Banda Aceh - Tragedi Tsunami yang begitu dahsyat telah berlalu 11 tahun silam. Wisatawan kini dapat mengenang bencana tersebut di Museum Tsunami di Aceh.
Museum Tsunami bisa ditemukan di Jalan Iskandar Muda, Banda Aceh. Museum yang dibangun tahun 2009 ini merekam momen-momen menegangkan dan berbagai sisa tragedi tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004. Wisatawan bisa mengenang sekaligus mengenal lebih dalam tentang seluk beluk tsunami di sini.
detikTravel berkunjung ke Museum Tsunami beberapa waktu lalu. Bangunan yang dirancang oleh Ridwan Kamil itu terdiri dari 4 lantai dengan luas sekitar 2.500 m2. Desainnya yang minimalis futuristik begitu menarik perhatian wisatawan.
Saat masih berada di depan museum, mungkin suasana senang masih terasa dengan asyik berfoto ria. Namun ketika mulai masuk museum, rasa haru perlahan mulai terasa karena akan terkenang seperti apa dahsyatnya tsunami yang menewaskan hingga 170 ribu orang hanya dalam satu hari.
Awal memasuki museum, traveler akan melihat keindahan bangunan dengan kolam dan jembatan yang terlihat dekat pintu masuk, serta bendera beserta nama negara yang turut membantu Aceh saat bencana terjadi.
Tapi rasa kagum segera berubah menjadi sedih saat mulai masuk ke Lorong Tsunami. Lorong tersebut gelap, dalam dan tak nampak ujungnya. Suara kucuran air yang mengalir di berbagai sisi lorong juga seperti menimbulkan rasa takut tak berkesudahan.
Lorong ini bisa jadi menggambarkan perasaan masyarakat Aceh ketika mengalami bencana tsunami, yang menimbulkan ketakutan. Lantunan ayat-ayat Al Quran yang sayup-sayup terdengar juga akan terus menemani hingga tiba di pintu menuju ruangan berikutnya, yaitu Memorial Hall.
Dalam ruangan tersebut, wisatawan bisa melihat foto tragedi tsunami. Suasana mencekam dan memilukan ditampilkan dalam foto-foto di slide otomatis tersebut.
Lanjut ke ruangan berikutnya, ada Space of Sorrow yang berbentuk melingkar dengan cahaya temaran. Di sini tertulis nama-nama korban tewas kala bencana terjadi. Pada bagian langit-langit juga ada asma Allah yang seakan mengingatkan kalau nanti semua akan kembali ke pangkuan-Nya.
Setelah mengunjungi Space of Sorrow, kesedihan sepertinya belum akan hilang. Space of Confuse telah menanti untuk dikunjungi. Ini adalah lorong melingkar yang mencerminkan kebingungan korban yang mencari arah untuk menyelamatkan diri dari gelombang yang begitu dahsyat.
Ketika wisatawan sudah benar-benar larut dalam kesedihan, tibalah saatnya masuk ke Space of Hope. Dalam ruangan terakhir ini ada jembatan yang disinari cahaya seperti menggambarkan harapan baru yang bisa diwujudkan. Dijejerkan pula bendara negara yang membantu para korban tsunami.
Kalau masih ingin tahu lebih banyak tentang bencana itu, silahkan naik ke lantai dua. Di sana terdapat ruangan yang berisi fakta serta film dokumenter tentang tsunami. Lanjut di lantai 3, tersedia ruang multimedia
Berkunjung ke Museum Tsunami memang membuat sedih dan seperti membuka kembali luka lama bangsa ini. Namun, banyak hikmah yang bisa dipetik dan tentunya mengingatkan traveler untuk selalu berbuat baik dan bertakwa.
Jika ingin melihat museum tersebut, traveler dapat langsung ke sana atau melihatnya dari video perjalanan drone Elang Nusantara secara live dari layar monitor. Melalui program Ekspedisi Langit Nusantara, Telkomsel akan mengungkapkan pesona Indonesia melalui video yang diambil dari dua drone berjenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang melintasi lebih dari 50 kota di Indonesia selama sebulan penuh.
