![]() |
Joki mengendalikan lembunya untuk menjatuhkan lembu lawan (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra) |
StatusAceh.Net - Jika Madura punya Karapan Sapi, Aceh punya Peupok Leumo. Peupok dalam bahasa Aceh artinya mengadu atau melagakan, sementara leumo artinya lembu atau sapi. Ya, tradisi ini memang bertujuan menguji kekuatan lembu lokal. Namun lebih dari itu, "pengujian" ini melatih otot dan memadatkan daging lembu, sehingga harga jualnya menjadi lebih tinggi. Lembu yang diadu tentunya hanya yang berkelamin jantan dan bertanduk—serta bertubuh besar, layak untuk diadu.
Kegiatan biasanya dilakukan usai panen raya padi, yang tahun ini terjadi di bulan Maret hingga April. Seperti yang baru diadakan di Banda Aceh pada Minggu (30/4) lalu, adu lembu diadakan di lapangan terbuka, sebagai hiburan masyarakat di sore hari. Selain Banda Aceh, wilayah Aceh Besar juga seringkali melaksanakan tradisi ini.
Perlombaan berlangsung sekitar 10 menit dan diikuti oleh perwakilan dari beberapa desa. Joki memegang tali kekang yang diikat di hidung lembu untuk mengendalikan sang lembu dan menjatuhkan lembu lawan. Pertandingan dimulai dengan saling serang menggunakan tanduk. Bagaimana jika lembu lari akibat serangan tanduk? Maka, lembu yang tidak lari akan dinyatakan sebagai pemenang.
Lembu lokal yang menang di Peupok Leumo ini harganya akan naik 2-3 kali lipat dari harga normal di pasaran. Semakin sering memenangkan adu, maka lembu juara akan dihargai semakin mahal. Rp35 juta hingga Rp50 juta pun bisa didapat.
Tradisi adu lembu yang telah menjadi salah satu budaya yang masih terjaga di masyarakat Aceh sejak masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 Masehi). Mau tahu tradisi Aceh lainnya? Simak dalam artikel Meugang, Tradisi Makan Daging Menyambut Ramadan.[Sumber: merahputih.com]
Kegiatan biasanya dilakukan usai panen raya padi, yang tahun ini terjadi di bulan Maret hingga April. Seperti yang baru diadakan di Banda Aceh pada Minggu (30/4) lalu, adu lembu diadakan di lapangan terbuka, sebagai hiburan masyarakat di sore hari. Selain Banda Aceh, wilayah Aceh Besar juga seringkali melaksanakan tradisi ini.
Perlombaan berlangsung sekitar 10 menit dan diikuti oleh perwakilan dari beberapa desa. Joki memegang tali kekang yang diikat di hidung lembu untuk mengendalikan sang lembu dan menjatuhkan lembu lawan. Pertandingan dimulai dengan saling serang menggunakan tanduk. Bagaimana jika lembu lari akibat serangan tanduk? Maka, lembu yang tidak lari akan dinyatakan sebagai pemenang.
![]() |
Warga mengadu sapi lokal Aceh di Banda Aceh, Aceh, Minggu (30/4) (Foto: ANTARA/Irwansyah Putra) |
Tradisi adu lembu yang telah menjadi salah satu budaya yang masih terjaga di masyarakat Aceh sejak masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 Masehi). Mau tahu tradisi Aceh lainnya? Simak dalam artikel Meugang, Tradisi Makan Daging Menyambut Ramadan.[Sumber: merahputih.com]
loading...
Post a Comment