![]() |
Korban konflik Aceh yang sekarang menderita gangguan jiwa yang bernama Abdullah bin A.Rahman Yusuf (30) yang berasal dari Gampong Ulee Madon Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. |
Aceh Utara - Program bebas pasung terhadap masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pernah dijalankan oleh Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada tahun 2010, bahkan di rencanakan akan menjadi model untuk diterapkan di tingkat nasional.
Pada massa itu program tersebut pernah diterapkan oleh Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, yaitu Saifuddin Abdurrahman yang menyatakan Program "Aceh Bebas Pasung" 2010 dinilai Pemerintah cukup berhasil, sehingga menjadi pilot project di tingkat Nasional.
Pada massa itu program tersebut pernah diterapkan oleh Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, yaitu Saifuddin Abdurrahman yang menyatakan Program "Aceh Bebas Pasung" 2010 dinilai Pemerintah cukup berhasil, sehingga menjadi pilot project di tingkat Nasional.
Provinsi Aceh berada paling depan dan selangkah lebih maju dalam bidang program bebas pasung bagi penderita kesehatan gangguan jiwa.
Pada tahun 2010, jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di Aceh yang dipasung dari laporan yang ada mencapai 200 lebih.
Pada tahun 2010, jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di Aceh yang dipasung dari laporan yang ada mencapai 200 lebih.
sebagian besar di antaranya, sebanyak 109 orang, sudah berhasil dibebaskan, yang saat ini dirawat di RSJ Aceh dengan fasilitas pelayanan yang memadai.
Sementara program tersebut sekarang dijalankan oleh istri Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang juga salah seorang Anggota DPR Aceh yang bernama Darwati A,Gani.
Seperti pernyataan Irwandi Yusuf di jejaring "A tribute to Alm. Pak Saifuddin, mantan Direktur RSJ Aceh.
Syukur Alhamdulillah. Program Aceh Bebas Pasung dilanjutkan oleh istri saya dan teman-teman dari RSJ. Aceh harus bebas dari pemasungan.
Saya sangat bersyukur dianugerahi seorang istri yg peka sosial. Dia sangat cocok sebagai Ibu Rumahtangga."
Syukur Alhamdulillah. Program Aceh Bebas Pasung dilanjutkan oleh istri saya dan teman-teman dari RSJ. Aceh harus bebas dari pemasungan.
Saya sangat bersyukur dianugerahi seorang istri yg peka sosial. Dia sangat cocok sebagai Ibu Rumahtangga."
Dari penelusuran Reporter di Medsos tersebut dibanjiri komentar positif oleh pengguna Medsos lainnya, bahkan kata Irwandi akan siap menjemput penderita gangguan jiwa yang bernama Abdullah bin A.Rahman Yusuf (30) yang
berasal dari Gampong Ulee Madon Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.
Penderita Gangguan Jiwa tersebut dilaporkan langsung oleh Teuku Dani di jejaring Sosial Facebooknya kepada Irwandi Yusuf dan selanjutnya Irwandi Yusuf memberitahukan kepada Istrinya Darwati A.Gani.
Pasien tersebut merupakan korban konflik yang berasal dari keluarga tidak mampu, Abdullah tidak menuntaskan pendidikannya di SMA di karnakan disaat dia kelas 2 SMA sudah mengalami perlakuan fisik dari kesatuan Brimob BKO, sehingga sudah habis tenaga daya dan upaya untuk mengobatinya,
Dalam hal ini Teuku Dani selaku Abang sepupu korban mengharapkan kepada Pemerintah Aceh agar secepatnya bisa membantu Abdullah Abdurahman, dikarenakan kelakuan fisiknya sekarang sudah sangat parah bahkan dia berani telanjang di depan umum dan juga merusak apapun yang dia dapati, termasuk merusak sepeda motor bahkan mobil orang dia lempar pakai batu hingga kacanya pecah, sehingga saya mengambil kebijakan untuk merantai kakinya.
Teuku Dani menambahkan, penderita gangguan jiwa akibat konflik tersebut sampai saat ini belum ada bantuan apapun dari pemerintah Aceh
khususnya Gubernur.bahkan Wakil Gubernur sekalipun, saya merupakan mantan kombatan GAM juga, jika yang terjadi pada korban konflik saat sekarang seperti ini, sehingga mereka peka dan tidak peduli, bagaimana ceritanya mereka mau pimpin 5 juta manusia di Aceh?
Dan teuku Dani sangat menyayangkan sekian banyak anggaran yang sudah di terima oleh Pemerintah Aceh mengapa Gubernur dan Wakilnya tidak menyisihkan sedikit anggaran untuk korban konflik di Aceh khususnya bagi penderita gangguan jiwa, apalagi anggaran sekarang seperti yang kita ketahui sudah menjadi "pungoe serta jahannam" dan mereka menghamburkan anggaran ke pembangunan fisik yang di anggap tidak penting, sementara anggaran tersebut masih di butuhkan ke hal-hal yang lain, ujarnya.
Redaksi: Bustami
loading...
Post a Comment