Banda Aceh – Gubernur Aceh bersama para Kepala Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) dan Tim Percepatan Pembangunan Aceh membahas rencana aksi untuk mempercepat pembangunan Aceh, di Restoran Pendapa Guburnur Aceh, Sabtu (20/08). Dalam rapat tersebut, dibahas sembilan rencana aksi yang akan dilakukan antar-SKPA dalam tiga bulan mendatang.
Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah meminta, seluruh kepala SKPA bisa sama-sama bekerja antarlini, agar ke sembilan rencana aksi tersebut bisa berjalan. “Tim ini (TIM Percepatan Pembangunan Aceh) ini akan membantu agar kita semua bisa bekerja proaktif,” ujar Gubernur Zaini.
Sembilan program aksi bersama SKPA tersebut adalah, Aceh bebas dari pengemis yang akan diterapkan pertama kali di tiga kabupaten/kota terpilih, Penguatan pengajian Tilawah Quran bakda magrib di setiap mesjid Kecamatan pada 23 kabupaten /kota, Program Muzakarah di beberapa masjid terpilih, serta Forum Komunikasi antar Organisasi Keagamaan.
Program lainnya adalah penguatan budaya dan kesenian lokal melalui ragam pagelaran, Penguatan Ekonomi Pedesaan (Pilot Project), peningkatan gizi balita, Optimalisasi Pusat Ekspo Produk Aceh dan Pemberian Pinjaman / Pembiayaan Modal Wirausaha Muda Aceh.
Agus Sabti, anggota tim percepatan pembangunan Aceh, memaparkan program aksi tersebut sebenarnya bukanlah program baru bagi SKPA. Beberapa instansi sudah mempunyai program sejenis yang bisa dikembangkan kembali dengan serius, dengan bekerjasama lintas SKPA sehingga semuanya bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Ini adalah program senafas atau saling terkait antardinas dan juga menjadi program unggulan di masing-masing SKPA,” ujar Agus. Ke semua program yang dirancang tim yang diketuai oleh Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal tersebut, dirangkum dan diformulasikan secara singkat dari beragam isu yang berkembang selama ini di Aceh.
Agus menambahkan, seluruh yang terlibat dalam tim akan sepenuhnya menyumbangkan pemikiran agar pelaksanaan program oleh SKPA terkait lebih mudah. Selama ini, kata Agus, tidak ada sinkronisasi program antar dinas sehingga capaian dari program yang dijalankan tidak mendongkrak kreativitas ekonomi masyarakat. “Program-program ini adalah sesuatu yang mungkin bisa kita pacu dalam tiga bulan ke depan,” ujar Agus.
Gubernur Zaini meminta agar semua SKPA menjalankan program yang dipaparkan Agus tersebut dan menselaraskannya antar instansi agar segala program bisa berjalan dengan baik.
Sementara itu, Al Hudri MM, Kepala Dinas Sosial Aceh, meminta, agar Kepala Pemerintahan Kabupaten dan Kota juga dilibatkan dalam pembahasan percepatan pembangunan Aceh. Misal saja dalam penanganan pengemis di Aceh. Diketahui, selama ini ada cukong yang mengontrol aksi para pengemis sehingga pembinaaan yang dilakukan Dinas Sosial tidak sia-sia. (Rill)
Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah meminta, seluruh kepala SKPA bisa sama-sama bekerja antarlini, agar ke sembilan rencana aksi tersebut bisa berjalan. “Tim ini (TIM Percepatan Pembangunan Aceh) ini akan membantu agar kita semua bisa bekerja proaktif,” ujar Gubernur Zaini.
Sembilan program aksi bersama SKPA tersebut adalah, Aceh bebas dari pengemis yang akan diterapkan pertama kali di tiga kabupaten/kota terpilih, Penguatan pengajian Tilawah Quran bakda magrib di setiap mesjid Kecamatan pada 23 kabupaten /kota, Program Muzakarah di beberapa masjid terpilih, serta Forum Komunikasi antar Organisasi Keagamaan.
Program lainnya adalah penguatan budaya dan kesenian lokal melalui ragam pagelaran, Penguatan Ekonomi Pedesaan (Pilot Project), peningkatan gizi balita, Optimalisasi Pusat Ekspo Produk Aceh dan Pemberian Pinjaman / Pembiayaan Modal Wirausaha Muda Aceh.
Agus Sabti, anggota tim percepatan pembangunan Aceh, memaparkan program aksi tersebut sebenarnya bukanlah program baru bagi SKPA. Beberapa instansi sudah mempunyai program sejenis yang bisa dikembangkan kembali dengan serius, dengan bekerjasama lintas SKPA sehingga semuanya bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Ini adalah program senafas atau saling terkait antardinas dan juga menjadi program unggulan di masing-masing SKPA,” ujar Agus. Ke semua program yang dirancang tim yang diketuai oleh Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal tersebut, dirangkum dan diformulasikan secara singkat dari beragam isu yang berkembang selama ini di Aceh.
Agus menambahkan, seluruh yang terlibat dalam tim akan sepenuhnya menyumbangkan pemikiran agar pelaksanaan program oleh SKPA terkait lebih mudah. Selama ini, kata Agus, tidak ada sinkronisasi program antar dinas sehingga capaian dari program yang dijalankan tidak mendongkrak kreativitas ekonomi masyarakat. “Program-program ini adalah sesuatu yang mungkin bisa kita pacu dalam tiga bulan ke depan,” ujar Agus.
Gubernur Zaini meminta agar semua SKPA menjalankan program yang dipaparkan Agus tersebut dan menselaraskannya antar instansi agar segala program bisa berjalan dengan baik.
Sementara itu, Al Hudri MM, Kepala Dinas Sosial Aceh, meminta, agar Kepala Pemerintahan Kabupaten dan Kota juga dilibatkan dalam pembahasan percepatan pembangunan Aceh. Misal saja dalam penanganan pengemis di Aceh. Diketahui, selama ini ada cukong yang mengontrol aksi para pengemis sehingga pembinaaan yang dilakukan Dinas Sosial tidak sia-sia. (Rill)
loading...
Post a Comment