Lhokseumawe - Isti Indriana Safitri adalah salah satu peserta Cabang Olahraga Badminton Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) Aceh 2023 dari Universitas Malikussaleh yang berhasil meraih medali emas pada kategori beregu putri, dan perunggu pada Ganda campuran. Uniknya Isti salah satu pemain dengan pakaian yang berbeda, pakaiannya bagaikan anak santri (syar’i) dengan cadar yang tidak pernah terlepas di wajahnya.
Gadis yang berusia 21 tahun itu berasal dari Aceh Tengah dan anak ke-4 dari 5 bersaudara dari pasangan Ayahanda Ajad Bin Tarim dan Ibunda Siti Muniroh. “Saya tinggal di dataran tinggi Gayo tepatnya di kampung Merah Pupuk, Kecamatan Atu Lintang. Jarak dari rumah saya ke kota kabupaten sekitar 30 Km,” kata Isti.
Isti menceritakan, pada tahun 1997 orang tuanya merantau ke Aceh. Ayahnya itu berasal dari Cianjur dan ibunya dari Bandung Barat yang bersuku bangsa sunda. Pada tahun 2020 Ia lulus dari SMA Negeri 11 Takengon. Ditahun yang sama ia resmi menjadi mahasiswi di Universitas Malikussaleh pada Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran.
“Dulu pada 5 November 2013 saya bergabung pada salah satu Klub Bulutangkis yang ada di Kota Takengon PB. Casper namanya. Sejak saat itu, saya sering mengikuti event badminton antara lain Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI), PRA-Pekan Olahraga Aceh (PRA-PORA) dan turnamen-turnamen lainnya dalam kabupaten. Pada O2SN SMA 2018 tingkat Provinsi Aceh saya pernah meraih Medali Perak tunggal putri,” ungkap Isti.
Di tahun 2019 Isti mengalami sakit yang cukup serius dan harus menjalani operasi. Setelah operasi saya berpikir bahwa saya tidak dapat lagi menjadi seorang atlet karena butuh waktu yang lama untuk pulih kembali. Kemudian setelah lulus SMA, ia memutuskan untuk berhijrah sampai menggunakan Niqab/cadar.
“Setelah hampir 3 tahun saya berhenti main bulutangkis. Saya memulai kembali main Badminton pada turnamen “Rektor Unimal Cup 2022” yang digelar oleh Universitas Malikussaleh dan kami meraih juara pertama di kategori ganda putri.,” tutur mahasiswi semester 7 ini.
Lanjutnya, hijab dan pakaian yang syar’i itu bukan suatu penghalang bagi Isti untuk bermain Bulutangkis dan dalam mengejar impian, prestasi, dan lainnya. Bahkan ia merasa nyaman dengan pakaian yang dipakainya saat bertanding.
“Di usia 21 tahun ini banyak sekali hal yang tidak terduga dalam hidup saya. Salah satunya adalah menjadi juara pada POMDA Aceh September ini. Pomda kali ini merupakan pomda terakhir yang dapat saya ikuti, Alhamdulillah Allah memberikan saya kesempatan untuk bisa bertanding dengan sehat hingga meraih medali dan mengukir Sejarah baru untuk Bulutangkis Unimal. Pomda kali ini sangat berkesan bagi saya, dimana saya dan teman-teman harus latihan di waktu libur semester perkuliahan, merelakan untuk tidak pulang kampung berkumpul dengan keluarga,” kisah Isti.
Sebut Isti, kesuksesannya di Pomda ini berkat restu keluarga dan orang-orang terdekat, juga kawan seperjuangan di lapangan. Kemudian ia meraih medali itu juga tidak lepas dari bimbingan pelatih tim bulutangkis Unimal, Arnawan Hasibuan dan ketua kontingen atlet Unimal, Razif.
“Teruntuk teman-teman yang nantinya akan berjuang di POMDA 2025, Semangat latihan mulai dari sekarang. Karena keberhasilan itu tidak datang dengan sendirinya. Kebersihan milik semua orang yang giat dalam berusaha,” pesan Isti.
Pada POMDA Aceh 2023 beberapa hari yang lalu, Tim bulutangkis Universitas Malikussaleh berhasil menjadi juara umum cabang olahraga Bulutangkis dengan mendulang perolehan delapan medali. Pertandingan cabor bulutangkis ini berlangsung selama empat hari yang berakhir Jum’at (22/09/2023) dan digelar di Gelanggang Olahraga (GOR) Unimal, Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe.
Adapun medali yang diperoleh tim bulutangkis Unimal yaitu empat medali emas, satu perak, dan tiga perunggu. Satu medali emas dipersembahkan dari kategori beregu putri, dan tiga lainnya dari kategori perorangan, masing-masing dari nomor tunggal putra (Arifky), ganda putra (Arifky dan Aria), serta dari ganda campuran (Aria dan Fatia).
Sementara untuk medali perak diraih oleh Fatia dari nomor tunggal putri kategori perorangan dan medali perunggu diraih oleh masing-masing Isti dan Ulfia pada nomor ganda putri perorangan, Isti dan Reza pada nomor ganda campuran perorangan, serta satu medali dari nomor beregu putra.[]