Jakarta - Polisi kebingungan menjerat sejumlah anak punk yang kecanduan menghisap lem (ngelem). Ini karena tidak ada dasar hukum yang bisa menjerat aksi ngelem anak-anak kelompok 'antikemapanan' ini.
Polisi pun memutuskan menggandeng Kantor Kementerian Agama bersama untuk melakukan pembinaan kepada mereka, khususnya di bulan suci Ramadhan.
"Mereka-mereka ini akan kita berikan pembinaan khusus selama bulan suci Ramadhan," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang H Jawani di Pontianak, Minggu (5/06/2016).
"Pihak kepolisian juga bingung, mau di tahan sampai berhari-hari, tapi tidak ada undang-undang yang bisa menjerat aksi ngelem mereka ini," ungkapnya.
Dipanggil orang tuanya, mereka rata-rata sudah menyerah. "Sehingga, pada hari ini berdasarkan rapat yang kita gelar bersama kepolisian, orang tua, dan MUI Singkawang memutuskan untuk melakukan pembinaan sesuai jalur agama kepada anak-anak punk selama bulan suci Ramadhan," tuturnya.
Jawani menyebutkan, saat ini sepuluh anak punk yang dianggap sudah meresahkan masyarakat khususnya di wilayah Singkawang Barat sudah di data pihak kepolisian.
"Dalam setiap hari 15 menit sebelum shalat Dzuhur, mereka diminta wajib lapor, setelah itu mereka akan dibawa ke Masjid Babussalam yang beralamat di Jalan Alianyang, Singkawang Barat, untuk dilakukan pembinaan oleh jamaah masjid," tuturnya.
Di masjid anak-anak punk ini akan dibina secara khusus. Yang mana setiap waktu shalat, mereka harus shalat berjamaah.
"Semoga saja upaya-upaya seperti ini bisa membawa keberhasilan. "Separuh saja dari mereka yang bisa insyaf, sudah syukur Alhamdulillah," katanya. (Rimanews)
Polisi pun memutuskan menggandeng Kantor Kementerian Agama bersama untuk melakukan pembinaan kepada mereka, khususnya di bulan suci Ramadhan.
"Mereka-mereka ini akan kita berikan pembinaan khusus selama bulan suci Ramadhan," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang H Jawani di Pontianak, Minggu (5/06/2016).
"Pihak kepolisian juga bingung, mau di tahan sampai berhari-hari, tapi tidak ada undang-undang yang bisa menjerat aksi ngelem mereka ini," ungkapnya.
Dipanggil orang tuanya, mereka rata-rata sudah menyerah. "Sehingga, pada hari ini berdasarkan rapat yang kita gelar bersama kepolisian, orang tua, dan MUI Singkawang memutuskan untuk melakukan pembinaan sesuai jalur agama kepada anak-anak punk selama bulan suci Ramadhan," tuturnya.
Jawani menyebutkan, saat ini sepuluh anak punk yang dianggap sudah meresahkan masyarakat khususnya di wilayah Singkawang Barat sudah di data pihak kepolisian.
"Dalam setiap hari 15 menit sebelum shalat Dzuhur, mereka diminta wajib lapor, setelah itu mereka akan dibawa ke Masjid Babussalam yang beralamat di Jalan Alianyang, Singkawang Barat, untuk dilakukan pembinaan oleh jamaah masjid," tuturnya.
Di masjid anak-anak punk ini akan dibina secara khusus. Yang mana setiap waktu shalat, mereka harus shalat berjamaah.
"Semoga saja upaya-upaya seperti ini bisa membawa keberhasilan. "Separuh saja dari mereka yang bisa insyaf, sudah syukur Alhamdulillah," katanya. (Rimanews)
loading...
Post a Comment