2016-05-01

Abdiya aceh Aceh Tamiang Aceh Timur Aceh Utara Agam Inong Aceh Agama Aksi 112 Aksi 313 Aleppo Artikel Artis Auto Babel Baksos Bambang Tri Banda Aceh Banjir Batu Akik Bencana Alam Bendera Aceh Bergek Bimtek Dana Desa Bireuen Bisnis Blue Beetle BNN BNPB Bom Kampung Melayu Budaya BUMN Carona corona Covid-19 Cuaca Cut Meutia Daerah Dana Bos dayah Deklarasi Akbar PA Deplomatik Depok Dewan Pers DPR RI DPRK Lhokseumawe Editorial Ekomomi Ekonomi Energi Feature Film Fito FORMATPAS Foto FPI Gampong Gaya Hidup Gempa Aceh Gempa Palu Gunung Sinabung Haji HAM Hathar Headlines Hiburan Hindia History Hotel Hukum Humor HUT RI i ikapas nisam Indonesia Industri Info Dana Desa Informasi Publik Inspirasi Internasional Internet Iran Irwandi-Nova Irwndi Yusuf Israel IWO Jaksa JARI Jawa Timur Jejak JKMA Kemanusiaan Kemenperin Kemenprin Kesehatan Khalwat KIP Kisah Inspiratif Korupsi Koruptor KPK Kriminal Kriminalisasi Kubu Kuliner Langsa Lapas Lapas Klas I Medan Lapas Tanjungbalai lgbt Lhiokseumawe Lhokseumawe Lingkungan Listrik Lombok Lowongan Kerja Maisir Makar Makassar Malaysia Malware WannaCry Masjid Migas Milad GAM Mitra Berita Modal Sosial Motivasi Motogp MPU Aceh Mudik Mudik Lebaran MUI Musik Muslim Uighur Nanang Haryono Narapidana Narkotika Nasional News Info Aceh Nisam Nuansa Nusantara Obligasi Olahraga Ombudsman Opini Otomotif OTT Pajak Palu Papua Parpol PAS Patani Patroli Pekalongan Pekanbaru Pelabuhan Pemekaran Aceh Malaka Pemekaran ALA Pemerintah Pemilu Pendidikan Penelitian Pengadilan Peristiwa Pers Persekusi Pertanian Piala Dunia 2018 Pidie Pidie Jaya Pilkada Pilkada Aceh Pilkades Pj Gubernur PKI PLN PNL Polisi Politik Pomda Aceh PON Aceh-Sumut XXI Poso PPWI Presiden Projo PT PIM Pungli PUSPA Ramadhan Ramuan Raskin Riau ril Rilis Rillis rls Rohingya Rohul Saladin Satwa Save Palestina Sawang Sejarah Selebgram Selebriti Senator Sinovac SMMPTN sosial Sosok Sport Status-Papua Stunting Sumatera Sunda Empire Suriah Syariat Islam T. Saladin Tekno Telekomunikasi Teror Mesir Terorisme TGB Thailand TMMD TMMD reguler ke-106 TNI Tokoh Tol Aceh Tsunami Aceh Turki Ulama Universitas Malikussaleh USA Vaksin MR Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 vid Video vidio Viral Waqaf Habib Bugak Warung Kopi Wisata YantoTarah YARA

Sport - Pebalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, merebut pole position setelah menjadi yang tercepat pada sesi kualifikasi MotoGP Prancis, Sabtu (7/5/2016). Hasil kurang bagus diraih rekan timnya, Valentino Rossi.

Tampil impresif sejak awal kualifikasi, Lorenzo mencatatkan waktu lap tercepat 1 menit 31,975 detik. Dia unggul 0.441 detik dari pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, yang berada di posisi kedua.

Nasib apes dialami pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa. Dia terjatuh di sektor pertama saat kualifikasi menyisakan waktu tujuh menit. Dia harus puas menyelesaikan kualifikasi di posisi ke-11.

Pebalap Ducati, Andrea Iannone, juga mengalami nasib yang sama. Dia terjatuh saat kualifikasi menyisakan waktu 4 menit. Beruntung dia masih bisa melanjutkan sesi kualifikasi dan menempati posisi ketiga dengan catatan waktu 1 menit 32,469 detik.

Hasil kurang bagus diraih Rossi. Pebalap asal Italia ini harus mengawali balapan MotoGP Prancis yang berlangsung Minggu (8/5/2016), dari posisi ketujuh setelah menorehkan waktu 1 menit 32,829 detik.

Keterpurukan Rossi sebenarnya sudah terlihat sejak sesi latihan bebas. Pemegang tujuh gelar juara dunia MotoGP tersebut tak mampu kesulitan dalam memacu kecepatan motornya. Diyakini Rossi masih bakal keteteran saat balapan nanti.

Berikut ini hasil lengkap sesi kualifikasi MotoGP Prancis, Sabtu (7/5/2016):

1. Jorge Lorenzo Movistar Yamaha 1 menit 31,975 detik
2. Marc Marquez Repsol Honda 1 menit 32,416 detik
3. Andrea Iannone Ducati Team 1 menit 32,469 detik
4. Pol Espargaro Monster Yamaha Tech 3 1 menit 32,502 detik
5. Andrea Dovizioso Ducati 1 menit 32,587 detik
6. Bradley Smith Monster Yamaha Tech 3 1 menit 32,820 detik
7. Valentino Rossi Movistar Yamaha 1 menit 32,829 detik
8. Maverick Viñales Suzuki Ecstar 1 menit 32,933 detik
9. Cal Crutchlow LCR Honda 1 menit 32,963 detik
10. Danilo Petrucci Octo Pramac Yakhnich 1 menit 33,102 detik
11. Dani Pedrosa Repsol Honda 1 menit 33,109 detik
12. Aleix Espargaro Suzuki Ecstar 1 menit 33,115 detik
13. Hector Barbera Avintia Racing 1 menit 33,291 detik
14. Scott Redding Octo Pramac Yakhnich 1 menit 33,310 detik
15. Yonny Hernandez Aspar MotoGP 1 menit 33,360 detik
16. Eugene Laverty Aspar MotoGP 1 menit 33,452 detik
17. Stefan Bradl Aprilia Gresini 1 menit 34,003 detik
18. Jack Miller Estrella Galicia 0,0 Marc VDS 1 menit 34,049 detik
19. Alvaro Bautista Aprilia Gresini 1 menit 34,333 detik
20. Tito Rabat Estrella Galicia 0,0 Marc VDS 1 menit 34,348 detik
21. Loris Baz Avintia Racing 1 menit 34,455 detik

Sumber: bola.com

Lhokseumawe - Puluhan pelajar SMA saling coret seragam sesama temannya di depan SMA Negeri 1, Jalan Darussalam, Lhokseumawe, Sabtu (7/5/2016).

Aksi itu justru dilakukan sebelum melihat pengumuman hasil Ujian Nasional (UN).

Pantauan Serambinews.com di lokasi, sekelompok pelajar itu datang dan menyorak "Ayo apa lagi kita sudah lulus," sorak salah satu pelajar.

Mereka berhenti di tengah jalan sehingga membuat macet jalan bagi pengendara yang melintas.

Padahal masing-masing sekolah sudah mengumumkan bahwa tidak ada aksi corat-coret dan konvoi pada berlangsung pembagian kertas hasil kelulusan UN. (*)

Banda Aceh – Puluhan aktifis yang tergabung dalam Farmidia (Front Aksi Reformasi Mahasiswa Islam Daerah Istimewa Aceh) mengadakan Kongres ke-5 di Aula Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry pada Sabtu, 7 Mai 2016. Pada Kongres ini Farmidia merombak orientasi perjuangan organisasi dari buffer aksi menjadi ormas (organisasi masyarakat).

Dalam kongres ke-5 FARMIDIA ini, perserta yang hadir pada forum kongres sepakat untuk menggantikan kepanjangan nama organisasi FARMIDIA menjadi Forum Aliansi Reformasi Masyarakat Islam dan Intelektual Aceh.

“Dengan adanya penggantian kepanjangan nama FARMIDIA ini, kita akan berkerja untuk mengisi pembangunan Aceh secara koseptual dan melaksanakan program-program yang strategik. FARMIDIA secara langsung akan memberikan kontribusi untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan di Aceh dan nasional.

Konstelasi gerakan FARMIDIA ke depan juga akan mengedepankan analisa politik ekonomi nasional, kawasan dan global,” jelas Radhi Darmansyah, ketua Steering Committee (SC) Kongres ke-5 FARMIDIA.

Dalam kongres ini, FARMIDIA mengesahkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) serta pedoman pengkaderan organisasi. “Kami berharap, FARMIDIA ke depan akan menjadi organisasi kader yang kuat. Tentunya, para kader akan dibekali dengan ketrampilan untuk mengisi pembangunan bangsa,” tambah Radhi.

Menurut Radhi, dalam waktu dekat Presedium terpilih dan Sekretaris Jenderal yang ditunjuk akan membentuk kepengurusan. Direncanakan setelah lebaran Idul Fitri Pengurus FARMIDIA periode 2016-2018 akan dilantik bersamaan dengan pelaksanaan Halal bi Halal.

Aksi FARMIDIA di 1998
Wakil Steering Committee (SC), Syarifuddin Abe menjelaskan bahwa FARMIDIA dulunya adalah salah satu buffer aksi yang cukup eksis pada periode tahun 1998-2003.  Perjuangan yang dilakukan FARMIDIA adalah memberikan advokasi terhadap korban pelanggaran HAM yang terjadi di Aceh waktu itu.

“Pada 7 Mai 1998, kami melaksanakan demonstrasi untuk menurunkan Presiden Soeharto yang sudah berkuasa selama 30 tahun. Hari itu aksinya sangat monumental karena melibatkan sekitar 5.000 mahasiswa dari IAIN Ar-Raniry. Aksi Mahasiswa Islam untuk Reformasi (AMIR) pada hari itu adalah cikal bakal FARMIDIA,” jelas Syarifuddin Abe, yang pada saat itu merupakan Presiden Mahasiswa IAIN Ar-Raniry periode 1997-1998.

Watchdog Pemerintah dan Kepala Daerah
Sekretaris Jenderal FARMIDIA terpilih, Asadi L. Yusufi, S.Ag, MA, menyebutkan bahwa dirinya akan membentuk kepengurusan yang tidak hanya kuat secara konsep, tapi juga akan menjadi watchdog untuk kebijakan-kebijakan pemerintah.

“Para aktifis FARMIDIA dahulu bergerak dalam bentuk gerakan dan aksi-aksi membela hak-hak masyarakat. Kini, mereka sudah menjadi para intektual muda Aceh yang tersebar di seluruh Indonesia. Gerakannya pun berubah dalam bentuk kajian-kajian dan sumbang pikiran pada pembangunan Aceh. Tetap akan menjadi kekuatan social control terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Aceh,” jelas Asadi.

