2019-08-11

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Lhoksukon - Peringatan hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Beragam lomba tradisional dan unik akan digelar bagi seluruh sivitas akademika untuk memeriahkan hari Kemerdekaan yang dipusatkan di Kampus Reuleut, Aceh Utara, Sabtu (17/8/2019).

Lomba tersebut adalah peragaan pakaian adat Nusantara, lomba kukur kelapa, membelah  pinang dengan rampagoe (alat pengupas pinang tradisional Aceh), balap karung,  lomba lari dengan balon, dan juggling bola. Di antara keenam perlombaan tersebut, belah pinang dan kukur kelapa menyedot perhatian pengunjung dan diikuti paling banyak peserta. 

Kepala Unit Pelayanan Teknik (UPT) Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya, mengatakan panitia hanya membatasi peserta setiap lomba 74 orang untuk masing-masing cabang perlombaan. Angka 74 dipilih untuk merefleksikan semangat perayaan 74 tahun kemerdekaan RI. “Namun karena banyaknya peminat, peserta kukur kelapa membludak sampai 90 orang lebih,” ungkap Kemal Fasya.  

Perlombaan tersebut diikuti oleh para dosen, pegawai, honorer, dan mahasiswa yang hadir di lapangan upacara Kampus Reuleut, Aceh Utara. Panitia menyedikan 10 alat kukur kelapa tradisional dan delapan rampagoe yang digunakan untuk membelah pinang. Lomba kukur kelapa juga diikuti Rektor Universitas Malikussaleh, Dr Herman Fithra, pembantu rektor, para dekan, dan sejumlah pejabat struktural di Unimal. Selain itu, para pegawai, hononer, dan mahasiswa ikut memeriahkan lomba.

Para pemenang lomba kukur kelapa tradisional dinilai yang paling cepat dan paling bagus hasil kukurannya. Untuk lomba belah pinang, para pemenang juga dinilai yang paling cepat dan paling rapi belahannya. Para peserta terlihat sangat kesulitan membelah pinang menjadi delapan bagian. Seorang peserta, Subandi, yang mendapat juara kedua, bahkan sampai berdarah tangannya karena terjepit dengan rampagoe. Juara pertama perlombaan tradisional tersebut dimenangkan Chalirafi, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unimal.

Rektor Universitas Malikussaleh, Herman Fithra, menyebutkan lomba tradisional dan unik tersebut digelar untuk menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke-74 sekaligus mengingatkan kembali tradisi dan kebudayaan daerah, tidak hanya di Aceh, tetapi seluruh Nusantara. “Kebersamaan dalam upacara dan lomba juga menjadi ajang silaturahim di antara sivitas akademika Unimal,” kata Herman.[]

Presiden RI Pertama Ir.Soekarno,
Photo :chello.nl
Jakarta - Nama Soekarno sebagai Bapak Pendiri Bangsa sekaligus Presiden Pertama Republik Indonesia tentu enggak asing bagi kamu. Sosoknya yang karismatik dan tegas membuatnya tak cuma dicintai oleh rakyatnya, tapi juga disegani oleh para pemimpin dunia.

Ada lagi, tokoh proklamator ini juga terkenal sebagai sosok yang cerdas. Ia menguasai setidaknya 10 bahasa, yakni Belanda, Inggris, Jerman, Arab, Prancis, Jepang, Jawa, Sunda, Bali, Melayu. Ia juga terkenal doyan banget baca buku.

Semua pemikirannya itu kemudian dituangkan dalam berbagai buku penting yang wajib kamu baca, beberapa di antaranya Indonesia Menggugat, Di bawah Bendera Revolusi, hingga Sarinah. Sayangnya, tak banyak yang tahu bahwa Soekarno sendiri lahir dari keluarga miskin dan juga seorang anak yang sakit-sakitan.

Nah, berikut ini sejumlah fakta tentang Soekarno yang tidak banyak diketahui orang:

Seorang Gemini

Soekarno lahir pada tanggal enam, bulan enam membuatnya memiliki zodiak Gemini yang dilambangkan dengan sosok cewek kembar. Ini pula yang menurutnya, menggambarkan dua sifatnya yang berlawanan.

"Aku bisa lunak dan aku bisa cerewet. Aku bisa keras laksana baja dan aku bisa lembut berirama. Pembawaanku adalah paduan dari pada pikiran sehat dan getaran perasaan. Aku seorang yang suka memaafkan, akan tetapi aku pun seorang yang keras kepala," demikian kata Soekarno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adam.

Lahir dari keluarga miskin

Soekarno dilahirkan dan dibesarkan dalam kemiskinan. Ia tidak punya sepatu, tidak mandi dari air keran, bahkan tidak mengenal sendok garpu. Menurut penuturannya, gaji sang ayah juga sangat kecil pada saat itu. Belum lagi, uang tersebut harus berkurang untuk membayar sewa rumah.

Ketika berusia enam tahun, ia pindah ke Mojokerto. Di sana Soekarno kecil tinggal di daerah miskin. Bahkan saking miskinnya, mereka hampir tidak pernah merayakan Lebaran.

"Di hari Lebaran lebih setengah abad yang lalu, aku berbaring seorang diri dalam kamar tidurku yang kecil yang hanya cukup untuk satu tempat tidur. Dengan hati yang gundah, aku mengintip keluar arah ke langit melalui buah lubang udara yang kecil-kecil pada dinding bambu," kata dia, dulu.

Tapi nyatanya lubang udara itu, besarnya sebesar batu bata. Dia kala itu, dia merasa sangat malang. Hatinya serasa akan pecah karena di sekelilingnya justru terdengar bunyi petasan berletusan dan sorak-sorai kawan-kawannya karena kegirangan.

"Betapa hancurlah rasa hatiku yang kecil itu memikirkan, mengapa semua kawan-kawanku dengan jalan bagaimana pun dapat membeli petasan yang harganya satu sen itu dan aku tidak," ujarnya.

Sakit-sakitan

Ketika Soekarno berumur 11 tahun, ia pernah diserang penyakit tipus dalam waktu yang lama. Bahkan ia menggambarkan dirinya berada di ambang kematian. Kala itu hanya sang ayah yang mendorong Soekarno untuk tetap hidup.

Sang ayah tidur di bawah tempat tidur bambunya, berbaring di atas lantai semen yang lembap, hanya dialas dengan tikar pandan yang tipis dan lusuh, tepat di bawah bilah-bilah tempat tidur. Sang ayah melakukannya sepanjang hari dan sepanjang malam selama dua setengah bulan.

Menurutnya, itu dilakukan bukan karena tak ada tempat lain, namun karena kepercayaan ayahnya. Selain itu, sang ayah juga ingin berdoa terus, memohon siang malam agar putranya diselamatkan dan mendapat kekuatan-kekuatan dari Yang Maha Kuasa.

"Akan tetapi supaya kekuatan mistiknya dapat memberikan manfaat secara penuh, yang dicurahkannya langsung dari badannya ke seluruh tubuhku, maka ia harus berbaring di bawahku," tutur Soekarno.

Lahir dengan nama Kusno

Soekarno sendiri lahir dengan nama Kusno. Namun karena ia sering sakit, sang ayah percaya bahwa namanya tidak cocok, sehingga orangtuanya memutuskan untuk mengganti namanya.

Sang ayah yang merupakan penggemar Mahabharata kemudian memberikan nama Karna yang merupakan pahlawan terbesar dari cerita Mahabharata. Karna dikenal sebagai sosok yang kuat, besar, dan tersohor karena keberaniannya. Ia juga pejuang bagi negaranya.

