dedi Safrizal.
Geuchik Gampong Bungkaih Hasan Ismail mengatakan dengan bantuan pembukaan kuala untuk mengairi air tambak yang tergenang disaat hujan itu bisa membantu masyarakat untuk bertahan hidup yang sudah 3 tahun tambaknya tergenang air ketika hujan.
"Kami sangat mebantu dan kepada Dedi yang telah iklas membantu warga kami juga tidak bisa membalasnya kecuali dengan ucapan terima kasih,"tutur Hasan Ismail.
Sementara Dedi Safrizal ketika di hubungi membenarkan jika tim nya di lapangan menyampaikan aspirasi masyarakat terkait bengkanya air ditambak warga hingga kesulitan untuk proses pengeringan dikarenakan tidak ada pembuka arus pengairan ke laut.
"Benar, tim kami menyampaikan aspirasi masyarakat, dan saya meminta kepada mereka untuk menurunkan alat berat agar menggali pantai agar airnya tembus ke laut"tuturnya.
Dedi sendiri mengharapkan kepada Pemerintah Daerah terutama Gubernur Aceh untuk merespon aspirasi masyarakat tersebut untuk membangun Kuala Bungkaih dengan memasang batu, dan jika di gali dengan Beckhow pun tidak akan bertahan lama, dan pembangunan tersebut termasuk mendesak bagi masyarakat di dua kecamatan di Aceh Utara.
"Saya harap Gubernur Aceh merespon dan menganggarkan anggaran untuk pembangunan Kuala Bungkaih yang sangat mendesak bagi masyarakat di bidang pertanian dan juga tambak," tambahnya.
(SA/TM)
loading...
Post a Comment