Banda Aceh - Masalah pemadaman listrik yang sering terjadi di Aceh seperti yang diungkapkan Gubernur Aceh menjadi kendala investasi di Negeri 'Serambi Makkah' tersebut. Misalnya soal investasi pabrik es untuk nelayan yang butuh banyak pasokan listrik.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) F.X. Sutijastoto mengatakan, hingga kini masih banyak nelayan yang tinggal di wilayah pesisir hidup di bawah garis kemiskinan. Kementerian ESDM rencananya akan mengucurkan dana untuk membantu mereka dalam berbagai hal, terutama masalah pasokan listrik
"Saya sudah lihat ke berbagai pelosok pesisir, ternyata nelayan dengan peralatan seadanya dapat menangkap tuna. Tapi harganya sekarang masih sangat murah seperti Rp 15.000," kata Sutijastoto, dalam konferensi pers di Pendopo Gubernur Aceh, Minggu (6/12/2015).
Menurutnya di pelabuhan terdapat pabrik es dan ikan hasil tangkapan nelayan dapat dikirim ke pasar, harganya akan lebih tinggi. Namun kini masih menjadi kendala karena pasokan listrik yang terbatas.
"Kalau wilayah pesisir sudah ada listrik yang mencukupi, kita bisa bangun pabrik es untuk ikan," jelasnya.
Untuk membangun wilayah pesisir, ada tiga pilar yang harus dilakukan. Pertama yaitu dengan mendatangkan investor yang bergerak dibidang ekonomi maritim seperti pembangunan pabrik es, dan investor yang bergerak di bidang energi.
Pilar kedua yaitu ada pada Pemerintah Daerah. Pemda harus memastikan dalam kemudahan izin kepada para investor yang masuk. Sedangkan yang ketiga adalah dengan melibatkan peran akademisi.
Menurut Sutijastoto, beberapa wilayah di Indonesia seperti Flores (Nusa Tenggara Timur), Bali dan Aceh memiliki potensi laut.
"Ke depan kita akan bangun bukan untuk ikan saja tapi juga wisata bahari. Untuk listrik dalam waktu dekat sudah aman untuk Aceh," katanya. (detik.com)
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) F.X. Sutijastoto mengatakan, hingga kini masih banyak nelayan yang tinggal di wilayah pesisir hidup di bawah garis kemiskinan. Kementerian ESDM rencananya akan mengucurkan dana untuk membantu mereka dalam berbagai hal, terutama masalah pasokan listrik
"Saya sudah lihat ke berbagai pelosok pesisir, ternyata nelayan dengan peralatan seadanya dapat menangkap tuna. Tapi harganya sekarang masih sangat murah seperti Rp 15.000," kata Sutijastoto, dalam konferensi pers di Pendopo Gubernur Aceh, Minggu (6/12/2015).
Menurutnya di pelabuhan terdapat pabrik es dan ikan hasil tangkapan nelayan dapat dikirim ke pasar, harganya akan lebih tinggi. Namun kini masih menjadi kendala karena pasokan listrik yang terbatas.
"Kalau wilayah pesisir sudah ada listrik yang mencukupi, kita bisa bangun pabrik es untuk ikan," jelasnya.
Untuk membangun wilayah pesisir, ada tiga pilar yang harus dilakukan. Pertama yaitu dengan mendatangkan investor yang bergerak dibidang ekonomi maritim seperti pembangunan pabrik es, dan investor yang bergerak di bidang energi.
Pilar kedua yaitu ada pada Pemerintah Daerah. Pemda harus memastikan dalam kemudahan izin kepada para investor yang masuk. Sedangkan yang ketiga adalah dengan melibatkan peran akademisi.
Menurut Sutijastoto, beberapa wilayah di Indonesia seperti Flores (Nusa Tenggara Timur), Bali dan Aceh memiliki potensi laut.
"Ke depan kita akan bangun bukan untuk ikan saja tapi juga wisata bahari. Untuk listrik dalam waktu dekat sudah aman untuk Aceh," katanya. (detik.com)
loading...
Post a Comment