Jakarta - Grup Bank Dunia memperkirakan Indonesia mengalami kerugian senilai
lebih dari US$15 miliar atau dua kali dari kerugian Tsunami di Aceh,
terkait dengan pembakaran hutan dan lahan pada tahun ini.
Bank Dunia menyatakan estimasi kerugian itu mencakup di sektor
pertanian, kehutanan, transportasi, perdagangan, industri, maupun
pariwisata. Sebagian dari kerugian itu, papar lembaga itu, adalah akibat
dari kerusakan hasil panen, kehutanan, perumahan, infrastruktur dan
biaya yang ditimbulkan untuk menangani kebakaran.
"Perkiraan awal dari kerugian ekonomi untuk Indonesia akibat kebakaran hutan tahun ini melampaui US$15 miliar. Jumlah ini dua kali lebih besar dari kerugian dan kerusakan akibat tsunami tahun 2004 di Aceh," demikian keterangan Bank Dunia yang dikutip Bisnis.com, Senin 7 Desember 2015.
Lembaga pembiayaan multilateral itu juga menuturkan dampak
pertumbuhan pada PDB di tingkat lokal akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi itu sendiri. Terkait dengan dampak sosial, Bank Dunia
menuturkan, kegiatan perdagangan dan sekolah terpaksa dihentikan karena
asap yang menyebar.
"Hal ini melumpuhkan bagi banyak keluarga berpenghasilan rendah dan membahayakan mereka untuk jatuh miskin. Sekitar 5 juta siswa kehilangan waktu belajar akibat penutupan sekolah pada tahun 2015," papar Bank Dunia.
Bank Dunia menyarankan Indonesia melakukan pendekatan pencegahan dalam menangani kebakaran hutan serta pengelolaan lahan gambuut. Ini terutama menyangkut regulasi, tata kelola dan akses terhadap lahan.
BISNIS.COM
loading...
Post a Comment