"Jadi Soekarno berarti pahlawan yang baik. Karena itulah maka Soekarno menjadi namaku yang sebenarnya dan satu-satunya," ucap Bung Karno. | Vivanews

,
Aceh Besar – Komandan Kodim 0101/BS Kolonel Inf Hasandi Lubis, S.I.P menyerahkan hasil pembangunan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kepada Bapak Khusin (100) Veteran pejuang 45 di Desa Capeng Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, Jum’at (16/08/19) kemarin.

Dalam penyerahan tersebut tampak pula Project Director PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Roni Kusuma Negara, Danramil 01/Seulimeum Kapten Inf Samsudi, Kaur Komsos Staf Teritorial Kodim 0101/BS, Babinsa Koramil 01/Seulimeum, Geuchik dan Sekdes Desa Capeng.

Dandim 0101/BS mengatakan, kegiatan ini merupakan kerjasama antara Komando Distrik Militer (Kodim) 0101/BS dengan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 74 Republik Indonesia Tahun 2019.

“Ini salah satu bentuk kepedulian kita untuk membantu para pejuang Kemerdekaan atau Veteran yang ada di wilayah agar hidup lebih layak,” ujarnya saat dikonfirmasi via Whatsapp Sabtu (17/08/19).

Dikatakan, bahwa selama ini Bapak Khusin hanya tinggal seorang diri dirumah bantuan Tsunami atau rumah shelter, dimana rumah tersebut kondisinya sudah tidak layak untuk di huni.

“Bapak Khusin hanya seorang diri dan sudah bertahun-tahun sudah tinggal di rumah shelter yang kondisinya sudah tidak layak huni,” katanya.

Selain Bapak Khusin, lanjutnya, di Kecamatan Seulimeum juga diserahkan hasil rehab RTLH kepada Ibu Hamidah seorang janda Veteran pejuang 45 warga Desa Seneubok.   

“Di hari yang sama kita juga serahkan hasil rehap RTLH kepada Ibu Hamidah janda Veteran pejuang 45 warga Desa Seneubok,” tuturnya.

Ia menggungkapkan, pihaknya menargetkan merehap rumah Veteran sebanyak 4 unit rumah yang terbagi di dua Kecamatan berbeda diantaranya yaitu di Kecamatan Seulimuem dan di Kecamatan Montasik.

“Target rehabiltasi rumah Veteran kita kerjakan sebanyak 4 unit terbagi di dua tempat berbeda yakni di Kecamatan Seulimeum dan Kecamatan Montasik,” ujarnya.

Di Kecamatan Seulimeum telah dikerjakan sejak tanggal 6 sampai 16 Agustus 2019 kemarin, sementara di Kecamatan Montasik akan dikerjakan pada tanggal 19 Agustus mendatang.

“Dua sasaran berikutnya akan kita kerjakan di Kecamatan Montasik yakni di rumah milik Bapak Adnan warga Desa Dabok dan Bapak Ibrahim Abdullah warga Desa Empe Teunong,” pungkasnya.

Banda Aceh - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyebutkan Pemerintah Aceh berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi. Karena itu, ia menyambut baik pihak swasta seperti Perta Arun Gas yang Jumat (16/08) tadi melakukan penandatanganan kerjasama lintas bidang dengan kampus Unsyiah Banda Aceh dan Unimal Lhokseumawe.

Seluruh program pengembangan masyarakat di negara maju, kata Nova, hulunya dipastikan ada peranan dari perguruan tinggi. "Mustahil program sukses tanpa pelibatan perguruan tinggi. Saya pastikan seluruh program pemerintah Aceh hulunya  juga akan di situ," kata Nova.

Nova berharap, apa yang dilakukan Perta Arun Gas bukan menjadi akhir kerjasama dengan universitas melainkan berlanjut dengan perguruan tinggi lainnya di Aceh. Berbagai skema kerjasama diberbagai bidang lainnya bisa dilakukan. "Unsyiah dan Unimal jadi pionir."

Kedepan, lanjut Nova kerjasama dengan universitas dapat dilakukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan atau dikenal sebagai Sustainable Development Goals atau SDGs. Pembangunan berkelanjutan ini merupakan agenda pembangunan dunia untuk kemashlahatan manusia dan bumi yang dibuat untuk menjawab tuntutan dalam pengentasan kemiskinan, kesenjangan dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata.

"Kita mulai dengan air bersih mungkin. Bagaimana memanfaatkannya dengan baik, karena yang harus kita pikirkan juga anak cucu kita nanti," kata Nova.

Sementara Presiden Direktur Perta Arun Gas, Arif Widodo, mengatakan penandatanganan nota kerjasama Bidang Teknis, Sosial, Ekonomi dan Sumber daya Manusia dengan Universitas Syiah Kuala dan Universitas Malikussaleh adalah untuk mendukung pemerintah Aceh dalam hal mempercepat perwujudan program pembangunan Di Aceh, khususnya di Lhokseumawe.

"Dengan Unsyiah, ruang lingkup kerjasama meliputi bidang pengkajian seperti pekerjaan pengukuran bathymetri, melakukan kajian ekonomi terkait usaha penyediaan cold storage bagi komoditi dari daerah sekitar, melakukan kajian sosial ekonomi komoditi-komoditi yang dapat memberdayagunakan cold storage, melakukan kajian analisa dampak lingkungan, serta berbagai kerjasama lainnya," kata Arif.

Sedangkan kerjasama dengan Unimal meliputi pembuatan kajian pariwisata oleh Unimal terkait usaha pelestarian dan pemberdayagunaan potensi pariwisata di wilayah Kota Lhokseumawe melakukan kajian teknis dan ekonomi di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL), serta berbagai kerjasama lainnya.

"Dengan adanya pengembangan bisnis baru PAG diharapkan dapat  membuka kesempatan lapangan kerja baru sehingga PAG dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian di Provinsi Aceh,” kata Arif

Arif menambahkan, kajian yang nantinya dilakukan oleh Unsyiah untuk Bisnis Cold Storage Lhokseumawe yang direncanakan oleh PAG, diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang ada di sekitar Lhokseumawe. Sedangkan kajian pariwisata yang dilakukan oleh Unimal, diharapkan bisa memobilisasi pergerakan massa dan menciptakan peluang-peluang baru bagi perekonomian masyarakat. []

Banda Aceh – Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menghadiri Apel Kehormatan dan Renungan Suci, di Taman Makam Pahlawan, yang berada di Gampong Ateuk Pahlawan, Kecamatan Baiturrahman,  tepat pukul 00.00 WIB, Sabtu (17/8/2017) dini hari.

Apel Kehormatan dan Renungan Suci merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yang selalu dilakukan setiap tahunnya.

Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak, bertindak sebagai Inspektur Upacara pada Apel yang diikuti oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara serta Polri. Sedangkan Gubernur Aceh, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Sulaiman Abda dan Kasdam Iskandar Muda Brigjen TNI Acmad Daniel Chardin dan Kajati Aceh mendampingi tepat dibelakang Pangdam Iskandar Muda.

Apel dan Renungan Suci juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah, Rektor Universitas Syiahkuala dan UIN Ar-Raniry, Wali Kota Banda Aceh serta seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh, unsur Forkopimda Kota Banda Aceh, anggota Korpri dan sejumlah PNS serta Pelajar SMA dan Pramuka.

Dalam amanatnya, Kapolda menyatakan penghormatan yang sebesar-besarnya atas keikhlasan dan kesucian pengorbanan para pahlawan dalam mengabdikan diri pada perjuangan demi negara dan bangsa.

