StatusAceh.Net - Lima pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Bengkulu Tengah (Benteng) mengikuti proses verifikasi adminasitrasi di Pilkada 2017.
Dari verifikasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Benteng terdapat 3 balon bupati dan 1 cawabup memiliki ijazah pendidikan yang diragukan keabsahannya.
Koordinator Divisi Logistik KPU Benteng, Dodi Herawansyah menyebutkan salah satu bentuk keraguan keabsahan dari ijazah dari para calon kepala daerah itu, karena sekolahnya sekolahnya tidak ada.
"Kami sudah menyurati balon bersangkutan untuk segera mengklarifikasi kampus bersangkutan," kata Dodi Herawansyah dilansir Rakyat Bengkulu (Jawa Pos Group), Kamis (29/9).
Dijelaskannya, dari 5 balon bupati yang mendaftar 3 diantaranya masih bermasalah di ijazah. Sedangkan untuk posisi balon wakil bupati, baru ditemukan 1 balon yang ijazahnya meragukan.
Keabsahan ijazah itu diragukan karena sekolahnya tidak terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). "Bisa jadi sekolahnya sudah dihapus atau adanya pergantian nama atau nomenklatur," terang Dodi.
Ijazah yang diverifikasi tidak hanya ijazah terakhir. Melainkan mulai dari ijazah SD, SMP, SMA hingga ijazah terakhir yang dipakai S1, S2 atau S3.
Selain meminta balon bersangkutan klarifikasi ke sekolah bersangkutan, KPU Benteng juga berkoordinasi dengan Kelompok Kerja (Pokja) Verifikasi Persyaratan Paslon Pilbup Benteng 2017 guna memastikan keabsahan ijazah yang digunakan.
"Nanti akan ketahuan kalau ijazahnya aspal (asli tapi palsu, red)," ujar Dodi.
Soalnya Pokja Verifikasi Persyaratan Paslon Pilkada meliputi Polres, Kejari, Pengadilan Negeri dan Dinas Pendidikan (Diknas).
Jika ijazah balon palsu, dipastikannya balon bersangkutan langsung dicoret alias tidak memenuhi syarat (TMS) sebagai calon.
"Karena diusung satu paket berpasangan, salah satu saja kedapatan ijazahnya palsu, apakah balon bupatinya atau balon wabupnya, tetap saja dicoret keduanya," tegas Dodi.
Diketahui, ketiga cabup yang ijazahnya meragukan itu antara lain Henry Koestomo. Sekolah Tinggi Ijazah Manajemen (Stima) Imni Jakarta yang mengeluarkan ijazah S1-nya tidak lagi ditemukan. Diduga sekolah tinggi itu sudah ditutup sejak tahun 2003.
Dua lainnya, ijazah SD Muhammad Sabri dan Ferry Ramli yang juga tidak lagi ditemukan sekolahnya. Namun diduga sekolahnya sudah berganti nama. Sedangkan balon wabup yang ijazahnya meragukan adalah Ismail Bakaria. (JPG)
Dari verifikasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Benteng terdapat 3 balon bupati dan 1 cawabup memiliki ijazah pendidikan yang diragukan keabsahannya.
Koordinator Divisi Logistik KPU Benteng, Dodi Herawansyah menyebutkan salah satu bentuk keraguan keabsahan dari ijazah dari para calon kepala daerah itu, karena sekolahnya sekolahnya tidak ada.
"Kami sudah menyurati balon bersangkutan untuk segera mengklarifikasi kampus bersangkutan," kata Dodi Herawansyah dilansir Rakyat Bengkulu (Jawa Pos Group), Kamis (29/9).
Dijelaskannya, dari 5 balon bupati yang mendaftar 3 diantaranya masih bermasalah di ijazah. Sedangkan untuk posisi balon wakil bupati, baru ditemukan 1 balon yang ijazahnya meragukan.
Keabsahan ijazah itu diragukan karena sekolahnya tidak terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). "Bisa jadi sekolahnya sudah dihapus atau adanya pergantian nama atau nomenklatur," terang Dodi.
Ijazah yang diverifikasi tidak hanya ijazah terakhir. Melainkan mulai dari ijazah SD, SMP, SMA hingga ijazah terakhir yang dipakai S1, S2 atau S3.
Selain meminta balon bersangkutan klarifikasi ke sekolah bersangkutan, KPU Benteng juga berkoordinasi dengan Kelompok Kerja (Pokja) Verifikasi Persyaratan Paslon Pilbup Benteng 2017 guna memastikan keabsahan ijazah yang digunakan.
"Nanti akan ketahuan kalau ijazahnya aspal (asli tapi palsu, red)," ujar Dodi.
Soalnya Pokja Verifikasi Persyaratan Paslon Pilkada meliputi Polres, Kejari, Pengadilan Negeri dan Dinas Pendidikan (Diknas).
Jika ijazah balon palsu, dipastikannya balon bersangkutan langsung dicoret alias tidak memenuhi syarat (TMS) sebagai calon.
"Karena diusung satu paket berpasangan, salah satu saja kedapatan ijazahnya palsu, apakah balon bupatinya atau balon wabupnya, tetap saja dicoret keduanya," tegas Dodi.
Diketahui, ketiga cabup yang ijazahnya meragukan itu antara lain Henry Koestomo. Sekolah Tinggi Ijazah Manajemen (Stima) Imni Jakarta yang mengeluarkan ijazah S1-nya tidak lagi ditemukan. Diduga sekolah tinggi itu sudah ditutup sejak tahun 2003.
Dua lainnya, ijazah SD Muhammad Sabri dan Ferry Ramli yang juga tidak lagi ditemukan sekolahnya. Namun diduga sekolahnya sudah berganti nama. Sedangkan balon wabup yang ijazahnya meragukan adalah Ismail Bakaria. (JPG)
loading...
Post a Comment