Banda Aceh - Mengantisipasi datangnya bencana yang tidak dapat diprediksi, Grab, platform pemesanan kendaraan dan pembayaran mobile terkemuka di Asia Tenggara, bekerja sama dengan Perkumpulan OpenStreetMap Indonesia (POI), menyelenggarakan kegiatan pemetaan dan pengumpulan data bersama 25 mitra pengemudi GrabBike di Banda Aceh dengan menggunakan tiga aplikasi berbasis Android, yaitu OpenDataKit (ODK) Collect, OpenMapKit (OMK) dan OSM Tracker.
25 mitra pengemudi Grab yang berpartisipasi daam kegiatan tersebut telah lebih dulu menjalani pelatihan oleh POI untuk melakukan pemetaan dengan menggunakan aplikasi berbasis OpenStreetMap, suatu wadah daring untuk pemetaan urun daya. Setelah dibekali wawasan penggunaan aplikasi pemetaan, para mitra pengemudi Grab selanjutnya melakukan kegiataan pemetaaan lapangan selama dua hari yang dilaksanakan pada 26 dan 27 Mei 2018 di Banda Aceh.
“Peta yang baik akan memudahkan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang kebencanaan untuk membuat rute evakuasi dan mengidentifikasi infrastruktur vital yang dibutuhkan ketika terjadi bencana. Menurut data BNPB, ada 136 kota dan kabupaten rawan bencana di seluruh Indonesia, dan Banda Aceh merupakan salah satunya. Peta yang akurat dan aktual adalah perangkat penting dalam upaya mitigasi dampak bencana alam.” kata Tri Sukma Anreianno, Head of Public Affairs, Grab Indonesia.
Tri menambahkan bahwa para mitra pengemudi GrabBike yang sehari-hari berkendara berkeliling kota melayani penumpang yang membutuhkan jasa transportasi adalah kontributor yang tepat untuk membantu melengkapi data peta yang masih belum sempurna. Dengan kontribusi ke-25 mitra pada kegiatan dua hari ini, lanjutnya, mereka semua akan dianugerahi gelar “Duta Mitigasi Bencana.”
“Kami berharap sumbangsih kegiatan kami hari ini dapat membantu pemerintah Banda Aceh dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk melakukan upaya-upaya mitigasi bencana sehingga ketika bencana terjadi, jumlah korban dapat diminimalisir dan bantuan dapat cepat dan tepat disalurkan. Hal ini sejalan dengan misi keselamatan Grab, yang hadir lebih dari sekedar layanan transportasi, namun juga berkontribusi positif bagi kehidupan masyarakat di wilayah tempat Grab beroperasi, termasuk Indonesia.” ujar Tri.
Deputi I Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bernardus Wisnu Widjaja, mengatakan, “Inisiatif Grab ini sangat baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu kebencanaan. Harapan kami, dengan adanya kegiatan ini, partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya mitigasi bencana dapat dioptimalkan. Kami apresiasi inisiatif Grab dan kami harap dapat terus dilanjutkan ke kegiatan kebencanaan yang lainnya.”
Yantisa Akhadi, Ketua POI, menyatakan bahwa kegiatan pemetaan dan pengumpulan data pada hari ini berfokus pada infrastruktur-infrastruktur vital yang dibutuhkan ketika bencana terjadi seperti rumah sakit dan fasilitas kesehatan, sekolah, tanah lapang, dan lain sebagainya.
“Harus diakui, kualitas peta di Indonesia belum memadai untuk merespon terjadinya bencana dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu kami sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Grab pada hari ini. Kami berharap kegiatan ini dapat terus diperluas ke kota-kota lainnya yang masuk ke dalam 136 kota dan kabupaten rawan bencana.”ungkapnya.
Pada 19 dan 20 Mei 2018, Grab dan POI juga mengadakan kegiatan pemetaan dan pengumpulan data di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasilnya, sebanyak 735 titik infrastruktur vital berhasil dipetakan dalam kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari tersebut.
OpenDataKit (ODK) Collect yang digunakan oleh mitra pengemudi GrabBike dalam proses pemetaan merupakan sebuah aplikasi daring sederhana dan mudah digunakan yang dapat membantu untuk mengumpulkan dan menyusun informasi dari data tertentu, serta dapat mengambil gambar dan video menggunakan perangkat komunikasi telepon cerdas (smartphone). Aplikasi ini juga dapat terhubung dengan aplikasi daring lain yaitu OMK yang memungkinkan pengguna melakukan identifikasi jalur tempuh kendaraan, menangkap koordinat lokasi, serta memasukkan informasi yang sebelumnya dapat diformat oleh pusat pengambilan kebijakan sesuai dengan kebutuhan data dari lapangan.
Data yang terkumpul dapat direkapitulasi dalam bentuk tabel kebutuhan, dokumentasi dari lapangan, dan peta jalur dan wilayah yang direkam dan dilaporkan oleh pengguna aplikasi. Hasil pengolahan data ini kemudian dapat diambil dan digunakan oleh BNPB untuk keperluan lebih lanjut.