“Kita akan mengawasi kebijakan pembangunan di Aceh, mulai dari sebelum pemilihan kepala daerah, pemilukada, hingga setelah Bupati, Walikota dan Gubernur menjabat. FARMIDIA menginginkan kualitas pemimpin yang lebih baik pada periode 2017-2022. Pemimpin Aceh ke depan harus yang pro rakyat dan sanggup mengetaskan kemiskinan dan mencerdaskan SDM Aceh,” tutup Asadi.

Peserta dan Tamu Kongres

Kongres ini diikuti oleh aktifis FARMIDIA dari lintas generasi dari UIN Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala dan Universitas Malikussaleh.
 
Sekjen FARMIDIA periode terakhir, T. Ridha Fahmi hadir untuk memberikan laporan tentang kepemipinannya selama periode 2002-2016. Periode ini menjadi sangat panjang karena organisasi FARMIDIA yang mati suri pasca Darurat Militer tahun 2003 dan tsunami di akhir tahun 2004.
 
Hadir dalam kongres ini, mantan Walikota Sabang Islamuddin, Penasehat Gubernur Aceh Fuad Mardhatillah, Pembantu Dekan Dakwah Drs. Baharuddin, negosiator perdamaian Aceh Nur Djuli, aktifis Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA) Muhammad Saleh, dan Mediator Lintas Negara Shadia Marhaban, serta beberapa aktifis lainnya dari berbagai kelompok gerakan.(Rill)

Ilustrasi
Aceh Besar - Azam Muslim (21), warga Desa Kuta Karang, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Aceh, tewas setelah benda diduga granat meledak. Tangan kiri korban putus dan perutnya luka.

Korban ditemukan tergeletak di dalam kandang sapi di Desa Lampeuneuen, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar sekitar pukul 13.30 WIB. Azam pertama sekali ditemukan oleh muhammad, warga setempat. Setelah itu, korban diboyong ke rumah sakit, Meuraxa, Banda Aceh.

"Sampai di rumah sakit korban meninggal," kata Kasat Intel Polresta Banda Aceh, Kompol Apriadi kepada wartawan dilokasi, Sabtu (7/5/2016).

Menurut Apriadi, tangan kiri korban putus dan hingga kini belum ditemukan. Sedangkan di kepala korban dipenuhi sejumlah luka. Polisi hingga kini masih melakukan olah TKP di kandang sapi.

Dua ekor sapi yang berada di dalam kandang juga sudah dibawa keluar ke kandang lain. Garis polisi sudah dipasang di sekitar lokasi. Sementara sejumlah warga, masih berada di lokasi.

Azam terkena ledakan saat berada di dalam kandang sapi yang berjarak sekitar 150 meter dari rumahnya. Dugaan sementara, benda yang meledak tersebut adalah granat nenas. Tapi belum diketahui dari mana asal benda tersebut.

"Nanti setelah kita kirim ke lab baru kita tahu, granat atau bukan," jelasnya.

Menurutnya, dalam perjalanan ke rumah sakit, korban masih sempat berbicara minta tolong. Namun nyawanya kemudian tidak tertolong.

"Ini masih kita selidiki dari mana asal benda diduga granat tersebut," ungkap Kasat Intel.[] Sumber: detik.com

StatusAceh.Net - Ujian Nasional (UN) SMP/MTS baik berbasis komputer maupun kertas dan pensil akan dilaksanakan serentak pada Senin, 9 Mei mendatang. Ini berbeda dengan UN SMA/MA dan SMK yang dilakukan tidak serentak.

“UN SMP baik berbasis komputer (UNBK) maupun berbasis kertas dan pensil (UNKP) mulai tahun ini kami laksanakan serentak. Ini untuk menghindari kebocoran soal," kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud Nizam kepada JPNN, Jumat (6/5).

Sesuai jadwal, UN SMP/sederajat akan dilaksanakan pada 9-12 Mei 2016. ‎Berbagai persiapan menurut Nizam, sudah dilakukan termasuk sosialisasi pelaksanaan UN serentak.

Dia menyebutkan, saat pelaksanaan UN SMA/sederajat pada 4-6 April, ada beberapa laporan tentang penggandaan soal‎ UNKP. Materi UNKP dipakai untuk peserta UNBK.

“Meski tidak semuanya sama, namun ada laporan peserta UNBK mengambil jawaban dari peserta UNKP yang lebih dulu mengikuti ujian. Mereka mengaku ada kesamaan soal dan jawaban,” terangnya.

Atas dasar itulah, Kemendikbud mengubah skema pelaksanaan UN SMP, di mana UNKP dan UNBK dilakukan serentak sehingga tidak ada lagi yang membocorkan soal.(jpnn)

Ilustrasi
Manado - Nasib tragis dialami Gadis manis Manado berinisial V, (19). Pasalnya ia menjadi korban perkosaan 19 orang pria. Parahnya dua diantara pelaku diduga oknum polisi.

Orang tua Korban, Rina menceritakan kejadian yang memiluhkan itu. Awalnya kejadian terjadi pada akhir bulan Januari 2016 dimana korban dipanggil dua teman perempuannya.

"Pengakuan anak saya, dia di panggil dua orang temannya dan menuju ke Bolangitan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut)," ujar Rina.

Menurutnya, di Bolmut dia (korban) dipaksa mencicipi narkoba oleh teman yang menjemput. Kemudian korban digiring ke suatu penginapan, di penginapan korban dalam posisi mabuk narkoba di paksa untuk membuka bajunya.

"Dia mengaku, di dalam kamar penginapan dia diperkosa sekitar 15 pria secara bergantian. Anak saya sempat minta tolong keluar penginapan tapi karena sudah mabuk dia balik ke kamar," terang Rina dengan air mata berlinang.

Dijelaskan, setelah di Bolangitan Bolmut korban dibawah ke Provinsi Gorontalo. Disana korban kembali di perkosa kembali.

"Dari pengakuan korban diperkosa lagi oleh empat lelaki diantaranya diduga ada oknum polisi, itu dia katakan kepada saya," jelas dia.

Dia menambahkan, setelah itu korban dibawah pulang dari Gorontalo. Saat itu posisi korban dalam keadaan lemah saat sampai di rumah.

"Anak saya trauma dengan kejadian itu, hingga dia saat pulang sudah tidak lagi mengenal saya sebagai ibunya dan adik-adiknya" tambah dia.

Kemudian Lanjut ibu korban, sudah membuat laporan ke Polresta Manado, tapi dilimpahkan ke Polda Sulut dari Polda Sulut dilimpahkan ke Polda Gorontalo.

"Tapi tindak lanjut laporan masih jalan ditempat, belum di lakukan tindak lanjut. Toh, dua perempuan yang dipanggil Polda Sulut pun hanya di tahan satu hari dan dilepaskan," pungkasnya.(Sumber: Sindonews.com)

Sadiq Khan (Daily Mail)
London - Salah satu kota terpadat di Inggris, London, akhirnya dipimpin oleh seorang wali kota dari agama minoritas di negara itu. Sadiq Khan berhasil menang dan dinobatkan menjadi wali kota muslim pertama di London.

Dilansir melalui USA Today, Sabtu, 7 Mei 2016, Sadiq Khan berhasil memenangkan pemilihan dengan raihan 44,2 persen suara. Dia mengalahkan pesaingnya, Zac Goldsmith yang berasal dari partai Konservatif, dengan raihan hanya 35,6 persen suara. Itu terjadi dalam pemilihan putaran pertama.

Sedangkan pada putaran kedua, Khan, yang berdarah Pakistan ini, berhasil mengungguli Goldsmith, dengan raihan lebih dari 50 persen suara. Demikian dilaporkan BBC.

Khan, yang kini berusia 45 tahun, merupakan keturunan Pakistan, yang orangtuanya hanya bekerja sebagai supir bus. Dia ditunjuk oleh Partai Buruh Inggris, untuk maju dalam pemilihan Wali Kota London.

Sosok yang mengawali karier sebagai pengacara hak asasi manusia ini berhasil menyingkirkan koleganya di Partai Buruh seperti Tessa Jowell, Diane Abbott, David Lammy, Gareth Thomas, dan Christian Wolmar, di mana sebagian besar adalah anggota parlemen.

Usai diumumkan sebagai pemenang pemilu, Khan mendapatkan berbagai ucapan selamat. Beberapa di antaranya pemimpin partai buruh, Jeremy Corbyn, Perdana Menteri Inggris, Manuel Valls, Wali kota New York, Bill de Blasio, dan politikus lainnya.

Khan disebut sebagai Wali Kota London pertama yang berasal dari muslim.(Viva)

Ilustrasi
Meulaboh - Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Gerakan Lawan Pemadaman Lampu Perusahaan Listrik Negara (Grapala PLN) menggelar aksi penggalangan koin sebagai bentuk protes karena ketidakmampuan PT PLN (Persero) mengatasi krisis energi listrik di Kabupaten Aceh Barat.

Koordinator lapangan, Deni Setiawan, mengatakan bahwa koin tersebut nantinya diserahkan ke manajerial PT PLN Area Meulaboh pada puncak hari demonstrasi. Di hari itu para aktivis, mahasiswa, dan masyarakat akan mengepung Kantor PLN Meulaboh.

"Koin ini akan kita serahkan nanti kepada manajer PLN Meulaboh untuk membeli mesin cadangan. Jangan selalu beralasan karena gangguan sutet dan sebagainya. Masyarakat sudah tidak percaya dengan alasan-alasan seperti itu," tegasnya, Jumat (6/5/2016).

Para aktivis Grapala PLN juga mendirikan sebuah posko kecil di halaman Kantor DPRK Aceh Barat, tepatnya di persimpangan Pelor Meulaboh, mulai hari ini hinggan 7 Mei 2016. Selain menerima sumbangan koin, mereka juga menerima penggalangan keluhan masyarakat di sana.

Deni menyampaikan, pemberlakuan pemadaman listrik setiap hari dalam beberapa bulan terakhir sudah sangat berdampak pada kerugian masyarakat, baik pelaku usaha maupun rumah tangga. Namun, PLN dan pemerintah tidak mencarikan solusi.

Akibat banyaknya alasan yang disampaikan oleh manajerial PLN melalui media massa maupun secara personal, masyarakat Aceh sudah krisis kepercayaan karena selama ini PLN hanya menyampaikan sanggahan dan tidak ada sedikit pun solusi alternatif.

"Yang dibutuhkan masyarakat solusi, bukan sanggahan dan penjelasan. Pemadaman yang terjadi bukan sehari dua hari, tapi sudah setiap hari dalam beberapa bulan terakhir. Masyarakat di Aceh dibiarkan hidup dalam kegelapan," sebutnya.