“Kami bersumpah dan berjanji perjuangan saudara-saudara adalah perjuangan kami pula dan jalan kebaktian yang saudara tempuh adalah jalan kebaktian bagi kami juga. Kami berdo’a, semoga arwah saudara-saudara diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa serta mendapat tempat yang sewajarnya,” ujar Rio S Djambak.

Untuk diketahui bersama, Taman Makam Pahlawan Peuniti berisi 397 pusara pahlawan, yang terdiri atas Pusara Angkatan Bersenjata sebanyak 384, Pegawai Sipil 4 pusara, Pejuang Rakyat 7 pusara dan Pahlawan Tak Dikenal sebanyak 5 pusara.

Apel Kehormatan dan Renungan Suci dilakukan pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya tepat pukul 00:00 WIB. Kegiatan ini digelar untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang dengan ikhlas dan gugur di medan pertempuran demi merebut kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari tangan penjajah.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, para generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneladani sikap, semangat, dan pengorbanan yang telah dicontohkan oleh para pahlawan yang telah gugur menjaga kedauatan bangsa dari tangan para penjajah.

Diterangi temaram cahaya dua obor utama serta puluhan obor di sekeliling Taman Makam Pahlawan, suasana Apel Kehormatan dan Renungan Suci berlangsung khidmat.

Kadivpas Aceh Drs. H. Meurah Budiman SH. MH

BANDA ACEH- Sebanyak 4176 orang Narapidana (Napi) yang menghuni berbagai Lapas dan Rutan di Aceh mendapatkan Remisi Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-74 tahun 2019.

Hal ini disampaikan Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Aceh Drs. Meurah Budiman SH.MH melalui press realesenya, Minggu (17/8/2019).

Meurah Budiman menyampaikan, sesuai Kepmenkumham Nomor: PAS.984.PK.01.01.02 Tahun 2019 tgl 17 Agustus 2019 tentang Pemberian Remisi Umum Tahun 2019, para napi yang mendapatkan Remisi Umum I berjumlah 3.797 dan Remisi Umum II sebanyak 116 dengan total 3913 orang.

Kemudian meurah melanjutkan, Kepmenkumham Nomor Pas.964.PK.01.01.02 Tahun 2019 tgl 17 Agustus 2019 tentang Pemberian Remisi Umum Tahun 2019 kepada narapidana terkait pasal 34 PP Nomor 99 tahun 2012 yakni mereka yang baru pertama sekali memperoleh remisi sejak menjalani masa pidana berjumlah 263 orang dengan rincian Remisi Umum I kepada 253 orang dan Remisi Umum II berjumlah 116 orang.

“ Setelah memperoleh remisi umum II (RU II) 126 narapidana tersebut, seharusnya ke 126 orang bebas pada tanggal 17 agustus 2019. Namun yang bebas hanya 16 orang karena 110 org lainnya masih menjalani pidana tambahan berupa subsider 1 sampai dengan 3 bulan penjara “, jelas Meurah Budiman.(Red)

Prada Deri Pramana, terdakwa kasus mutilasi kasir indomaret Fera Oktaria (21). (Suara.com/Andhiko).
Palembang - Prajurit TNI bernama Prada Deri Pramana ternyata sempat menggunakan gergaji besi untuk memutilasi mayat pacarnya, Fera Oktaria (21). Hal itu disampaikan Deri dalam sidang lanjutan kasus mutilasi Fera yang digelar Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8/2019).

Dalam sidang, Prada Deri mengatakan jika gergaji besi itu patah ketika baru memotong lengan kanan Fera yang semasa hidupnya bekerja sebagai kasir Indomaret.

Prada Deri pun mengaku sempat menghubungi sang paman, Dodi Karnadi (36) untuk menceritakan peristiwa pembunuhan sadis yang telah dilakukan terhadap pacarnya.

Pengakuan itu disampaikan pada pagi hari setelah Prada Deri membunuh Fera di Penginapan Sahabat Mulia, Banyuasin, Palembang.

"Pagi harinya, baru saya ke rumah Dodi Karnadi, dan mengakui telah mengakui perbuatan ini," kata Prada Deri di hadapan majelis Hakim yang diketuai Ketua Majelis Hakim Letkol Chk Khazim didampingi Hakim Anggota Letkol Sus Much Arif Zaki Ibrahim SH dan Mayor Chk Syawaluddin.

Setelah menceritakan semuanya, Prada Deri mengaku Dodi mengusulkan agar potongan tubuh korban di masukkan ke dalam koper yang akhirnya dibeli di dekat penginapan.

Namun demikian, Prada Deri mengaku sempat menyiapkan batang korek api yang disusun sedemikian rupa di atas racun nyamuk untuk membakar potongan tubuh Fera. Bahkan, Deri sempat menyiramkan bensin ke tubuh sang pacar.

Namun, hal itu urung dilakukan karena dia mengaku tak tega.

"Saya tidak tega pak. Makanya saya hubungi Dodi kembali. Tak lama, Dodi menghubungi Imam yang akhirnya menyarankan jika dibakar," katanya.

Diketahui, kasus mutilasi ini terungkap sejak Fera ditemukan tewas secara tak utuh alias dimutilasi di sebuah penginapan Sungai Lilin, Musi Banyuasin, Sumsel, Jumat (10/5/2019). Saat ditemukan, kasir indomaret itu sudah dalam kondisi tanpa busana dan terbaring di ranjang penginapan.

Dari penyelidikan sementara yang dilakukan polisi, Prada Deri diketahui merupakan kekasih korban. Setelah memutilasi korban, Prada DP bergegas kabur dengan naik bus ke arah Lampung menuju ke Pelabuhan penyeberangan Bakauheni - Merak.

Selama buron, Prada Deri bersembunyi di sebuah padepokan di kawasan Serang, Banten dan mengubah namanya menjadi Oji bin Samsuri. | Suara.com

DUBLIN - Penerbangan di Bandara Shannon di Irlandia terpaksa ditangguhkan setelah terjadi kebakaran pada bagian bawah sebuah pesawat Boeing saat hendak lepas landas. Pesawat Boeing tersebut milik Omni Air International, sebuah maskapai charter Amerika Serikat (AS) yang berspesialisasi dalam penerbangan militer dan transportasi pemerintah.

"Tim darurat bandara saat ini berada di lokasi dan sebelumnya memadamkan api eksternal ke bagian bawah," kata juru bicara Grup Shannon dalam sebuah pernyataan.

"Semua penumpang dan awak sudah turun dengan selamat dan saat ini berada di gedung terminal," imbuhnya seperti disitir dari Channel News Asia, Kamis (15/8/2019).

Pihak otoritas bandara Shannon tidak segera menanggapi pertanyaan apakah pesawat itu mengangkut pasukan AS ketika insiden terjadi.

Kegiatan ini kontroversial di Irlandia karena memfasilitasi pergerakan pasukan AS, memberikan dukungan logistik untuk operasi di luar negeri.

"Kru bandara saat ini sedang bekerja untuk mengeluarkan pesawat dari landasan pacu," kata juru bicara Grup Shannon.

Gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan pesawat dikelilingi oleh banyak pemadam kebakaran.

"Pesawat Omni Boeing 767-300 batal lepas landas dan aman dievakuasi," kata Omni Air di Twitter.

