![]() |
Ilustrasi Sampah |
Lhokseumawe - Masyarakat Kota
Lhokseumawe yang setiap hari berbelanja kebutuhan pokok rumah tangga, Senin 23 Mei 2016, merasa kesal dengan mengeluhkan
kondisi seluruh pasar Inpres dan traditional di Kota Lhokseumawe semakin jorok
dan berlumpur.
Masing-masingnya Pasar Inpres dan Sayur di
Jalan Listrik, Pasar Traditional dan Sayur Desa Pusong serta Pasar Inpres Kecamatan
Banda Sakti dan Traditional Cunda Kecamatan Muara Satu.
Salah seorang ibu rumah tangga asal Desa
Teumpok Teungoh Linda, 33 mengatakan kondisi yang paling memprihatinkan terjadi
di pasar Inpres dan Sayur Jalan Listrik, mengingat banyak sampah yang menumpuk
di seluruh permukaan saluran dan tercecer hingga ke badan jalan.
Ditambah lagi dengan kondisi jalan yang
sudah hancur menimbulkan menjadi lumpur hitam mengganggu masyarakat yang
berbelanja dan terpaksa harus berjalan diatas lumpur yang pekat.
Linda mengaku karena berjalan diatas
lumpur dirinya bukan hanya menjadi kotor tapi setiap saat merasa khawatir bisa
terpeleset lantaran jalannya menjadi licin.
“ Kondisinya benar-benar sangat jorok
dan berlumpur. Kalau pedagang terlihat sudah biasa, tapi masyarakat yang
berbelanja merasa kesal kalau pakaiannya kotor terkena cipratan lumpur,” ujarnya.
Ironisnya, kondisi buruk ini terkesan
dibiarkan tanpa ada upaya penanganan dari pihak terkait baik dari Petugas Pasar
dibawah kendali Disperindagkop Lhokseumawe dan petugas kebersihan dibawah
kendali Bandan Lingkungan Hidup dan Kebersihan ( BLHK) Kota Lhokseumawe.
Sementara itu Kepala Badan Lingkungan
Hidup Dan Kebersihan ( BLHK) Kota Lhokseumawe Zulkifli membenarkan kondisi
pasar kini semakin jorok dan berlumpur telah merusak pemandangan.
Zulkifli mengatakan terkait kondisi
pasar yang jorok dan berlumpur merupakan tanggung jawab bersama dengan pihak petugas
pasar Disperindagkop setempat.
Sehingga masing-masing memiliki tugas sendiri
dalam pembagian tugas, yaitu, untuk urusan angkut dan pembuangan sampah merupakan
tanggung jawab petugas kebersihan BLHK.
Sedangkan bagian mengutip dan
mengumpulkan sampah yang tercecer adalah urusan petugas pasar Disprindagkop
Lhokseumawe.
“ Kondisi kebersihan dan kenyamanan tempat
pasar merupakan tanggung jawab bersama antara petugas kebersihan BLHK dan petugas
pasar Disperindagkop. Masing-masing punya tugas sendiri,” tuturnya.
Akan tetapi, bila dicermati dilapangan,
sambung Zulkifli, sebenarnya sampah tercecer sampai menutupi permukaan saluran
merupakan ulah para pedagang setempat yang membuang sembarangan tempat. Kurangnya
kesadaran pedagang membuat petugas menjadi kewalahan dalam bekerja mengangkut tumpukan
sampah yang sudah mengeras dalam selokan.
Sedangkan kondisi jalan yang berlumpur
terjadi setiap kali hujan turun lantaran jalan yang sudah rusak menjadi
kubangan air dan butuh pembangunan jalan baru agar tidak mengganggu aktifitas masyarakat
di pasar.
Zulkifli menyebutkan setiap harinya
produksi sampah dari setiap pasar yang ada di Kota Lhokseumawe mencapai 20
meter kubik atau sebanyak lima bin kontainer.[ZN/TM]
loading...
Post a Comment