Emas dan Sistem Barter Jadi Cara Empat Negara Muslim Atasi Sanksi
KUALA LUMPUR - Iran, Malaysia, Turki dan Qatar pertimbangkan perdagangan antara mereka dengan emas dan sistem barter untuk menghadapi berbagai bentuk sanksi ekonomi di masa depan terhadap mereka.
Pada ujung konferensi tingkat tinggi (KTT) Islam di Kuala Lumpur itu, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad memuji Iran dan Qatar yang mampu menahan embargo ekonomi. Menurut Mahathir, penting bagi dunia Muslim untuk mandiri dalam menghadapi ancaman di masa depan.
"Dengan dunia menyaksikan bangsa-bangsa membuat keputusan sepihak menerapkan langkah hukuman, Malaysia dan bangsa lain harus selalu ingat bahwa itu dapat diterapkan pada siapa pun dari kita," tutur Mahathir.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir memutus hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar sekitar dua setengah tahun silam karena Doha dituduh mendukung terorisme. Qatar menyangkal tuduhan itu. Iran juga mendapat sanksi Amerika Serikat (AS) sejak tahun lalu setelah Washington keluar dari kesepakatan nuklir 2015.
"Saya sarankan bahwa kita meninjau kembali ide perdagangan menggunakan dinar emas dan perdagangan barter di antara kita. Kita secara serius melihat ke sini dan kita harap kita akan mampu menemukan mekanisme untuk menerapkannya," tutur Mahathir, dilansir Reuters.
Para pemimpin empat negara itu juga sepakat melakukan lebih banyak bisnis antara mereka dan perdagangan dengan masing-masing mata uang.
KTT di Kuala Lumpur itu disebut Saudi sebagai upaya merusak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di Saudi dan terdiri atas 57 negara mayoritas Muslim. Malaysia menyatakan semua negara anggota OKI diundang ke KTT Kuala Lumpur tapi yang hadir hanya sekitar 20 negara.
Di akhir KTT Kuala Lumpur itu tidak ada pernyataan bersama yang dirilis. | Sindonews
Pada ujung konferensi tingkat tinggi (KTT) Islam di Kuala Lumpur itu, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad memuji Iran dan Qatar yang mampu menahan embargo ekonomi. Menurut Mahathir, penting bagi dunia Muslim untuk mandiri dalam menghadapi ancaman di masa depan.
"Dengan dunia menyaksikan bangsa-bangsa membuat keputusan sepihak menerapkan langkah hukuman, Malaysia dan bangsa lain harus selalu ingat bahwa itu dapat diterapkan pada siapa pun dari kita," tutur Mahathir.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir memutus hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar sekitar dua setengah tahun silam karena Doha dituduh mendukung terorisme. Qatar menyangkal tuduhan itu. Iran juga mendapat sanksi Amerika Serikat (AS) sejak tahun lalu setelah Washington keluar dari kesepakatan nuklir 2015.
"Saya sarankan bahwa kita meninjau kembali ide perdagangan menggunakan dinar emas dan perdagangan barter di antara kita. Kita secara serius melihat ke sini dan kita harap kita akan mampu menemukan mekanisme untuk menerapkannya," tutur Mahathir, dilansir Reuters.
Para pemimpin empat negara itu juga sepakat melakukan lebih banyak bisnis antara mereka dan perdagangan dengan masing-masing mata uang.
KTT di Kuala Lumpur itu disebut Saudi sebagai upaya merusak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di Saudi dan terdiri atas 57 negara mayoritas Muslim. Malaysia menyatakan semua negara anggota OKI diundang ke KTT Kuala Lumpur tapi yang hadir hanya sekitar 20 negara.
Di akhir KTT Kuala Lumpur itu tidak ada pernyataan bersama yang dirilis. | Sindonews