CAMAT Setia Bakti dan warga memperlihatkan batu mirip peti di Desa Lhok Geulumpang, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya. Foto direkam Kamis (28/9). |
DESA Lhok Geulumpang, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya belakangan ini heboh dengan temuan sebuah benda mirip dengan peti batu. Sejauh ini keberadaan benda tersebut masih berbalut misteri. Sejumlah kalangan berspekulasi menyebutnya mirip dengan peti batu atau sarkofagus yang banyak dijumpai di beberapa wilayah di Nusantara, seperti Tapanuli, Sumba, Minahasa, dan Jawa.
Seperti diketahui sarkofagus merupakan tempat untuk menyimpan jenazah, umumnya dibuat dari batu yang diukir, dihias dan dibuat dengan teliti. Beberapa di antaranya dibuat berdiri sendiri, sebagai bagian dari sebuah makam atau beberapa makam. Sementara beberapa yang lain dibuat untuk disimpan di ruang bawah tanah.
Penemuan benda mirip peti batu di kaki gunung Desa Lhok Geulumpang juga memunculkan spekulasi lain. Ada yang beranggapan benda tersebut adalah peti mayat atau peti harta karun orang zaman dahulu yang diduga sudah tertanam dan menyatu dengan bebatuan pegunungan ribuan tahun silam. Adapula yang pesimis hanya menganggapnya sebagai lukisan alam hasil pahatan manusia tempo dulu.
“Batu tersebut ditemukan sekitar satu tahun yang lalu oleh seorang pekerja luar di lokasi wisata Lhok Geulumpang. Benda tersebut belum bisa dibongkar, kerana sebagiannya telah melekat dengan batu lain dan butuh pemahatan lagi,” kata Ibnu Abbas, Camat Setia Bakti, Aceh Jaya kepada Serambi, Kamis (28/9) saat ditemui di lokasi.
Di balik kemunculan peti batu tersebut Serambi yang berupaya mencari tahu tentang keberadaan benda aneh itu mendapat satu cerita unik. Konon, keberadaan peti batu itu diketahui setelah seorang pekerja di lokasi pembangunan fasilitas wisata Lhok Geulumpang bermimpi bertemu seorang gadis cantik dan seorang kakek di lokasi tersebut.
Awalnya mimpi itu dianggap hanya bunga tidur. Namun anehnya, lelaki yang tidak diketahui namanya itu justru mengalami mimpi yang sama hingga tiga kali. Akhirnya si lelaki ini mendatangi lokasi yang terlihat dalam mimpinya hingga kemudian ia menemukan satu benda aneh yang belakangan diketahui mirip dengan peti batu. Letaknya persis di kaki gunung dekat pantai.
Penemuan peti batu itu menarik perhatian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Pada Kamis 28 September 2017, pihak dinas mendatangi lokasi penemuan dan berdiskusi dengan tokoh masyarakat. Atas masukan dan dukungan warga, pihak dinas berencana melakukan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan peti batu tersebut pada Oktober ini.
“Menyangkut adanya dugaan sarkofagus di Lhok Geulumpang yang kita temukan sekitar satu tahun yang lalu akan segera diteliti yang melibatkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, tim peneliti dari Medan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Jaya. Penelitian akan dilakukan pada Oktober ini,” sebut Yudi Andhika, Kasi Permuseuman dan Pelestarian Cagar Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh kepada Serambi, Kamis (28/9).
Penelitian dilakukan untuk mengungkap misteri di balik keberadaan peti batu tersebut yang sebagiannya telah masuk ke dalam dan menyatu dengan batu pegunungan.
Menurut sejumlah warga, cerita bernuansa mistis juga kerap menyeruak di sekitar lokasi penemuan peti batu yang sering dijadikan sebagai tempat lokasi berkemah siswa Pramuka. Beberapa di antara siswa sempat diketahui kesurupan, dan ada pula warga yang sakit setelah pulang dari kawasan itu.
