StatusAceh.Net - Dalam upaya membebaskan 10 warga negara Indonesia, terjadi baku tembak selama sembilan jam di Basilan, Filipina Selatan, Sabtu (9/4). Pertempuran pecah ketika tentara Filipina merangsek ke tempat persembunyian kelompok Abu Sayyaf.
Pada baku tembak itu, militer Filipina kehilangan banyak personel. Sebanyak 18 prajuritnya tewas, empat di antaranya dalam kondisi terpenggal.
(Anak Pimpinan Senior Abu Sayyaf Tewas Dalam Baku Tembak dengan Tentara Filipina)
Pasukan Filipina dikepung sekitar 150 milisi Abu Sayyaf bersenjata lengkap. Malah ada yang membawa peluncur granat M203.
Jumlah itu tercatat sebagai korban terbanyak dalam sehari pertempuran sejak pemerintah Filipina memerangi pemberontak, baik dari kelompok muslim maupun komunis. Dari kubu Abu Sayyaf, ada lima milisi yang tewas. Sebanyak 20 orang luka-luka.
(Ternyata 18 Prajurit Filipina Tewas Bukan dalam Rangka Pembebasan WNI, Ini Keterangan Resminya)
Seorang personel Batalyon Infanteri ke-44, Sersan Erico Paglinawan, menceritakan pasukannya terjebak di ladang ranjau darat. "Setelah ranjau darat meledak, tiba-tiba kami dihujani tembakan," ujar Erico di rumah sakit, Minggu (10/4).
dada. "Darah saya mengalir bagaikan air keluar dari keran," katanya.
Sambil menunggu datangnya tim evakuasi, tiga jam kemudian, Erico meminum darahnya sendiri. Dia ingin mencegah kehabisan darah.
Pasukan Filipina yang terlibat baku tembak berasal dari Batalyon Infanteri ke-44. Menurut sumber militer, pertempuran berlangsung mulai pukul 07:00 hingga 17:00.
Pada baku tembak itu, militer Filipina kehilangan banyak personel. Sebanyak 18 prajuritnya tewas, empat di antaranya dalam kondisi terpenggal.
(Anak Pimpinan Senior Abu Sayyaf Tewas Dalam Baku Tembak dengan Tentara Filipina)
Pasukan Filipina dikepung sekitar 150 milisi Abu Sayyaf bersenjata lengkap. Malah ada yang membawa peluncur granat M203.
Jumlah itu tercatat sebagai korban terbanyak dalam sehari pertempuran sejak pemerintah Filipina memerangi pemberontak, baik dari kelompok muslim maupun komunis. Dari kubu Abu Sayyaf, ada lima milisi yang tewas. Sebanyak 20 orang luka-luka.
(Ternyata 18 Prajurit Filipina Tewas Bukan dalam Rangka Pembebasan WNI, Ini Keterangan Resminya)
Seorang personel Batalyon Infanteri ke-44, Sersan Erico Paglinawan, menceritakan pasukannya terjebak di ladang ranjau darat. "Setelah ranjau darat meledak, tiba-tiba kami dihujani tembakan," ujar Erico di rumah sakit, Minggu (10/4).
dada. "Darah saya mengalir bagaikan air keluar dari keran," katanya.
Sambil menunggu datangnya tim evakuasi, tiga jam kemudian, Erico meminum darahnya sendiri. Dia ingin mencegah kehabisan darah.
Pasukan Filipina yang terlibat baku tembak berasal dari Batalyon Infanteri ke-44. Menurut sumber militer, pertempuran berlangsung mulai pukul 07:00 hingga 17:00.
Komandan Batalyon ke-44, Kolonel Tommy Crosby, dan tiga perwira lain mengalami luka-luka. Kapten Kilbas Mauricio yang terkena tembakan di kaki kiri mengatakan baku tembak dimulai dari ledakan ranjau.
Mayor Filemon Tan, juru bicara Komando Mindanao Selatan Angkatan Bersenjata Filipina, mengatakan seorang korban tewas dari pihak milisi adalah Mohammad Khattab. Khattab warga negara Maroko, tokoh paling senior kelompok Abu Sayyaf di Basilan.
Korban tewas lain Ubaida Hapilon, putra Isnilon Hapilon, pimpinan kelompok Abu Sayyaf di Basilan. Keluarga Hapilon mendukung kelompok Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) dan mempunyai rekam jejak dalam sejumlah aksi teror serta penculikan.
Di antara korban luka-luka dari pihak militan adalah Radzmil Jannatul alias Kubayb, wakil komandan kelompok Abu Sayyaf. "Dari militer Filipina, sebanyak 53 prajurit luka-luka," kata Filemon.
Dia membantah ada prajurit yang dipenggal kepalanya. "Korban kehilangan kepala bukan berarti menjadi korban mutilasi. Kemungkinan musuh menggunakan peluru besar dan kuat sehingga menghancurkan kepala korban," katanya.
Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin dan Panglima Jenderal Hernando Iriberri langsung terbang ke Basilan. Mereka menjenguk prajurit yang terluka. (tribunjateng/cetak)
loading...
Kebangkitan militan abu sayaf..
ReplyDeleteKiyan berkembang....dah lebih terlatih dalam perang geyilya mereka