![]() |
Ilustrasi Industri |
Tapaktuan - Ketua Forum Bedah Desa Nasional (FBDN) T Sukandi mengharapkan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih periode 2017 - 2022 agar membangun industri untuk memacu laju perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Sekarang ini mari sama-sama kita pikirkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan pembangunan daerah, sehingga prioritas yang harus dilaksanakan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih segera wujudkan industri untuk mengolah sumber daya alam yang melimpah," katanya kepada wartawan di Tapaktuan, Senin.
Menurutnya, Provinsi Aceh adalah salah satu daerah penghasil sumber daya alam yang luar biasa besar di Indonesia, tapi selama ini kekayaan alam trsebut tidak dikelola dengan baik dan tepat.
"Artinya, Aceh hanya sebagai daerah penghasil dari sumber daya alam itu tetapi tidak bisa menjadi daerah yang mampu mengolah bahan baku mentah tersebut menjadi produk bernilai jual sehingga bisa dipasarkan ke daerah-daerah lain di Indonesia maupun untuk kebutuhan konsumsi masyarakat lokal di Aceh itu sendiri," papar Sukandi.
Dia mencontohkan seperti sumber daya alam karet yang diproduksi oleh para petani di Aceh, tapi bahan baku mentah tersebut seluruhnya dikirim ke Sumatera Utara atau ada juga yang diekspor.
Seharusnya, kata dia, dengan produksi karet mentah yang melimpah di Aceh tersebut dapat diolah langsung menjadi produk jadi yang bernilai jual seperti produk sandal, sepatu hingga ban mobil atau ban sepeda motor.
"Kenapa selama ini tidak dibangun langsung pabrik pengolahan produk jadi tersebut di Aceh. Padahal Aceh memiliki sumber daya alam yang mampu mendukung pabrik industri tersebut. Jika dibangun pabrik, maka akan menyerap tenaga kerja sehingga menguragi pengangguran,"ujarnya.
Selain itu, lanjut Sukandi, di Provinsi Aceh juga kaya akan sumber daya alam material bijih besi. Namun seluruh bahan baku mentah tersebut terpaksa diekspor karena tidak ada industri yang mampu mengolah bahan baku mentah menjadi produk jadi.
"Kita juga memiliki lahan perkebunan sawit yang cukup luas, tapi sayangnya kita hanya mampu membangun tingkat pabrik CPO. Sedangkan untuk mengolah bahan baku sawit masih mentah tersebut menjadi produk jadi seperti minyak goreng, masih harus di kirim ke luar daerah padahal minyak goreng itu merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat kita," ungkap Sukandi.
Oleh karena itu, T Sukandi berharap kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang baru agar mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat serta memacu laju pembangunan daerah sehingga tidak terus jauh tertinggal dengan daerah lainnya di Indonesia.
"Kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh ke depan, kita sangat berharap supaya dapat mewujudlkan Aceh bukan sekedar daerah penghasil sumber daya alam, tapi Aceh juga dapat menjadi daerah yang dapat memproduksi semua kebutuhan yang didasari oleh bahan baku yang bersumber dari Aceh itu sendiri," katanya.(ANTARA Aceh)
"Sekarang ini mari sama-sama kita pikirkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan pembangunan daerah, sehingga prioritas yang harus dilaksanakan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih segera wujudkan industri untuk mengolah sumber daya alam yang melimpah," katanya kepada wartawan di Tapaktuan, Senin.
Menurutnya, Provinsi Aceh adalah salah satu daerah penghasil sumber daya alam yang luar biasa besar di Indonesia, tapi selama ini kekayaan alam trsebut tidak dikelola dengan baik dan tepat.
"Artinya, Aceh hanya sebagai daerah penghasil dari sumber daya alam itu tetapi tidak bisa menjadi daerah yang mampu mengolah bahan baku mentah tersebut menjadi produk bernilai jual sehingga bisa dipasarkan ke daerah-daerah lain di Indonesia maupun untuk kebutuhan konsumsi masyarakat lokal di Aceh itu sendiri," papar Sukandi.
Dia mencontohkan seperti sumber daya alam karet yang diproduksi oleh para petani di Aceh, tapi bahan baku mentah tersebut seluruhnya dikirim ke Sumatera Utara atau ada juga yang diekspor.
Seharusnya, kata dia, dengan produksi karet mentah yang melimpah di Aceh tersebut dapat diolah langsung menjadi produk jadi yang bernilai jual seperti produk sandal, sepatu hingga ban mobil atau ban sepeda motor.
"Kenapa selama ini tidak dibangun langsung pabrik pengolahan produk jadi tersebut di Aceh. Padahal Aceh memiliki sumber daya alam yang mampu mendukung pabrik industri tersebut. Jika dibangun pabrik, maka akan menyerap tenaga kerja sehingga menguragi pengangguran,"ujarnya.
Selain itu, lanjut Sukandi, di Provinsi Aceh juga kaya akan sumber daya alam material bijih besi. Namun seluruh bahan baku mentah tersebut terpaksa diekspor karena tidak ada industri yang mampu mengolah bahan baku mentah menjadi produk jadi.
"Kita juga memiliki lahan perkebunan sawit yang cukup luas, tapi sayangnya kita hanya mampu membangun tingkat pabrik CPO. Sedangkan untuk mengolah bahan baku sawit masih mentah tersebut menjadi produk jadi seperti minyak goreng, masih harus di kirim ke luar daerah padahal minyak goreng itu merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat kita," ungkap Sukandi.
Oleh karena itu, T Sukandi berharap kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang baru agar mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat serta memacu laju pembangunan daerah sehingga tidak terus jauh tertinggal dengan daerah lainnya di Indonesia.
"Kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh ke depan, kita sangat berharap supaya dapat mewujudlkan Aceh bukan sekedar daerah penghasil sumber daya alam, tapi Aceh juga dapat menjadi daerah yang dapat memproduksi semua kebutuhan yang didasari oleh bahan baku yang bersumber dari Aceh itu sendiri," katanya.(ANTARA Aceh)
loading...
Post a Comment