"Laporan awal menunjukkan tidak ada cedera serius pada penumpang atau awak," sambung pernyataan itu. | Sindonews

Langsa - Pemerintah Kota Langsa, Aceh, mengintruksikan agar masyarakat di daerahnya tidak menggelar perlombaan panjat pinang dalam rangka menyambut HUT ke-74 RI. Dalam surat imbauannya, pagelaran tersebut dinilai merupakan tradisi peninggalan Belanda yang tidak memiliki nilai edukasi.

Surat intruksi Wali Kota Langsa nomor 450/2381/2019 tentang peringatan Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia, berisi tiga poin imbauan dan intruksi ditujukan kepada seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala Desa, dan Pemimpin BUMN/BUMD.

Larangan tentang panjat pinang tertuang pada poin keempat, yaitu tidak melaksanakan kegiatan panjat pinang di setiap gampoeng (desa) dikarenakan secara historis merupakan peninggalan Kolonial Belanda dan tidak ada nilai edukasinya.

Sementara pada poin pertama, Wali Kota Langsa meminta untuk menghadirkan seluruh ASN, Pegawai, dan Karyawan BUMN pada saat upacara HUT RI ke-74 tahun 2019 di lingkungan Pemerintahan Kota Langsa. 

Kedua, melakukan pengarahan pada tanggal 15 Agustus 2019 kepada masing-masing ASN, pegawai di bawah pimpinannya untuk hadir tepat waktu dan mengambil posisi barisan yang benar pada saat sampai di tempat sebagai contoh kepada anak yang hadir dalam upacara.

Selanjutnya, kepada para Geuchik (Kepala Desa) diminta untuk menggunakan pakaian seragam pada saat menghadiri upacara.

Humas Pemerintah Kota Langsa, M Husin, membenarkan imbauan tersebut. Surat itu dikeluarkan berdasar keputusan rapat bersama panitia 17 Agustus di lingkungan Pemerintah Langsa. 

“Iya benar itu surat Pak Wali berdasarkan keputusan rapat panitia 17 Agustus 2019,”  katanya, saat dikonfirmasi kumparan, Kamis (15/7).

Husen juga turut membenarkan terkait dengan poin terakhir tentang imbauan larangan kegiatan panjat pinang dilakukan oleh masyarakat. Kata dia, Wali Kota mengimbau sebaiknya acara tersebut tidak digelar. Panjat pinang dianggap bukan budaya Islam dan bagian dari warisan kolonial Belanda.

“Alasannya pertama tidak sesuai dengan budaya kita (Aceh) itu adalah budaya warisan pemerintahan Belanda. Sehingga panitia melarang agar perlombaan panjat pinang ditiadakan saja dan dialihkan ke kegiatan perlombaan lain,” ujarnya.

Meski demikian, pemerintah Langsa tidak mengeluarkan sanksi apabila terdapat masyarakat yang tetap melaksanakannya. Berkaca pada tahun sebelumnya meski pemerintah telah mengeluarkan imbauan, masyarakat di desa-desa masih tetap melaksanakan perlombaan hiburan rakyat tersebut. 

Akan tetapi, kata Husen, pemerintah telah meminta kepada kepala desa untuk melarang warganya. 

“Jika masyarakat tetap menggelar tidak menjadi permasalahan. Sebab belum ada sanksi, cuma di pemerintahan Kota Langsa tidak lagi melaksanakannya, kalau dulu perlombaan itu dilaksanakan oleh pemerintah salah satunya termasuk panjat pinang akan tetapi sekarang tidak lagi,” ungkapnya. | Kumparan

Jakarta – Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden memberikan penghargaan kepada putra-putri bangsa yang dinilai berjasa besar kepada bangsa dan negara. Demikian juga pada tahun ini, Presiden Joko Widodo berkenan menganugerahkan penghargaan dalam bentuk Bintang Jasa Utama kepada belasan tokoh nasional yang telah mengabdikan dirinya dengan luar biasa kepada negara selama ini. Salah satu dari tokoh luar biasa tersebut adalah Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia, Dr. Ronny Franky Sompie, SH, MH.

Penyematan selendang dan emblem Bintang Jasa Utama kepada Dr. Ronny F. Sompie dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta pada hari ini, Kamis, 15 Agustus 2019. Ronny Sompie, demikian Putra Sulawesi Utara kelahiran Surabaya itu akrab disapa, didampingi istrinya terlihat senang dan bersemangat saat menerima anugerah Bintang Jasa Utama dari Presiden. Hal itu tentu menjadi momentum sangat penting dalam hidup mantan Kepala Divisi Humas Polri itu. Kinerja dan kerja keras yang dilakukan selama menjabat sebagai Kadiv Humas Polri, dan terkhusus selama 4 tahun bertugas sebagai Dirjen Imigrasi, telah menjadi perhatian Presiden dan diberikan ganjaran berupa penghargaan Bintang Jasa Utama.

Mendapatkan informasi tentang hal tersebut, Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA menyampaikan Selamat dan Sukses kepada Dr. Ronny Sompie atas penghargaan Bintang Jasa Utama yang diterimanya. “Selamat dan Sukses Pak Dirjen Ronny Sompie atas prestasi luar biasa yang dicapai ini. Selamat atas penghargaan Bintang Jasa Utama yang diperoleh dari Presiden Republik Indonesia. You deserve for it!” ujar Wilson kepada Dirjen Imigrasi melalui pesan WhatsApp-nya, Kamis, 15 Agustus 2019.

Sebagaimana diketahui, hubungan antara Wilson Lalengke dan Dr. Ronny Sompie telah terjalin lama, melalui kerjasama PPWI Nasional dengan Divisi Humas Polri beberapa tahun silam. Kerjasama tersebut telah melahirkan ribuan anggota Polisi yang mahir berjurnalisme warga, yang mampu menulis atau membuat berita, press release, dan berbagai bentuk karya tulis lainnya. Tak terhitung juga banyaknya anggota Polisi, terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas kehumasan yang piawai melakukan liputan internal di institusi Polri, sebagai hasil kegiatan pelatihan jurnalistik warga kerjasama PPWI dan Divisi Humas Polri saat Dr. Ronny Sompie menjabat sebagai Kadiv Humas Polri.

Setelah bertugas di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM sebagai Direktur Jenderal Imigrasi, karir dan prestasi lulusan Akademi Kepolisian Angkatan 1984 itu semakin meningkat. Keahlian dan profesionalitasnya sebagai Polisi, baik sebagai reserse maupun kehumasan, dapat terimplementasikan dengan baik di lingkungan Direktorat Imigrasi yang menjadi benteng territorial terdepan dari sebuah negara. Berbagai inovasi dan kebijakan keimigrasian yang diambil oleh Ronny Sompie dalam rangka meningkatkan kinerja aparatur imingrasi dan mengembangkan sistem pelayanan imigrasi yang mudah, murah, dan cepat bagi rakyat, telah berjalan lancar dan berhasil baik.

Kini, Dr. Ronny Sompie, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua se-Indonesia ini telah menambah perbendaharaan tanda jasa di rumahnya. “Atas nama PPWI Nasional, saya sekali lagi menyampaikan Selamat dan Sukses Pak Dirjen Imigrasi, Dr. Ronny Sompie, SH. MH, atas prestasi dan perolehan penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Republik Indonesia,” tutup Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu. (APL/Red)

Banda Aceh – Peringatan hari perdamaian Aceh ke 14 menjadi refleksi dan pengingat akan perjuangan, dedikasi, dan pengorbanan para tokoh pejuang perdamaian Aceh. Perdamaian yang dicapai di Helsinki Finlandia haruslah terus dikenang dan dipertahankan sehingga perdamaian Aceh bisa abadi.

