![]() |
Tahir Foundation memberikan bantuan senilai Rp20 milyar untuk pemulihan pascabencana di Aceh.[Dina Manafe] |
JAKARTA - Tahir Foundation memberikan bantuan senilai Rp20 miliar untuk pemulihan pascabencana di Aceh. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh pendiri Tahir Foundation dan Mayapada Group Dato Sri Prof DR. Tahir MBA kepada Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Kantor Kementerian Sosial, Kamis (22/12).
Dalam sambutannya, Mensos mengatakan selain untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat bencana, Tahir Foundation juga akan membangun gedung serba guna yang permanen untuk masyarakat Aceh. Gedung ini bisa digunakan sebagai tempat tinggal sementara jika terjadi bencana.
“Untuk pembangunan gedung serbaguna ini kami sudah koordinasikan dengan Komandan Satgas Pidie Jaya yang diketuai oleh Wakil Bupati, dan rencananya gedung ini dibangun sementara di kompleks pemerintah Kabupaten Pidie Jaya,” kata Mensos.
Menurut Mensos, sebelumnya Kemsos dan pihak Tahir Foundation telah melakukan survei lapangan untuk melihat kebutuhan masyarakat dalam menghadapi bencana. Tahir Foundation berkomitmen untuk tidak hanya membantu proses rekonstruksi pasca tanggap darurat, melainkan juga penanganan terhadap fakir miskin lainnya.
Untuk itu, Kemsos akan menyiapkan road map yang lebih komprehensif atau format privat-publik patnership, terutama antara pemerintah dalam hal ini Kemsos dengan keluarga besar Tahir Foundation. Terutama komitmen Tahir Foundation untuk membangun proses harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara antara elemen strategis di negeri ini.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Tahir Foundation. Semoga bantuan ini bermanfaat, dan semoga terjalin harmoni yang berkesinambungan,” kata Mensos.
Menurut Mensos, partisipasi pihak swasta, seperti Tahir Foundation, untuk membantu masyarakat adalah bagian dari kesetiakawanan sosial. Kesetiakawanan sosial ini biasanya muncul luar biasa pada saat terjadi bencana. Namun, pada peringatan Hari Kesetiakawanan baru-baru ini, kata Mensos, Presiden Joko Widodo meminta agar kesetiakawanan sosial harus dibangun keberlangsungannya, tidak hanya pada saat terjadi bencana.
Sementara itu, Prof Tahir mengatakan, ide untuk membangun gedung serba guna di Aceh didasari pengalamannya saat bencana 2005 di beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Gedung serba guna permanen sangat bermanfaat sebagai penampungan atau tempat tinggal sementara untuk para korban.
“Beberapa waktu lalu saya datang ke Ibu Menteri Sosial dan menawarkan bantuan untuk Aceh, lalu kami dapat pengarahan bahwa bagian kami untuk memperbaiki rumah rusak yang jumlahnya masih dikalkulasikan. Di luar itu, kami juga berpikir untuk membuat tempat tinggal sementara yang permanen,” kata Tahir.
Menurut Tahir, pembangunan gedung serba guna ini akan diserahkah kepada perusahaan kontruksi Indonesia, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, yang saat ini memang dipercayakan pemerintah untuk pembangunan di Aceh.
Tahir menyampaikan terimakasih kepada pemerintah, khususnya Kemsos, yang telah memberikan ruang kepada Tahir Foundation untuk ikut berpartisipasi membantu masyarakat Aceh. Lebih jauh ia mengatakan, memberikan bantuan kepada sesama anak bangsa yang membutuhkan adalah bentuk ucapan terimakasih kepada bangsa ini yang telah mendukung seluruh proses kehidupannya.