Lantas mungkinkah peti batu itu wujud dari sebuah peti mayat ataukah wujud dari sebuah peti harta karun? “Untuk menjawab misteri ini kita tunggu saja hasil penelitian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, apakah benar itu sebuah benda peninggalan zaman atau bukan,” kata Ibnu Abbas.| Serambinews
Seperti diketahui sarkofagus merupakan tempat untuk menyimpan jenazah, umumnya dibuat dari batu yang diukir, dihias dan dibuat dengan teliti. Beberapa di antaranya dibuat berdiri sendiri, sebagai bagian dari sebuah makam atau beberapa makam. Sementara beberapa yang lain dibuat untuk disimpan di ruang bawah tanah.
Penemuan benda mirip peti batu di kaki gunung Desa Lhok Geulumpang juga memunculkan spekulasi lain. Ada yang beranggapan benda tersebut adalah peti mayat atau peti harta karun orang zaman dahulu yang diduga sudah tertanam dan menyatu dengan bebatuan pegunungan ribuan tahun silam. Adapula yang pesimis hanya menganggapnya sebagai lukisan alam hasil pahatan manusia tempo dulu.
“Batu tersebut ditemukan sekitar satu tahun yang lalu oleh seorang pekerja luar di lokasi wisata Lhok Geulumpang. Benda tersebut belum bisa dibongkar, kerana sebagiannya telah melekat dengan batu lain dan butuh pemahatan lagi,” kata Ibnu Abbas, Camat Setia Bakti, Aceh Jaya kepada Serambi, Kamis (28/9) saat ditemui di lokasi.
Di balik kemunculan peti batu tersebut Serambi yang berupaya mencari tahu tentang keberadaan benda aneh itu mendapat satu cerita unik. Konon, keberadaan peti batu itu diketahui setelah seorang pekerja di lokasi pembangunan fasilitas wisata Lhok Geulumpang bermimpi bertemu seorang gadis cantik dan seorang kakek di lokasi tersebut.
Awalnya mimpi itu dianggap hanya bunga tidur. Namun anehnya, lelaki yang tidak diketahui namanya itu justru mengalami mimpi yang sama hingga tiga kali. Akhirnya si lelaki ini mendatangi lokasi yang terlihat dalam mimpinya hingga kemudian ia menemukan satu benda aneh yang belakangan diketahui mirip dengan peti batu. Letaknya persis di kaki gunung dekat pantai.
Penemuan peti batu itu menarik perhatian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Pada Kamis 28 September 2017, pihak dinas mendatangi lokasi penemuan dan berdiskusi dengan tokoh masyarakat. Atas masukan dan dukungan warga, pihak dinas berencana melakukan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan peti batu tersebut pada Oktober ini.
“Menyangkut adanya dugaan sarkofagus di Lhok Geulumpang yang kita temukan sekitar satu tahun yang lalu akan segera diteliti yang melibatkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, tim peneliti dari Medan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Jaya. Penelitian akan dilakukan pada Oktober ini,” sebut Yudi Andhika, Kasi Permuseuman dan Pelestarian Cagar Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh kepada Serambi, Kamis (28/9).
Penelitian dilakukan untuk mengungkap misteri di balik keberadaan peti batu tersebut yang sebagiannya telah masuk ke dalam dan menyatu dengan batu pegunungan.
Menurut sejumlah warga, cerita bernuansa mistis juga kerap menyeruak di sekitar lokasi penemuan peti batu yang sering dijadikan sebagai tempat lokasi berkemah siswa Pramuka. Beberapa di antara siswa sempat diketahui kesurupan, dan ada pula warga yang sakit setelah pulang dari kawasan itu.
Lantas mungkinkah peti batu itu wujud dari sebuah peti mayat ataukah wujud dari sebuah peti harta karun? “Untuk menjawab misteri ini kita tunggu saja hasil penelitian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, apakah benar itu sebuah benda peninggalan zaman atau bukan,” kata Ibnu Abbas.| Serambinews
loading...
Post a Comment