Untuk hari ini (14/4), drone yang diterbangkan dari bagian Barat Indonesia berangkat dari Sabang dengan tujuan Banda Aceh. Cukup dengan mengakses situs Elang Nusa traveler dapat mengikuti perjalanan secara lengkap, baik melalui live streaming maupun rekaman.(Sumber: detik.com)
Museum Tsunami bisa ditemukan di Jalan Iskandar Muda, Banda Aceh. Museum yang dibangun tahun 2009 ini merekam momen-momen menegangkan dan berbagai sisa tragedi tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004. Wisatawan bisa mengenang sekaligus mengenal lebih dalam tentang seluk beluk tsunami di sini.
detikTravel berkunjung ke Museum Tsunami beberapa waktu lalu. Bangunan yang dirancang oleh Ridwan Kamil itu terdiri dari 4 lantai dengan luas sekitar 2.500 m2. Desainnya yang minimalis futuristik begitu menarik perhatian wisatawan.
Saat masih berada di depan museum, mungkin suasana senang masih terasa dengan asyik berfoto ria. Namun ketika mulai masuk museum, rasa haru perlahan mulai terasa karena akan terkenang seperti apa dahsyatnya tsunami yang menewaskan hingga 170 ribu orang hanya dalam satu hari.
Awal memasuki museum, traveler akan melihat keindahan bangunan dengan kolam dan jembatan yang terlihat dekat pintu masuk, serta bendera beserta nama negara yang turut membantu Aceh saat bencana terjadi.
Tapi rasa kagum segera berubah menjadi sedih saat mulai masuk ke Lorong Tsunami. Lorong tersebut gelap, dalam dan tak nampak ujungnya. Suara kucuran air yang mengalir di berbagai sisi lorong juga seperti menimbulkan rasa takut tak berkesudahan.
Lorong ini bisa jadi menggambarkan perasaan masyarakat Aceh ketika mengalami bencana tsunami, yang menimbulkan ketakutan. Lantunan ayat-ayat Al Quran yang sayup-sayup terdengar juga akan terus menemani hingga tiba di pintu menuju ruangan berikutnya, yaitu Memorial Hall.
Dalam ruangan tersebut, wisatawan bisa melihat foto tragedi tsunami. Suasana mencekam dan memilukan ditampilkan dalam foto-foto di slide otomatis tersebut.
Lanjut ke ruangan berikutnya, ada Space of Sorrow yang berbentuk melingkar dengan cahaya temaran. Di sini tertulis nama-nama korban tewas kala bencana terjadi. Pada bagian langit-langit juga ada asma Allah yang seakan mengingatkan kalau nanti semua akan kembali ke pangkuan-Nya.
Setelah mengunjungi Space of Sorrow, kesedihan sepertinya belum akan hilang. Space of Confuse telah menanti untuk dikunjungi. Ini adalah lorong melingkar yang mencerminkan kebingungan korban yang mencari arah untuk menyelamatkan diri dari gelombang yang begitu dahsyat.
Ketika wisatawan sudah benar-benar larut dalam kesedihan, tibalah saatnya masuk ke Space of Hope. Dalam ruangan terakhir ini ada jembatan yang disinari cahaya seperti menggambarkan harapan baru yang bisa diwujudkan. Dijejerkan pula bendara negara yang membantu para korban tsunami.
Kalau masih ingin tahu lebih banyak tentang bencana itu, silahkan naik ke lantai dua. Di sana terdapat ruangan yang berisi fakta serta film dokumenter tentang tsunami. Lanjut di lantai 3, tersedia ruang multimedia
Berkunjung ke Museum Tsunami memang membuat sedih dan seperti membuka kembali luka lama bangsa ini. Namun, banyak hikmah yang bisa dipetik dan tentunya mengingatkan traveler untuk selalu berbuat baik dan bertakwa.
Jika ingin melihat museum tersebut, traveler dapat langsung ke sana atau melihatnya dari video perjalanan drone Elang Nusantara secara live dari layar monitor. Melalui program Ekspedisi Langit Nusantara, Telkomsel akan mengungkapkan pesona Indonesia melalui video yang diambil dari dua drone berjenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang melintasi lebih dari 50 kota di Indonesia selama sebulan penuh.
Untuk hari ini (14/4), drone yang diterbangkan dari bagian Barat Indonesia berangkat dari Sabang dengan tujuan Banda Aceh. Cukup dengan mengakses situs Elang Nusa traveler dapat mengikuti perjalanan secara lengkap, baik melalui live streaming maupun rekaman.(Sumber: detik.com)
loading...
Post a Comment