“Kami merasa sangat bangga dapat berkumpul bersama tokoh-tokoh pejuang perdamaian Aceh Selama ini dalam mengawal secara intensif keberlangsungan jalannya perdamaian Aceh yang sudah berlangsung selama 14 tahun,” kata Nova Iriansyah, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, saat menghadiri acara peringatan Hari Perdamaian Aceh ke 14 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, 15/8/2019

Nova mengatakan, momentum 14 tahun damai Aceh menjadi pengingat atas peluh dan darah pejuang perdamaian Aceh yang cukup pajang dan sangat melelahkan. Hal itu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan sejarah masyarakat Aceh untuk menggapai kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.

Nova juga mengatakan perdamaian tersebut menjadi kunci dan instrumen penting dalam menyukseskan pembangunan menuju Aceh Hebat dan Sejahtera, hal ini sesuai dengan tema peringatan Aceh damai ke 14 tahun ini yaitu “Perdamaian Meunuju Aceh Hebat dan Sejahtera”. Perjuangan menuju damai, kata Nova, tidak selalu berjalan dengan baik, tapi juga dilalui dengan jalan yang susah payah. Namun, hal itu dapat dilalui oleh masyarakat Aceh dengan arif dan bijaksana.

Hal senada juga dikatakan, Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) M Yunus. Yunus menyebutkan, peringatan yang ke 14 damai Aceh menjadi momentum bagi rakyat Aceh dan sebagai titik tolak dalam rangka mentransformasikan nilai perdamaian kepada masa kini  dan masa yang akan datang.

"Perdamaian Aceh dapat menjadi rujukan dan bahan evaluasi atas pelaksanaan perdamaian di seluruh dunia,” kata Yunus.

Yunus menambahkan, banyak poin MoU yang belum lagi terlaksana. Namun demikian, pihaknya akan terus mengupayakan agar semua poin MoU tersebut bisa diimplementasikan.

Memperingati 14 tahun damai Aceh, BRA sedikitnya memberikan 200 hektare lahan kepada 100 kombatan GAM di Kabupaten Pidie Jaya. Ia berharap daerah lain juga bisa meniru apa yang dilakukan Pidie Jaya, yaitu menyediakan lahan bagi kombatan yang terdampak konflik.

“Kami akan terus berupaya untuk meditribusikan tanah lahan kebun ini, oleh sebab itu buth dukungan dari Plt Gubernur, Walikota/Bupati seluruh Aceh, dan jajaran Satuan Kerja Pemerintah Aceh terkait,” kata M Yunus. []

Sejumlah mahasiswa GEMPUR melakukan orasi menuntut dicabutnya izin PT RPPI di Simpang Bundaran Rencong, Kota Lhokseumawe, Kamis (15/8/2019). (ANTARA/Dedy Syahputra)
Lhokseumawe -  Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Pasee Peduli Air (GEMPUR) melakukan aksi demo menuntut pemerintah untuk mencabut izin PT Rencong Pulp and Paper Industry (PT RPPI) di Kecamatan Geuredong Pase, Kabupaten Aceh Utara, karena dianggap melanggar hukum.

Aksi diawali dengan berorasi di Simpang Bundaran Rencong kemudian dilanjutkan di Taman Riyadah, Kota Lhokseumawe, Kamis.

Musliadi, Koordinator aksi kepada Antara mengatakan, adanya PT RPPI mengakibatkan telah terjadi krisis air bagi kebutuhan hidup warga 264.920 jiwa yang memiliki ketergantungan sumber air DAS Krueng Mane dan Kreung Pase.

Area izin PT RPPI berada di kawasan hulu kedua DAS yang memiliki fungsi penyedia air konsumsi 13 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di Aceh Utara.

"Selain untuk kebutuhan konsumsi, ketersediaan air juga untuk kebutuhan pertanian sawah," katanya.

Kemudian, kata dia, akibat izin tersebut juga mengakibatkan hilang atau terganggunya habitat satwa liar dan dilindungi, karena secara umum satwa tersebut berada di luar daerah perlindungan satwa dalam area izin PT RPPI serta hilangnya sumber ekonomi warga hasil hutan non kayu.

"Area PT RPPI juga rawan akan bencana alam, karena sesuai dengan tata ruang Kabupaten Aceh Utara, kawasan IUPHHK-HTI PT RRPI merupakan kawasan rawan bencana level menengah dan tinggi dan juga hilangnya lahan atau wilayah kelola masyarakat akibat dari tumpang tindih lahan dengan PT RPPI," sebut Musliadi.

Dia juga menambahkan, pihaknya menuntut pemerintah untuk menolak PT RPPI dan segala kegiatan operasional di Aceh Utara dan meminta Pemerintah Aceh untuk mencabut izin PT RPPI yang telah dikeluarkan di tahun 2011, karena terindikasi melanggar hukum.

"Kami juga meminta kepada Pemerintah Aceh untuk meninjau dan melakukan evaluasi kembali terhadap sejumlah izin yang berada di kawasan hutan produktif di wilayah Aceh Utara khususnya dan Aceh pada umumnya," tutupnya.

Sebelumnya, PT RPPI telah memiliki Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Taman Hutan Industry (IUPHHK-HTI) dengan area kerja seluas 10.384 hektare atau 98 persen dari total area yang diusulkan seluas 10.542 hektare.

Sisanya 157 hektare masuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) tidak sesuai untuk pengembangan hutan tanaman.

Selanjutnya, PT RPPI memperoleh IUPHHK berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Aceh dengan Nomor 522.51/569/2009, serta perubahan SK nomor 552.51/441/2012, dalam jangka waktu 60 tahun dan dapat diperpanjang satu kali untuk jangka waktu 35 tahun. | Antara

StatusAceh.Net - Seorang warga Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Hendri Yosa alias Hendri (30), dituntut dengan pidana mati di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (14/8). Hukuman maksimal itu dimintakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menilainya bersalah menjadi kurir 55 kg sabu dan 10.000 butir ekstasi.

Dalam tuntutannya, JPU Henny Meirita meminta majelis hakim yang diketuai Dominggus Silaban menyatakan Hendri telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah secara tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan narkotika golongan I dalam bentuk bukan tanaman lebih dari 5 gram. Perbuatan itu diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (2) UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo Pasal 132 ayat (1) UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sesuai dakwaan primair.

"Menjatuhkan hukuman kepada terdakwa dengan pidana mati," tuntut Henny.

Setelah mendengarkan tuntutan JPU, majelis hakim menunda persidangan. Sidang akan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pledoi atau pembelaan terdakwa.

Dalam perkara ini, Hendri ditangkap petugas Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut di SPBU AKR pinggir Jalan lintas Medan-Banda Aceh, Besitang, Langkat, Sumut, Selasa (19/2) sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu dia tengah berada di bus yang membawanya dari Aceh menuju Medan.

Berdasarkan dakwaan, Hendri merupakan suruhan ADI (buron). Dia diperintahkan mengambil 5 tas berisi sabu dan ekstasi dari NEK (buron).

Tas-tas berisi sabu dan ekstasi itu kemudian dibawa ke rumah Hendri. Selanjutnya dia diperintahkan ADI untuk mengantarkannya ke Medan.

Hendri berangkat dari Lhokseumawe ke Medan menumpang Bus Simpati Star. Saat kendaraan itu berhenti di SPBU AKR, pinggir Jalan lintas Medan-Banda Aceh, Besitang, sejumlah petugas menggeledahnya. Hendri tak dapat mengelak. Dia tertangkap tangan bersama 55 kg sabu dan 10.000 butir atau 2.922 gram ekstasi. | Merdeka.com

Perambahan hutan di Aceh Barat Daya. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia
StatusAceh.Net - Aceh memiliki hutan sekitar 3.557.928 hektar. Luas tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor SK.103/MenLHK-II/2015 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.865/Menhut-II/2014 tanggal 29 September 2014, tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Aceh.

