Bayi yang ditemukan di areal persawahan di Aceh Besar. Foto: Arman Konadi |
Aceh Besar - Sesosok bayi berjenis kelamin perempuan ditemukan di kawasan irigasi persawahan di Gampong Cot Hoho, Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, sekitar pukul 14.00 WIB, kemarin. Bayi yang diperkirakan berusia satu hari itu diduga dibuang karena terlahir dari hubungan seks tanpa pernikahan.
Setelah ditemukan, kondisi bayi tersebut terus memburuk. Diperkirakan, bayi malang itu terlalu lama kedinginan terkena lumpur di areal persawahan itu. Beruntung bayi itu cepat ditemukan. Saat ini, bayi itu dirawat secara intensif di Rumah Sakit Harapan Bunda, Banda Aceh.
Kepala Kepolisian Resor Kota Banda Aceh Komisaris Besar T Saladin mengatakan pihaknya menyelidiki keberadaan orang tua yang tega membuang bayi itu. Untuk itu, kepolisian meminta keterangan sejumlah saksi, terutama warga di sekitar lokasi penemuan bayi.
"Tadi malam Nuriyah, yang tak lain nenek si bayi, sudah kita minta keterangan. Juga kepala desanya," kata Saladin, Ahad (29/5).
Keberadaan bayi itu pertama kali diketahui oleh Yunarti (40), warga setempat, saat melihat Nuriyah (60) menenteng karung padi menuju saluran irigasi di desa tersebut. Di saat yang bersamaan, sayup- sayup, yuniarti mendengar suara tangisan bayi.
Sambil mencari sumber suara, Yunarti mulai mencurigai isi karung yang ditenteng Nuriyah. Yunarti memutuskan untuk membuntuti Nuriyah. Setelah yakin isi karung itu adalah seorang bayi, Yunarti mendatangi Nuriyah dan melarang perempuan tua itu membuang cucunya. Namun permintaan itu tak digubris. Nuriyah tetap membuang karung itu dan pergi meninggalkan lokasi.
Karena tak berani mengambil karung itu, Yunarti bergegas memanggil Nek Pon (58), warga setempat, untuk mengambil karung. Mengeluarkan bayi malang itu, dan membawanya pulang. Karena kondisi bayi melemah, bayi itu dibawa ke rumah sakit.
Menurut Saladin, ibu si bayi, CR (41), melarikan diri setelah tindakan kejinya diketahui warga. Dari keterangan awal, polisi mengetahui bayi itu adalah hasil hubungan di luar nikah CR dengan seorang pria beristri. “Dia takut hubungan dengan pria yang telah beristri terbongkar," kata Saladin.(*) Sumber: ajnn.net
Setelah ditemukan, kondisi bayi tersebut terus memburuk. Diperkirakan, bayi malang itu terlalu lama kedinginan terkena lumpur di areal persawahan itu. Beruntung bayi itu cepat ditemukan. Saat ini, bayi itu dirawat secara intensif di Rumah Sakit Harapan Bunda, Banda Aceh.
Kepala Kepolisian Resor Kota Banda Aceh Komisaris Besar T Saladin mengatakan pihaknya menyelidiki keberadaan orang tua yang tega membuang bayi itu. Untuk itu, kepolisian meminta keterangan sejumlah saksi, terutama warga di sekitar lokasi penemuan bayi.
"Tadi malam Nuriyah, yang tak lain nenek si bayi, sudah kita minta keterangan. Juga kepala desanya," kata Saladin, Ahad (29/5).
Keberadaan bayi itu pertama kali diketahui oleh Yunarti (40), warga setempat, saat melihat Nuriyah (60) menenteng karung padi menuju saluran irigasi di desa tersebut. Di saat yang bersamaan, sayup- sayup, yuniarti mendengar suara tangisan bayi.
Sambil mencari sumber suara, Yunarti mulai mencurigai isi karung yang ditenteng Nuriyah. Yunarti memutuskan untuk membuntuti Nuriyah. Setelah yakin isi karung itu adalah seorang bayi, Yunarti mendatangi Nuriyah dan melarang perempuan tua itu membuang cucunya. Namun permintaan itu tak digubris. Nuriyah tetap membuang karung itu dan pergi meninggalkan lokasi.
Karena tak berani mengambil karung itu, Yunarti bergegas memanggil Nek Pon (58), warga setempat, untuk mengambil karung. Mengeluarkan bayi malang itu, dan membawanya pulang. Karena kondisi bayi melemah, bayi itu dibawa ke rumah sakit.
Menurut Saladin, ibu si bayi, CR (41), melarikan diri setelah tindakan kejinya diketahui warga. Dari keterangan awal, polisi mengetahui bayi itu adalah hasil hubungan di luar nikah CR dengan seorang pria beristri. “Dia takut hubungan dengan pria yang telah beristri terbongkar," kata Saladin.(*) Sumber: ajnn.net
loading...
Post a Comment