Pemerintah pusat dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan segera mengevaluasi Kabinet Kerja serta pejabat yang dipercayakan menjalankan roda pembangunan energi kelistrikan, karena masyarakat Aceh sudah sangat merasa teraniaya.

Mereka mendesak PLN Area Meulaboh menjamin pemenuhan kebutuhan listrik tanpa ada pengecualian, kemudian meminta manajerial untuk lebih bersikap transparan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan mencarikan solusi.

"Jika tidak mampu menyelesaikan permasalahan ini, maka kami meminta sesegera mungkin pimpinan PT PLN dan manajer PLN Meulaboh harus mundur dari jabatan," tegasnya.

Sementara pihak manajerial PT PLN area Meulaboh menjelaskan bahwa pemadaman bergilir yang rutin dilakukan dalam sepekan terakhir akibat defisit daya sistem Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) sehingga kecukupan daya beban puncak tidak mencukupi.

"Karena itu, PLN Area Meulaboh melakukan pemadaman sementara mulai pukul 18.00 hingga 24.00 WIB meliputi tiga kabupaten wilayah kerja. Selain itu juga karena ada gangguan PLTU Media Group Daya 10 mw," kata Humas PT PLN Area Meulaboh, Rusidy Helmi.(OKZ)

Munawar (kanan) dan Douha (kiri) Foto: KBRI Damaskus
Damaskus - Selasa tanggal 3 Mei 2016 lalu, adalah hari bahagia bagi di Kedutaan Besar RI di Damaskus, Suriah. Munawar Juanan Raden, salah seorang staf kedutaan, menikah dengan seorang gadis Suriah bernama Douha Muwaiyah Kharraji. Foto-foto pernikahan mereka menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Kabar gembira ini disampaikan oleh akun facebook KBRI Damaskus yang diposting, Selasa (5/5) kemarin. Pensosbud KBRI Damasksus AM Sidqi membenarkan informasi di facebook tersebut.

Munawar menikahi Douha di aula KBRI Damaskus. Acara dihadiri Duta besar, seluruh staf KBRI, mahasiswa dan keluarga masing-masing mempelai serta sejumlah warga Suriah.

"(Maharnya) hafalan Quran dan hadits," kata Sidqi saat ditanya soal mahar pernikahan.
pasangan pengantin bersama keluarga (dok. KBRI Damaskus)

Acara berlangsung khidmat dan meriah, dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Quran, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), atas nama staf KBRI Damaskus, atas nama keluarga dari kedua mempelai, nasihat pernikahan oleh Dubes RI Damaskus, dan selanjutnya ditutup dengan sambutan singkat dan doa untuk kedua mempelai oleh Dr. Abdul Salam Rajih, wakil Pimpinan Perguruan Mujamma Syeikh Ahmad Kuftaro/mantan anggota parlemen Suriah, yang juga merupakan guru mempelai pria.

Dalam wejangan atau pesan nasihat pernikahan, Dubes RI menyampaikan sejumlah poin penting di antaranya sebagai berikut:

a. Pernikahan adalah kebutuhan, fitrah dan juga perintah agama yang merupakan sunatullah dan sunah Rasulullah saw. Bagi yang tidak melakukan pernikahan berarti tidak mengikuti sunah Rasulullah SAW.

b. Rumah tangga bagaikan kapal harus kokoh harus dibangun atas dasar taqwa, cinta, suka sama suka dan didukung dengan kedua belah pihak keluarga yang merestui serta mengharapkan ridho Ilahi.

dok. KBRI Damaskus
c. Ibarat bahtera, hati yang bagus layaknya laksana mesin yang baik. Artinya suami istri harus punya tujuan yang sama. Berumah tangga bukan untuk hanya sekedar melepas nafsu birahi, melainkan harus memiliki tujuan untuk mencetak
generasi-generasi bangsa yang baik, kuat dan tanggung serta bertaqwa kepada Allah SWT.

d. Akhlak sebagai bahan bakar. Akhlak mulia sebagai pondasi utama untuk membangun rumah tangga. Prinsip akhlak disini adalah saling menghargai, menghormati, menyayangi, penuh dengan senyum.

e. Jadikan kitabullah dan sunah Rasulullah SAW sebagai kompas atau pedoman agar tidak tersesat dalam perjalanan dan ketika menemukan kesulitan, keresahaan, kembalikan kepda al-Qur'an dan Sunnah lalu berserah kepada Allah.

f. Saling nasihat menasihati antara suami istri. Dalam kehidupan rumah tangga, sepenuh apapun perasaan cinta suami pada istri atau sebaliknya, kesalahpahaman dan perselisihan (baik kecil maupun besar) mesti ada. Suami dan istri harus saling mengingatkan, saling menasihati dengan sabar antara keduanya untuk mencapai kebaikan.

Pasangan mendengarkan ceramah (dok. KBRI Damaskus)


g. Seorang suami hendaknya dapat menjadi nahkoda yang pandai. Suami harus pandai memainkan peranan, dapat menjadi panutan, cerdas melihat situasi, agar penumpang atau orang yang bersamanya merasa aman, tenang dan nyaman.

Acara resepsi ditutup dengan pemberian selamat dari seluruh hadirin, hiburan, dan foto bersama kedua mempelai, keluarga, undangan, lalu ramah tamah di aula KBRI Damaskus.(*)

Sumber: detik.com

Bandara udara internasional sultan iskandar muda
Banda Aceh - PT Angkasa Pura II (AP II) dan Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hari ini menandatangani perjanjian kerja sama pemanfaatan 51 hektar lahan untuk perluasan Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh.

Perluasan bandara ini dilakukan untuk mendukung kegiatan sosial dan ekonomi di Aceh.

"Dalam meningkatkan fasilitas bandara sehingga dapat mendukung kegiatan sosial dan ekonomi di Aceh, pembangunan Sultan Iskandar Muda untuk mendukung suksesnya pembangunan di Aceh," ujar Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, di Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh, Jumat (6/5/2016).

Selain itu, perluasan bandara ini diharapkan bisa meningkatkan pariwisata di Aceh.

"Kami diamanatkan agar kelancaran transportasi di Aceh tambah baik, kami sangat menghargai yang dilakukan pemerintah provinsi dengan menyerahterimakan 51 hektar lahan yang Insya Allah bisa melengkapi kegiatan bandara Sultan Iskandar Muda. Aceh punya Serambi Mekkah banyak potensi wisata saya pikir suatu keharusan bagi kami BUMN untuk memajukan Aceh kita punya suatu kebanggaan Aceh bisa berikan warna lain bisa jadi destinasi wisata," kata Direktur Utama PT AP II, Budi Karya Sumadi.

Perluasan lahan bandara ini akan dimanfaatkan AP II untuk kargo dan juga lounge umrah. Namun Budi belum menyebutkan kapan perluasan bandara akan dilakukan.

"Kita akan upayakan 2 hal satu untuk kargo yang kedua untuk umrah, kargo juga begitu, kalau kita nggak sentuh nggak ada apa-apa tapi begitu kita intensifkan itu luar biasa kargonya. Jadi kita bisa ekspor kirim ke luar atau ke dalam, yang kedua adalah umrah paling nggak sebelum ada hotel kita ada lounge dulu sehingga orang bisa menunggu di sana," lanjut Budi.

Saat ini bandara Sultan Iskandar Muda Aceh telah menerbangkan jamaah umrah langsung ke tanah suci sejak 3 Mei lalu, Budi menambahkan akan memberikan insentif ke penerbangan dan penumpang yang langsung terbang ke tanah suci lewat bandara ini, berupa diskon melalui service charge dan landing fee.

"Kita akan berikan insentif ke penerbangan yang langsung terbang ke tanah suci dan tujuan insentifnya dua bagi penerbangan maupun passenger itu ada diskon, yang baru ya, kita kasih diskon ada ketentuannya tapi lupa saya kita akan berikan itu melalui service charge dan landing fee," kata Budi.

Setelah dilanda Tsunami pada 26 Desember 2004, bandara ini telah direnovasi dan memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter yang mampu menampung pesawat berbadan lebar. Luas terminal bandara ini adalah 2.348 meter persegi.

Pada 9 Oktober 2011 sebuah Boeing 747-400 berhasil melakukan take off dan landing, yang membuktikan bahwa bandara ini bisa dijadikan tempat transit bagi perusahaan penerbangan internasional.(Sumber: Detik.com)

Menlu Sebut 4 WNI Sandera Abu Sayyaf dalam Keadaan Baik. Ilustrasi (Dok. Okezone)
StatusAceh.Net - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan kondisi empat kru kapal tunda Henry yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf dalam keadaan baik. 

"Jadi, informasi yang lebih detail telah saya dapat Rabu (4/5) sore mengenai keadaan mereka, dan alhamdulillah mereka dalam keadaan baik," ujarnya, di Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (05/05/2016).

Empat kru kapal tunda yang masih disandera adalah Aryanto (kapten), Piter (chief officer), Dede (second officer) dan Samsir (juru mudi).

Menlu Retno mengemukakan pihaknya terus memantau perkembangan informasi, kondisi, dan keberadaan para sandera yang ditahan oleh para pembajak kapal di perairan perbatasan Filipina dan Malaysia itu.

Saat ini, lanjutnya, Indonesia juga sudah meningkatkan koordinasi dengan pemerintah dan otoritas Filipina agar memungkinkan dilakukan pelepasan empat kru kapal tersebut.

"Sebagaimana kita tahu, kemarin (4/5), kita juga telah melakukan pertemuan bilateral secara terpisah dengan Menteri Luar Negeri Filipina agar dapat membantu pelepasan empat sandera ini juga," katanya menambahkan.

Kapal tunda Henry telah dibajak kelompok Abu Sayyaf sejak 26 Maret 2016, sehingga kini para sandera telah ditahan hingga lebih dari satu bulan.(Rimanews.com)

Ilustrasi
Aceh Utara - Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib, berjanji akan memberi sanksi untuk dua orang guru yang melecehkan siswi di SMAN 1 Lhoksukon. Kedua guru berinisial YA dan Z itu kini ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Aceh Utara dalam kasus dugaan pelecehan seksual itu.

"Saya sudah intruksikan Dinas Pendidikan untuk mengkaji benar kasus itu. Satu guru itu statusnya honorer, itu saya pastikan akan dipecat segera. Satu lagi pegawai negeri, itu menunggu putusan hukumnya dulu," kata pria yang disapa Cek Mad itu, Jumat (6/5/2016).

Guru yang berstatus pegawai negeri saat ini diberi sanksi tidak diberi izin mengajar.

"Kalau guru yang honorer itu, dia kan tidak masuk kerja. Nah dari situ saja sudah bisa diberhentikan," terangnya.

