Banda Aceh - Pihak imigrasi Banda Aceh, Provinsi Aceh, memutuskan untuk memberi bantuan teknis dalam memperbaiki mesin kapal imigran gelap asal Sri Lanka yang rusak dan kini terpaksa lego jangkar di perairan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Banda Aceh, Usman, mengatakan, pihak imigrasi juga memutuskan untuk tidak menyandarkan kapal itu ke pantai. Kapal tetap berada di lautan yang berjarak sekitar 300 meter dari bibir pantai.
“Ini diputuskan setelah kami semua berembuk dengan semua intansi terkai. Jadi kami memberi bantuan teknis, (bantuan) dikirim ke kepala mereka dan membantu perbaikan mesin. Jadi kapalnya tetap berada di lautan, tidak bersandar di pantai,” jelas Usmas setelah melihat langsung kapal beserta penumpangnya yang berbendera India di perairan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (11/6/2016).
Usman mengatakan, kondisi penumpang yang berjumlah 35 orang itu terlihat sehat dan stok makanan yang dimiliki pun dinilai cukup.
“Mereka punya dokumen perjalanan yang dituliskan akan menuju Australia. Kalau dari dokumen yang ada, mereka adalah warga Sri Lanka namun berlayar dari India,” sebut Usman.
Mereka melakukan perjalanan dari India ke Australia. Namun akibat angin kencang, kapal itu mengalami kerusakan pada bagian mesin sehingga harus melempar jangkar dan terapung-apung di perairan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.
Melihat ada kapal yang mencurigakan, aparat keamanan langsung mendatangi kapal tersebut dan memeriksa para penumpang kapal. Kapal berbobot 30 GT itu berisi 17 penumpang perempuan, 13 penumpang laki-laki dan lima penumpang anak-anak.
Kapal tersebut diizinkan untuk memperbaiki mesin yang rusak. Dengan catatan setelah diperbaiki, kapal tersebut digiring kembali ke laut lepas untuk melanjutkan perjalanan.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Banda Aceh, Usman, mengatakan, pihak imigrasi juga memutuskan untuk tidak menyandarkan kapal itu ke pantai. Kapal tetap berada di lautan yang berjarak sekitar 300 meter dari bibir pantai.
“Ini diputuskan setelah kami semua berembuk dengan semua intansi terkai. Jadi kami memberi bantuan teknis, (bantuan) dikirim ke kepala mereka dan membantu perbaikan mesin. Jadi kapalnya tetap berada di lautan, tidak bersandar di pantai,” jelas Usmas setelah melihat langsung kapal beserta penumpangnya yang berbendera India di perairan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (11/6/2016).
Usman mengatakan, kondisi penumpang yang berjumlah 35 orang itu terlihat sehat dan stok makanan yang dimiliki pun dinilai cukup.
“Mereka punya dokumen perjalanan yang dituliskan akan menuju Australia. Kalau dari dokumen yang ada, mereka adalah warga Sri Lanka namun berlayar dari India,” sebut Usman.
Mereka melakukan perjalanan dari India ke Australia. Namun akibat angin kencang, kapal itu mengalami kerusakan pada bagian mesin sehingga harus melempar jangkar dan terapung-apung di perairan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.
Melihat ada kapal yang mencurigakan, aparat keamanan langsung mendatangi kapal tersebut dan memeriksa para penumpang kapal. Kapal berbobot 30 GT itu berisi 17 penumpang perempuan, 13 penumpang laki-laki dan lima penumpang anak-anak.
Kapal tersebut diizinkan untuk memperbaiki mesin yang rusak. Dengan catatan setelah diperbaiki, kapal tersebut digiring kembali ke laut lepas untuk melanjutkan perjalanan.
Sumber: kompas.com
loading...
Post a Comment