Banda Aceh - Empat mahasiswi jurusan Komunikasi, Nanyang Technological University (NTU) Singapura membuat film dokumenter tentang masyarakat Aceh yang membantu warga Rohingya.
Film dengan judul Peumulia Jamee (memuliakan tamu) itu masih dalam tahap diproduksi. Terkait pembuatan film ini, para mahasiswa NTU itu mendatangi lokasi penampungan warga Rohingya di Aceh seperti di Blang Adoe, Aceh Utara, dan Bireuen Byayeun, Aceh Timur.
Keempat mahasiswi itu, yakni Chiewy, Jade, Clarissa dan Aileen menilai bahwa tingkat kepedulian dan rasa sosial masyarakat Aceh sangat tinggi.
“Kami banyak membaca dari media bagaimana nelayan Aceh dengan heroiknya menolong para pengungsi ini di tengah laut dan kemudian membawanya ke daratan Aceh. Di sini masyarakat Aceh lainnya juga menerima dengan penuh rasa kekeluargaan, menyambut, memberikan bantuan dan menerima mereka layaknya tamu. Para pengungsi begitu dimuliakan,” kata Chiewy, Sabtu (12/12/2015).
Film dokumenter itu, sambung Chiewy juga menjadi tugas akhir di kampus mereka. “Kami sudah wawancara dengan sejumlah relawan di penampungan Aceh Utara dan Aceh Timur,” sambung dia.
Menurut Chiewy, keheroikan nelayan Aceh dalam membantu pengungsi Rohingya tersebut merupakan bagian dari adat peumulia jamee yang menjadi judul film ini. (Baca: Warga Rohingya Ikut Nikah Massal di Aceh_
Sementara itu, Media Relations Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingnya (KNSR) Aceh Utara Zainal Bakri mengapresiasi kepedulian mahasiswa Singapura itu untuk mendokumentasikan kisah heroik nelayan Aceh tersebut.
“Semoga film ini bisa memberikan gambaran bagaimana Aceh sangat memuliakan tamu di negeri ini,” kata dia.
Film dengan judul Peumulia Jamee (memuliakan tamu) itu masih dalam tahap diproduksi. Terkait pembuatan film ini, para mahasiswa NTU itu mendatangi lokasi penampungan warga Rohingya di Aceh seperti di Blang Adoe, Aceh Utara, dan Bireuen Byayeun, Aceh Timur.
Keempat mahasiswi itu, yakni Chiewy, Jade, Clarissa dan Aileen menilai bahwa tingkat kepedulian dan rasa sosial masyarakat Aceh sangat tinggi.
“Kami banyak membaca dari media bagaimana nelayan Aceh dengan heroiknya menolong para pengungsi ini di tengah laut dan kemudian membawanya ke daratan Aceh. Di sini masyarakat Aceh lainnya juga menerima dengan penuh rasa kekeluargaan, menyambut, memberikan bantuan dan menerima mereka layaknya tamu. Para pengungsi begitu dimuliakan,” kata Chiewy, Sabtu (12/12/2015).
Film dokumenter itu, sambung Chiewy juga menjadi tugas akhir di kampus mereka. “Kami sudah wawancara dengan sejumlah relawan di penampungan Aceh Utara dan Aceh Timur,” sambung dia.
Menurut Chiewy, keheroikan nelayan Aceh dalam membantu pengungsi Rohingya tersebut merupakan bagian dari adat peumulia jamee yang menjadi judul film ini. (Baca: Warga Rohingya Ikut Nikah Massal di Aceh_
Sementara itu, Media Relations Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingnya (KNSR) Aceh Utara Zainal Bakri mengapresiasi kepedulian mahasiswa Singapura itu untuk mendokumentasikan kisah heroik nelayan Aceh tersebut.
“Semoga film ini bisa memberikan gambaran bagaimana Aceh sangat memuliakan tamu di negeri ini,” kata dia.
KOMPAS
loading...
Aceh to assess a fellow muslim like the one if one of the members of the body feel sick eating all the body will feel it.
ReplyDelete