Dia berharap kasus serupa tidak terulang kembali di sekolah lainnya di kabupaten itu. Dia meminta kepala sekolah dan dinas pendidikan mengawasi tingkah laku guru secara ketat.

"Jangan sampai oknum guru kembali terlibat kasus pelecehan seksual. Itu keterlaluan,"pungkasnya.

Peristiwa pelecehan itu diduga terjadi dua bulan lalu saat pelajaran komputer. Kedua siswi itu bersama orang tuanya kemudia melaporkan kasus itu ke Mapolres Aceh Utara.(Kompas)

Banda Aceh - Kunjungan aktor Hollywood Leonardo DiCaprio ke hutan Aceh cukup mengejutkan masyarakat Indonesia. Namun masih kalah prestisius dibandingkan dengan kehadiran perempuan Aceh ini ke Inggris sebulan kemudian.

Berbicara di panggung bergengsi di Gedung Royal Geographical Society, London, Farwiza Farhan (30) menghangatkan tubuhnya dengan kerawang gayo. Kain yang berasal dari daerah yang juga mengantarkannya ke Inggris untuk menerima penghargaan internasional pertamanya.

“Kerawang gayo adalah seni perdamaian, motifnya sangat kental dengan budaya Dataran Tinggi Gayo. Ekosistem Leuser merupakan harga diri masyarakat Gayo dan Aceh, bagian dari identitas bangsa Aceh dan saya bangga berdiri di panggung ini mengenakan pakaian perdamaian yang luar biasa cantik ini,” rilisnya.

Perempuan kelahiran Banda Aceh itu baru saja dinobatkan sebagai pemenang Whitley Award alias Green Oscar. Dia dipilih bersama 6 aktivis dunia lainnya dari total 130 pengaju Whitley Awadr tahun 2016. Atas konsistensinya mengupayakan konservasi lingkungan di Sumatera dan praktik citizen lawsuit dalam upaya advokasi menyelamatkan hutan Leuser beberapa waktu lalu.

“Hal ini mengingatkan saya pada budaya warisan nenek moyang kita, yang mengajarkan kita pentingnya menjaga hutan kita untuk masa depan kita. Saya cinta Leuser, dan saya cinta Aceh. Saya bangga dan merasa terhormat telah diberikan kesempatan berbagi hal itu dengan hadirin yang terhormat di sini,” ia terharu.

Wiza sebagai perempuan Aceh tak menduga akan menerima Green Oscar 2016. Ia menyadari jarang sekali perempuan, terutama di Aceh, yang mampu bertahan dalam aksi lingkungannya. Karena umumnya, pegiat lingkungan atau penjaga hutan identik dengan sifat “macho”.

“Terkadang memang agak ‘jarang’ kita melihat perempuan berkarya sebagai pegiat lingkungan, karena bidang itu terkait erat dengan persepsi. Tapi kenyataannya ada banyak perempuan-perempuan hebat yang memilih hidup dekat dengan alam,” ujarnya dari Inggris kepada Pikiran Merdeka, Sabtu (30/04/16), melalui WhatsApp.

Wiza adalah kandidat PhD untuk Cultural Anthropology & Development Studies di  Radboud University Nijmegen, Belanda. Sebelumnya, ia menyelesaikan S2 Manajemen Lingkungan di University of Queensland, Australia dan S1 Biologi Kelautan di Universitas Sains, Malaysia.

“Kenyataannya Nobel Perdamaian pertama untuk pejuang lingkungan diberikan kepada Wangari Maathai pada 2004, seorang perempuan asal Kenya,” sambungnya.

Ia berpandangan perempuan bisa menjadi apapun yang mereka inginkan dan pendidikan adalah unsur penting yang memungkinkan seseorang bisa menggapai keinginan-keinginan tersebut.

Pun sebenarnya, dia menegaskan, setiap orang baik lelaki maupun perempuan, harus punya ruang untuk berkarya. Entah itu ruang untuk menjadi seniman, tenaga medis, atau aktivis lingkungan. Dan Wiza memilih mengabdi di ranah lingkungan.
Pelajaran dari Lingkungan

Wiza merasa sudah dekat dengan alam sejak kecil. Namun keinginan untuk berbuat (bergerak_red) itu hadir ketika menyaksikan sendiri kehancuran lingkungan yang menimbulkan banyak bencana kemanusiaan dan kepunahan satwa.

Hutan Aceh diamatinya rusak akibat pemanfaatan untuk lahan komersial. Dari Australia, usai magang di satu perusahaan tambang, ia pulang ke Aceh.

Bersama koleganya, ia dirikan Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) pada 2012, tak lama usai Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL) dibubarkan oleh Pemerintah Aceh.

Semenjak itu, HAkA aktif dalam advokasi konservasi hutan Aceh, terutama keberadaan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) di Aceh. Pemerintah pada 2008 menetapkan KEL sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN).

Namun, Pemerintah Aceh, lagi-lagi mengecewakan rakyat Aceh. Pada 2013, KEL dihilangkan dari daftar KSN dalam  Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentang RTRW Aceh 2013 – 2033.

“Sungguh mengejutkan kami,” ujar Wiza, beberapa waktu lalu.

Padahal menurutnya, ia dan aktivis lingkungan lain terlibat aktif bahkan mendorong KEL masuk dalam Qanun RTRW Aceh itu saat proses penyusunan draf qanun tersebut.

Tahun-tahun setelah disahkannya qanun tersebut, angka kerusakan hutan Aceh kian membengkak. Puncaknya pada akhir 2015, deforestasi semakin menjadi-jadi di KEL, mulai dari perusakan hutan gambut Rawa Tripa di Nagan Raya, hingga penanaman sawit di Aceh Tamiang.

Wiza tak mau hutan Aceh terus digerogoti. Ia berinisiatif menempuh citizen lawsuit atau gugatan warga negara untuk menggugat Mendagri dan Pemerintah Aceh—Gubernur dan DPRA.

Bersama delapan perawakilan elemen masyarakat Aceh lainnya, ia memulai gugatan itu ke Pengadilan Negeri Jakarta, pada 21 Januari 2016. Dengan bantuan kuasa hukum, mereka mendesak dibatalkan Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentang RTRW Aceh 2013 – 2033.

Usai beberapa kali mediasi dan sidang di PN Jakarta, bahkan sampai Wiza menerima penghargaan Green Oscar di London pada akhir April lalu, qanun tersebut masih dibiarkan. Artinya, KEL seluas 792.675 ha itu terancam dijadikan lumbung uang bagi perusahaan sawit dan pertambangan serta punahnya satwa terlindungi.

Miris sekali, sebut Wiza. Aktor Leonardo DiCaprio saja jauh-jauh datang ke Leuser pada akhir Maret lalu untuk membantu konservasi KEL, Pemerintah Aceh sendiri malah mengabaikan kelestarian hutan yang sudah diwariskan oleh nenek moyang Aceh sendiri.
Penghargaan untuk Hutan Aceh

Farwiza Farhan adalah salah satu dari 7 pemenang Whitley Award 2016. Penghargaan ini merupakan program tahunan Whitley Fund for Nature (WFN) yang digelar sejak 1994. Tahun ini, setiap pemenang dihadiahi biaya 35.000 poundsterling atau Rp520 juta untuk mendanai konservasi lingkungan.

Panitia Whitley Award dalam rilisnya menyebutkan, Wiza saat berpidato di London pada 27 April, mempersembahkan penghargaan itu bukan untuk dirinya semata, melainkan untuk memperkuat kerja aktivis lingkungan dalam melindungi KEL dan advokasi konservasi hutan Sumatera melalui citizen lawsuit.

“Saya menyadari bahwa paparan dan pendanaan dari lembaga amal Whitley—WFN—dapat membantu menyuarakan keinginan kita dan memperkuat kerja-kerja kita untuk melindungi Kawasan Ekosistem Leuser,” ucap Wiza.

Melalui Pikiran Merdeka, Wiza juga mengingatkan, ada dua pelajaran penting yang diperolehnya selama berkontribusi untuk lingkungan.

Pertama, bebernya, semua orang punya peran untuk melestarikan dan melindungi lingkungan, mulai dari hah-hal sekecil tak membuang sampah sembarangan sampai hal-hal sebesar mendorong perbaikan kebijakan melalui gugatan.

Kedua, ia menegaskan, pentingnya kolaborasi dan kerjasama. Tak ada seorang pun atau satu organisasi pun yang bisa membawa perubahan tanpa kerjasama dan dukungan dari banyak pihak.

“Kolaborasi ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Namun hal yang paling penting adalah adanya goal (target) bersama, keinginan bersama, yang kemudian menciptakan dorongan-dorongan yang membawa perubahan.”

Siapapun menurutnya bisa merawat lingkungan sekitar, karena pada kenyataannya manusia hidup dekat dengan alam. Kegiatan-kegiatan kecil seperti pergi ke pantai atau ke taman adalah bentuk kedekatan manusia dengan alam. “Namun,” tegasnya, “seringkali kita lupa betapa pentinganya menjaga keindahan ini.”[pikiranmerdeka.co]

aksi perempuan anti korupsi di simpang lima banda aceh.
Banda Aceh - Aceh atau Serambi Mekkah adalah salah satu tempat yang strategis dan pernah menjadi pusat perdagangan di jaman dahulu. Berkembangnya Aceh menjadi pusat perdagangan membuat Portugis merasa penting untuk menghancurkan Aceh. Nggak diam saja, rakyat Aceh juga melakukan berbagai perlawanan untuk mengusir Portugis. Bagaimana perjuangan rakyat Aceh di jaman dahulu? Yuk kita simak penjelasannya.

Sebagai salah satu usahanya, Aceh berusaha untuk mendatangkan bantuan berupa senjata yang berasal dari Kalikut dan Jepara. Setelah datang beberapa bantuan, Aceh langsung melakukan serangan kepada Portugis yang sedang menduduki Malaka. Di sisi lain, Portugis harus bertahan secara maksimal di Formosa/Benteng. Semua kekuatan Portugis dikeluarkan agar bisa mencegah keberhasilan pasukan Aceh. Sebagai balasannya, Portugis juga menyerang Aceh di tahun 1569. Namun, serangan Portugis ini bisa digagalkan oleh rakyat-rakyat Aceh.

Di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, semangat rakyat untuk memperjuangkan tanah air, dan mengusir penjajah semakin kuat. Iskandar Muda digambarkan sebagai raja yang gagah berani dan memiliki tujuan untuk mengusir penjajah-penjajah asing. Untuk mempertahankan wilayahnya yang semakin luas, Sultan Iskandar Muda menempatkan beberapa pengawas yang ditempatkan di beberapa pelabuhan penting seperti Pariaman. Setelah itu, di tahun 1629, Iskandar Muda melakukan seranagn lagi ke Malaka. Untuk menghadapi pasukan kali ini, Portugis masih harus mengerahkan banyak tenanga untuk itu. Namun, serangan Aceh kali ini juga masih nggak bisa membuat Portugis pergi. Baru di tahun 1641, VOC berhasil mengusir Portugis.

