Poso - Sebuah video menggambarkan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso tengah berlatih senapan. Tampak dari mereka belajar bagaimana menggunakan senjata api berlaras panjang tersebut dari mulai memasukan amunisi hingga menembak target yang sudah disiapkan.
Video tersebut didapat tim Liputan6 SCTV yang tersebar di masyarakat Poso. Adegan-adegan itu terekam dari telepon seluler milik salah seorang anggota Santoso, Dodo alias Ponda.
Ponda sendiri merupakan calon menantu Santoso. Dia tewas dalam baku tembak dengan aparat di wilayah Desa Torire, Kecamatan Lore Tengah, Minggu 28 Februari 2016 sore.
Dalam video tersebut seorang diduga Kholid asal Bima NTB yang juga masuk dalam daftar buron aparat, terlihat tengah diajari cara memasukan peluru ke dalam magazen senapan.
Video tersebut didapat tim Liputan6 SCTV yang tersebar di masyarakat Poso. Adegan-adegan itu terekam dari telepon seluler milik salah seorang anggota Santoso, Dodo alias Ponda.
Ponda sendiri merupakan calon menantu Santoso. Dia tewas dalam baku tembak dengan aparat di wilayah Desa Torire, Kecamatan Lore Tengah, Minggu 28 Februari 2016 sore.
Dalam video tersebut seorang diduga Kholid asal Bima NTB yang juga masuk dalam daftar buron aparat, terlihat tengah diajari cara memasukan peluru ke dalam magazen senapan.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriady mengatakan, senjata-senjata yang digunakan oleh kelompk Santoso didga berasal dari kelompok garis keras di Filiphina Selatan.
"Sebagian besar senjata yang dipakai oleh kelompok teroris MIT pimpinan Santoso adalah berasal dari Filipina," kata Rudy.
Dia mengungkapkan Santoso diduga telah mengeluarkan uang Rp 220 juta untuk membeli senjata api ke jaringan teroris di Filipina.
"Total uang yang dikirim Santoso kepada kelompok di Filipina untuk keperluan membeli senjata dan amunisinya adalah sebesar Rp 220 juta," ujar Rudy.
Sebelumnya, sejumlah video amatir yang diduga kuat merekam aktivitas kelompok teroris Santoso, beredar di Poso, Sulawesi Tengah. Video itu menggambarkan kelompok Santoso kesulitan makanan sejak September tahun lalu, hingga memakan hewan anoa dan kuskus.
Foto sejumlah wanita yang diduga merupakan istri Santoso dan kawanannya juga beredar. Foto-foto perempuan bercadar ini diduga merupakan istri Santoso yang bernama Basri dan Ali Kalora, yang ikut suami mereka dalam pelarian di tengah pegunungan Napu di Poso, Sulawesi Tengah.
Dalam foto itu terlihat mereka berpose dengan menenteng senjata laras panjang. Mereka diajari menembak oleh Santoso.
Rekaman video dan foto-foto itu didapat dari ponsel yang disita dari tangan Dodo yang dilumpuhkan aparat pada akhir Februari lalu.
Sejauh ini aparat belum dapat memastikan di mana lokasi latihan itu. Apakah masih bersembunyi di wilayah Gunung Biru atau seperti yang saat ini terdeteksi di pegunungan Napu.(Liputan6.com)
"Sebagian besar senjata yang dipakai oleh kelompok teroris MIT pimpinan Santoso adalah berasal dari Filipina," kata Rudy.
Dia mengungkapkan Santoso diduga telah mengeluarkan uang Rp 220 juta untuk membeli senjata api ke jaringan teroris di Filipina.
"Total uang yang dikirim Santoso kepada kelompok di Filipina untuk keperluan membeli senjata dan amunisinya adalah sebesar Rp 220 juta," ujar Rudy.
Sebelumnya, sejumlah video amatir yang diduga kuat merekam aktivitas kelompok teroris Santoso, beredar di Poso, Sulawesi Tengah. Video itu menggambarkan kelompok Santoso kesulitan makanan sejak September tahun lalu, hingga memakan hewan anoa dan kuskus.
Foto sejumlah wanita yang diduga merupakan istri Santoso dan kawanannya juga beredar. Foto-foto perempuan bercadar ini diduga merupakan istri Santoso yang bernama Basri dan Ali Kalora, yang ikut suami mereka dalam pelarian di tengah pegunungan Napu di Poso, Sulawesi Tengah.
Dalam foto itu terlihat mereka berpose dengan menenteng senjata laras panjang. Mereka diajari menembak oleh Santoso.
Rekaman video dan foto-foto itu didapat dari ponsel yang disita dari tangan Dodo yang dilumpuhkan aparat pada akhir Februari lalu.
Sejauh ini aparat belum dapat memastikan di mana lokasi latihan itu. Apakah masih bersembunyi di wilayah Gunung Biru atau seperti yang saat ini terdeteksi di pegunungan Napu.(Liputan6.com)
loading...
Post a Comment