![]() |
Foto: tempo.co |
Jakarta - Gempa 5 skala Richter mengguncang
Banda Aceh dan sekitarnya. Lindu terjadi pada Senin, 19 Desember 2016,
pukul 02.24 WIB. Bersumber di laut, gempa tersebut tidak menghasilkan
tsunami.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan episenter (sumber gempa) terletak pada koordinat 5,34 Lintang Utara dan 94,48 Bujur Timur. "Tepatnya di laut pada jarak 97 kilometer arah barat dari Kota Banda Aceh dengan kedalaman sumber gempa 50 kilometer," katanya lewat keterangan tertulis, Senin, 19 Desember 2016.
Guncangan terasa kuat di daerah seperti Banda Aceh, Sabang, Lhonga, Lambaro, Blangme, dan Ujungkrueng. Skala intensitas gempa itu II versi BMKG atau III MMI. Menurut laporan, warga panik akibat guncangan yang terjadi tiba-tiba. BMKG belum mendapat laporan kerusakan akibat dampak gempa.
Menurut Daryono, lindu tersebut merupakan jenis gempa dangkal. Penyebabnya adalah aktivitas penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di Samudra Hindia sebelah barat Aceh. Laju lempeng yang menunjam sekitar 50 milimeter per tahun. "Lalu mengalami patahan pada kedalaman 50 kilometer hingga memicu gempa," ujarnya.
BMKG meminta warga pesisir barat Aceh tetap tenang dan tidak terpancing isu karena gempa tidak berpotensi tsunami.
Daryono juga menjelaskan, gempa yang mengguncang Banda Aceh dini hari tadi bukan merupakan gempa susulan Pidie Jaya. "Karena episenternya terletak di Samudra Hindia dan tidak terletak di zona klaster gempa susulan," tuturnya.
Adapun gempa susulan Pidie Jaya hingga Senin pagi ini mencapai 112 kali. Jumlah itu tidak berubah sejak Sabtu, 17 Desember 2016.(Tempo)
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan episenter (sumber gempa) terletak pada koordinat 5,34 Lintang Utara dan 94,48 Bujur Timur. "Tepatnya di laut pada jarak 97 kilometer arah barat dari Kota Banda Aceh dengan kedalaman sumber gempa 50 kilometer," katanya lewat keterangan tertulis, Senin, 19 Desember 2016.
Guncangan terasa kuat di daerah seperti Banda Aceh, Sabang, Lhonga, Lambaro, Blangme, dan Ujungkrueng. Skala intensitas gempa itu II versi BMKG atau III MMI. Menurut laporan, warga panik akibat guncangan yang terjadi tiba-tiba. BMKG belum mendapat laporan kerusakan akibat dampak gempa.
Menurut Daryono, lindu tersebut merupakan jenis gempa dangkal. Penyebabnya adalah aktivitas penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di Samudra Hindia sebelah barat Aceh. Laju lempeng yang menunjam sekitar 50 milimeter per tahun. "Lalu mengalami patahan pada kedalaman 50 kilometer hingga memicu gempa," ujarnya.
BMKG meminta warga pesisir barat Aceh tetap tenang dan tidak terpancing isu karena gempa tidak berpotensi tsunami.
Daryono juga menjelaskan, gempa yang mengguncang Banda Aceh dini hari tadi bukan merupakan gempa susulan Pidie Jaya. "Karena episenternya terletak di Samudra Hindia dan tidak terletak di zona klaster gempa susulan," tuturnya.
Adapun gempa susulan Pidie Jaya hingga Senin pagi ini mencapai 112 kali. Jumlah itu tidak berubah sejak Sabtu, 17 Desember 2016.(Tempo)
loading...
Post a Comment