2023-11-05

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA


Lhokseumawe -
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Aceh bersama Universitas Malikussaleh menggelar kegiatan diseminasi paparan policy brief percepatan penurunan stunting yang bertempat di Aula Biro Rektorat Kampus Bukit Indah, Desa Blang Pulo Kota Lhokseumawe (09/11/2023).

Turut serta dalam percepatan penurunan stunting Aceh, BKKBN Perwakilan Aceh dan Universitas Malikussaleh  menggelar diskusi paparan hasil diseminasi policy brief Peranan pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam percepatan penurunan stunting  (23/04/2020). Sebagai bagian dari protokol kesehatan berupa penjarakan fisik, diskusi berlangsung secara daring.

Adapun yang menjadi narasumber adalah akademisi dan praktisi dari berbagai bidang ilmu. Mereka di antaranya Deassy Siska, S.Si, M.Sc sebagai Ketua Tim Policy Brief, Dosen FKIP Universitas Malikussaleh, Dr. dr.rer. nat. Maulana Ikhsan,MSc dari Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh, Susi Nurhayati, ST, MT.,(Dosen Fak. Teknik sekaligus sebagai aktivis penggiat percepatan penurunan stunting Aceh).

Pada kesempatan pertama, Deassy Siska, S.Si M.Sc memaparkan “Policy brief ini merupakan hasil rekomendasi kebijakan untuk para pemangku kebijakan di semua sektor pimpinan pemerintahan terkait peranan Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai garda terdepan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Ada beberapa poin yang kita tegaskan dalam rekomendasi kebijakan ini, diantaranya adalah penguatan kerjasama dan koordinasi Tim Pendamping Keluarga dengan TPPS dan semua unsur pentahelix berkaitan dengan rencana kerja, sumber daya,pemecahan kendala pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting di lapangan” paparnya.

Dari sisi medis, Dr. dr.rer. nat. Maulana Ikhsan,MSc menambahkan,  Data stunting ini harus ada pendataan khusus untuk yang stunting, karena selama ini dilakukan pengukuran secara general untuk balita, namun tidak ada kewajiban anak stunting itu untuk melapor setiap bulannya, sehingga bisa jadi data stunting itu naik turun setiap bulan. Kemudian Semua kasus stunted sebenarnya harus dirujuk ke Dokter spesialis anak. Untuk ditegakkan diagnosa stunting. Unsur pembiayaan mhn dibebankan pada pemerintah (transport lokal, dll).

Kesempatan berikutnya datang dari Susi Nurhayati, ST, MT, yang menjelaskan dan  memaparkan permasalahan2 yang mereka temui selama pelaksanaan penelitian policy brief ini, diantaranya:
 di Kabupaten Aceh Utara, Anggaran untuk pemberian makanan tambahan yang dialokasikan dari dana desa dianggap oleh Bidan Desa terlambat, karena baru dapat di cairkan pada bulan Juli. Padahal seharusnya alokasi tersebut dianggarkan secara terus menerus tanpa terputus setiap bulan sepanjang tahun, sementara di Kota Lhokseumawe sudah ada  Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Bahan Pangan Lokal bagi Ibu hamil kurang Energi Kalori selama 90 hari dan juga Program Bapak Asuh anak stunting.

“Pelaksanaan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) telah dipantau pelaksanaannya oleh TPK di masing-masing desa sasaran di Kota Lhokseumawe” pungkasnya.

Mewakili Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Aceh Ir. Nur Zikra Hayati Menjelaskan tujuan dari adanya penelitian kajian stunting ini adalah tersedianya Policy Brief dan laporan akhir hasil penelitian secara komprehensif yang berasal dari akademisi yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi perumusan kebijakan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Aceh.

“Kami menyatakan apresiasi pada Universitas Malikussaleh atas paparan laporan hasil penyusunan Policy Brief Stunting dari sisi peranan TPK terhadap percepatan penurunan stunting sebagaimana yang telah disusun oleh tim peneliti” Tutur Nur Zikra Hayati.

Dalam sambutannya, Kepala LPPM Universitas Malikussaleh, Dr. Ir. Mawardati, MSi menyatakan bahwa Universitas Malikussaleh dan BKKBN telah menjalin hubungan kerja sama yang telah dipayungi oleh MoU yang bermula dari KKN Tematik Stunting sejak tahun 2021 lalu. “Kami menyambut baik setiap peluang kerjasama yang dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah. Semoga hubungan kerjasama ini akan tetap selaras bagi kedua pihak, untuk menambah Indikator Kinerja Utama dari Universitas dan juga selaras dengan program pemerintah percepatan penurunan stunting di Aceh”. Pungkasnya.