Berdasarkan ketetapan itu, hutan di Aceh dibagi menjadi Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam [1.058.144 hektar], Hutan Lindung [1.788.265 hektar], Hutan Produksi Terbatas [141.771 hektar], Hutan Produksi Tetap [554.339 hektar], dan hutan yang dapat dikonversi [15.409 hektar].

Bagaimana kondisinya saat ini? Baca Selanjutnya>>>

Bireuen - Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) koordinator daerah Bireuen menyalurkan sapi Qurban sebanyak 15 ekor melalui program Global Qurban dari Aksi Cepat Tanggap (ACT), tahun ini MRI Bireuen di percayakan oleh ACT Aceh untuk menyalurkan daging qurban kepada masyarakat desa yang kurang mampu. (14/8/19)

Ketua MRI Bireuen Hidayatullah mengharapkan " semoga dengan adanya program Global Qurban ini dapat memberi senyuman di hari Raya Qurban kepada penerima, dan kita juga berharap semoga di tahun depan lebih banyak lagi yang bisa kita salurkan".

Nek Ramulah, warga desa Panton Geulima kec. Peusangan kab. Bireuen merupakan Salah satu penerima daging qurban berterimakasih atas adanya kegiatan Global Qurban ini

" teurimeng geunaseeh neuk ka ta intat sie ke lon bak uroe raya nyoe, semoga ureung droen sehat sabe, beu berekat iman ". ucap nek ramulah sambil menangis di pelukan salah satu relawan MRI Bireuen.

Tim Global Qurban MRI Bireuen juga menyambangi rumah dek Rifqi, salah satu pasien MSR yang mengalami bocor jantung dan saat ini sedang menunggu jadwal operasi di RS Harpan Kita Jakarta.(Rill)

Jakarta - Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta memperberat hukuman Gubernur nonaktif Naggroe Aceh Darussalam (NAD) Irwandi Yusuf menjadi delapan tahun penjara. Sebelumnya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Irwandi Yusuf divonis tujuh tahun penjara.

"Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa (Irwandi Yusuf) oleh karena itu dengan pidana penjara selama 8 (delapan) tahun," demikian bunyi putusan majelis tinggi PT DKI Jakarta seperti dikutip dari situs MA, Rabu (14/8/2019).

Majelis hakim diketuai Ester Siregar dengan anggota Anthon R. Saragih dan Jeldi Ramadhan. Hakim PT DKI juga menjatuh denda sebesar Rp300.000.000. Jika Irwandi tidak dapat membayar denda, maka diganti dengan pidana kurungan tiga bulan.

"Menjatuhkan pidana tambahan kepada Terdakwa berupa pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan publik selama 5 (lima) tahun sejak Terdakwa selesai menjalani pidana," ujar ketua majelis hakim.

Putusan tersebut mengubah putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) Nomor 97/Pid.Sus-TPK/2018/PN.Jkt.Pst pada 8 April 2019.

Sebelumnya, Ketua Majelis Hakim Sayfuddin Zuhri dalam putusannya memutuskan bahwa Irwandi terbukti melakukan praktik korupsi dalam suap penggunaan Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) tahun anggaran 2018.

"Menyatakan terdakwa Irwandi Yusuf terbukti bersalah dan berlanjut melakukan tindak pidana korupsi," kata Sayfuddin dalam amar putusannya di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin, 8 April 2019.

Selain hukuman penjara, eks Kombatan GAM itu juga dihatuhkan hukuman tambahan berupa pencabutan hak politik. Irwandi dilarang dipilih sebagai pejabat publik selama tiga tahun setelah menjalani hukuman pokok.

"Pidana tambahan pencabutan hak untuk dipilih selama 3 tahun," ujarnya. | Inews

Ilustrasi
Banda Aceh - Seorang siswa asal Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Raja, Kota Banda Aceh berinisial HA (16) tewas diduga dikeroyok rekannya. Polisi telah menetapkan tujuh tersangka yang semua anak di bawah umur.

Kasus ini terbongkar saat mayat korban ditemukan terapung di sungai Gampong Surin, Jalan Krueng Neng, Dusun Tengoh, Gampong Surin Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Senin (12/8) lalu pukul 11.00 WIB. Saat itu, dua saksi awalnya sedang memancing dan melihat ada sosok mayat dalam sungai tersebut.

Jasad itu terapung di sungai dengan posisi terlungkup memakai celana panjang hitam baju merah. Saksi langsung memberitahukan kepada masyarakat setempat.

Direktur Ditreskrimum Polda Aceh, Kombes Pol Agus Sartijo, langsung menuju ke lokasi ditemukan mayat setelah mendapatkan informasi. Setelah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) polisi menemukan petunjuk mayat tersebut merupakan korban pembunuhan.

Berdasarkan keterangan saksi yang diperiksa, polisi menemukan petunjuk awal pelaku diduga rekannya berinisial SF (17) dan ditangkap hari itu juga. Pengakuan SF, pengeroyokan itu terjadi Minggu (11/8) pukul 23.30 WIB di sekitar sungai tersebut.

"Kemudian diperoleh informasi tentang pelaku-pelaku lain yang melakukan penganiayaan terhadap korban," kata Kombes Pol Agus Sartijo, Rabu (14/8).

Diduga pelaku lainnya adalah berinisial AH (17), K (18), MI (16), M (16), MK (15) dan R (15).

Akibat perbuatannya, mereka terjerat Pasal 80 ayat 1,2,3 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 170 KUHP. Selanjutnya pelaku dan barang Bukti di bawa Ke Polresta Banda Aceh untuk proses penyidikan Lllebih lanjut.

"Pelaku memukuli korban secara bersama-sama serta salah seorang pelaku menusuk korban dengan menggunakan obeng," ungkapnya. | Merdeka.com

Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan penyelundupan narkotika jenis ganja di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (12/8/2019) malam.
Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) baru saja menggagalkan penyelundupan narkotika berjenis ganja yang dikirim lewat jalur laut, Senin (12/8/2019) malam.

Dalam penyergapan itu, BNN menemukan ganja seberat 500 kilogram atau setengah ton dengan dibagi menjadi 445 bungkus yang sudah siap edar.

Ganja-ganja tersebut disimpan di sebuah mobil minibus warna silver dengan nomor polisi B 7770 IE yang dimodifikasi di bagian lantainya dan dikirimkan dari Bangka menggunakan kapal Sakura Ekspress.

Ganja seberat 500 kilogram itu dibawa dari Aceh menuju Jakarta dengan melakukan transit di Pulau Bangka dengan cara disembunyikan dalam kompartemen yang sudah dimodifikasi di lantai dasar sebuah mobil mini bus dan kemudian dinaikkan ke truk.

Barang terlarang itu kemudian dikirim ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menggunakan kapal barang Sakura Ekspres dan rencananya akan diambil disimpan di gudang penyimpanan sementara kawasan Ciledug.

“Ya ganja-ganja itu berasal dari Aceh dengan transit lebih dulu di Bangka lalu dibawa ke pelabuhan Tanjung Priok menggunakan kapal laut,” ujar Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari di Pelabuhan Tanjung Priok,” Jakarta Utara, Senin (12/8/2019).

Lebih lanjut, menurutnya kasus ini merupakan pengintaian pihaknya selama sebulan terakhir dalam mengungkap kasus-kasus barang haram tersebut.