Grab memberikan layanan on-demand dengan cakupan terluas di 211 kota di 8 negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia di mana Grab beroperasi di 125 kota mulai dari Aceh hingga Papua. Saat ini, Grab menyediakan layanan GrabCar, GrabBike dan GrabExpress untuk menjawab kebutuhan masyarakat Banda Aceh akan layanan transportasi dan kurir yang aman, nyaman, dan juga terjangkau. Lebih dari sekedar layanan transportasi, Grab hadir untuk memberikan makna dari setiap perjalanan yang dilalui dan mendekatkan para pengguna dengan hal-hal terpenting dalam hidupnya.(Rill)
25 mitra pengemudi Grab yang berpartisipasi daam kegiatan tersebut telah lebih dulu menjalani pelatihan oleh POI untuk melakukan pemetaan dengan menggunakan aplikasi berbasis OpenStreetMap, suatu wadah daring untuk pemetaan urun daya. Setelah dibekali wawasan penggunaan aplikasi pemetaan, para mitra pengemudi Grab selanjutnya melakukan kegiataan pemetaaan lapangan selama dua hari yang dilaksanakan pada 26 dan 27 Mei 2018 di Banda Aceh.
“Peta yang baik akan memudahkan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang kebencanaan untuk membuat rute evakuasi dan mengidentifikasi infrastruktur vital yang dibutuhkan ketika terjadi bencana. Menurut data BNPB, ada 136 kota dan kabupaten rawan bencana di seluruh Indonesia, dan Banda Aceh merupakan salah satunya. Peta yang akurat dan aktual adalah perangkat penting dalam upaya mitigasi dampak bencana alam.” kata Tri Sukma Anreianno, Head of Public Affairs, Grab Indonesia.
Tri menambahkan bahwa para mitra pengemudi GrabBike yang sehari-hari berkendara berkeliling kota melayani penumpang yang membutuhkan jasa transportasi adalah kontributor yang tepat untuk membantu melengkapi data peta yang masih belum sempurna. Dengan kontribusi ke-25 mitra pada kegiatan dua hari ini, lanjutnya, mereka semua akan dianugerahi gelar “Duta Mitigasi Bencana.”
“Kami berharap sumbangsih kegiatan kami hari ini dapat membantu pemerintah Banda Aceh dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk melakukan upaya-upaya mitigasi bencana sehingga ketika bencana terjadi, jumlah korban dapat diminimalisir dan bantuan dapat cepat dan tepat disalurkan. Hal ini sejalan dengan misi keselamatan Grab, yang hadir lebih dari sekedar layanan transportasi, namun juga berkontribusi positif bagi kehidupan masyarakat di wilayah tempat Grab beroperasi, termasuk Indonesia.” ujar Tri.
Deputi I Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bernardus Wisnu Widjaja, mengatakan, “Inisiatif Grab ini sangat baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu kebencanaan. Harapan kami, dengan adanya kegiatan ini, partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya mitigasi bencana dapat dioptimalkan. Kami apresiasi inisiatif Grab dan kami harap dapat terus dilanjutkan ke kegiatan kebencanaan yang lainnya.”
Yantisa Akhadi, Ketua POI, menyatakan bahwa kegiatan pemetaan dan pengumpulan data pada hari ini berfokus pada infrastruktur-infrastruktur vital yang dibutuhkan ketika bencana terjadi seperti rumah sakit dan fasilitas kesehatan, sekolah, tanah lapang, dan lain sebagainya.
“Harus diakui, kualitas peta di Indonesia belum memadai untuk merespon terjadinya bencana dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu kami sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Grab pada hari ini. Kami berharap kegiatan ini dapat terus diperluas ke kota-kota lainnya yang masuk ke dalam 136 kota dan kabupaten rawan bencana.”ungkapnya.
Pada 19 dan 20 Mei 2018, Grab dan POI juga mengadakan kegiatan pemetaan dan pengumpulan data di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasilnya, sebanyak 735 titik infrastruktur vital berhasil dipetakan dalam kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari tersebut.
OpenDataKit (ODK) Collect yang digunakan oleh mitra pengemudi GrabBike dalam proses pemetaan merupakan sebuah aplikasi daring sederhana dan mudah digunakan yang dapat membantu untuk mengumpulkan dan menyusun informasi dari data tertentu, serta dapat mengambil gambar dan video menggunakan perangkat komunikasi telepon cerdas (smartphone). Aplikasi ini juga dapat terhubung dengan aplikasi daring lain yaitu OMK yang memungkinkan pengguna melakukan identifikasi jalur tempuh kendaraan, menangkap koordinat lokasi, serta memasukkan informasi yang sebelumnya dapat diformat oleh pusat pengambilan kebijakan sesuai dengan kebutuhan data dari lapangan.
Data yang terkumpul dapat direkapitulasi dalam bentuk tabel kebutuhan, dokumentasi dari lapangan, dan peta jalur dan wilayah yang direkam dan dilaporkan oleh pengguna aplikasi. Hasil pengolahan data ini kemudian dapat diambil dan digunakan oleh BNPB untuk keperluan lebih lanjut.
Grab memberikan layanan on-demand dengan cakupan terluas di 211 kota di 8 negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia di mana Grab beroperasi di 125 kota mulai dari Aceh hingga Papua. Saat ini, Grab menyediakan layanan GrabCar, GrabBike dan GrabExpress untuk menjawab kebutuhan masyarakat Banda Aceh akan layanan transportasi dan kurir yang aman, nyaman, dan juga terjangkau. Lebih dari sekedar layanan transportasi, Grab hadir untuk memberikan makna dari setiap perjalanan yang dilalui dan mendekatkan para pengguna dengan hal-hal terpenting dalam hidupnya.(Rill)
loading...
Post a Comment