![]() |
M. Husen MR, SP., MA (PD1 FISIP dan Dosen di Unimal) |
Lhokseumawe - M. Husen sang orator aktivis 98 menanggapi perkembangan politik dan Pilkada Aceh yang damai dan bersih di tahun 2017 mendatang dengan kemunculan sejumlah calon yang akan bertarung nantinya.
M.Husen yang juga Pembantu Dekan satu (PD1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh, mengatakan dengan munculnya sejumlah kandidat yang notabonenya dari kalangan eks kombantan GAM berkemungkinan akan melahirkan konflik seperti di pilkada sebelumnya, maka dari itu, M.Husen meminta pemerintah pusat untuk serius memantau dan membentuk tim khusus agar Pemilu damai di Aceh terlaksana dengan baik.
"Apakah di Pilkada nanti akan menjadi pemilu damai atau bersifat negatif, dengan munculnya beberapa calon yang mayoritasnya dari eks kombantan GAM, dan apakah mereka masih di berikan kesempatan?,"tanya M.Husen seperti yang di tuturkan kepada Reporter StatusAceh.Net, Rabu, 17 Februari 2016.
Kalau seandainya pemerintah Pusat mengharapkan di Aceh terciptanya pemilu damai dan juga jujur, bermaknanya demokrasi ini harus betul-betul di tegakkan, seperti kita lihat dekade sebelumnya, baik di pemilu legeslatif maupun eksekutif yang mayoritas berkuasa di Aceh yang selalu menang, karena kenapa?, satu orang pemilih bisa mencoblos beberapa kertas suara, itu dikarenakan pengawasan yang tidak begitu serius di terapkan, apakah kedepan akan berlanjut?, itu tergantung ketegasan pemerintah pusat.
Selanjutnya, M. Husen menyarankan kepada KPU, KIP yang ada di Aceh agar di Pilkada mendatang, untuk menurunkan tim pamantau-pemantau yang melibatkan individu atau unsur dari akademisi, kampus, LSM, TNI/Polri dan juga dari masyarakat agar pemilu ini berjalan secara independen.
"Memang secara
otomatis sebagai warga negara, semuanya memiliki keinginan untuk menang,
tetapi bagaimana menciptakan suatu pemilukada yang bersih, jujur dan
tidak dikotori oleh pihak-pihak tertentu, ini yang sangat penting
sekarang,"tutur M.Husen yang juga dosen aktif di Unimal.
Pada prinsipnya jika kita lihat dari kacamata dimensi keilmuan dan akademik pemilukada kali ini berkemungkinan akan terjadinya konflik, tetapi masalah besar dan kecilnya konflik tersebut itu tegantung bagaimana pemerintah pusat mengantisipasinya,
Secara otomatis dari berbagai ragam pemikiran masyarakat, sudut pandanganya, dan juga pemahaman-pemahaman yang dipahami menurut kelompok dan juga individunya masing-masing sangat sulit untuk menciptakan pemilu damai, bersih dan jujur, maka dari hal itu, pemerintah pusat harus tegas, jangan sampai jadi tanda tanya, apakah pemilu yang berlangsung di pilkada 2017 kali ini, ecek-ecek atau pemilu benaran?. ungkap sang aktivis 98.
Tentang banyaknya dari pada kandidat yang sekarang sudah mulai menjual isu-isu di kalangan masyarakat, M.Husen menambahkan, tidak ada maslah dengan banyak atau sedikitnya calon di bursa pertarungan di pilkada nanti, yang terpenting adalah begaimana mereka membuat kontrak politik dengan masyarakat baik itu dengan calon Gubernur, Bupati atau Wali Kota nya.
"Jika mereka terpilih nanti, tapi lebih mementingkan kelompoknya, garis seperjuangannya atau kroni-kroninya maka harus siap untuk meletakan jabatan, itu sangat penting bagi masyarakat," tambah M.Husen yang berdomisili di kota Lhokseumawe.
Reporter: Bustami
loading...
Post a Comment