Nah, sekarang kamu sudah tahu sejarah perlawanan rakyat Aceh kepada Portugis. Bab ini penting untuk kita pelajari karena berhubungan dengan sejarah Indonesia. Tertarik untuk mempelajari bab ini lebih lanjut kan? Selamat Belajar.(merdeka.com)

Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Drs. Dermawan, MM menyaksikan penandatanganan MoU antara RSU Dr. Zainoel Abidin dengan RSU Persahabatan Jakarta, untuk meningkatkan upaya pengobatan terhadap penyakit paru dan saluran pernafasan pada kegiatan  Konferensi Kerja XV Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Banda Aceh, Kamis 5 Mai 2016. Humas Setda Aceh/Mardha Kurnia
Banda Aceh -- Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah, menyebutkan Aceh termasuk wilayah yang memiliki prevalensi penyakit paru dan saluran pernafasan tinggi. Jenis penyakit paru yang banyak ditemukan di Aceh adalah Tuberculosa atau TB. Karenanya, gubernur meminta agar masyarakat melakukan proses pencegahan, daripada harus melalui proses pengobatan.

"Untuk mendukung upaya menurunkan prevalensi penyakit ini, saya sangat mendukung langkah yang dilakukan kalangan rumah sakit dan para ahli Pulmonologi untuk meningkatkan proses kuratif bagi para pasien," ujar gubernur dalam sambutan yang dibacakan Sekda Aceh, Drs. Dermawan, MM, dalam acara Konferensi Kerja XV Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, (05/05).

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit paru, salah satunya, kata gubernur, dengan mengurangi kebiasaan merokok. Apalagi diketahui kalau Indonesia khususnya Aceh merupakan salah satu pengguna rokok aktif yang angkanya tinggi.

Dalam kegiatan bertema Peran Pendidikan Spesialis Paru Dalam Menghadapi Tantangan Problematika Kesehatan Global itu, pemerintah melalui RSUD Zainoel Abidin melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) dengan RSUP Persahabatan Jakarta untuk meningkatkan upaya pengobatan terhadap penyakit paru dan saluran pernafasan di Aceh.

RSUP Persahabatan diketahui memiliki pengalaman cukup baik dalam penanganan penderita paru dan pernafasan. "Pengalaman itu kami harapkan dapat dibagi dan diterapkan di RS Zainoel Abidin, sehingga upaya untuk menurunkan prevalensi penyakit paru di Aceh berjalan dengan baik. Selain peningkatan langkah kuratif, tentu saja sosialisasi tentang gaya hidup sehat harus terus kita tingkatkan," ujar gubernur.

Dalam waktu dekat, di Unsyiah juga akan dibuka jurusan pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Fakultas Kedokteran Unsyiah. Kehadiran jurusan baru itu, kata gubernur, diharapkan dapat semakin memberikan kontribusi bagi penurunan prevalensi penyakit paru dan pernafasan di Aceh.

Gubernur Zaini berharap, pertemuan para dokter paru tersebut bisa menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat bagi perkembangan dunia medis di tanah air.

Sementara Ketua Panitia Konferensi, dr. Teuku Zulfikar, Sp, P(K), menyebutkan  acara tersebut akan mengupas berbagai hal di bidang pulmonologi dan kedokteran respirasi yang dikemas dalam bentuk workshop, simposium dan presentasi poster. "Nanti juga ada pameran alat kesehatan dan farmasi teknologi terkini," ujar Zulfikar.

Zulfikar menyebutkan, pelaksanaan workshop dan simposium dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian para peserta dalam ilmu paru dan pernafasan. Ia menambahkan para peserta berjumlah 520 orang. Sebanyak 370 orang adalah peserta simposium, dan 150 lainnya adalah peserta workshop yang terdiri dari workshop medical education, workshop USG Thoraks, workshop onkologi, workshop bronchoscopy, workshop pneumonia, dan workshop terapi inhalasi.

Para peserta yang datang dari seluruh i
Indonesia juga akan diajak untuk mengunjungi beberapa objek wisata di Banda Aceh seperti PLTD Apung, kuburan massal tsunami dan Museum Tsunami. Di hari terakhir mereka juga akan mengunjungi pulau Sabang.(Rill)

Manajer Liverpool, Juergen Klopp, memeluk salah satu pemainnya, Kolo Toure, setelah timnya menang 3-0 atas Villarreal, dalam laga semifinal kedua Liga Europa di Stadion Anfield, Kamis (5/5/2016) atau Jumat dini hari WIB.
Sport - Manajer Liverpool, Juergen Klopp, mengungkapkan sukacita atas keberhasilan timnya menembus final Liga Europa 2015-2016. Klopp pun tak luput memuji penampilan anak asuhnya.

Kemenangan 3-0 atas Villarreal pada laga semifinal kedua Liga Europa, Kamis (5/5/2016) atau Jumat dini hari WIB, mengantarkan Liverpool ke partai puncak.

Pada laga final nanti, Liverpool akan berhadapan dengan klub yang sudah dua musim beruntun menjuarai Liga Europa, yakni Sevilla. Laga itu akan digelar di Stadion St Jakob-Park, Basel, Swiss, pada 18 Mei 2016.

"Sungguh malam yang sangat luar biasa. Tim saya bermain dengan sangat brilian. Kami akan pergi ke Basel dengan 50, 60, atau 70 ribu pendukung Liverpool," ujar Klopp seusai laga, seperti dikutip dari BT Sport.

"Basel adalah kota yang menyenangkan dan dekat dengan rumah saya. Mari kita ke sana, ciptakan atmosfer, dan kami akan kembali melakukan yang terbaik. Kami sangat pantas ke final dan saya amat sangat puas dengan para pemain," ucapnya

Pada semifinal pertama, Liverpool sempat menelan kekalahan 0-1 dari Villarreal di kandangnya. Namun, pada semifinal kedua di Stadion Anfield, Liverpool mampu bangkit dan meraih kemenangan meyakinkan.

"Pada babak kedua, strategi kami adalah terus bermain emosional, ditambah dengan sedikit ide. Akhirnya, laga berakhir dengan brilian. Malam ini sungguh tak bisa dipercaya. Kami juga harus menciptakan atmosfer seperti ini di ajang Premier League," ucap pria asal Jerman itu.

Pada ajang Liga Europa/Piala UEFA, Liverpool tercatat sudah tiga kali menjadi juara, yakni pada 1973, 1976, dan 2001.

Klopp pun berpeluang menjadi Manajer Liverpool ke-6 yang mampu menghadirkan trofi ajang antarklub Eropa setelah Bill Shankley (Piala UEFA 1973), Bob Paisley (Piala UEFA 1976, Piala Champions 1977, 1978, dan 1981), Joe Fagan (Piala Champions 1984), Gerard Houllier (Piala UEFA 2001), dan Rafael Benitez (Liga Champions 2005)..(kompas.com)

Insiden pengibaran bendera bulan bintang di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. Foto: Hendra Keumala
Banda Aceh - Ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa (FORKAB) Aceh, Polem Muda Ahmad Yani, meminta Fraksi Partai Aceh DPR Aceh agar tidak memaksakan kehendak terhadap bendera bulan bintang. Menurutnya hal itu hanya buang waktu saja. Saatnya anggota dewan Fraksi PA bersikap bijak menyikapi ihwal bendera.

“Sudah saat nya anggota DPRA atau DPRK dari Fraksi PA mengalah, mari dengarkan masukan-masukan yang diberikan,” harap Polem, Kamis (5/5).

Ketua FORKAB itu juga setuju jika bendera bulan bintang ada perubahan. Ia mencontohkan, DPR Aceh bisa mengadopsi dari Bendera Alam Peudeng. Hal itu, kata dia, demi kepentingan masyarakat banyak.

“Tidak perlu lagi kita berpolemik dengan pemerintah pusat. Karena walau bagaimana pun, bendera bulan bintang itu tidak akan disahkan atau disetujui oleh pemerintah pusat.”

Karena bendera bulan bintang jelas bertentangan dengan PP Nomor 77 dan konstitusi negara. Selain itu, menurutnya jika terus berpolemik dengan bendera, maka dikhawatirkan akan lahir konflik baru di Aceh.

Polem juga menaruh harapan kepada anggota dewan berasal dari partai nasional, agar juga bersikap tegas dan konsisten. “Jangan hari ini bilang A besok sudah Bilang Z. Karena walau bagaimana pun parnas juga punya hak di dalam bersuara, dan ikut menyetujui masalah penyusunan qanun-qanun di DPR Aceh, jangan asal setujui saja.”

Polem juga menghimabu bekas kombatan atau KPA tidak ikut berpolemik ihwal bendera, ada hal lain yang lebih perlu diperhatikan, seperti kesejahteraan anak yatim dan janda-janda korban konflik.

“Bagi FORKAB Aceh, kesejahteraan itu yang lebih utama, karena dengan bendera Itu tidak akan menjamin masyarakat Aceh sejahtera. Pembahasan-pembahasan lain jadi terulur-ulur waktunya,” tegas Polem.

Sebagai contoh, lanjut Polem, lihat keluarga Ishak Daud—Allahuyarham, di Aceh Timur, siapa yang ada peduli. Siapa yang ada memberi bantuan, sedangkan Ishak Daud dahulu merupakan salah satu panglima GAM yang paling disegani.

“Sudah cukup sandiwara ini. Jangan jadikan bendera bulan bintang sebagai bargaining politik dalam menghadapi pilkada 2017 ini. Aceh ini milik masyarakat, bukan milik sekelompok orang,” terangnya. (Sumber: AJNN.Net)

Pengolahan sawit, di salah satu pabrik yang berada di Aceh Singkil. Foto: Junaidi Hanafiah
StatusAceh.Net - Arahan Presiden Jokowi untuk segera diadakannya moratorium sawit dan tambang di wilayah Aceh, khususnya di Kawasan Ekosistem Leuser bersambut. Seperti diberitakan Foresthint, Wali Nanggroe Malik Mahmud dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah dalam pertemuan dengan Menteri LHK, Siti Nurbaya di Jakarta (19/04) menyebutkan pihaknya siap untuk melakukan moratorium dan reviu izin yang telah dikeluarkan.

Kawasan Ekosistem Leuser sendiri merupakan kawasan strategis nasional yang wilayah utamanya berada di Provinsi Aceh. Kerusakan dan alih fungsi lahan dari kehutanan menjadi area non kehutanan yaitu perkebunan di wilayah ini selama bertahun-tahun terus menjadi sorotan kelompok masyarakat sipil di Aceh.