Tahir adalah satu-satunya orang Indonesia asal Surabaya yang masuk dalam kelompok 150 orang terkaya di dunia yang berkomitmen untuk mendedikasikan 50% dari kekayaan mereka untuk kemanusiaan di dunia. “Ini adalah hari-hari penuh berkah, karena memberi adalah mendapatkan. Semoga bantuan kecil ini bermanfaat bagi saudara-saudara kita di Aceh, dan semoga diberkati Tuhan,” kata Tahir.[Suarapembaruan]
Dalam sambutannya, Mensos mengatakan selain untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat bencana, Tahir Foundation juga akan membangun gedung serba guna yang permanen untuk masyarakat Aceh. Gedung ini bisa digunakan sebagai tempat tinggal sementara jika terjadi bencana.
“Untuk pembangunan gedung serbaguna ini kami sudah koordinasikan dengan Komandan Satgas Pidie Jaya yang diketuai oleh Wakil Bupati, dan rencananya gedung ini dibangun sementara di kompleks pemerintah Kabupaten Pidie Jaya,” kata Mensos.
Menurut Mensos, sebelumnya Kemsos dan pihak Tahir Foundation telah melakukan survei lapangan untuk melihat kebutuhan masyarakat dalam menghadapi bencana. Tahir Foundation berkomitmen untuk tidak hanya membantu proses rekonstruksi pasca tanggap darurat, melainkan juga penanganan terhadap fakir miskin lainnya.
Untuk itu, Kemsos akan menyiapkan road map yang lebih komprehensif atau format privat-publik patnership, terutama antara pemerintah dalam hal ini Kemsos dengan keluarga besar Tahir Foundation. Terutama komitmen Tahir Foundation untuk membangun proses harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara antara elemen strategis di negeri ini.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Tahir Foundation. Semoga bantuan ini bermanfaat, dan semoga terjalin harmoni yang berkesinambungan,” kata Mensos.
Menurut Mensos, partisipasi pihak swasta, seperti Tahir Foundation, untuk membantu masyarakat adalah bagian dari kesetiakawanan sosial. Kesetiakawanan sosial ini biasanya muncul luar biasa pada saat terjadi bencana. Namun, pada peringatan Hari Kesetiakawanan baru-baru ini, kata Mensos, Presiden Joko Widodo meminta agar kesetiakawanan sosial harus dibangun keberlangsungannya, tidak hanya pada saat terjadi bencana.
Sementara itu, Prof Tahir mengatakan, ide untuk membangun gedung serba guna di Aceh didasari pengalamannya saat bencana 2005 di beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Gedung serba guna permanen sangat bermanfaat sebagai penampungan atau tempat tinggal sementara untuk para korban.
“Beberapa waktu lalu saya datang ke Ibu Menteri Sosial dan menawarkan bantuan untuk Aceh, lalu kami dapat pengarahan bahwa bagian kami untuk memperbaiki rumah rusak yang jumlahnya masih dikalkulasikan. Di luar itu, kami juga berpikir untuk membuat tempat tinggal sementara yang permanen,” kata Tahir.
Menurut Tahir, pembangunan gedung serba guna ini akan diserahkah kepada perusahaan kontruksi Indonesia, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, yang saat ini memang dipercayakan pemerintah untuk pembangunan di Aceh.
Tahir menyampaikan terimakasih kepada pemerintah, khususnya Kemsos, yang telah memberikan ruang kepada Tahir Foundation untuk ikut berpartisipasi membantu masyarakat Aceh. Lebih jauh ia mengatakan, memberikan bantuan kepada sesama anak bangsa yang membutuhkan adalah bentuk ucapan terimakasih kepada bangsa ini yang telah mendukung seluruh proses kehidupannya.
Tahir adalah satu-satunya orang Indonesia asal Surabaya yang masuk dalam kelompok 150 orang terkaya di dunia yang berkomitmen untuk mendedikasikan 50% dari kekayaan mereka untuk kemanusiaan di dunia. “Ini adalah hari-hari penuh berkah, karena memberi adalah mendapatkan. Semoga bantuan kecil ini bermanfaat bagi saudara-saudara kita di Aceh, dan semoga diberkati Tuhan,” kata Tahir.[Suarapembaruan]
loading...
Post a Comment