“Ini hasil operasi kira-kira tiga minggu sampai sebulan dan kami akan terus kembangkan sehingga mengungkap pelaku-pelaku lainnya,” tegas dia.

Dalam kasus tersebut, untuk sementara baru empat orang yang ditahan. Keempat orang tersebut ditangkap di lokasi yang berbeda.

Orang pertama diamankan BNN ini merupakan seorang pengemudi yang hendak menjemput minibus bermuatan narkoba di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Orang ini disiapkan menjemput sebagai supir dan juga nanti diperintahkan untuk mengantar ke tempat penyimpanan sementara yang berada di Ciledug," kata Arman.

Lebih lanjut, menurutnya, tersangka kedua diamankan di kawasan Ciledug, Tangerang yang merupakan orang yang penerima ganja di gudang tersebut.

Tersangka ketiga diamankan di Aceh. Ia berperan sebagai pengirim 500 kilogram ganja tersebut. Lalu pelaku keempat sebagai pengendali, yang ditahan di daerah Banten.

Sumber: wartakota.tribunnews.com

Papua - Seorang anggota Polri bernama Briptu Heidar dilaporkan tewas di tangan Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) Papua pada 12 Agustus kemarin. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menuturkan bahwa Heidar tewas akibat luka tembak di bagian kepala.

Menurut Dedi, Heidar tewas saat tengah berupaya melarikan diri dari para anggota KKSB Papua yang menyanderanya. Peristiwa penyanderaan Heidar terjadi di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua.

Nahas, upaya Heidar melarikan diri terhenti setelah sebutir peluru ditembakkan ke kepalanya.

“Heidar sedang berontak dan melarikan diri. Pada saat melarikan diri tertembak oleh kelompok KKSB tersebut,” ujar Dedi di Mabes Polri Jakarta Selatan, Selasa (13/8).

Dedi menerangkan, lokasi penyanderaan Heidar thanya sekitar 100 meter dari jalan raya. Jenazahnya sudah dievakuasi dan langsung diterbangkan ke rumah duka.

“Jam 12.00 WIT almarhum mendapat anugerah kenaikan pangkat luar biasa menjadi Brigpol. Sudah diterbangkan menggunakan pesawat Sriwijaya dari Timika menuju ke rumah duka di daerah Makassar Sulawesi Selatan untuk dimakamkan hari ini juga,” tambahnya.

Hasil pendalaman sementara, KKSB yang menyandera Heidar berasal dari kelompok G. Kelompok ini yang memang menguasai wilayah tersebut. Sedangkan penembak Heidar diduga berinisial JM.

“Tim TNI dan Polri masih melakukan pengejaran. Wilayahnya cukup luas dan geografisnya cukup ekstrim di sana,” tukas Dedi.

Sebelumnya diberitakan, KKSB Papua kembali berulah. Mereka menyandera seorang anggota polisi bernama Briptu Heidar yang tengah melakukan undercover alias penyamaran.

Kejadian berawal saat Briptu Heidar bersama Bripka Alfonso Wakum mengendarai sepeda motor pada pukul 11.00 WIT. Setibanya di Kampung Usir, Briptu Heidar dipanggil oleh temannya, sehingga Bripka Alfonso memberhentikan kendaraannya.

Pada saat Briptu Heidar berbicara dengan temannya tersebut, tiba-tiba sekolompok orang datang dan langsung membawa Briptu Heidar. Bripka Alfonso yang melihat kejadian itu langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Pos Polisi di Kago Kabupaten Puncak. | Jawapos

Ketum PPWI Wilson Lalengke
JAKARTA- Dewan Pers (DP) saat ini tidak ubahnya seperti seekor kambing bandot (jantan berumur lansia) yang sedang birahi, kebelet mau kawin. 

Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (Ketum PPWI), Wilson Lalengke, S,Pd, M.Sc, MA kepada media, sebagai respon atas kisruh pernyataan Ketua DP M. Nuh terkait keharusan pemerintah menolak bekerja sama dengan media-media yang tidak terverifikasi DP.

Sebagaimana ramai diberitakan bahwa mantan mendiknas M. Nuh yang saat ini menjabat sebagai Ketua DP, memberikan pernyataan yang bersifat menghasut pemerintah, baik pusat maupun daerah agar tidak melakukan kerjasama dengan pengelola media yang belum terverifikasi DP. 

Hal itu disampaikan M. Nuh di Makassar beberapa waktu lalu. Pernyataan tersebut langsung menyulut reaksi keras dari beberapa pengelola media dan organisasi pers tanah air.

Bagi Wilson, kata dia, ucapan provokatif seperti yang dilontarkan M. Nuh bukanlah hal baru dan luar biasa. Dia melihatnya sebagai hal yang biasa saja, dan tidak perlu ditanggapi serius. "Sebagai ketua sebuah lembaga penampung para komprador yang kehilangan harga diri di tingkat nasional, wajar saja dia cari panggung pemberitaan. Jadi, itu biasa saja," ungkap lulusan PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu, Senin, 12 Agustus 2019.

Menurut trainer jurnalisme warga bagi ribuan anggota TNI, Polri, guru, dosen, PNS, mahasiswa, wartawan, ormas, dan masyarakat umum itu, DP sedang mengalami delusi akut sebagai pejantan tangguh. 

"Ibarat kambing tua ompong yang sedang birahi, dia lihat institusi pemerintah sebagai betina yang sedang dilirik untuk dikawini. Di lain pihak, dia memandang lembaga-lembaga publikasi media massa yang tumbuh bak cendawan di musim hujan ini sebagai kaum muda penuh energik yang menjadi pesaingnya. Jadi, sebagai kambing bandot, dia menunjukkan tanduk tuanya ke berbagai arah yang tujuannya menggertak media-media sambil memikat hati pemerintah pusat dan daerah," urai Wilson beranalogi.

Untuk itu, jebolan pascasarjana Global Ethics dari Birmingham University Inggris itu menghimbau kepada rekan-rekan media dan organisasi pers yang ada, agar tidak reaktif atas pernyataan sang Ketua DP itu. 

"Biasa sajalah. Semua orang tahu, apa sih prestasi M. Nuh saat jadi mendiknas di bawah SBY lalu? Pendidikan di negeri ini makin bobrok. Bisa dibayangkan dunia pers kita akan makin rusak yàa," kata Wilson yang pernah menjadi guru SMPN Sapat, SMP PGRI Pekanbaru, SMP YLPI Marpoyan, SMAN Plus Provinsi Riau, SMKN 2 Pekanbaru, SMK Kansai Pekanbaru, dan dosen paruh waktu di Bina Nusantara University, Jakarta ini.

Kepada kawan-kawan pengelola media, alumni penerima beasiswa Ford Foundation dan Erasmus Mundus ini menghimbau agar tidak berkecil hati atas kelakuan para pengurus DP bersama jaringan oknum organisasi pers partisannya itu. 

"Saya menghimbau kawan-kawan pengelola media, jangan sekali-sekali mengemis ke pemerintah, jangan biarkan idealisme Anda tergerus oleh rupiah, jangan tiru perilaku partisan kawan-kawan di dua-tiga organisasi pers anu itu yàa. Kita harus mandiri, melalui kerja goyong-royong saling mendukung satu dengan lainnya," imbuh Wilson lagi.

Untuk menyiasati pembiayaan pengelolaan media, kata lelaki kelahiran Kasingoli, Morowali Utara, Sulteng itu, setiap pewarta jangan menggantungkan hidup-mati medianya dari bantuan atau kerjasama dengan pemerintah. 