Camat Sawang Kabupaten Aceh Utara Mazinuddin, S.Sos memberikan apresiasi terhadap paparan hasil policy brief yang disampaikan oleh Universitas Malikussaleh ini, “Luar biasa paparan hasil yg telah disampaikan oleh tim Policy Brief Universitas Malikussaleh, memang benar, secara survey, Sawang termasuk terkait dalam permasalahan air bersih dan jamban sehat, meskipun wilayahnya Sebagian besar di aliri oleh Krueng Sawang. Air bersih dan jamban sehat ini termasuk dalam salah satu indikator dalam kenaikan prevalensi stunting. “Saya sangat berharap banyak kita semua bisa bekerja sama untuk mengentaskan permasalahan stunting ini, semoga rangking stunting untuk Aceh Utara tidak lagi di peringkat II tahun ini dengan nilai prevalensi stunting di 2022 adalah 38,3%” Paparnya

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan Dr. Alfian, S.Ag, M.Ag dan dihadiri oleh 30 institusi diantaranya Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kepala Dina Pemberdayaan Gampong, Kepala Bappeda, Camat, TPK, TPPS, Satgas Stunting, Kepala Puskesmas, Ketua IDI, PKK di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.[]


Lhokseumawe - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Aceh bersama Universitas Malikussaleh menggelar kegiatan diseminasi paparan policy brief percepatan penurunan stunting yang bertempat di Aula Biro Rektorat Kampus Bukit Indah, Desa Blang Pulo Kota Lhokseumawe (09/11/2023).

Hadir pada kesempatan tersebut, BKKBN Perwakilan Aceh, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unimal, Dr Alfian, Kepala LPPM, Dr. Ir Mawardati, tim Policy Brief Universitas Malikussaleh diketuai oleh Deassy Siska MSc dengan anggota Tim 4 orang dosen Unimal yaitu Dr dr rer nat Maulana Ikhsan MSc, Susi Nurhayati MT, Dr. Khalsiah dan Yessi Aprillia MKom dan jajaran kepala dinas serta perangkat daerah terkait.

 

Ir Nur Zikra Hayati mewakili Kepala BKKBN Perwakilan Aceh dalam sambutannya mengatakan, Policy brief ini merupakan salah satu dari kegiatan prioritas rencana aksi Nasional dalam percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.

”Tim policy brief dari Universitas Malikussaleh ini dibentuk dengan tujuan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting dan rencana tindak lanjut dalam mengantisipasi kasus serupa di wilayah Aceh,” katanya.

Sementara, Satgas Stunting Kota Lhokseumawe, Hanafi SE dalam arahnya menjelaskan, Policy brief stunting ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam memastikan determinasi dalam upaya penanganan stunting yang tepat sasaran, berbasis bukti dan terukur serta berkelanjutan.

”Penyusunan Policy Brief bersama Mitra Perguruan Tinggi oleh Universitas Malikussaleh yang sudah dilaksanakan di dua lokus daerah penelitian yaitu Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan rekomendasi kebijakan dari hasil Policy Brief yang sudah disusun oleh Perguruan Tinggi Universitas Malikussaleh. Rekomendasi kebijakan hasil Policy Brief ini sangat bermanfaat untuk penentuan kebijakan atau strategi bagi pemangku kepentingan atau pembuat kebijakan ke depan khususnya TPPS dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara khususnya dan Provinsi Aceh pada umumnya,” tutur Hanafi.

Satgas Stunting Kabupaten Aceh Utara, Anwar SE menimpali, “Berdasarkan jawaban Responden (TPK) dari hasil sebaran Kuesioner yang dipaparkan oleh Tim Policy Brief Unimal, masih ada PR yang harus dibenahi sehingga upaya Percepatan Penurunan Stunting ini bisa berjalan sesuai dengan harapan.,” jelasnya.

