Ilustrasi |
StatusAceh.Net - Senjata api (senpi) ilegal yang selama ini beredar di Aceh diyakini bukan hanya sisa konflik tapi ada yang sengaja dipasok oleh gembong atau para gengster narkoba yang masuk ke Aceh. Mudahnya senjata dipasok ke Aceh juga disebabkan kawasan Aceh yang dikelilingi laut.
Informasi itu diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem saat berkunjung ke Serambi Indonesia di Meunasah Manyang PA, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Rabu (1/6). “Kalau masalah senjata, biasanya dipasok oleh gengster yang membawa narkoba ke Aceh, mereka memasoknya cukup mudah, karena wilayah kita ini kan dikelilingi laut,” kata Mualem menjawab pertanyaan perihal senjata ilegal yang diyakini masih banyak di Aceh.
Mualem menyebutkan, biasanya senjata-senjata ilegal tersebut menjadi barang bawaan wajib para aktor-aktor narkoba untuk melindungi diri mereka dalam perjalanan. Sekali masuk senjata yang dibawa berkisar antara tiga hingga lima pucuk. Ditanya apa ada keterlibatan eks kombatan dalam aksi mafia narkoba tersebut, Mualem mengatakan tak menutup kemungkinan, dan biasanya para oknum dari eks kombatan berperan sebagai pengedar.
“Makanya kita imbau kepada siapa saja, termasuk kepada para oknum eks kombatan jika terlibat dalam perbuatan tak berguna itu untuk segera meninggalkannya. Jangan terlalu mementingkan kepentingan sendiri, jangan bunuh diri sendiri, kita imbau untuk segera meninggalkan perbuatan itu,” harap Mualem.
Dalam pertemuan singkat, kemarin, Mualem juga menyinggung kondisi keamanan Aceh saat ini. Mualem menyebutkan, dalam rangka membangun Aceh yang lebih baik lagi ke depan, keamanan adalah hal paling penting yang harus diutamakan. Artinya, menjaga suasana kemanan yang kondusif adalah tugas semua pihak, bukan hanya pemerintah. “Termasuk media, malah media berperan penting dalam keamanan Aceh, media akan menjadi acuan orang-orang luar untuk datang ke Aceh,” sebut Mualem.
Saat ini, sebut Mualem, banyak investor asing yang ingin berinvestasi di Aceh. Namun, riak-riak gangguan keamanan yang muncul selama ini dan kerap diberitakan media, menjadi penghalang bagi para investor. “Makanya mari sama-sama kita menciptakan kemanan, mengkondusifkan keamanan, untuk Aceh yang lebih baik, untuk Aceh yang lebih sejahtera,” tutur Mualem.
Ditanya soal kasus Din Minimi di Aceh Timur, Mualem tak mau terlalu merespons. Mualem hanya menjawab, kasus kelompok Din Minimi itu sudah berlalu dan saat ini biarkan Pemerintah Pusat yang menyelesaikannya. “Kita minta pusat untuk segera menyelesaikannya, itu saja saya rasa. Tentunya kita berharap tidak ada lagi kejadian serupa di masa hadapan, mari sama-sama kita membangun Aceh yang lebih baik lagi,” pungkas Mualem.
Kedatangan Mualem beserta rombongan ke Kantor Serambi Indonesia, kemarin disambut Pemimpin Umum Serambi Indonesia Sjamsul Kahar, Sekretaris Redaksi Bukhari M Ali, Manager Produksi Jamaluddin, Wakil Redaktur Pelaksana Nasir Nurdin dan Zainal Airifin. Dalam kesempatan itu, Mualem menyempatkan diri masuk ke ruang redaksi, studio Serambi FM dan Serambi On TV.(*)
Informasi itu diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem saat berkunjung ke Serambi Indonesia di Meunasah Manyang PA, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Rabu (1/6). “Kalau masalah senjata, biasanya dipasok oleh gengster yang membawa narkoba ke Aceh, mereka memasoknya cukup mudah, karena wilayah kita ini kan dikelilingi laut,” kata Mualem menjawab pertanyaan perihal senjata ilegal yang diyakini masih banyak di Aceh.
Mualem menyebutkan, biasanya senjata-senjata ilegal tersebut menjadi barang bawaan wajib para aktor-aktor narkoba untuk melindungi diri mereka dalam perjalanan. Sekali masuk senjata yang dibawa berkisar antara tiga hingga lima pucuk. Ditanya apa ada keterlibatan eks kombatan dalam aksi mafia narkoba tersebut, Mualem mengatakan tak menutup kemungkinan, dan biasanya para oknum dari eks kombatan berperan sebagai pengedar.
“Makanya kita imbau kepada siapa saja, termasuk kepada para oknum eks kombatan jika terlibat dalam perbuatan tak berguna itu untuk segera meninggalkannya. Jangan terlalu mementingkan kepentingan sendiri, jangan bunuh diri sendiri, kita imbau untuk segera meninggalkan perbuatan itu,” harap Mualem.
Dalam pertemuan singkat, kemarin, Mualem juga menyinggung kondisi keamanan Aceh saat ini. Mualem menyebutkan, dalam rangka membangun Aceh yang lebih baik lagi ke depan, keamanan adalah hal paling penting yang harus diutamakan. Artinya, menjaga suasana kemanan yang kondusif adalah tugas semua pihak, bukan hanya pemerintah. “Termasuk media, malah media berperan penting dalam keamanan Aceh, media akan menjadi acuan orang-orang luar untuk datang ke Aceh,” sebut Mualem.
Saat ini, sebut Mualem, banyak investor asing yang ingin berinvestasi di Aceh. Namun, riak-riak gangguan keamanan yang muncul selama ini dan kerap diberitakan media, menjadi penghalang bagi para investor. “Makanya mari sama-sama kita menciptakan kemanan, mengkondusifkan keamanan, untuk Aceh yang lebih baik, untuk Aceh yang lebih sejahtera,” tutur Mualem.
Ditanya soal kasus Din Minimi di Aceh Timur, Mualem tak mau terlalu merespons. Mualem hanya menjawab, kasus kelompok Din Minimi itu sudah berlalu dan saat ini biarkan Pemerintah Pusat yang menyelesaikannya. “Kita minta pusat untuk segera menyelesaikannya, itu saja saya rasa. Tentunya kita berharap tidak ada lagi kejadian serupa di masa hadapan, mari sama-sama kita membangun Aceh yang lebih baik lagi,” pungkas Mualem.
Kedatangan Mualem beserta rombongan ke Kantor Serambi Indonesia, kemarin disambut Pemimpin Umum Serambi Indonesia Sjamsul Kahar, Sekretaris Redaksi Bukhari M Ali, Manager Produksi Jamaluddin, Wakil Redaktur Pelaksana Nasir Nurdin dan Zainal Airifin. Dalam kesempatan itu, Mualem menyempatkan diri masuk ke ruang redaksi, studio Serambi FM dan Serambi On TV.(*)
Sumber: serambinews.com
loading...
Post a Comment