"Media dan organisasi pers harus mengembangkan jiwa entrepreneurship anggotanya. Jangan gantungkan nasibmu dari kerja-kerja jurnalistik belaka, tapi manfaatkan jaringan dan aktivitas jurnalisme untuk mendapatkan peluang usaha maupun bisnis lainnya," jelas Wilson yang merupakan salah satu pendiri SMAN Plus Provinsi Riau dan SMK Kansai Pekanbaru belasan tahun lalu.

Sementara itu, Wilson juga menitipkan pesan ke aparat pemerintah, terutama pemerintah daerah, agar tidak terkecoh dan ikut genit-genitan bersama DP dan beberapa oknum organisasi pers konstituen DP itu. 

"Pemda harus sadar, para wartawan itu adalah bagian tak terpisahkan dari rakyat di daerah Anda masing-masing. Siapa lagi yang akan mengayomi dan memberdayakan mereka jika bukan pemerintah daerahnya? Anda bertanggung-jawab dunia akhirat atas rakyat yang ada di wilayah masing-masing, termasuk ribuan wartawan bersama keluarganya itu. Jangan ikutan genit bersama si bandot birahi itu," pungkas Wilson yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang Abad 21 (Kappija-21) itu. (Red/Rls)

StatusAceh.Net - Jerat atau perangkap baik yang dipasang pemburu atau warga masih menghantui satwa liar di Provinsi Aceh. Setidaknya, 4 ekor gajah, 3 ekor beruang madu, terluka akibat jeratan, termasuk 2 ekor harimau ditemukan tinggal belang per Januari-Agustus 2019.

Seekor bayi gajah ditemukan dengan kondisi terluka akibat jeratan di kawasan hutan Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Selasa (18/6/2019). Sebulan kemudian ditemukan dua ekor gajah betina dengan kondisi serupa di kecamatan yang sama.

Nasib yang tidak jauh berbeda dialami seekor gajah di Kecamatan Rusip Antara, Kabupaten Aceh Tengah, pada Jumat (9/8/2019). Gajah berkelamin jantan berumur 6 tahun, itu terjerat tali nilon diperkirakan hampir satu bulan lamanya.

Pada hari itu juga ditemukan anak beruang madu (Helarctos malayanus) terkena jerat. Beruang itu terkapar di kebun karet, 8 kilometer dari permukiman warga Desa Panton Rayeuk, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur.

Dua ekor beruang madu sebelumnya dilaporkan terkena jerat babi di Desa Ladang Neumbok, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Aceh Barat Daya Juni lalu. Lebih miris, dua ekor harimau (Panthera tigris sumatrae) didapati tinggal belang di pedalaman hutan Kabupaten Aceh Timur Maret lalu.

Data-data tersebut merupakan rekaman Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan Forum Konservasi Leuser (FKL). Kondisi ini memprihatinkan mengingat jumlah satwa liar dilindungi kian diambang kepunahan.

Direktur FKL, Rudi Putra, turut menyayangkan fenomena ini. Jerat-jerat itu telah melukai bahkan membunuh satwa dilindungi, kendati berdalih memasang jerat untuk hama seperti babi. Padahal tidak sedikit yang dipasang khusus untuk memburu satwa-satwa tersebut.

"Umumnya dipasang untuk babi, rusa, tapi yang kenanya beruang. Tapi, ada juga yang khusus, seperti harimau itu, kita duga memang untuk harimau," jelas Rudi kepada Liputan6.com, Sabtu (10/9/2019).

Tim patroli FKL berhasil mengumpulkan sebanyak 5.529 jerat berbagai jenis dari kawasan hutan Leuser sepanjang 2014-2018. Jerat-jerat tersebut diperuntukkan menjerat rusa, kambing hutan, harimau, gajah, hingga landak.

Bentuknya bervariasi, mulai dari selang kecil hingga tali berukuran besar. Pada beberapa jerat yang ditemukan terdapat kayu berujung lancip untuk membunuh satwa buruan.

Jumlah jerat yang ditemukan pada 2018 meningkat dari tahun sebelumnya. Pada 2018, FKL menemukan 843 jerat, 2017 sebanyak 814 jerat, sementara per Januari-Juli 2019 tercatat 173 jerat ditemukan.

"Kita mengoperasikan 26 tim di 13 kabupaten. Tiap bulan mereka aktif menghancurkan jerat-jerat itu," ungkap Rudi.

Perang Melawan Jerat
 
Seekor bayi gajah ditemukan dengan kondisi terluka akibat jeratan
Seekor bayi gajah ditemukan dengan kondisi terluka akibat jeratan (Liputan6.com/Rino Abonita)

Fenomena banyak satwa dilindungi terkena jerat ditanggapi serius oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD), Sapto Aji Prabowo. Pihaknya mencanangkan "perang jerat", dan akan mengambil langkah hukum untuk para pelaku.

"Kami akan berupaya untuk bisa menaikkan kasus jerat ini ke ranah hukum," tegas Sapto, kepada Liputan6.com, Sabtu (10/8/2019).

Sapto mengaku pihaknya belum mendeteksi para pelaku untuk saat ini. Namun, perang melawan jerat yang dicanangkan Dirjen BKSDAE, ini diharap menjadi gebrakan baru untuk menurunkan angka perburuan dan kematian satwa liar yang dilindungi.

"Sampai saat ini belum. Kasus yang punya peluang akan kita naikkan, akan kita naikkan," katanya.

Dalih memasang jerat untuk mengantisipasi hama seperti babi tidak dapat dibenarkan. Jerat-jerat tersebut sering salah sasaran, sehingga keberadaan satwa liar kerap terancam.

"Sekarang ini kehidupan satwa liar itu terancam dengan banyaknya jerat dipasang oleh masyarakat. Apa pun alasannya. Baik untuk babi, untuk rusa, untuk apa pun," ujar Sapto.

Menurut Sapto, masyarakat dapat mengantisipasi hama babi dengan cara lain salah satunya memasang kawat berduri. Potensi satwa liar dilindungi terkena jerat dapat diminimalisir dengan cara tersebut. | Liputan6.com

Jemaah shalat ied Palestina terlibat bentrok dengan polisi Israel di Masjid al-Aqsa. Foto/Istimewa
YERUSALEM - Jemaah Muslim Palestina dan polisi Israel bentrok pada hari Minggu (11/8/2019), di situs suci utama Yerusalem, Masjid al-Aqsa, selama salat Idul Adha.

Petugas medis Palestina mengatakan setidaknya 14 orang terluka, satu mengalami lukas serius, dalam bentrokan di kompleks Masjid al-Aqsa dan orang-orang Yahudi menyebutnya sebagai Temple Mount. Saksi mata mengatakan setidaknya dua orang ditangkap seperti dikutip dari NBC News.

Puluhan ribu umat Muslim berduyun-duyun ke lokasi di Kota Tua Yerusalem pada Minggu dini hari untuk melaksanakan sholat Idul Adha, kata polisi. Ini adalah situs paling suci bagi orang Yahudi dan umat Muslim, setelah Mekah dan Madinah di Arab Saudi. Situs ini telah lama menjadi hotspot di pusat konflik Israel-Palestina.

Polisi Israel melarang pengunjung Yahudi masuk ke kompleks pada hari Minggu sebelum bentrokan meletus. Hari Minggu juga merupakan hari kesembilan dari Av, hari berkabung orang Yahudi atas penghancuran dua kuil Alkitab yang berdiri di lokasi itu pada zaman kuno.
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.