Persoalan utamanya, berada di perizinan yang selama ini terus dikeluarkan oleh Pemerintah Aceh. Berdasarkan pemantauan Masyarakat Transparansi Aceh (MaTa), secara keseluruhan Pemerintah Aceh telah menerbitkan izin usaha perkebunan di 23 kabupaten/kota di seluruh Aceh, tanpa adanya reviu terhadap izin yang ada.

Padahal reviu dan cross check amat penting untuk memastikan dijalankannya prosedur ketaatan dan kepatuhan perusahan di lapangan, termasuk didalamnya ketaatan dalam menggarap lahan sesuai dengan ketentuan luas areal dan izin yang diberikan.

“Reviu izin penting untuk memastikan tidak ada perusahaan yang melanggar izin termasuk merambah hutan dengan cara illegal,” jelas Baihaqi, anggota Badan Pekerja MaTa di Banda Aceh (04/05).

“Kalau nantinya terbukti melanggar, pemerintah dapat mencabut izin usahanya sehingga ini bisa menjadi pembelajaran bagi perusahaan-perusahaan lain.”

Terkait dengan situasi yang ada dan pentingnya reviu dan moratorium, Baihaqi menuturkan kekuatirannya terhadap perkembangan sawit di Aceh saat ini. Sebagai contoh perkembangan sawit di kabupaten Aceh Tamiang, 80 persen dari wilayah ini yaitu 1.957,02 km2 telah dikuasai oleh pemilik HGU (Hak Guna Usaha) sawit. Dapat dipastikan kedepannya pemerintah akan kesulitan dalam membangun dan menyediakan fasilitas pelayanan publik.

Baihaqi pun menambahkan, saat ini pihaknya sulit untuk memperoleh dokumen-dokumen terkait izin usaha perkebunan, izin lokasi, pertimbangan teknis kesediaan lahan di Kawasan Hutan (KH), dokumen amdal, izin lingkungan, izin pelepasan kawasan hutan atau izin tukar menukar kawasan hutan untuk tujuh perusahaan HGU besar yang beroperasi di Aceh. Ketujuh perusahaan tersebut adalah PT Nia Yulided Bersaudara, PT Putra Kurnia, PT Kalista Alam, PT Gelora Sawita Makmur, PT Cemerlang Abadi, PT Semadam dan PT Blang Ara Company.

“Semua lembaga pemerintah tidak bersedia memberikan data tersebut sehingga kami bawa dan sengketakan ke Komisi Informasi Aceh (KIA),” ujar Baihaqi, menurutnya ada tiga badan pemerintah, yaitu Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Aceh, Dinas Perkebunan Provinsi Aceh dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh yang menjadi pihak yang mereka sengketakan.

“Dalam waktu dekat Komisi Informasi akan memutuskan hasil sengketa informasi tersebut,” tutur Baihaqi.

Sawit Tidak Berdampak pada Pengentasan Kemiskinan

Secara terpisah sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh menyoroti kasus-kasus perambahan hutan untuk diubah menjadi perkebunan sawit yang terjadi, menyeruaknya kasus-kasus konflik agraria dan dampak yang tidak signifikan untuk pengentasan kemiskinan dari usaha perkebunan.

Walhi mengambil contoh kawasan Kabupaten Aceh Singkil, kabupaten miskin yang terletak di sebelah selatan provinsi Aceh.

“Belasan perusahaan perkebunan sawit telah beroperasi di Aceh Singkil, mereka mengelola puluhan ribu hektar lahan untuk ditanami sawit. Dari luas Aceh Singkil 1.857,88 km2, 36,65 persen luasnya telah menjadi lahan sawit. Namun kabupaten itu masih saja masuk sebagai daerah tertinggal dan salah satu yang termiskin di Indonesia,” jelas Kepala Divisi Advokasi Walhi Aceh, M. Nasir.

Di Aceh Singkil 51,14 persen (14.752 KK) dikategorikan miskin dalam kelompok keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera satu.

Menurutnya, keberadaan perkebunan sawit di Aceh Singkil bukan hanya tidak berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi tapi juga mengancam keberadaan hutan rawa gambut, termasuk Suaka Margasatwa Rawa Singkil.

Luas konsesi perkebunan sawit di Aceh Singkil berada di urutan keempat terluas di Aceh dan urutan kedua dari total produksi. Sedangkan perkebunan rakyat, terluas kedua dari luas area dan urutan pertama dari jumlah total produksi.

“Ini membuktikan meskipun perkebunan kelapa sawit cukup luas di Kabupaten Aceh Singkil, namun perekonomian masyarakat dan daerah tidak berpengaruh positif dari adanya perkebunan,” tutup Nasir.(mongabay.co.id)

Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris (kiri) dan Pengamat Politik Yunarto Wijaya saat seminar Nasional di Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Selasa (10/9). ANGGA YUNIAR/MI.
Jakarta - Pertemuan Parlemen Internasional untuk Papua Barat atau International Parliamentarians for West Papua (IPWP) di London, Inggris, pada Selasa 3 Mei 2016, terus disorot.

Anggota Komisi I DPR Charles Honoris menyayangkan pertemuan Parlemen Internasional dilakukan. Apalagi agenda pembahasan pertemuan itu adalah soal kemerdekaan Papua. Charles mengatakan, negara-negara Melanisia telah menginjak-injak kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Negara-negara penggagas pertemuan itu harus menghargai kedaulatan NKRI. Istilah West Papua yang mereka dengungkan juga melecehkan kedaulatan NKRI. Secara resmi dan sah dalam konstitusi kita penyebutan wilayah itu adalah dengan nama Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat," kata Charles kepada Metrotvnews.com, Rabu (4/5/2016).

Politikus PDIP ini heran dengan negara-negara yang selalu memprovokasi Papua agar pisah dari Indonesia.

"Komunitas internasional dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) juga mengakui bahwa Provinsi Papua dan Papua Barat adalah bagian integral dari wilayah kedaulatan Indonesia," tambah dia.

Menurut Charles, langkah meredam gejolak Organisasi Papau Merdeka (OPM) salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana. Dia percaya Jokowi dapat mengatasi gejolak di Papua itu.

"Pemerintahan Jokowi juga sedang melakukan upaya-upaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan di Papua. Presiden sendiri sudah menyampaikan bahwa pembangunan di Papua harus berbasis kampung adat dan dengan pendekatan kesejahteraan," ujarnya.

Dia menilai kondisi yang berkembang liar di media terkait situasi Papua murni politisasi. "Ada pihak-pihak yang sengaja menciptakan kondisi seakan-akan di Papua selalu ada masalah dan solusinya adalah dengan merdeka," kata dia.

Karena itu dia mendesak pemerintah segera menyikapi hal ini dengan serius. Jangan sampai kesalahan pendekatan terjadi lagi seperti kasus Timor Leste.

"Sejarah Papua bersama dalam NKRI adalah karena disatukan oleh Pancasila dan merasa nyaman dengan tujuan Indonesia merdeka yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945," tegas dia.(metrotv.com)

Basri Kordinator YARA Aceh Timur  
Aceh Timur - "Jika uang 52 juta tersebut tidak dikembalikan, kami pastikan akan menggelar aksi solidaritas penggalangan dana untuk kedua warga dewantara tersebut dan dirikan posko dikantor tempat bekerja pak YS sampai pak YS mau menemui serta mengembalikan uang mereka".

Hal ini di ungkapkan basri Koordinator Yara Aceh Timur kepada Redaksi  Statusaceh.net , Kamis (5/5/2015), basri juga menyatakan jika hampir 1,5 tahun 2 warga Dewantara mondar mandir mendatangi kediaman dan kantor tempat Oknum kantor YS bekerja.

Kedatangan kedua warga dewantara ini tidak lain ntuk meminta uang 52 juta dikembalikan namun selama itu 2 warga dewantara tidak berhasil menemukan.

(Baca: Tidak Lewat Bidan PTT, Warga Dewantara Mengaku Ditipu 52 Juta Oleh Oknum Kantor Pemkab Aceh Utara )

Bahkan ketika warga dewantara yang mengaku ditipu oleh oknum pejabat pemkab Aceh utara tersebut sering mengurung dirinya didalam rumah dan mengunci pagar kediamannya di kawasan Cunda agar kedua warga dewantara tersebut tidak bisa menemuinya.

(Baca: Dituding Tipu 52 Juta Uang Warga Dewantara, Oknum Kantor YS Tantang Yara Pertemukan Korbannya )

"Harapan kami agar pak YS segera daoat menemukan dan mengembalikan uang mereka, jangan publik berpikir ini adalah berita fitnah namun silahkan siapapun bisa temui mereka tanya lansung apa benar mereka ditipu oleh pak YS atau ini Cuma fitnah ataupun cerita mengada-ada", tutur Basri.
Surat yang diberikan oknum kepala arsip dan pustaka aceh utara untuk
Untuk meyakinkan rusli jika anaknya akan lewat bidan PTT  
Sementara itu Oknum pejabat YS yang berhasil dihubungi kembali melalui telepon selulernya menyatakan jika ancaman pihak YARA Aceh Timur akan menggalang dana untuk kedua warga dewantara yang menjadi korban penipuan uang 52 juta dan mendirikan posko dikantor Arsip dan Pustaka Aceh Utara tidak berdasar dan bukanlah kapasitas puhak YARA melakukan aksi solidaritas seperti itu.

Menurut YS, kedua warga tersebut bukanlah korban bencana alam jadi YS berharap agar pihak YARA tidak memperbesar masalah yang kecil dan apalagi ancaman seperti itu tidak logika untuk dilaksanakan.

“ Kalau mau galang dana untuk kedua warga itu dan dirikan posko dikantor saya itu bukan kapasitas orang YARA dan aksi itupun tidak logika kalau dilakukan,kan kedua warga itu bukan korban bencana Alam  jadi tidak usah dibesar-besarkan masalah yang kecil“,ujar YS kepada Redaksi melalui sanmbungan telpon seluler,Kamis (5/5/2016).

Pejabat YS yang juga adalah orang nomor satu dilingkungan kantor arsip dan pustaka aceh utara ini menegaskan kembali jika dirinya mampu menyelesaikan masalah tersebut dan meminta pihak YARA mempertemukan kedua warga dewantara tersebut dengannya.

Jika pun pihak YARA akan mengotot melaksanakan rencananya mendirikan posko di kantor arsip dan pustaka aceh utara tempatnya bekerja maka dirinya selaku pemegang SK Bupati untuk memimpin kantor tersebut tidak segan-segan menghajar atau menindak siapapun yang mendirikan posko dalam pekarangan kantor yang dipimpinnya saat ini.

“ Saya adalah kepala kantor arsip dan pustaka aceh utara,saya dilantik dan memiliki SK pengangkatan oleh bupati Aceh utara,jadi bila ada yang mendirikan posko didalam pekarangan kantor saya tanpa izin saya maka saya akan hajar “,tegas YS seraya mengatakan jika dalam waktu dekat ini akan ada kegiatan seremonial dikantornya yang akan dihadiri oleh bupati Aceh utara.

