Ilustrasi pengemis |
New Delhi - Sedikitnya 300 ribu anak-anak di India dipaksa
mengemis setiap harinya. Tidak hanya mengemis, anak-anak itu juga
dicekoki narkoba dan dipukuli oleh kartel penyelundup manusia.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (2/6/2016), laporan yang disampaikan para pakar penyelundupan manusia dan kepolisian setempat, itu dimaksudkan untuk mendorong penegak hukum India melakukan pengawasan lebih luas terhadap anak-anak di jalanan. Menurut Komisi HAM Nasional India, setiap tahunnya tercatat ada 40 ribu anak yang diculik di India. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 11 ribu anak masih belum terlacak keberadaan.
"Polisi tidak berpikir mengemis sebagai sebuah masalah karena mereka mengira orang dewasa yang menemani anak-anak itu merupakan keluarga atau orang yang dikenal anak," tutur CEO Freedom Project India, Anita Kanaiya, yang merupakan salah satu penyusun laporan.
"Tapi, dari 50 anak yang diselamatkan, setidaknya akan ada 10 orang yang menjadi korban penyelundupan. Dan harus ada kewaspadaan yang seksama untuk mengidentifikasi mereka," imbuhnya.
Laporan itu juga menyebut, anak-anak yang dipaksa mengemis itu sengaja dilukai atau dibakar demi memicu rasa kasihan yang lebih besar dari masyarakat dan mendapat uang lebih banyak. Uang yang didapat dari mengemis biasanya dibayarkan kepada bos penyelundup, atau untuk membeli alkohol dan narkoba.
Laporan itu didasarkan pada serangkaian pengalaman polisi dan yayasan kemanusiaan di kota Bengaluru, sebelah selatan Karnataka. Polisi lokal menyebut, ada musim tertentu bagi anak-anak pengemis itu beraksi. Jumlah anak-anak pengemis biasanya meningkat sebelum festival atau setelah bencana alam.
Tahun 2011 lalu, kepolisian Bengaluru meluncurkan 'Operasi Rakshane', yang artinya untuk menyelamatkan. Berkoordinasi dengan jajaran pemerintah dan yayasan kemanusiaan, polisi menyusun rencana demi menyelamatkan anak-anak yang dipaksa mengemis. Beberapa bulan sebelum operasi dilakukan, polisi menyebar untuk mengambil foto anak-anak jalanan, mendokumentasikan aktivitas sehari-hari mereka dan membujuk mereka untuk pulang ke rumah.
"Ketika kami mulai, kami tidak memiliki bukti yang mengaitkan antara mengemis dengan penyelundupan manusia. Tapi kami secara cermat menemukan fakta adanya pemaksaan untuk mengemis di jalanan," terang Kanaiya.
Operasi polisi itu dilaporkan berhasil menyelamatkan sekitar 300 anak dalam satu hari. Para pelaku penyelundup manusia ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Contoh sukses di Bengaluru ini diharapkan bisa diterapkan di wilayah India lainnya, oleh karena itu, laporan ini akan disebarkan ke seluruh markas kepolisian di India yang diikuti dengan workshop dan operasi penyelamatan oleh polisi.(detik.com)
Seperti dilansir Reuters, Kamis (2/6/2016), laporan yang disampaikan para pakar penyelundupan manusia dan kepolisian setempat, itu dimaksudkan untuk mendorong penegak hukum India melakukan pengawasan lebih luas terhadap anak-anak di jalanan. Menurut Komisi HAM Nasional India, setiap tahunnya tercatat ada 40 ribu anak yang diculik di India. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 11 ribu anak masih belum terlacak keberadaan.
"Polisi tidak berpikir mengemis sebagai sebuah masalah karena mereka mengira orang dewasa yang menemani anak-anak itu merupakan keluarga atau orang yang dikenal anak," tutur CEO Freedom Project India, Anita Kanaiya, yang merupakan salah satu penyusun laporan.
"Tapi, dari 50 anak yang diselamatkan, setidaknya akan ada 10 orang yang menjadi korban penyelundupan. Dan harus ada kewaspadaan yang seksama untuk mengidentifikasi mereka," imbuhnya.
Laporan itu juga menyebut, anak-anak yang dipaksa mengemis itu sengaja dilukai atau dibakar demi memicu rasa kasihan yang lebih besar dari masyarakat dan mendapat uang lebih banyak. Uang yang didapat dari mengemis biasanya dibayarkan kepada bos penyelundup, atau untuk membeli alkohol dan narkoba.
Laporan itu didasarkan pada serangkaian pengalaman polisi dan yayasan kemanusiaan di kota Bengaluru, sebelah selatan Karnataka. Polisi lokal menyebut, ada musim tertentu bagi anak-anak pengemis itu beraksi. Jumlah anak-anak pengemis biasanya meningkat sebelum festival atau setelah bencana alam.
Tahun 2011 lalu, kepolisian Bengaluru meluncurkan 'Operasi Rakshane', yang artinya untuk menyelamatkan. Berkoordinasi dengan jajaran pemerintah dan yayasan kemanusiaan, polisi menyusun rencana demi menyelamatkan anak-anak yang dipaksa mengemis. Beberapa bulan sebelum operasi dilakukan, polisi menyebar untuk mengambil foto anak-anak jalanan, mendokumentasikan aktivitas sehari-hari mereka dan membujuk mereka untuk pulang ke rumah.
"Ketika kami mulai, kami tidak memiliki bukti yang mengaitkan antara mengemis dengan penyelundupan manusia. Tapi kami secara cermat menemukan fakta adanya pemaksaan untuk mengemis di jalanan," terang Kanaiya.
Operasi polisi itu dilaporkan berhasil menyelamatkan sekitar 300 anak dalam satu hari. Para pelaku penyelundup manusia ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Contoh sukses di Bengaluru ini diharapkan bisa diterapkan di wilayah India lainnya, oleh karena itu, laporan ini akan disebarkan ke seluruh markas kepolisian di India yang diikuti dengan workshop dan operasi penyelamatan oleh polisi.(detik.com)
loading...
Post a Comment