Usai Santuni Ratusan Yatim, Lemperari Bertekad Perjuangkan Kesejahteraan Warga Lingkungan PHE. -
ACEH UTARA- Usai menyantuni ratusan anak yatim, barisan mantan kombatan yang tergabung dalam Lsm Lemperari di Desa Glok Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara bertekad untuk memperjuangkan nasib kesejahteraan warga lingkungan obvitnas yang selama ini terabaikan oleh pihak PHE.
Barisan mantan kombatan yang berbeda idiologi yang bersatu dibawah naungan LSM Lemperari Aceh itu merasa prihatin dengan kondisi masyarakat lingkungan obvitnas di PHE Kabupaten Aceh Utara masih hidup dibawah garis kemiskinan dan masih terabaikan tanpa pernah mendapatkan perhatian dana CSR.
Hal itu diungkapkan Ketua DPP LSM Lemperari Aceh T. Muslem TA yang akrab disapa si Buya Hitam mengatakan berbagai kegiatan sosial tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT Lemperari VI yang berlangsung di depan halaman Posko di Desa Glok setempat.
Kegiatan sosial itusudah menjadi tradisi pada setiap tahunnya oleh Lsm Lemperari yang mengadakan berbagai kegiatan sosial seperti membantu fakir miskin dan anak yatim lingkungan PHE.
Untuk tahun ini, pihaknya telah meminta empat kecamatan Nibong, Syamtalira Aron, Tanah Luas dan Matang Kuli, masing-masingnya mencari 60 anak yatim dengan jumlah total sebanyak 250 orang.
Akan tetapi pada saat acara dilaksanakan ternyata jumlah anak yatim sudah melebihi target hingga mencapai 400 orang lebih untuk mendapatkan bantuan santunan dan aksesoris seperti alat tulis.
Muslem menegaskan selama ini Lsm Lemperari tetap menfokus perjuangan untuk membantu masyarakat miskin, janda konflik dan anak yatim yang terabaikan PHE.
Lantaran hingga hari ini, hampir sebagian besar masyarakat dilingkungan obvitnas yang masih hidup dibawah garis kemiskinan yang dinilai tidak pernah mendapatkan perhatian kesejahteraan dari PHE.
Sehingga mengingat kesedihan mereka dan untuk memperjuangkan nasib miris mereka maka Lemperari merasa bertanggung jawab untuk terus memprotes dan memperjuangkan warga lingkungan pihak PHE yang seharusnya menolong warga binaannya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan memperjuangkan nasib janda dan anak yatim korban konflik yang terabaikan oleh pemerintah.
Lantaran sampai saat ini belum ada satu pun pihak yang mau bertanggung jawab terhadap nasib mereka yang tidak tersentuh bantuan yang layak.
"Lsm Lemperari ini adalah para mantan kombatan yang beda pendapat telah bersatu. Persatuan kami ini lahir karena nasib masyarakat lingkungan PHE terabaikan dalam kemiskinan. Seharusnya mereka menikmati kesejahteraan warga binaannya," tegasnya.
Pantauan Waspada dilapangan, ribuan masyarakat, ulama dan tokoh masyarakat baik jajaran muspika atau muspida turut hadir dalam acara sosial tersebut.
Bahkan pihak panitia juga menyembelih sebanyak 4 ekor sapi untuk menyajikan makanan dan minuman untuk masyarakat dan para undangan. Puncak acara tersebut diisi dengan dakwah islamiah usai shalat Isya di Desa Glok Kecamatan Syamtalira Aron.
Sementara itu, dalam pengarahan seorang ulama dari Kecamatan Tanah Pasir Abi Razali mengaku dirinya memberi dukungan kepada kegiatan Lsm Lemperari yang bertujuan membela dan memperjuangkan hak rakyat yang terabaikan.
Kalau dulu ada pepatah, buya tamong meurahseuki buya krueng teudong-dong artinya buaya pendatang dapat rezeki, buaya sungai hanya berdiri.
Namun pada zaman sekarang pepatahnya harus diubah menjadi Buya krueng ka carong, buya tamong yang ba rahseuki artinya buaya sungai sudah pintar, buaya pendatang yang bawa rezeki.(Red/ZA)