Redaksi: TS. Azhar

Ilustrasi
StatusAceh.Net - Beberapa orang percaya bahwa merokok bisa membuat mereka kurus. Padahal justru sebaliknya. Asap rokok bisa membuat orang lebih cepat gemuk, seperti diungkap oleh penelitian terbaru. Sayangnya, hal ini berimbas lebih tinggi pada perokok pasif.

"Orang yang berada satu rumah dengan perokok, biasanya anak-anak, akan mengalami masalah metabolisme yang sangat besar," ungkap ketua peneliti profesor Benjamin Bikman, dari Brigham Young University di Utah.

Sering terpapar asap rokok juga membuat tubuh perokok pasif menyerap hingga 4.000 bahan kimia berbahaya yang sangat beracun dan beberapa diketahui bisa memicu kanker. Tak hanya itu saja, perokok pasif juga memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular, seperti dilansir oleh Daily Mail (05/11).

Data di Inggris mengungkap bahwa sekitar 12.000 perokok pasif terbunuh setiap tahunnya oleh kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, dan penyakit paru-paru kronis.


Kini ditambah dengan penelitian terbaru, perokok pasif juga diketahui lebih berkemungkinan untuk menjadi lebih gemuk akibat asap rokok.

Menurut Bikman hal ini disebabkan oleh asap rokok yang merusak metabolisme. Asap rokok bisa membuat perokok pasif menjadi resistan terhadap insulin dan memicu penambahan berat badan. Hasil ini didapatkan peneliti setelah mengamati tikus yang dipapar asap rokok dan mengamati proses metabolisme tubuh mereka.

Peneliti menemukan bahwa asap rokok memicu lapisan lipid bernama ceramide untuk mengubah mitokondria pada sel. Hal ini menyebabkan kerusakan pada fungsi sel serta respon sel terhadap insulin. Hasilnya, tubuh akan membutuhkan lebih banyak insulin dan pada setiap tambahan insulin, tubuh juga akan membuat lemak.

Merokok tak hanya berbahaya bagi perokok aktif, tetapi juga pada perokok pasif. Asap rokok telah mengambil kesehatan dan bahkan banyak nyawa orang yang justru tidak merokok di sekitar perokok aktif. Jika Anda adalah perokok, sebaiknya berhenti sekarang. Tak hanya untuk menjaga kesehatan Anda, tetapi juga melindungi nyawa orang-orang terdekat.(Mrdk)

Banda Aceh - CPSS FISIP UIN kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion-Solution Studies ke III, dengan tema “Mempertanyakan Perdamaian Aceh dan Kesejahteraan Rakyat” pada tanggal 4 Mei 2016 bertempat di Ruang Sidang I Rektor UIN Ar-Raniry. 

Diskusi ini dimulai pada pukul 9.30 dengan sambutan dari Dekan FISIP UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. M. Nasir Budiman, MA. Acara ini terdiri dari dua sesi yang masing-masing difasilitasi oleh Ismar Ramadhani, MA. dan Muazzinah Yacob, MPA, dihadiri oleh 26 orang partisipan aktif mewakili akademisi, aktivis CSO, Pemerintah, unsur perempuan, juga unsur wartawan. FGD ini bertujuan untuk menyadarkan dan membangkitkan kembali semangat untuk menelisik problematika kesejahteraan masyarakat Aceh pasca damai dan menawarkan berbagai solusi dari berbagai sudut kepakaran.

Beberapa poin penting yang muncul di dalam forum diantaranya disampaikan oleh Yarmen Dinamika (Serambi Indonesia) yang beranggapan bahwa kondisi Aceh saat ini sudah relatif aman (secure) dari sisi ketahanan manusia (human security), buktinya kebebasan bergerak telah cukup terakomodir saat ini, Namun, kondisi ini masih berkutat pada fase negative peace yang mana ketahanan manusia dalam konteks kesejahteraan masih menjadi persoalan serius. Muslahudin Daud (World Bank) menambahkan bahwa pemimpin Aceh tidak memiliki political will yang kuat untuk membangun Aceh. Hal ini dipersulit dengan munculnya “mental ke-berhak-an (entitlement mentality)” pada segelintir masyarakat, “mental raja” pada memimpin sehingga menyebabkan hilangnya kreativitas masyarakat. Solusinya, Aceh dapat sejahtera apabila sektor pertanian terus ditingkatkan. Bahkan ia menjamin kalau masyarakat mau menanam jahe saja, maka pendapatan yang dihasilkan bisa mencapai 7 juta rupiah per bulan. Meskipun demikian, keterlibatan Pemerintah dalam hal ini sangat minim. Di akhir paparan, ia berharap bahwa suksesi kepemimpinan Aceh 2017 tidak lagi menelan korban jiwa dan gerakan masyarakat sipil penting untuk mengawasi dan menjamin hal ini.

 zudirman (Forum LSM Aceh) juga mengamini hal ini dan menambahkan bahwa banyak program prioritas berjalan secara maksimal. Hal ini pula diaminkan oleh Syaifullah Muhammad (Unsyiah) yang sedang melakukan pendampingan petani nilam di pesisir barat Aceh. Menurutnya, hasil hutan dan perkebunan merupakan modal besar bagi Aceh untuk maju. Nilam Aceh memiliki kualitas terbaik di dunia, bahkan parfum merek “Channel” pun menggunakan bahan baku ini untuk menjaga kualitas produk mereka. Malangya, petani nilam di Aceh masih tetap dalam kondisi memprihatinkan. Pemerintah tidak menganggap ini sebagai peluang, sehingga investor justru menanamkan modal di Kalimantan, meskipun kualitas nilam Aceh tetap yang terbaik.

Di lain hal, Dr. Bukhari Daud (Unsyiah) menanggapi bahwa tipe masyarakat Aceh terlalu pasrah pada pemimpinnya, dengan arti kata minim inisiatif.  Selain itu pula, inisiatif yang minim ini juga sering terbentur oleh berbagai kendala di lapangan. Fenomena “bagi-bagi anggaran” kerap terjadi dan cenderung tidak tepat sasaran. Hal ini diamini oleh Askhalani (GeRak Aceh) tentang kebocoran anggaran yang sering terjadi di Aceh. Hal ini ditanggapi Marthunis (Bapedda Aceh) dengan analisa ekonomi bahwa apabila dana yang diterima oleh Aceh mampu dikelola dengan baik, maka kesejahteraan masyarakat dapat meningkat 4 kali lipat terhitung dari pasca konflik hingga aliran Dana Otonomi Khusus nantinya pada tahun 2025.

Berbeda dari pernyataan yang government-oriented di atas, Teuku Murdani (UIN Ar-Raniry), menyampaikan bahwa program menyejahterakan masyarakat tidak perlu selalu bersandar pada Pemerintah. Program Islamic micro finance juga bisa menjadi solusi dalam menjawab permasalahan kesejahteraan masyarakat. Hal ini turut diperkuat oleh kajian Dr. Hafas Furqani (UIN Ar-Raniry) yang setuju bahwa program tersebut dapat menggerakkan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Dalam konteks sosial, Liza Cici Dayani (Kata Hati Institute) menganggap adanya politik dominasi di Aceh oleh sekolompok elit (oligarki). Hal ini yang menyebabkan munculnya polemik dan ketidaksesuaian antara kebutuhan masyarakat umum dan kebijakan Pemerintah. Ia melihat bahwa Pemerintah berupaya memisahkan antara urusan politik dan persoalan kesejahteraan. Sehingga sulit bagi kelompok di luar pemerintah dapat berkontribusi secara efektif dalam program pembangunan Aceh. Bahkan, kelompok akademisi pun tidak dapat berbuat banyak. 

Pernyataan ini juga dikuatkan oleh Dr. Taqwaddin (Ombudsman Aceh), bahwa praktek serupa memang kerap terjadi di Aceh. Terkait dengan isu kesejahteraan, Ombudsman menerima lebih dari 100 laporan kasus dari Januari hingga Mei 2015. Mayoritas laporan ini terkait dengan 5 cluster yaitu, persoalan pendidikan, distribusi listrik, pengelolaan air bersih, BPJS, dan alur birokrasi yang masih berbelit-belit. Meskipun begitu, ia juga menekankan bahwa Pemerintah Aceh ke depannya perlu menanggapi isu-isu tersebut secara serius. Tegasnya, “sehebat apapun masyarakat sipil, yang punya kuasa untuk merubah Aceh menjadi lebih baik tetap berada di tangan Pemerintah.”

Hal ini turut pula disetujui oleh Rusliadi (JKMA Aceh), yang menyatakan bahwa kesejahteraan masyarakat sangat terkait dengan persoalan lahan. Mirisnya, banyak lahan di Aceh telah digadaikan kepada investor bermodal besar. Kepemilikan lahan, baik HGU, HPH dsb. yang disahkan oleh Pemerintah Pusat maupun Aceh telah menjamin kesejahteraan masyarakat Aceh akan jalan di tempat. Namun yang perlu ditekankan bahwa banyak sekali penetapan penggunaan lahan ini disahkan oleh Pemerintah Pusat, bahkan Pemerintah Aceh tidak tahu menahu terkait hal ini.

Solusinya, menurut Umar bin Abdul Aziz (Unicef), hubungan antara Pemerintah Pusat dan Aceh perlu direkonsiliasi dan diharmonisasi kembali. Hal ini penting untuk menurunkan rasa saling curiga antara dua aktor ini, sehingga dapat sejalan sependapat dengan tujuan membangun aceh lebih baik lagi. Selain itu, model pembangunan Aceh tidak dapat disamakan dengan daerah lain. Rekonsiliasi yang tengah digiring bukan hanya terkait pemulihan hak-hak korban, tapi juga proses re-development hubungan social dan pembangunan masyarakat akibat konflik yang berkepanjangan. Lagipula, anggaran yang digelontorkan dalam masa paska damai seharusnya berorientasi masa depan. Secara lebih jauh, Bahrul ulum (Consortium Aceh for Recovery) menganggap bahwa isu kesejahteraan paska damai telah selesai dalam pandangan donatur asing. Isu tentang kesejahteraan telah beralih pada isu-isu semacam climate change ataupun good governance.

Secara filosofis, Fuad Mardhatillah (Aceh Institute) mengusulkan bahwa perlu adanya de-rekonstruksi dan rekonstruksi pendidikan di Aceh. Hal ini pula demi meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh. Karena persoalan saling curiga (social distrust) akibat ketidaktahuan yang berasal dari minimnya pendidikan menjadi masalah besar bagi Aceh untuk maju ke depan. Hal ini pula dianggap penting oleh Fadli Ali (Aceh Eco-Tourism), yang menganggap bahwa segelintir oknum dengan sengaja “menternak kebodohan demi meraih kekuasaan.”

