Banda Aceh – Faktor utama yang harus diandalkan dalam upaya pengembangan sektor pariwisata tidak semata-mata kawasan wisata menarik, sarana dan prasarana yang lengkap, atau budaya untuk unik. Keberadaan Pramuwisata juga berperan penting dalam memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang berkunjung.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Syaiba Ibrahim, saat membacakan sambutan Gubernur Aceh, Drh Irwandi Yusuf M Sc, pada acara pembukaan Rapat Kerja Nasional Himpunan Pramuwisata Indonesia, di Hermes Palace Hotel, Rabu (4/10/2017).
“Tanpa keberadaan pramuwisata, dapat dipastikan daya tarik wisata kurang lengkap. Oleh sebab itu, jika Pemerintah benar-benar ingin mengembangkan sektor pariwisata, keberadaan Pramuwisata harus mendapat perhatian,” tegas Syaiba.
Syaiba menegaskan, keberadaan HPI sebagai wadah pramuwisata di Tanah Air mesti diperkuat agar dapat berperan optimal dalam melatih dan memberdayakan anggota untuk berbuat yang terbaik bagi kemajuan pariwisata Indonesia.
Untuk diketahui bersama, tugas pramuwisata antara lain, mengatur perjalanan wisatawan ke lokasi tujuan, memberikan penjelasan tentang perjalanan dan obyek wisata, membantu mengurus dokumen perjalanan dan barang bawaan wisatawan; memberi pertolongan kepada wisatawan, dan sebagainya.
“Melihat pentingnya keberadaan Pramuwisata ini, wajar jika Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata memberlakukan proses sertifikasi bagi setiap pramuwisata yang bekerja di lapangan. Pemerintah Aceh tentu sangat mendukung kebijakan ini,” kata Syaiba.
Bahkan, sambung Syaiba, Pemerintah Aceh mengusulkan agar ada modul tambahan yang diujikan kepada calon pramuwisata Aceh, yaitu pemahaman tentang Syariat Islam. Dengan pemahaman ini, pramuwisata dapat menjelaskan dengan jernih tentang Syariat Islam, sehingga tidak menimbulkan misinterpretasi di kalangan wisatawan.
“Khusus di Aceh, kami telah menetapkan bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu program yang akan dikembangkan dalam lima tahun ke depan. Sektor ini sangat berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sebab Aceh memiliki banyak kawasan wisata yang punya nilai jual tinggi.”
Aceh Miliki Ratusan Objek Wisata
Untuk pengembangan dan dan target kunjungan wisatawan, Aceh ditopang oleh sedikitnya 808 lokasi wisata yang menarik. Dari jumlah tersebut, 426 diantaranya adalah kawasan wisata alam, 268 wisata budaya, dan 114 jenis wisata khusus minat.
“Sarana dan prasarana untuk semua kawasan wisata ini akan terus ditingkatkan agar membuat nyaman para tamu yang berkunjung. Untuk mendukung pengembangan ini, maka keberadaan Pramuwisata juga sangat penting untuk diperkuat,” tegas Syaiba.
Pemerintah Aceh berharap agar pelaksanaan Rakernas HPI di Aceh ini mampu menjadi pemicu dalam memperkuat keberadaan pramuwisata di Bumi Serambi Mekah ini. Oleh karena itu, Syaiba menghimbau agar daerah lain yang telah sukses dalam pengembangan pramuwisata berkenan untuk berbagi pengalaman dengan Aceh.
“Kami yakin, dengan berbagi pengalaman, maka kemampuan yang dimiliki dapat dikembangkan di daerah Aceh. Dengan dukungan itu, kami yakin, Aceh akan mampu tampil menjadi salah satu tujuan wisata utama di kawasan Indonesia bagian barat,” tambah Syaiba.
Untuk diketahu bersama, tahun 2017 ini Aceh menargetkan kunjungan wisatawan 2,2 juta orang. Sebagai salah satu Destinasi wisata Halal di Indonesia dan telah mendapat penghargaan di tingkat internasional. Berbagai fasilitas yang ada diharapkan dapat memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke Aceh.
“Event wisata dunia akan banyak diselenggarakan di Aceh. Salah satunya adalah Sail Sabang yang berlangsung 28 November hingga 5 Desember mendatang. Kami berharap HPI turut mempromosikan event ini kepada para wisatawan di tanah air, sehingga Sail Sabang dapat menjadi salah satu event internasional yang mampu mendorong wisatawan datang ke negeri kita,” pungkas Syaiba Ibrahim.
Sementara itu, Sang Putu Subaya, selaku Ketua Dewan Pimpinan Pusat HPI, mengapresiasi dukungan Pemerintah Aceh dalam mendukung aktivitas DPD HPI Aceh serta mendukung pelaksanaan Rakernas HPI ke-17 di Aceh.
“Kami yakin, dengan dukungan dan kerjasama dari Pemerintah Aceh, maka cita-cita untuk memajukan pariwisata di Indonesia dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, khususnya di Aceh akan bica tercapai,” kata Sang Putu.
“Jika sektor wisata berkembang dengan baik, maka sektor usaha lain akan turut meningkat, sehingga aktivitas usaha masyarakat semakin menggeliat. Dengan begitu, parawisata akan dapat tampil sebagai salah satu sektor usaha yang mampu berkontribusi optimal bagi pembangunan nasional,” pungkas Sang Putu Subaya.
Rakernas Himpunan Pramuwisata Indonesia diikuiti oleh delegasi dari 21 provinsi, kegiatan ini akan berlangsung selama 4 hari (3-6/10). Di akhir acara, para peserta juga akan berkunjung ke Kota Sabang. (Rill)