![]() |
Ilustrasi |
Pidie - Seekor anak gajah jantan ditemukan mati terjepit di antara bebatuan di sungai Dusun Geunie, Gampong Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie. Anak gajah tersebut diperkirakan masih berusia satu bulan.
Anak gajah itu pertama kali ditemukan oleh warga setempat Senin (1/5) sekira pukul 14.00 WIB, lalu dilaporkan kepada Batuud Koramil 16/Tangse Pelda T Hasabuddin. Kemudian Kepala Desa beserta perangkat gampong (kampung) langsung menuju ke lokasi ditemukan anak gajah tersebut.
Gajah tersebut ditemukan sudah mati dalam alur sungai. Dilihat dari posisi saat ditemukan, diduga anak gajah itu mati karena terperosok dalam alur sungai, terhimpit dengan bebatuan. Sehingga anak gajah tersebut tersangkut di alur sungai tersebut tanpa bisa bergerak.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo, membenarkan ada anak gajah yang mati. Sejak tadi pagi, tim dokter BKSDA sudah menuju ke lokasi ditemukan gajah tersebut untuk dilakukan pemeriksaan.
"Kemungkinan perkiraan kita mati anak gajah itu wajar, karena terperosok, ini dugaan sementara, tim masih bekerja di lapangan," kata Sapto Aji Prabowo, Selasa (2/5) via telepon genggamnya.
Menurut Sapto, data sementara yang ia peroleh gajah tersebut diperkirakan masih berusia 1 bulan. Karena masih terdapat tali pusar panjang pada tubuh gajah malang itu. Diperkirakan, anak gajah tersebut lahir pada Kamis, 13 April 2017 lalu di Gampong Kandang, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie.
"Ini sepertinya anak gajah yang lahir di dekat Meunasah Kecamatan Sakti kemarin, karena pusarnya masih panjang. Kalau benar berarti umurnya sekitar satu bulan," jelasnya.
Selama kurun waktu 2017 ini, sebutnya, sudah 3 ekor gajah ditemukan mati di kawasan hutan di Aceh. Meskipun, anak gajah ketiga yang tewas ini dalam kondisi wajar, karena terperosok. [merdeka.com]
Anak gajah itu pertama kali ditemukan oleh warga setempat Senin (1/5) sekira pukul 14.00 WIB, lalu dilaporkan kepada Batuud Koramil 16/Tangse Pelda T Hasabuddin. Kemudian Kepala Desa beserta perangkat gampong (kampung) langsung menuju ke lokasi ditemukan anak gajah tersebut.
Gajah tersebut ditemukan sudah mati dalam alur sungai. Dilihat dari posisi saat ditemukan, diduga anak gajah itu mati karena terperosok dalam alur sungai, terhimpit dengan bebatuan. Sehingga anak gajah tersebut tersangkut di alur sungai tersebut tanpa bisa bergerak.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo, membenarkan ada anak gajah yang mati. Sejak tadi pagi, tim dokter BKSDA sudah menuju ke lokasi ditemukan gajah tersebut untuk dilakukan pemeriksaan.
"Kemungkinan perkiraan kita mati anak gajah itu wajar, karena terperosok, ini dugaan sementara, tim masih bekerja di lapangan," kata Sapto Aji Prabowo, Selasa (2/5) via telepon genggamnya.
Menurut Sapto, data sementara yang ia peroleh gajah tersebut diperkirakan masih berusia 1 bulan. Karena masih terdapat tali pusar panjang pada tubuh gajah malang itu. Diperkirakan, anak gajah tersebut lahir pada Kamis, 13 April 2017 lalu di Gampong Kandang, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie.
"Ini sepertinya anak gajah yang lahir di dekat Meunasah Kecamatan Sakti kemarin, karena pusarnya masih panjang. Kalau benar berarti umurnya sekitar satu bulan," jelasnya.
Selama kurun waktu 2017 ini, sebutnya, sudah 3 ekor gajah ditemukan mati di kawasan hutan di Aceh. Meskipun, anak gajah ketiga yang tewas ini dalam kondisi wajar, karena terperosok. [merdeka.com]
loading...
Post a Comment