Banda Aceh -- Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah menyebutkan Anggota Korps Alumni UIN Ar-Raniry (Koniry) ikut aktif dalam proses pembangunan di Aceh. Mereka terlibat sebagai intelektual yang punya peran di lembaga pendidikan, swasta hingga ke lembaga pemerintahan.
"Khusus untuk di Aceh, barangkali hampir si setiap wilayah kita bisa menemukan alumni UIN Ar-Raniry," ujar gubernur saat melantik Dewan Pengurus Pusat Korp Alumni UIN Ar-Raniry periode bakti 2016-2021, di Auditorium Ali Hasyimi, Senin (30/05). Gubernur Zaini menambahkan, banyak kebijakan di Aceh yang juga dimotori oleh Anggota Koniry.
Terkait pendidikan, Pemerintah Aceh, kata Gubernur Zaini, menfokuskan pada peningkatan sumber manusia. Pemerintah secara intens menberikan beasiswa penuh bagi putera-puteri Aceh yang menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi baik di Aceh hingga ke luar negeri. Pemerintah menganggarkan anggaran hingga 20 persen dari total belanja APBA untuk biaya pendidikan yang disalurkan melalui Dinas Pendidikan dan Badan Dayah.
"Pemerintah melalui Dinas Pendidikan (juga) telah menyalurkan menyalurkan bantuan sosial untuk pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas dalam bentuk beasiswa pada ratusan anak yatim yang mencapai 200 miliar," ujar gubernur.
Untuk mencapai semua itu, gubernur berujar, pemerintah butuh dukungan semua pihak termasuk Koniry. "Sebagai mitra strategis pemerintah, kami mengharapkan Koniry bisa meningkatkan kepekaan dan kontribusinya dalam upaya pembangunan yang sedang kita lakukan bersama.
Senada dengan gubernur, ketua panitia Dr Jasafat MA, menyebutkan para alumni UIN Ar-Raniry adalah salah satu pihak yang berkiprah dalam pembangunan di Aceh. Jasafat menyebutkan, sesuai dengan tema acara yaitu Mensinergikan Potensi Alumni dalam Membangun Negeri, maka saat ini tugas semua untuk bisa mewujudkan hal itu.
"Kita harus mensinergikan antara pemerintah dengan akademisi untuk bisa sama-sama membangun Aceh," ujar Jasafat.
Sementara Azhari, Ketua DPP Koniry menyebutkan pihaknya akan segera memperkuat komunikasi baik di tingkat internal hingga ke jaringam alumni di berbagai kabupaten. Saat ini, kata Azhari, ada sekitar 60 ribu alumni yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Potensi para alumni UIN Ar-Raniry, kata Azhari akan segera dipersatukan agar kekuatan alumni bisa lebih dimaksimalkan dalam pembangunan.
Ke depan para alumni UIN Ar-Raniry, kata Azhari, haruslah memiliki kompetensi di berbagai aspek, sehingga para alumni bisa lebih kompetitif. "Kita (para alumni) harus mampu memberikan konstribusi maksimal dalam pembangunan di Aceh."
Muhammad Nazar, S.Ag, mantan Ketua Koniry periode 2011-2016, mengharapkan para alumni UIN Ar-Raniry bisa ikut mengawasi berbagai kebijakan serta pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah di setiap daerah di Aceh. "Apa yang telah pernah kami lakukan mohon untuk dilanjutkan dengan lebih baik."
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdy, MA, menyebutkan sejak diresmikan status UIN dari IAIN, banyak pembangunan yang dilakukan di kampus UIN. Saat ini, UIN Ar-Raniry punya beberapa fasilitas seperti wisma yang setara dengan hotel bintang tiga. "Kita juga punya makhad (pasantren). Semua mahasiswa baru kita wajibkan untuk tinggal di asrama."
Dengan semakin lengkapnya fasilitas yang didukung oleh pengajar yang mumpuni, peminat UIN Ar-Raniry terus bertambah. Meski pada awal pengalihan status menjadi UIN ada kekhawatiran bahwa akan berkurangnya peminat mahasiswa baru untuk memilih prodi agama. Namun demikian, hal itu tidak terbukti. Pada penerimaan mahasiswa baru jalur undangan tahun ini saja, ada 11.000 pendaftar dengan kuota penerimaan 2.000 mahasiswa.
"Itu membuktikan prodi agama laris manis di sini. Tidak pernah terbukti bahwa prodi agama ditinggalkan," ujar Farid Wajdy. Keberadaan para alumni yang kita berbaur bersama masyarakat, lanjut Rektor Farid juga ikut menambah minat para mahasiswa baru.
