StatusAceh.Net - Faksi politik Palestina, Hamas, memuji serangan penembakan di pusat perbelanjaan kota Tel Aviv yang menyebabkan empat warga Israel tewas.
Dilaporkan CNN, Hamas tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Rabu (8/6) itu. Namun, dalam pernyataan resminya, Hamas menyatakan bahwa serangan itu merupakan "satu dari banyak kejutan" yang direncanakan untuk melawan pasukan Israel selama bulan Ramadan.
"Ini merupakan satu dari sekian banyak kejutan yang menunggu untuk Israel," bunyi pernyataan Hamas.
Menyusul serangan ini, pemerintah Israel mengumumkan pada Kamis (9/6) bahwa mereka telah membekukan 83 ribu izin masuk untuk warga Palestina, termasuk semua izin kunjungan Ramadan dari Tepi Barat ke Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sekembalinya dari perjalanan di Moskow langsung menuju Kementerian Pertahanan Israel untuk meninjau situasi dengan para menteri senior serta pejabat keamanan.
Netanyahu mengecam serangan penembakan dan menyebutnya sebagai "aksi kejahatan brutal, pembunuhan di jantung Tel Aviv."
"Kami akan melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk menyerang para penyerang dan membela mereka yang perlu dibela," ujarnya.
Insiden penembakan terjadi pada Rabu (8/6) saat dua orang pelaku yang berpakaian seperti Yahudi Ortodoks mengeluarkan senjata otomatis dan menembaki pengunjung restoran di kompleks perbelanjaan Sarona, yang terletak dekat dengan kantor Kementerian Pertahanan Israel.
Empat orang tewas, satu di antaranya ditembak dari jarak dekat, dan enam lainnya terluka. Dua pelaku dibekuk aparat, seorang di antaranya terluka. Peristiwa ini memicu kepanikan di kompleks perbelanjaan dan restoran, Pasar Sarona, yang terkenal di Tel Aviv dan berlokasi dekat dengan Kementerian Pertahanan Israel.
Dua pelaku penembakan, yang diidentifikasi polisi sebagai warga Palestina. Menurut badan keamanan Israel, kedua pelaku merupakan warga desa Yatta di Tepi Barat selatan, dekat kota Hebron. Keduanya lahir pada 1995.
Seorang juru bicara militer Israel yang tak ingin dipublikasikan namanya mengonfirmasi bahwa pihak militer segera melakukan penggeledahan di Yatta usai serangan terjadi.
Hingga kini belum diketahui motif serangan tersebut. Namun, insiden ini merupakan salah satu yang paling parah yang terjadi di kota bisnis dan hiburan Israel tersebut, sejak gelombang serangan oleh warga Palestina dimulai delapan bulan lalu.
Serangan warga Palestina berupa penikaman, penembakan dan penabrakan mobil telah menewaskan 31 warga Israel dan dua warga Amerika Serikat. Sementara itu, tentara Israel telah membunuh sedikitnya 196 warga Palestina, 134 di antaranya dituding pelaku penyerangan, sementara lainnya tewas dalam bentrokan dan aksi protes. (CNN Indonesia)
Dilaporkan CNN, Hamas tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Rabu (8/6) itu. Namun, dalam pernyataan resminya, Hamas menyatakan bahwa serangan itu merupakan "satu dari banyak kejutan" yang direncanakan untuk melawan pasukan Israel selama bulan Ramadan.
"Ini merupakan satu dari sekian banyak kejutan yang menunggu untuk Israel," bunyi pernyataan Hamas.
Menyusul serangan ini, pemerintah Israel mengumumkan pada Kamis (9/6) bahwa mereka telah membekukan 83 ribu izin masuk untuk warga Palestina, termasuk semua izin kunjungan Ramadan dari Tepi Barat ke Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sekembalinya dari perjalanan di Moskow langsung menuju Kementerian Pertahanan Israel untuk meninjau situasi dengan para menteri senior serta pejabat keamanan.
Netanyahu mengecam serangan penembakan dan menyebutnya sebagai "aksi kejahatan brutal, pembunuhan di jantung Tel Aviv."
"Kami akan melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk menyerang para penyerang dan membela mereka yang perlu dibela," ujarnya.
Insiden penembakan terjadi pada Rabu (8/6) saat dua orang pelaku yang berpakaian seperti Yahudi Ortodoks mengeluarkan senjata otomatis dan menembaki pengunjung restoran di kompleks perbelanjaan Sarona, yang terletak dekat dengan kantor Kementerian Pertahanan Israel.
Empat orang tewas, satu di antaranya ditembak dari jarak dekat, dan enam lainnya terluka. Dua pelaku dibekuk aparat, seorang di antaranya terluka. Peristiwa ini memicu kepanikan di kompleks perbelanjaan dan restoran, Pasar Sarona, yang terkenal di Tel Aviv dan berlokasi dekat dengan Kementerian Pertahanan Israel.
Dua pelaku penembakan, yang diidentifikasi polisi sebagai warga Palestina. Menurut badan keamanan Israel, kedua pelaku merupakan warga desa Yatta di Tepi Barat selatan, dekat kota Hebron. Keduanya lahir pada 1995.
Seorang juru bicara militer Israel yang tak ingin dipublikasikan namanya mengonfirmasi bahwa pihak militer segera melakukan penggeledahan di Yatta usai serangan terjadi.
Hingga kini belum diketahui motif serangan tersebut. Namun, insiden ini merupakan salah satu yang paling parah yang terjadi di kota bisnis dan hiburan Israel tersebut, sejak gelombang serangan oleh warga Palestina dimulai delapan bulan lalu.
Serangan warga Palestina berupa penikaman, penembakan dan penabrakan mobil telah menewaskan 31 warga Israel dan dua warga Amerika Serikat. Sementara itu, tentara Israel telah membunuh sedikitnya 196 warga Palestina, 134 di antaranya dituding pelaku penyerangan, sementara lainnya tewas dalam bentrokan dan aksi protes. (CNN Indonesia)
loading...
Post a Comment