![]() |
Muhadjir Effendy Beri Penghargaan Bagi Guru dan Siswa di Pulau 3T (Rieska Virdhani/JawaPos.com) |
StatusAceh.Net - Kesempatan bersekolah bagi siswa yang tinggal di daerah terluar atau pulau-pulau terpencil dan terjauh merupakan suatu hal yang berharga bagi mereka. Sebab akses menuju ke sekolah sangatlah sulit. Upaya itu tidak hanya harus dilakoni para siswa, guru pun demikian.
Seperti yang dilakoni Ismail, salah seorang guru dari SDN Ulee Paya, Pulo Aceh, Aceh. Atas kesetiaannya memajukan pendidikan bagi siswa sekolah di daerah itu, Ismail memperoleh penghargaan pahlawan tanpa tanda jasa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Di Aceh, semangat Ismail tidak goyah mendidik anak-anak di sana kendati akses menuju ke sekolah sangat terbatas. Penghargaan itu diberikan Kemendikbud pada saat momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Atas kiprah Ismail ini, Muhadjir mengajak seluruh masyarakat juga berperan memajukan pendidikan bukan hanya guru. "Di dalam Undang-Undang, pemerintah yang bertanggung jawab pada pendidikan. Tapi dalam UU juga diamanatkan bahwa pendidikan harus diurus dan ditangani berbagai pihak, termasuk juga oleh masyarakat," tegas Muhadjir dalam sambutannya di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Selasa (2/5).
Salah satu guru dari SDN Ulee Paya, Pulo Aceh, Aceh, Ismail memperoleh penghargaan tersebut. Sementara itu Ismail mengungkapkan, di Aceh akses bagi siswa dan guru untuk menuju sekolah sangat terbatas.
Kendati demikian sejak 1986 mengajar di daerah itu, Ismail tetap melakukan pengabdian. Setiap hari dia ke sekolah menggunakan sepeda.
"Ada siswa yang jalan kaki, karena topografinya wilayah di sana laut dan sawah. Ada juga yang naik sepeda. Ini adalah hidup saya, bagi saya mendidik anak itu luar biasa," tuturnya.
Ismail meminta kepada pemerintah agar sarana prasarana di sekolahnya termasuk kebutuhan teknologi lebih dilengkapi. Termasuk jumlah guru yang sangat terbatas.
"Sinyal saja kami masih kesulitan. Guru juga kurang karena dengan 200 murid tapi guru yang PNS hanya 2 orang dan 1 kepala sekolah. Dan guru bantu hanya 3 orang," ungkapnya. (JPG)
Seperti yang dilakoni Ismail, salah seorang guru dari SDN Ulee Paya, Pulo Aceh, Aceh. Atas kesetiaannya memajukan pendidikan bagi siswa sekolah di daerah itu, Ismail memperoleh penghargaan pahlawan tanpa tanda jasa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Di Aceh, semangat Ismail tidak goyah mendidik anak-anak di sana kendati akses menuju ke sekolah sangat terbatas. Penghargaan itu diberikan Kemendikbud pada saat momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Atas kiprah Ismail ini, Muhadjir mengajak seluruh masyarakat juga berperan memajukan pendidikan bukan hanya guru. "Di dalam Undang-Undang, pemerintah yang bertanggung jawab pada pendidikan. Tapi dalam UU juga diamanatkan bahwa pendidikan harus diurus dan ditangani berbagai pihak, termasuk juga oleh masyarakat," tegas Muhadjir dalam sambutannya di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Selasa (2/5).
Salah satu guru dari SDN Ulee Paya, Pulo Aceh, Aceh, Ismail memperoleh penghargaan tersebut. Sementara itu Ismail mengungkapkan, di Aceh akses bagi siswa dan guru untuk menuju sekolah sangat terbatas.
Kendati demikian sejak 1986 mengajar di daerah itu, Ismail tetap melakukan pengabdian. Setiap hari dia ke sekolah menggunakan sepeda.
"Ada siswa yang jalan kaki, karena topografinya wilayah di sana laut dan sawah. Ada juga yang naik sepeda. Ini adalah hidup saya, bagi saya mendidik anak itu luar biasa," tuturnya.
Ismail meminta kepada pemerintah agar sarana prasarana di sekolahnya termasuk kebutuhan teknologi lebih dilengkapi. Termasuk jumlah guru yang sangat terbatas.
"Sinyal saja kami masih kesulitan. Guru juga kurang karena dengan 200 murid tapi guru yang PNS hanya 2 orang dan 1 kepala sekolah. Dan guru bantu hanya 3 orang," ungkapnya. (JPG)
loading...
Post a Comment