Teungku Muslim At-thahiri |
(Baca: Tentang Syariat Islam, Oknum Kepala Sekolah Ajak Duel Ketua FPI Aceh )
Insiden penentangan syariat islam yang terjadi beberapa pekan lalu, Senin (21/3) malam, oknum kepala sekolah SMAN 1 Matang Kuli sempat mengajak duel Ketua FPI Aceh Teungku Muslem At Thahiri ketika sedang melakukan penegakkan Syariat Islam di lingkungan sekolah setempat yang pada malam tersebut sedang adanya kegiatan berkemah pramuka.
Kepada Reporter, Ketua FPI Aceh Habib Muslem AT Thahiri Muslem menyampaikan ancaman akan melakukan demo kemarin, terkait prilaku arogansi Ridwan yang mengamuk dan menentang larangan Syariat Islam tentang bercampurnya siwa-siswi pada kegiatan pramuka yang diserukan FPI.
Menurut Teungku Muslim yang juga pimpinan dayah darul mujahidin mengatakan prilaku buruk arogansi oknum kepala sekolah itu sudah sebulan lalu dilaporkan ke Komisi E DPRK dan Dinas Pendidikan Aceh Utara, tapi hingga hari ini justru belum ada respon atau kabar apapun tentang perkembangannya.
“ Jika memang tidak ada juga beritikad baik menyelesaikan persoalan ini, maka FPI akan melakukan demo ke Kantor Dinas Pendidikan untuk menuntut ketegasan pemerintah mencopot Ridwan dari jabatan kepala sekolah. Sebaliknya, kalau tidak dicopot maka kinerja buruk dinas tak jauh beda dengan perilaku Ridwan yang arogansi dan tidak suka penerapan Syariat Islam di dunia pendidikan”,ungkap Teungku Muslim.
Tambahnya, padahal dalam menyikapi persoalan konflik tersebut, kami pihak FPI sudah menempuh jalur persuasif tanpa mengedepankan emosi hingga berdelegasi ke Komisi E untuk diselesaikan dengan baik,pungkasnya.
Selain itu, Dinas Pendidikan Aceh Utara juga dituntut untuk menegakkan Syariat Islam secara kaffah di lingkungan sekolah, salah satunya dengan memasang hijab / pembatas agar tidak bercampurnya siswa dan siswi yang bukan muhrimnya.
Sedangkan, Kadis Pendidikan Aceh Utara Saifullah mengatakan pihaknya sudah memanggil Ridwan Kasek SMAN 1 Matang Kuli dan mempertanyakan kronologis kejadian yang sebenarnya.
Akan tetapi, keterangan yang diterima pihaknya ternyata justru pihak FPI yang bertindak arogansi dan melecehkan para tenaga pengajar sekolah yang sedang melaksanakan kegiatan pramuka.
Ketika pramuka dimalam hari, tentu dilaksanakan dibawah pengawasan para guru dan tidak mungkin terjadi percampuran antara siswa dan siswi. “ Kegiatan pramuka itu diawasi ketat oleh para guru dan tidak mungkin lepas dari pengawasan. FPI berpikir itu tanpa ada pengawasan, datang langsung marah dan mengeluarkan kalimat melecehkan,” tuturnya.
Saifullah menegaskan, meski pun demikian kejadian yang sebenarnya, namun pihaknya berharap persoalan ini bisa ditengah dengan damai tanpa perlu memperuncing keadaannya.
Sementara itu, Anggota Komisi E DPRK Aceh Utara Marhaban Habib mengaku saat ini sedang berada di Kota Mataram melakukan study banding bidang kesehatan tentang penyaluran obat yang baik tanpa mengalami kehabisan stok obat.
Marhaban menyebutkan terkait kasus Ridwan oknum kasek yang dkenal arogansi itu, pihaknya sudah melakukan audiensi dengan pihak Dinas Pendidikan setempat untuk mencari solusi penyelesaiannya.
“ Kabar terakhir saya dengar, Ridwan kasek arogansi itu sudah dipanggil oleh pihak dinas terkait perilakunya yang melecehkan FPI dan menentang Syariat Islam dilingkungan sekolah,” tuturnya.
Untuk itu, Marhaban meminta FPI untuk bersabar dan memberi tenggang waktu bagi wakil rakyat dalam menyelesaikan masalah tanpa perlu memberi reaksi lain seperti ancaman demo. Karena pihaknya tidak lupa atau bukan terkesan membiarkan masalah mengambang, dan tetap menuntaskan persoalan itu.
Marhaban menambahkan bila telah kembali ke daerah, dirinya beserta anggota Komisi E lainnya akan kembali memediasi dan menfokus tuntas konflik antara FPI dengan Dinas Pendidikan Aceh Utara.
Reporter: T. Sayed Azhar
loading...
Post a Comment