![]() |
Ilustrasi |
Banda Aceh - Angin kencang melanda sebagian wilayah pesisir Aceh dalam sepekan terakhir. Embusan angin membuat nelayan tak berani turun melaut. Apalagi ketinggian gelombang juga mencapai 4 meter.
Panglima Laot (lembaga adat nelayan) Lhok Ulee lhee, Banda Aceh, M. Syafaat, mengatakan sudah sepekan lebih nelayan di wilayahnya tak melaut. "Boat diparkir di dermaga, nelayan nganggur. Hanya nelayan pancing yang tetap beroperasi di pinggir laut," ujar Syafaat.
Menurut dia, angin kencang juga disertai gelombang setinggi 3-4 meter. Nelayan biasa menyebut sebagai angin barat. Kejadian ini juga berbarengan dengan gelombang pasang tahunan.
Kepala Seksi Data Informasi Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Zakaria, mengatakan kondisi angin di wilayah Aceh adalah peralihan dari musim timur laut ke musim barat dan barat daya. Biasanya berlangsung dari bulan Mei hingga September.
Angin barat dapat memicu timbulnya daerah pertemuan angin (konvergen), daerah tekanan rendah, lembang tropis sampai siklon tropis di Teluk Benggala. "Imbasnya dapat dirasakan di daerah Aceh berupa banyak hujan yang diikuti angin kencang, serta gelombang laut yang tinggi seperti sekarang ini," kata Zakaria.
Daerah yang perlu waspadai, menurut dia, adalah wilayah Aceh Barat, Aceh Selatan, Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang. Wilayah-wilayah tersebut menghadap langsung ke Samudra Hindia bagian barat dan utara, sehingga sistem cuaca di daerah tersebut banyak diwarnai sifat udara lautan. Wilayah tersebut juga bertetangga dengan sistem cuaca Teluk Benggala dan Bangladesh.
Saat ini dilaporkan tinggi gelombang mencapai 2-4 meter di wilayah Samudra Hindia bagian barat Aceh. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 40 kilometer per jam. (tempo.co)
Panglima Laot (lembaga adat nelayan) Lhok Ulee lhee, Banda Aceh, M. Syafaat, mengatakan sudah sepekan lebih nelayan di wilayahnya tak melaut. "Boat diparkir di dermaga, nelayan nganggur. Hanya nelayan pancing yang tetap beroperasi di pinggir laut," ujar Syafaat.
Menurut dia, angin kencang juga disertai gelombang setinggi 3-4 meter. Nelayan biasa menyebut sebagai angin barat. Kejadian ini juga berbarengan dengan gelombang pasang tahunan.
Kepala Seksi Data Informasi Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Zakaria, mengatakan kondisi angin di wilayah Aceh adalah peralihan dari musim timur laut ke musim barat dan barat daya. Biasanya berlangsung dari bulan Mei hingga September.
Angin barat dapat memicu timbulnya daerah pertemuan angin (konvergen), daerah tekanan rendah, lembang tropis sampai siklon tropis di Teluk Benggala. "Imbasnya dapat dirasakan di daerah Aceh berupa banyak hujan yang diikuti angin kencang, serta gelombang laut yang tinggi seperti sekarang ini," kata Zakaria.
Daerah yang perlu waspadai, menurut dia, adalah wilayah Aceh Barat, Aceh Selatan, Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang. Wilayah-wilayah tersebut menghadap langsung ke Samudra Hindia bagian barat dan utara, sehingga sistem cuaca di daerah tersebut banyak diwarnai sifat udara lautan. Wilayah tersebut juga bertetangga dengan sistem cuaca Teluk Benggala dan Bangladesh.
Saat ini dilaporkan tinggi gelombang mencapai 2-4 meter di wilayah Samudra Hindia bagian barat Aceh. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 40 kilometer per jam. (tempo.co)
loading...
Post a Comment