![]() |
Ilustrasi |
Banda Aceh—Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menargetkan bisa
memvaksin seluruh bayi yang lahir di Aceh. Hal itu dilakukan untuk mencegah
virus polio menyerang para bayi. “Kalau sudah terkena virus akan susah diobati.
Makanya perlu divaksin,” kata Kepada Dinas Kesehatan Aceh, dr. M. Yani, M.Kes,
saat acara advokasi dan sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional Polio dan
pengenalan Inactivated Poliomielitis Vaccine dalam rangka menyambut Pekan
Imunisasi Nasional Polio di Hotel Hermes Palace, Selasa (16/02).
Hingga kini, presentase
imunisasi di Aceh masih dibawah rata-rata nasional, yaitu sekitar 74%. Sementara
pada tingkat nasional imunisasi di tiap daerah ditargetkan mencapai 90% dari
bayi yang lahir. “Target kita, melalui PIN Polio ini, presentase imunisasi di
Aceh meningkat dan mencapai rata-rata nasional agar Aceh aman dan terbebas dari
Polio,” ujar M. Yani. “Minimal 90 persen bayi yang lahir bisa divaksin.”
M Yani menyebutkan,
imunisasi merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mengeliminasi virus
polio. Pemerintah, kata M Yani, berkomitmen untuk menjadikan Indonesia bebas
polio. Melalui PIN Polio tersebut, kata M Yani, partisipasi masyarakat untuk
melakukan imunisasi pada bayi bisa lebih meningkat.
M Yani mengatakan, advokasi dan sosialisai tersebut dianggap penting
kerena berkaitan dengan komitmen global untuk pencegahan polio di seluruh
dunia. “Ini bentuk komitmen dari seluruh negara untuk mewujudkan dunia yang
bebas dari virus polio,” kata M Yani
Sementara Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah dalam sambutan yang
dibacakan Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan, MM, mengatakan kegiatan
advokasi dan sosialisasi tersebut merupakan agenda penting untuk persiapan
menghadapi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang akan digelar serentak di seluruh
Indonesia tanggal 8 sampai 15 Maret 2016
"Aceh harus ambil bagian secara maksimal dalam kegiatan
itu, ini adalah upaya dan kerja keras kita untuk melindungi anak-anak Aceh dari
ancaman penyakit polio," kata Dermawan. Ia menyebutkan, imunisasi
merupakan pencegahan terbaik. Selain murah, imunisasi juga efektif. Vaksin yang
digunakan adalah produksi dalam negeri yang sesuai dengan standar WHO.
Indonesia memang sudah menerima sertifikat dari WHO sebagai
negara yang bebas polio. Tapi, kata Dermawan, tidak ada yang bisa memastikan
bahwa penyakit tersebut sudah terkikis habis di Indonesia. "Potensi
kehadirannya bisa saja ada, itu sebabnya kita perlu meningkatkan kewaspadaaan
dengan cara imunisasi agar anak kita
terhindar dari penyakit polio," ujar Dermawan
Dermawan menambahkan, program PIN Polio yang sudah dilaksanakan
secara massal beberapa tahun terakhir terbukti efektif untuk menghentikan
penyebaran penyakit itu. Namun, kata Dermawan,
masyarakat dihimbau untuk tidak lalai dan tidak behenti memberikan imunisasi
kepada anak. “Imunisasi polio harus terus ditingkatkan sesuai tahapan yang
dianjurkan.”
Dermawan menambahkan, masih banyak keluarga yang tidak memenuhi
tahapan pemberian Imunisasi. Data Dinas Kesehatan tahun 2015 menunjukkan, dari
total jumlah bayi yang lahir di Aceh—sekitar 107.000— hanya 74,1% yang
mengikuti imunisasi lengkap sesuai tahapan, sisanya tidak lengkap. Bila dilihat
dalam kurun waktu empat tahun (2012-2015), diperkirakan ada 565. ribu bayi dan
Balita di Aceh, dan 80 ribu diantaranya tanpa diimmunisasi lengkap
"Kita kuatirkan jika imunisasi tidak lengkap, daya tahan
anak akan rendah. Kita harus mendorong semua keluarga untuk mematuhi aturan
imunisasi sesuai dengan tahapan yang ditentukan,” kata Dermawan
Pada kesempatan tersebut, Dermawan mengajak semua pihak agar
turut aktif dalam mengkampanyekan imunisasi kepada masyarakat supaya PIN Polio
Nasional pada bulan Maret mendatang berjalan dengan sukses. (humas_2)
loading...
Post a Comment