Para tentara Filipina yang berperang melawan kelompok Abu Sayyaf. | (Reuters/Handout/Western Mindanao Command) |
Filipina - Kelompok militan Abu Sayyaf terlibat perang sengit dengan tentara
Filipina di Pulau Basilan, pada Sabtu kemarin. Sebanyak 18 tentara
Filipina tewas.
Kelompok Abu Sayyaf di Filipina inilah yang menyandera 10 warga negara Indonesia (WNI) setelah kapal yang ditumpangi para WNI itu dibajak. Hingga kini, 10 WNI belum dibebaskan.
Menurut pejabat Filipina, pertempuran satu hari kemarin merupakan pertempuran yang terbesar pada tahun 2016. Selain 18 tentara Filipina tewas, ada 52 tentara lainnya yang terluka.
Kelompok Abu Sayyaf didirikan pada tahun 1991 di Basilan, sekitar 550m (880 km) sebelah selatan dari Manila. Kelompok ini telah bersumpah setia pada ISIS yang dipimpin Abu Bakr Al-Baghdadi pada bulan Juli 2014.
Pasukan Filipina dikirim ke Basilan kemarin sejatinya untuk membunuh atau menangkap komandan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
Menurut laporan IB Times, Minggu (10/4/2016), dari kubu Abu Sayyaf dilaporkan empat militan tewas. Korban tewas lebih banyak dialami pihak tentara Filipina, karena menuru tpejabat setempat, Abu Sayyaf telah mengerahkan sekitar 100 hingga 150 militan dengan sangat cepat.
Sementara itu, terkait nasib 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf, otoritas Filipina belum memberikan informasi terbaru dalam operasi militernya. Filipina telah melarang tentara nasional Indonesia (TNI) masuk ke wilayah mereka sesuai konstitusi yang memang melarang masuk tentara asing.(Sindonews.com)
Kelompok Abu Sayyaf di Filipina inilah yang menyandera 10 warga negara Indonesia (WNI) setelah kapal yang ditumpangi para WNI itu dibajak. Hingga kini, 10 WNI belum dibebaskan.
Menurut pejabat Filipina, pertempuran satu hari kemarin merupakan pertempuran yang terbesar pada tahun 2016. Selain 18 tentara Filipina tewas, ada 52 tentara lainnya yang terluka.
Kelompok Abu Sayyaf didirikan pada tahun 1991 di Basilan, sekitar 550m (880 km) sebelah selatan dari Manila. Kelompok ini telah bersumpah setia pada ISIS yang dipimpin Abu Bakr Al-Baghdadi pada bulan Juli 2014.
Pasukan Filipina dikirim ke Basilan kemarin sejatinya untuk membunuh atau menangkap komandan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
Menurut laporan IB Times, Minggu (10/4/2016), dari kubu Abu Sayyaf dilaporkan empat militan tewas. Korban tewas lebih banyak dialami pihak tentara Filipina, karena menuru tpejabat setempat, Abu Sayyaf telah mengerahkan sekitar 100 hingga 150 militan dengan sangat cepat.
Sementara itu, terkait nasib 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf, otoritas Filipina belum memberikan informasi terbaru dalam operasi militernya. Filipina telah melarang tentara nasional Indonesia (TNI) masuk ke wilayah mereka sesuai konstitusi yang memang melarang masuk tentara asing.(Sindonews.com)
loading...
Post a Comment