Ketua Umum Koniry periode 2016-2021 dijabat oleh Azhari, S.Ag. M.Si, Ketua Harian Drs. Mujiburrahman, M.Ag, Sekretaris Jendral Mawardi Adami, S.Ag,
Bendahara Dra. Suraiya Devi, M.Ag. (Rill)
"Khusus untuk di Aceh, barangkali hampir si setiap wilayah kita bisa menemukan alumni UIN Ar-Raniry," ujar gubernur saat melantik Dewan Pengurus Pusat Korp Alumni UIN Ar-Raniry periode bakti 2016-2021, di Auditorium Ali Hasyimi, Senin (30/05). Gubernur Zaini menambahkan, banyak kebijakan di Aceh yang juga dimotori oleh Anggota Koniry.
Terkait pendidikan, Pemerintah Aceh, kata Gubernur Zaini, menfokuskan pada peningkatan sumber manusia. Pemerintah secara intens menberikan beasiswa penuh bagi putera-puteri Aceh yang menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi baik di Aceh hingga ke luar negeri. Pemerintah menganggarkan anggaran hingga 20 persen dari total belanja APBA untuk biaya pendidikan yang disalurkan melalui Dinas Pendidikan dan Badan Dayah.
"Pemerintah melalui Dinas Pendidikan (juga) telah menyalurkan menyalurkan bantuan sosial untuk pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas dalam bentuk beasiswa pada ratusan anak yatim yang mencapai 200 miliar," ujar gubernur.
Untuk mencapai semua itu, gubernur berujar, pemerintah butuh dukungan semua pihak termasuk Koniry. "Sebagai mitra strategis pemerintah, kami mengharapkan Koniry bisa meningkatkan kepekaan dan kontribusinya dalam upaya pembangunan yang sedang kita lakukan bersama.
Senada dengan gubernur, ketua panitia Dr Jasafat MA, menyebutkan para alumni UIN Ar-Raniry adalah salah satu pihak yang berkiprah dalam pembangunan di Aceh. Jasafat menyebutkan, sesuai dengan tema acara yaitu Mensinergikan Potensi Alumni dalam Membangun Negeri, maka saat ini tugas semua untuk bisa mewujudkan hal itu.
"Kita harus mensinergikan antara pemerintah dengan akademisi untuk bisa sama-sama membangun Aceh," ujar Jasafat.
Sementara Azhari, Ketua DPP Koniry menyebutkan pihaknya akan segera memperkuat komunikasi baik di tingkat internal hingga ke jaringam alumni di berbagai kabupaten. Saat ini, kata Azhari, ada sekitar 60 ribu alumni yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Potensi para alumni UIN Ar-Raniry, kata Azhari akan segera dipersatukan agar kekuatan alumni bisa lebih dimaksimalkan dalam pembangunan.
Ke depan para alumni UIN Ar-Raniry, kata Azhari, haruslah memiliki kompetensi di berbagai aspek, sehingga para alumni bisa lebih kompetitif. "Kita (para alumni) harus mampu memberikan konstribusi maksimal dalam pembangunan di Aceh."
Muhammad Nazar, S.Ag, mantan Ketua Koniry periode 2011-2016, mengharapkan para alumni UIN Ar-Raniry bisa ikut mengawasi berbagai kebijakan serta pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah di setiap daerah di Aceh. "Apa yang telah pernah kami lakukan mohon untuk dilanjutkan dengan lebih baik."
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdy, MA, menyebutkan sejak diresmikan status UIN dari IAIN, banyak pembangunan yang dilakukan di kampus UIN. Saat ini, UIN Ar-Raniry punya beberapa fasilitas seperti wisma yang setara dengan hotel bintang tiga. "Kita juga punya makhad (pasantren). Semua mahasiswa baru kita wajibkan untuk tinggal di asrama."
Dengan semakin lengkapnya fasilitas yang didukung oleh pengajar yang mumpuni, peminat UIN Ar-Raniry terus bertambah. Meski pada awal pengalihan status menjadi UIN ada kekhawatiran bahwa akan berkurangnya peminat mahasiswa baru untuk memilih prodi agama. Namun demikian, hal itu tidak terbukti. Pada penerimaan mahasiswa baru jalur undangan tahun ini saja, ada 11.000 pendaftar dengan kuota penerimaan 2.000 mahasiswa.
"Itu membuktikan prodi agama laris manis di sini. Tidak pernah terbukti bahwa prodi agama ditinggalkan," ujar Farid Wajdy. Keberadaan para alumni yang kita berbaur bersama masyarakat, lanjut Rektor Farid juga ikut menambah minat para mahasiswa baru.
Ketua Umum Koniry periode 2016-2021 dijabat oleh Azhari, S.Ag. M.Si, Ketua Harian Drs. Mujiburrahman, M.Ag, Sekretaris Jendral Mawardi Adami, S.Ag,
Bendahara Dra. Suraiya Devi, M.Ag. (Rill)
loading...
Post a Comment