Hal ini senada dengan pernyataan Jamaluddin (KNPI Aceh) tentang pentingnya pendidikan, khususnya kaum pemuda. Menurutnya, pemuda merupakan motor utama dalam meningkatkan kesejahteraan Aceh. Namun,  kurangnya skill dan kreatifitas menjadi masalah yang cukup serius. Sehingga program-program pendidikan, workshop atau peningkatan kapasitas dan skill pemuda perlu ditingkatkan. Dalam kacamata feminist, Norma Manalu (Balai Syura Inoeng Aceh) menyatakan bahwa posisi perempuan paska damai Aceh semakin memburuk. Budaya patriarki masih begitu kentara dan ini masih ditegaskan dalam system sosial masyarakat Aceh. Dan pendidikan adalah mekanisme penting untuk merubah budaya ini. Menanggapi berbagai pernyataan ini, Risman Rahman (AcehTrend) beranggapan bahwa spirit perlawanan terhadap ketidakbecusan Pemerintah dalam mengatasi persoalan kesejahteraan perlu terus dijaga. Hal ini penting karena persoalan kesejahteraan bukan barang baru bagi Aceh dan ini terus berulang hingga sekarang. Dan munculnya konflik juga tidak dapat dilepaskan dari persoalan ini.

Acara ditutup dengan konklusi oleh Fajran Zain (Koordinator CPSS) yang menekankan bahwa jalan menuju kesejahteraan Aceh masih sangat panjang. Berdasarkan seluruh catatan dari peserta, bisa ditarik kesimpulan bahwa sejauh ini memang tidak terdapat korelasi antara banyaknya dana yang mengalir ke Aceh dengan angka kesejahteraan di Aceh, abik itu untuk sektor pendidikan, kesehatan dan pelayanan public. Jalan meraih kesejahteraan memang masih penuh tantangan, sayangnya masa Aceh menikmati dana otsus dan hasil bagi migas tinggal 9 tahun lagi. “kita sudah kehilangan 11 tahun, tandas Fajran”. Apakah pemerintah Aceh sadar itu? Itu yang menjadi tantangan bagi seluruh peserta yang prihatin pada kondisi Aceh.

Lebih jauh, Fajran menambahkan bahwa FGD yang digelar oleh CPSS ini hanyalah kontribusi kecil dari upaya membangun kesadaran bahwa Aceh perlu segera berbenah. Konon lagi Aceh akan berhadapan dengan ritual demokrasi 2017. Sikap kritis dan antisipatif dibutuhkan karena kegagalan Aceh memilih pemimpin hanya akan menempatkan Aceh kian terpuruk dalam ketertinggalan dalam berbagai sektor. “Bila dulu kita menyalahkan Jakarta atas kemunduran Aceh dalam segal sektor social-politik, apakah setelah kini Aceh berada dibawah kawalan orang Aceh sendiri (self-government) pada lembaga executive dan legislative, kita masih punya alasan untuk menyalahkan Jakarta.

Menutup diskusi, CPSS mengundang dukungan dan partisipasi semua pihak untuk mendukung kegiatan-kegiatan serial seperti ini. Target jangka pendek CPSS adalah membangun kesadaran seluruh stakeholder di Aceh, bahwa harapan untuk perdamaian dan kesejahteraan Aceh tetap ada, dan target jangka panjangnya adalah melahirkan beberapa rekomendasi kebijakan yang memihak pada rakyat dan pembangunan Aceh.(Rill)

Oknum Pejabat YS: YARA Yang Jelaslah !

Ilustrasi  
Aceh Utara- Menanggapi dirinya tdak memenuhi janji serta melakukan penipuan uang sebanyak 52 juta milik Rusli warga dewantara dengan janji melewatkan putri rusli menjadi Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) pada 2014 lalu.

Oknum pejabat YS mengatakan jika laporan dan informasi tersebut tidak benar atau keliru. " Yang benar adalah keluarga rusli yakni anak kandungnya telah menelpon saya untuk bertemu dan meminta maaf "ujar YS.

(Baca: Tidak Lewat Bidan PTT,Warga Dewantara Mengaku Ditipu 52 Juta Oleh Oknum Pejabat Pemkab Aceh Utara)

Kepada Redaksi Statusaceh.net,Rabu (4/5/2016) Oknum pejabat YS yang juga adalah salah seorang yang menjabat salahsatu kepala kantor dijajaran Pemkab Aceh Utara ini mengatakan jika dirinya telah bertemu dengan pihak YARA yang meminta klarifikasi kebenaran pengakuan dan laporan rusli tersebut.

Bahkan YS juga menyampaikan jika dirinya menantang  agar pihak YARA dapat mempertemukan warga Dewantara yang mengaku sebagai korban penipuan dirinya,agar dirinya dapat meluruskan duduk permasalahannya.

“ Kemarin saya sudah sampaikan sama orang YARA, kalau berani  bawa kemari,pertemukan dengan saya mana orangnya yang bilang saya tipu uangnya 52 juta, kalau berani dia datang saya luruskan masalah ini”, tantang  YS.

Menurut YS ,YARA tidak pantas mengurus atau terlalu mencampuri urusan atau kasus tidak yang tidak jelas seperti ini, “ YARA jangan angkat masalah yang tidak jelas seperti ini, YARA yang jelaslah,sambungnya.


Oleh: TS. Azhar

Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah menerima plakat penghargaan usai membuka musyawarah Pelajar Islam Indonesia (PII) di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Selasa 4 Mei 2016.
Banda Aceh - Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah meminta agar seluruh anggota Pelajar Islam Indonesia (PII) dapat terus melanjutkan sistem pengkaderan yang baik agar dapat terus berkontribusi dalam mempersiapkan kepemimpinan di masa depan serta bekontribusi aktif dalam pembangunan.

Hal tersebut disampaikan oleh pria yang akrab disapa Doto Zaini itu, dalam sambutan singkatnya saat membuka secara resmi Koferensi Wilayah Pelajar Islam Indonesia Aceh ke-28, yang dirangkai dengan Peringatan Hari Bangkit Pelajar Islam Indonesia ke69, di Anjong Mon Mata, (Rabu, 4/5/2016).

"Sejak berdiri hingga saat ini,  PII terus berkontribusi dalam menjalankan sejumlah agenda pembinaan dan pendidikan di kalangan pelajar Indonesia, hingga akhirnya organisasi ini mampu melahirkan sejumlah tokoh yang sukses menorehkan sejarah di Indonesia. Oleh karena itu, saya meminta agar PII terus menjalankan program pengkaderannya dengan baik," pesan Gubernur.

Doto Zaini menambahkan, Meski dewasa ini banyak bermunculan sejumlah organisasi kepemudaan yang muncul dalam pembinaan generasi muda, namun PII tetap mendapat hati di kalangan pelajar untuk berperan membangun generasi muda yang kritis dan unggul.
"Hal itu sangat kita rasakan di Aceh, apalagi kita tahu Aceh merupakan salah satu basis pembinaan PII selama hampir 69 tahun belakangan ini."

Hasan Tiro Motor Penggerak PII di Aceh
Dalam kesempatan tersebut, Doto Zaini juga mengungkapkan, pembinaan dan pengkaderan PII telah melahirkan sejumlah alumni yang saat ini menjadi tokoh ditingkat nasional, bahkan lintas sektor.

"Bapak Sofyan Djalil yang sekarang menjabat sebagai Menteri Perekonomian dalam Kabinet kerja Pemerintah Indonesia adalah alumni PII Aceh. Malah kalau kita tarik lagi ke belakang, Paduka Yang Mulia Teungku Muhammad Hasan di Tiro, juga pernah berperan sebagai salah satu motor gerakan PII di Aceh. Ini menunjukkan besarnya pengaruh tempaan PII kepada kadernya. Maka, tidak berlebihan jika saya katakan bahwa PII termasuk motor lahirnya kepemimpinan kaum muda di Indonesia," ungkap Doto Zaini.

Gubernur menambahkan, memasuki usia ke 69 tahun, kontribusi PII dalam melahirkan kader-kader pemimpin tidak pernah surut. Sistem pengkaderan di dalam organisasi ini tetap berkembang meski perubahan demi perubahan terus berlangsung di negeri ini. Oleh karena itu peran PII sangat penting mengingat Aceh adalah salah satu basis terkuat dalam sistem pengkaderan PII di Indonesia.
\
Dalam kesempatan tersebut, Doto Zaini juga meminta agar kader-kader PII berpartisipasi aktif dalam sejumlah agenda pembangunan Aceh yang saat ini gencar dilakukan. PII harus mendorong agar proses pembangunan di Aceh berjalan efektif dan tetap dijalurnya.

"Untuk menjalankan tugas ini, penting bagi PII Aceh melakukan refleksi dan evaluasi terhadap langkah-langkah yang telah dan akan dijalankan ke depan. PII perlu menyusun agenda dan prioritas kerja agar organisasi ini dapat terus membumi di Aceh. Tidak kalah pentingnya, sistem pengkaderan bagi anggota terus diperkuat, terutama terkait dengan kepemimpinan dan isu kepemudaan."

Gubernur mengingatkan, untuk memperkuat program pemerintah di bidang penguatan generasi muda, ada banyak cara yang dapat dilakukan PII Aceh, misalnya aktif menggalang pelajar agar peduli dengan isu sosial yang terjadi di masyarakat. PII juga diharapkan dapat memotivasi kalangan pelajar untuk terus maju dan mengembangkan pengetahuan dalam berbagai bidang serta menghadirkan berbagai program pelatihan bagi pelajar.

"Harapan saya, hal ini dapat dibahas dan dirancang dalam pertemuan PII Aceh, sehingga kiprah organisasi ini dapat terus dirasakan masyarakat secara luas. Dengan demikian PII Aceh tidak akan pernah berhenti menghasilkan kader-kader pemuda Islam yang berkualitas sebagai calon pemimpin di masa depan. Teruslah belajar dan selalu optimis menyongsong masa depan," pesan Gubernur mengakhiri sambutannya.

Untuk diketahui, saat ini Kader PII seluruh Indonesia mencapai lebih dari 4 juta orang. Bersamaan dengan kegiatan ini, diseluruh Indonesia juga digelar peringatan Hari Bangkit Pelajar Islam Indonesia.

Pembukaan Konferwil yang akan berlangsung selama empat hari (4-8/5) itu turut dihadiri oleh sejumlah anggota DPRA, perwakilan unsur Forkorpimda Aceh, Win Salam Syahlingga, Sekjen PII Pusat, Wakil Wali Kota Banda Aceh.
loading...

Contact Form

Name

Email *

Message *

StatusAceh.Net. Theme images by i-bob. Powered by Blogger.