Selanjutnya, tim Policy brief Universitas Malikussaleh, Susi Nurhayati, ST, MT  memaparkan permasalahan2 yang mereka temui selama pelaksanaan penelitian policy brief ini, diantaranya:
di Kabupaten Aceh Utara, Anggaran untuk pemberian makanan tambahan yang dialokasikan dari dana desa dianggap oleh Bidan Desa terlambat, karena baru dapat dicairkan pada bulan Juli. Padahal seharusnya alokasi tersebut dianggarkan secara terus menerus tanpa terputus setiap bulan sepanjang tahun, sementara di Kota Lhokseumawe sudah ada  Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Bahan Pangan Lokal bagi Ibu hamil kurang Energi Kalori selama 90 hari dan juga Program Bapak Asuh anak stunting.

“Pelaksanaan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) telah dipantau pelaksanaannya oleh TPK di masing-masing desa sasaran di Kota Lhokseumawe,” ungkapnya.

Ketua Tim Policy brief, Deassy Siska M.Sc memaparkan, Policy brief ini merupakan hasil rekomendasi kebijakan untuk para pemangku kebijakan di semua sector pimpinan pemerintahan terkait peranan Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai garda terdepan dalam upaya percepatan penurunan stunting. 

“Ada beberapa poin yang kita tegaskan dalam rekomendasi kebijakan ini, diantaranya adalah penguatan kerjasama dan koordinasi Tim Pendamping Keluarga dengan TPPS dan semua unsur pentahelix berkaitan dengan rencana kerja, sumber daya,pemecahan kendala pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting di lapangan,” paparnya

Dari sisi medis, Dr. dr.rer. nat. Maulana Ikhsan MSc menambahkan,  data stunting ini harus ada pendataan khusus untuk yang stunting, karena selama ini dilakukan pengukuran secara general untuk balita, namun tidak ada kewajiban anak stunting itu untuk melapor setiap bulannya, sehingga bisa jadi data stunting itu naik turun setiap bulan. 

“Kemudian Semua kasus stunted sebenarnya harus dirujuk ke Dokter spesialis anak. Untuk ditegakkan diagnosa stunting. Unsur pembiayaan mohon dibebankan pada pemerintah seperti transport lokal, dan lain-lain,” tambahnya.[Tami]



Aceh Utara | StatusacehNet - Dua remaja asal  Kecamatan Makmur Bireuen, yang diduga begal melakukan aksi penghadangan terhadap pengguna jalan di jembatan Sawang Kecamatan Sawang Aceh Utara bonyok dihajar massa, Senin (06/11/2023).

Kedua remaja tersebut dibilang nekat, karena melakukan aksinya disekitaran Pukul 20:00 Wib dimana warga masih aktif beraktivitas.

Info yang dihimpun Statusaceh dari warga mengatakan, peristiwa tersebut bermula saat salah seorang remaja perempuan bernama Nadia yang pulang berbelanja, dimana kedua remaja begal tersebut menganyunkan Rencong ke arah perempuan yang lewat, namun bisa mengelak dan melajukan kendaraan dengan kencang. 

Kedua remaja tersebut berinitial MI (15) warga Alue Dua Makmur Kabupaten Bireuen dan SA (15) warga Batee Dabai Kabupaten Bireuen.

" Kejadian tadi pukul 20:00 Wib  ada anak perempuan warga desa lhokcut yang pulang dari belanja, kemudian dua pelaku begal itu sempat memperlihatkan pisau makanya kabur sinadia itu ", ucap darwin warga Desa Lhokcut.

Mendapat perlakuan yang hampir membuat korban celaka, mereka melaporkan kepada warga yang duduk diwarung kopi, dan warga langsung mendatangi kedua remaja yang diduga begal, dan menghadiah bogem mentah kepada kedua tersangka.

Setelah dihajar massa, kedua tersangka langsung dibawa ke Mapolsek Sawang untuk menghindari amukan warga yang sudah emosi.

Ditangan tersangka juga berhasil diamankan satu Rencong, dan kuat dugaan mereka sering mangkal di Cot Para Lhokcut menunggu korban.

" Kami curigai 2 anak muda itu sering mangkal di cot para lhokcut ",ujarnya.

Petugas yang bertugas dipiket di polsek sawang saat ditemui wartawan membenarkan adanya dua remaja yang diserahkan oleh warga desa lhokcut guna diamankan.

" Kedua remaja warga makmur tersebut benar telah kami amankan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan " jelas petugas piket tersebut.(ajn)

loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.